NovelToon NovelToon
Blood Of Moon

Blood Of Moon

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Epik Petualangan / Kontras Takdir / Penyelamat / Mafia / Identitas Tersembunyi
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Apin Zen

Jati memutuskan berhenti bekerja sebagai Mafia misterius bernama Blood Moon. Organisasi bayangan dan terkenal kejahatannya dalam hal hal kekayaan di kota A.
Namun Jati justru dikejar dan dianggap pengkhianat Blood Moon. Meski Jati hanya menginginkan hidup lebih tenang tanpa bekerja dengan kelompok itu lagi justru menjadikannya sebagai buronan Blood Moon didunia bawah tanah.
Sekarang Jati menjalani hidup seperti orang normal seperti pada umumnya agar tidak berada dibayang bayang kelompok tempatnya mengabdi dulu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Apin Zen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencurigakan

Ziroza School.

Jati memarkirkan mobil hitam mewah didepan gerbang sekolah itu. Jati takjub melihat sekolah itu memiliki area yang luas bahkan parkirannya saja seperti lapangan bola saja.

Lalu Jati menoleh kearah Cila yang memanggilnya.

"Om"

Panggil Cila memanggil Jati yang tengah melamun.

"Ada apa?"

Tanya Jati menaikkan satu alisnya ke atas.

"Itu om... nanti pulang sekolah jemput Cila ya-- sekitar jam empat sore"

Cila mengingatkan sopir barunya itu untuk mengingat jadwal pulang sekolahnya.

Meskipun ragu sebab dirinya juga bingung apa pekerjaannya menjadi sopir. Jati mengiyakan saja ucapan gadis itu.

"Baik"

Balas Jati singkat.

"Mau aku buka kan pintunya?"

Tawar Jati yang melihat Cila hendak keluar mobil.

Cila menggelengkan kepalanya.

"Cila sudah biasa mandiri om"

Sahutnya keluar dari mobil dan bergegas kabur karena tidak tahan menatap lama kearahnya.

Jati mengangkat bahunya dengan malas.

"Lah kabur tuh anak David?"

Jati kembali tancap gas meninggalkan sekolah Elite itu.

Cila melambaikan tangannya melihat mobil itu perlahan menghilang.

"Dah om, jangan lupa ya jemput aku pulang nanti"

Karena keasikan melihat jalanan, Cila tidak sadar ditatap curiga oleh kedua temannya.

"What, lo diantar om om?"

Heboh Ayu melihat teman rumahannya itu ternyata juga mempunyai selera yang sama dengannya.

Bedanya Ayu mengagumi papanya Cila. Tapi Ayu juga tidak menyangka ternyata Cila menyukai pria dewasa sama sepertinya.

"Serius lo, Cil?"

Rara juga tak kalah hebohnya.

Cila menoleh kearah mereka berdua.

"Itu om gue namanya om Jati, dia yang antar jemput gue karena papa sibuk dengan pekerjaannya"

Cila menjawab dengan tegas dan tidak mau disamakan dengan Ayu.

Walaupun Cila harus sedikit mengarang jika dia keponakan Jati. Ayu dan Rara mengamati Cila dengan serius, lalu mereka mengerti.

"Kalau gitu kapan kapan kenalin gua ya sama om lo, siapa namanya om Ijat, eh om Jati ya?"

Mendadak Ayu bersikap ramah kepada Cila.

Ayu yakin om Jati pastinya tak kalah kayanya dengan papanya Cila. Sebagai cewek lumayan matre, Ayu harus bisa menggaet cowok Crazy Rich.

"Dih, lo kayak buaya betina aja, Yu"

Rara bergidik ngeri melihat Ayu seperti itu.

Cila menatap malas Ayu.

"Jangan mimpi ya, udah mending lo pinterin dikit otak lo biar gak cowok aja yang dipikirin"

Setelah itu Cila bergegas menuju kelasnya.

Dia malas jika berbincang bersama Ayu, mending belajar lebih berfaedah. Sedangkan kedua cewek itu masih berada disana.

"Kapan ya gue punya cowok?"

Ucap sedih Ayu karena meski tampangnya lumayan cantik tapi cerewet, Ayu sama sekali belum punya pacar.

Rara yang berada disampingnya menepuk pundaknya agar jangan menyerah, lalu Rara menoleh kearah Bara yang berjalan di koridor.

"Mending lo sama Revan aja, Yu"

"Tunggu aku sayang"

Rara bergegas berlari mengejar pacarnya.

"Sialan lo, Ra"

Kesal Ayu menatap temannya itu sudah bersama Bara.

Saat sedang ingin fokus kedepan.

"Bruk!

Ayu menabrak seorang cowok misterius hingga hampir terjatuh, beruntung cowok itu segera meraih pinggangnya.

Ayu berusaha memandang siapa cowok yang menyelamatkannya itu.

"Te- terima kasih ya... kalau tidak ada kamu, mungkin aku sudah terja--

"Hehe"

Revan tersenyum lebar, matanya tidak henti hentinya memandangi gadis yang diselamatkannya itu.

"ARRRH!

Ayu berteriak hingga Revan yang kaget segera melepaskan pinggangnya Rara.

Alhasil Ayu jatuh bersama Revan yang menindih tubuhnya. Pemandangan mereka itu justru menarik perhatian banyak siswa lain.

Terutama pak Kusnaedi yang baru tiba, wajahnya murung karena hari ini dia tidur diluar rumah akibat dimarahi istrinya.

"Siapa yang berteriak?"

Jiwa pahlawan pak Kusnaedi memberontak kuat, pria gembrot itu bergegas lari susah payah menuju TKP.

Setelah tiba.

"Hei kalian berdua, apa apaan ini?"

Pak Kusnaedi melotot kearah Revan dan Ayu.

Buru buru Revan dan Ayu bangkit, mereka malu karena banyak siswa lain mengerumuni mereka berdua.

"Ini salah paham pak, saya tidak ngapa ngapain sama dia pak"

Ucap Ayu cemas jika masalah ini dilapor ke orang tuanya, pastinya uang jajannya dikurangi karena kelakuannya.

"Punten sungkem guru"

Revan menyalami gurunya itu, maklumlah dia belajar playboy dari pak Kusnaedi.

"Udah sana kalian kembali ke kelas, dan kalian berdua akan dihukum 2 hari bersihin gudang sekolah setelah waktu pulang"

Setelah mengatakan itu pak Kusnaedi bergegas pergi ke ruang guru.

Revan melirik kearah Ayu yang tampak tidak senang menerima hukuman mereka berdua.

"Udah kamu gak perlu bersihin gudang, biar aku saja yang bersihin tapi ada tapinya"

Ayu menoleh kearah Revan dengan sumringah.

"Apa syaratnya?"

Ayu bertanya dengan tak sabar karena dia tidak perlu repot bersihin gudang sama cowok itu.

Revan tersenyum lebar.

"Kiss aku"

"ARRGH!

Revan memegangi kakinya yang di injak oleh Ayu.

"Awas kau Ayu"

Teriak Revan memandangi Ayu yang berlari ke kelasnya setelah menginjak kakinya tanpa merasa bersalah sedikitpun.

1
MARDONI
dari namanya saja Blood Moon, pasti pemimpin nya berkharisma
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!