NovelToon NovelToon
Detektif Kerajaan

Detektif Kerajaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Fantasi / Putri asli/palsu / Cinta Seiring Waktu / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / TimeTravel
Popularitas:82
Nilai: 5
Nama Author: Staywithme00

"Kau berasal dari masa depan kan?" Ucapan Nares membuat Yarana diam. Bagaimana bisa Nares mengetahui hal itu?-Yarana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Staywithme00, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Pov Yarana(detektif Fara)

Saat sedang ingin menutup matanya dengan sempurna, aku melihat sebuah bayang-bayang hadir.

“Yarana! Bangun!” Ujarnya meminta ku untuk bangun. Aku melihat Nares berada tepat di hadapanku. Apa kali ini aku bermimpi lagi? Apa aku terlalu banyak memikirkan Nares hingga ia di detik-detik terakhirku ia datang menolongku? Aku tahu, tanpa sengaja beberapa waktu yang lalu kami bertemu. Tapi bukan berarti kami memiliki jalinan takdir bukan?

“Detektif! Sadarlah.” Ujarnya terus berusaha membangunkanku. Aku ingin menjawab, hanya saja tertahan. Entah karena shock atau kaget, diriku tak bisa menjawabnya. Aku hanya menggerakkan beberapa jariku, pertanda kalau aku mendengar hal yang ia ucapkan. Setelahnya, Dari penglihatanku yang kian memburam, Nares menggendongku di punggungnya. Setelahnya, aku benar-benar tidak tahu apa yang terjadi.

Cukup lama aku tak sadarkan diri. Hingga, aku merasa ada sebuah percikkan air yang terkena wajahku.

“Ayo sadarlah!” Ujar seseorang dihadapanku. Perlahan-lahan aku membuka mataku. Terlihat lah sepasang mata biru pekat sedang menatapku. Tatapannya penuh rasa khawatir dan kesedihan. Sambil memegang segelas air, ia melihat kearahku.

“Kau baik-baik saja detektif?” kalimat yang Nares ucapkan berbeda-beda, namun tujuannya sama. Memastikan diriku baik-baik saja.

“Ya, aku baik. Uhukk..!” Aku menjawabnya pertanyaannya dengan terbatuk-batuk. Asap api tersebut benar-benar membuatku engap.

“Baguslah..” Nares berujar dengan lega.

“Apa yang terjadi? Kenapa aku bisa bersamamu?” Aku bertanya sebab tak mengerti bagaimana bisa Nares datang sewaktu aku di paviliun.

“Kau memang punya kebiasaan untuk bertanya ya.” Nares menjawabku dengan datar lagi. Meski dirinya tak sekaku di awal kami bertemu, ia tetap menjawab orang lain dengan datar. Wajahnya yang tadi cemas, kini sudah tak terlihat lagi.

“Baiklah, kalau begitu kau duluan yang bertanya.” Aku mengalah padanya. Untuk hari ini aku tak marah, sebab ia telah menyelamatkanku. Jika tidak, sudah pasti aku akan mengomel balik.

“Kenapa kau bisa terjebak dan berada di paviliun yang terbakar itu?” Nares mengajukan pertanyaan yang aku sendiri tak tahu mengapa bisa terjadi.

“Ehmm, aku awalnya memeriksa buku-buku untuk kubahas dengan perdana menteri. Tiba-tiba saja aku terkunci dan hampir terbakar.” Ujarku menjelaskan apa yang terjadi.

“Siapa yang membawamu ke paviliun?” Nares mengerutkan dahinya. Ini pertama kalinya, aku melihat dia berekspresi.

“Ratu Reviya dan raja Bellvana menginginkan kami mengadakan liburan keluarga sekaligus membahas beberapa hal disana.” Jawabku dengan seadanya.

“Bukankan sudah kubilang untuk berhati-hati pada ibu dan saudari tirimu?”

“Apa kau masih tak paham kalau mereka berbahaya!” Ucapan Nares seperti ini, yang membuatku kesal dan tak suka padanya. Huh, mana mungkin kan aku menyukai pria yang tidak bisa berucap dengan baik ini.

“Aku tahu dan aku paham. Hanya saja aku ingin mengawasi perdana menteri lebih dekat, sebab itulah aku mengikuti mereka kesana.” Aku dengan sedikit intonasi tegas membalas ucapan Nares.

Mungkin, Nares menyadari ucapannya terlalu menyudutkanku. Jadi ia hanya diam lagi.

“Lalu kau sendiri, kenapa bisa tahu aku disana?” Pertanyaanku pasti akan lebih berbobot dari pertanyaan Nares bukan. Bagaimana mungkin Nares tiba-tiba datang menyelamatkannya.

“Apa kau dukun Nares?” Pertanyaanku yang kedua mendapat tatapan tajam dari Nares. Ia hanya menarik nafas yang dalam ketika mendengarnya.

“Kau tidak memperhatikan lenganmu bukan?” Tanyanya seraya menunjuk pergelangan tangannya sendiri.

“Tidak.” Tanpa merasa ada yang janggal aku menjawabnya. Nares hanya diam menatapku, mungkin ia lelah menghadapi manusia seperti diriku. Melihat tatapannya yang seram, akupun akhirnya melihat ke pergelangan tanganku.

“Hah!!” Aku terkejut setengah mati. Tiba-tiba saja ada benang hitam melingkar di tanganku.

“Sejak kapan ini ada?” Aku menoleh kearah Nares.

“Sejak kau datang kesini.”

“Benang hitam itu menghitung seberapa banyak kau telah melakukan kebaikan bermakna. Kau telah melakukan 2 kebaikan, sebab itulah tersisa 8 benang yang melingkar.” Nares menerangkannya padaku.

“Tapi bagaimana bisa kau tahu?”

“Apa maksudmu? Aku kan sudah 2 tahun disini. Jadi tentulah aku lebih paham mengenai benang hitam tersebut.” Nares menjawabku lagi dengan santai. 

Sejujurnya, aku ingin bertanya, kenapa ia tak kembali kedunia asalnya. Hanya saja, aku tak punya keberanian untuk menanyakan itu padanya. Saat awal kami bertemu, Nares sama sekali tidak pernah membahas hal tersebut sedikitpun. Jadi, aku berusaha menghargainya.

“Tapi, apa hubungannya benang hitam dengan kau menyelamatkan aku?” Aku tak paham dengan penjelasan Nares barusan.

“Aku bisa melihat bayangan benang hitam milikmu dari radius puluhan kilometer. Sejak kemarin, aku tahu kau telah berkunjung ke daerah ini. Sebab itulah aku datang memeriksa keadaanmu hari ini. Aku datang melalui lorong rahasia yang berada di bawah paviliun, tak ada seorangpun yang tahu kecuali aku.” Ternyata Nares datang dengan menyelinap masuk ke sebuah jalan kecil yang berada di paviliun. Tak semua orang tahu mengenai hal tersebut. Ia diberitahu oleh seorang prajurit kepercayaannya.

“Tapi, apa yang kau lakukan didaerah ini?” Aku terus saja mengajukan pertanyaan tanpa henti padanya.

“Aku akan memeriksa beberapa hal. Dan, kau tetap harus bersembunyi sampai kita bisa membuktikan kejahatan-kejahatan yang dilakukan perdana menteri, juga orang yang telah membakar paviliun.” Misi kami bertambah lagi, yang tadinya hanya mencari bukti dan saksi yang akurat mengenai perdana menteri, kini merambat mencari dalang kasus kebakaran di paviliun. 

“Baik, aku mengerti.” Aku setuju dengan rencana Nares. Kami akan membereskan masalah ini hingga ke akarnya. 

*bersambung*

1
kappa-UwU
Wah, gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya, thor! 😍
Staywithme00: ditunggu yaaaa ,terima kasih sudah mampir🙏
total 1 replies
menderita karena kmu
Sempurna deh ini. 👌
Staywithme00: terimaaa kasih kak🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!