NovelToon NovelToon
Rise Of The Rejected

Rise Of The Rejected

Status: sedang berlangsung
Genre:Akademi Sihir / Epik Petualangan / Fantasi / Balas Dendam
Popularitas:861
Nilai: 5
Nama Author: Siti Nuraida

Ardan Kael tumbuh di Akademi Aetherion — sekolah elit bagi para pengguna kekuatan elemental.
Tapi di usia 16 tahun, hasil ujiannya menunjukkan “nol energi.” Ia dicap Reject, dibuang dari akademi, dan diusir dari keluarganya sendiri.

Namun, pada malam ia hendak bunuh diri di tebing Aetherion, ia mendengar suara aneh dari bayangannya sendiri:

“Kau gagal bukan karena lemah... tapi karena kekuatanmu terlalu kuat untuk dunia ini.”

Suara itu membangkitkan sesuatu yang telah lama tersegel dalam dirinya — Void Energy, kekuatan kegelapan yang bisa menelan seluruh elemen.

Dari situ, Ardan bersumpah untuk kembali ke akademi, bukan sebagai murid...
Tapi sebagai mimpi buruk bagi semua orang yang pernah merendahkannya.

“Kalian menyebutku gagal? Baiklah. Aku akan menunjukkan arti kegagalan yang sebenarnya.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Nuraida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 – Penyerangan di Malam Festival

Ardan (Kael Umbren) baru saja kembali ke kamar murid barunya setelah pertemuan yang menyesakkan dengan Lyra. Pikiran tentang Lyra Edevane, yang kini penuh dengan kecurigaan namun tetap berharap, membuatnya semakin mantap untuk menghancurkan sistem yang menyakitinya.

Ia sedang memeriksa rute rahasia ke Ruang Inti yang diberikan Serena untuk penyerbuan besok, ketika tiba-tiba, alarm Aetherion berbunyi—bukan sirene rutin, tetapi jeritan Void Intrusion Alert, rune peringatan merah berkedip di seluruh jendela Akademi.

Kembang api sihir di langit segera berhenti. Musik sihir mereda menjadi desisan panik.

Serangan!

Ardan segera menyadari ada yang salah. Ini bukan rencana Elandra. Rencana Elandra adalah serangan presisi di Ruang Inti besok malam.

“Ravel! Si brengsek itu mencoba memprovokasi perang lebih awal!” Ardan menggeram dalam hati.

Di luar, Ardan melihat sosok-sosok berjubah hitam yang ia kenal sebagai anggota The Eclipse Order, dipimpin oleh bawahan Ravel yang fanatik. Mereka menyerbu alun-alun utama, menyerang murid-murid Aetherion yang tidak siap. Mereka menggunakan sihir gelap yang kasar dan tidak terarah—persis jenis kekacauan yang akan membuat Solan Caelum mendapatkan pembenaran penuh untuk perang.

Ini adalah serangan yang bertindak tanpa izin Ardan. Ravel pasti menganggap bahwa setelah kegagalan serangan terakhir, ia harus memicu chaos yang lebih besar untuk memaksa Umbra kembali ke markas dan tunduk pada kepemimpinannya.

Kekacauan di Festival

Rion Valcrest segera bertindak. Meskipun pedang Hellflame-nya masih baru, insting tempurnya kembali.

"Lindungi para murid baru! Klan Api, bentuk barisan pertahanan! Lyra, bersiap untuk penyembuhan!" teriak Rion, mengarahkan sisa murid-murid Elite yang ada di lokasi.

Lyra segera membentuk perisai Lightbound Magic di sekitar kerumunan murid yang panik. Namun, sihir gelap Order terlalu liar, mengikis Cahaya Lyra dengan cepat.

Ardan harus bertindak. Jika murid-murid ini terbunuh, Aetherion akan menutup semua gerbangnya, Ruang Inti akan disegel, dan rencananya akan hancur total. Yang lebih penting, keselamatan Lyra terancam.

“Kau harus menyelamatkan mereka, Ardan. Tapi dengan presisi. Jangan sampai Rion melihatmu,” The Whisper memperingatkan.

Ardan melompat ke bayangan di bawah Menara Angin yang gelap. Ia segera mengenakan topeng Umbra yang tersembunyi di saku jubahnya. Kael Umbren telah hilang. Umbra muncul.

Ia tidak bisa menggunakan Void Energy dalam jumlah besar. Ia harus menggunakan teknik yang dipelajari dari Menara Void: Manipulasi Kerapatan—mengubah kerapatan udara, bayangan, dan bahkan tanah di bawah Order.

Seorang penyihir Order yang mengarahkan bola api gelap ke arah Lyra tiba-tiba terpeleset di lantai yang seketika menjadi seperti lumpur, dan bola apinya meleset.

Di sisi lain, anggota Order yang mencoba melewati Rion mendapati diri mereka terhantam oleh tekanan udara yang tak terlihat, dilempar ke belakang seolah-olah dihantam Angin yang kuat, tetapi tidak ada angin yang terlihat.

Rion terkejut. "Apa itu? Bukan Angin! Tapi... rasanya seperti kekuatan yang memanipulasi lingkungan!"

Saat Rion melawan Order, Ardan bergerak seperti bayangan. Ia tidak menyentuh musuh. Ia menciptakan distorsi di sekitar mereka: mengalihkan serangan sihir mereka satu sama lain, atau membuat kaki mereka terjerat bayangan, membuat mereka jatuh.

Umbra dengan diam-diam membantu Lyra dan Rion, menggunakan Void Energy untuk kontrol, bukan kehancuran.

Lyra, yang kelelahan karena mempertahankan perisainya, melihat sosok berjubah di balik kegelapan. Ia tidak bisa melihat wajahnya, tetapi ia merasakan aura dingin yang terkontrol—aura yang ia kenal dari Bayang Arena.

Ardan, batin Lyra, hatinya terpecah antara rasa takut dan lega.

Intervensi Solan

Tiba-tiba, di tengah kekacauan, Grandmaster Solan Caelum tiba. Ia memancarkan aura Wind Magic yang luar biasa kuat, mengendalikan badai yang berputar di sekelilingnya.

"Kalian merusak tatanan! Kalian akan menyesali kelahiran kalian!" teriak Solan, amarahnya murni.

Solan mengeluarkan serangkaian serangan Angin murni. Serangannya sangat kuat sehingga Order terpaksa mundur. Namun, saat Solan fokus menyerang, ia merasakan sesuatu yang asing, sesuatu yang bergerak di balik bayangan, yang secara halus mengganggu jalur serangan Anginnya.

Solan, yang merupakan Master Wind Weaver, segera menyadari. Seseorang sedang menggunakan Void untuk memanipulasi alirannya.

"Siapa di sana?! Keluar!" teriak Solan, mengarahkan badai mini ke arah bayangan tempat Ardan bersembunyi.

Ardan tahu ia tertangkap. Ia tidak bisa melawan Solan sekarang. Kekuatannya baru dikuasai.

“Pergi! Sekarang!” The Whisper memerintahkan.

Ardan menggunakan Void Energy untuk menciptakan ilusi kekosongan singkat di tempatnya. Badai Solan menghantam, tetapi hanya menemukan udara kosong.

Order, yang berhasil dihalau oleh Solan, mundur melalui jalur rahasia yang tidak diketahui oleh murid Akademi. Pertempuran mereda secepat ia dimulai.

Kecurigaan yang Memuncak

Solan Caelum berdiri di alun-alun yang kini hancur, dikelilingi oleh murid-murid yang ketakutan dan pecahan sihir. Ia mengabaikan teriakan kemenangan.

"Mereka melarikan diri!" seru Rion, napasnya terengah-engah.

"Tidak," kata Solan dingin, menatap ke arah bayangan tempat Ardan menghilang. "Mereka tidak melarikan diri. Mereka dipaksa mundur. Ada campur tangan."

Solan memanggil salah satu pengawal kepercayaannya. "Aku merasakan aura itu lagi. Void. Tapi kali ini... itu adalah Void yang dikendalikan oleh Wind Magic. Aku pernah merasakan kombinasi itu, ratusan tahun yang lalu. Itu adalah sihir Kael the Abyssal."

"Grandmaster, kami tidak menemukan jejak Umbra," lapor pengawal itu.

"Tentu saja tidak. Dia tidak bodoh untuk menyerang secara terbuka," Solan mengepalkan tangannya. "Panggil Elandra Morwyn ke Ruang Dewan sekarang! Aku harus mengkonfirmasi kecurigaanku. Ada rahasia yang dia simpan sejak lama."

Di tengah kekacauan, Lyra melihat Kael Umbren, yang tiba-tiba muncul dari lorong, tampak ketakutan, seolah baru lari dari serangan.

Lyra menatapnya. Ia baru saja melihat sosok berjubah hitam bergerak dengan kendali yang mengerikan, menyelamatkan mereka secara tidak langsung. Lyra membandingkan ketakutan yang dipaksakan di wajah Kael Umbren dengan aura kuat yang ia rasakan di balik bayangan.

"Kau baik-baik saja, Kael?" tanya Lyra, suaranya dipenuhi kecurigaan.

"Y-ya, Nona Lyra. Saya bersembunyi," jawab Ardan, memainkan peran murid yang takut.

Lyra mencondongkan tubuh sedikit. "Kau memiliki aura yang kuat untuk seseorang yang bersembunyi. Siapa kau sebenarnya?"

Ardan hanya bisa menatap Lyra, hatinya sakit. Ia tidak bisa berbohong lagi padanya, tetapi ia juga tidak bisa mengungkap dirinya.

Ia berhasil mengalihkan perhatian Lyra dengan menunjuk ke arah Solan. "Grandmaster memanggil Anda, Nona Lyra. Saya harus pergi."

Ardan menghilang ke kamar muridnya, meninggalkan Lyra di tengah keraguan yang menyiksa. Ia tahu, setelah penyerangan ini, Solan akan bergerak cepat.

1
azizan zizan
nah ini Nih sering kali kebanyakkan para pemula ingin membuat novel melakukan kesalahan yang boleh mencacatkan sesebuah karya perkataan2 di bab yang lepas di ulang kembali di bab baru.. jika para pemerhati yang menyinak tahu apa yang mereka cakap... novel sampah.. maaf Thor komentar aku ini kasar... kau perlu perhatiin yang itu.. jangan terlalu abal2 membuat sesebuah novel.. jika ingin orang menghargai sebuah karya yang kita buat kita perlu menghargai para pembaca juga itu baru adil...
azizan zizan
ku mampir Thor di novel mu... semoga mc meluluhlantahkan kekaisarannya sama rata dengan tanah usah pedulikan bai atau jahat di pukul rata...🤭🤭🤭🤭
maulida
mampir bentar biar GK lupa baca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!