NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Dewa Asura

Reinkarnasi Dewa Asura

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Raja Tentara/Dewa Perang / Fantasi Timur / Balas Dendam
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mumun arch

Dikhianati oleh murid yang paling ia percayai, Asura, sang Dewa Perang, kehilangan segalanya. Tubuhnya musnah, kekuatannya hilang, dan namanya dihapus dari dunia para Dewa. Namun, amarah dan dendamnya terlalu kuat untuk mati.

Ribuan tahun kemudian, ia terlahir kembali di dunia fantasi yang penuh sihir dan makhluk mistis bukan lagi sebagai Dewa yang ditakuti, melainkan seorang bocah miskin bernama Wang Lin.

Dalam tubuh lemah dan tanpa kekuatan, Wang Lin harus belajar hidup sebagai manusia biasa. Tapi jauh di dalam dirinya, api merah Dewa Asura masih menyala menunggu saatnya untuk bangkit.

“Kau boleh menghancurkan tubuhku, tapi tidak kehendakku.”

“Aku akan membalas semuanya, bahkan jika harus menantang langit sekali lagi.”

Antara dendam dan kehidupan barunya, Wang Lin perlahan menemukan arti kekuatan sejati dan mungkin... sedikit kehangatan yang dulu tak pernah ia miliki.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mumun arch, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bayangan Di Balik Cahaya

Langit subuh menyala lembut di balik kabut. Wang Lin berdiri di tepi sungai, membiarkan air dingin membasahi telapak tangannya. Di wajahnya, ada sebuah ketenangan, tapi matanya memantulkan bara yang belum padam.

Yue berdiri di belakangnya, menatap dengan ekspresi yang sulit dibaca.

“Kau tidak tidur sepanjang malam,” katanya pelan.

Wang Lin mengangguk samar.

"Aku tidak bisa tidur . Setiap kali menutup mata… aku melihat wajah itu lagi. Diriku yang dulu.”

"Dewa Asura,” sahut Yue, lirih.

Ia duduk di batu dekat sungai, membiarkan angin meniup helaian rambut peraknya.

"Itu bukan hal yang bisa kau lupakan begitu saja, Wang Lin. Kau bukan manusia biasa.”

Wang Lin menatap langit yang mulai cerah.

“Justru itu yang menjadi masalahnya. Aku ingin hidup seperti manusia. Aku Ingin tahu rasanya bangun tanpa harus berpikir siapa musuh berikutnya.”

Yue memandangi wajahnya lama, lalu berkata pelan,

“Kau tahu... ucapanmu itu berbahaya bagi seseorang yang pernah menjadi dewa perang.”

Wang Lin terkekeh kecil. “Mungkin, tapi manusia punya hal yang tak dimiliki oleh dewa, keinginan untuk mencoba lagi.”

Suasana hening sejenak.

Hanya suara air yang mengalir dan angin yang menyapu dedaunan.

Tiba-tiba, Yue berdiri dan menatap ke arah timur.

Aura cahaya keperakan muncul di matanya.

“Mereka datang,” katanya cepat.

Wang Lin berbalik. Dari kejauhan, langit tampak bergetar, ada lima sosok bersayap turun dari awan, membawa senjata bercahaya. Mereka mengenakan jubah putih keemasan, dengan lambang mata di dada mereka . Penjaga Langit.

Wang Lin menarik napas dalam. “Aku kira mereka akan menunggu lebih lama lagi.”

"Mereka tidak akan memberimu waktu,” jawab Yue. “Mereka datang untuk memastikan bahwbDewa Asura tidak bisa hidup kembali.”

“Lalu kau? Bukankah tugasmu sama dengan mereka?” tanya Wang Lin.

Yue terdiam. Sekilas, ia menunduk, mungkin sedang menimbang sesuatu dalam hatinya.

“Dulu, iya. Tapi sekarang… aku tidak yakin apa yang benar.”

Kelima Penjaga mendarat beberapa meter di depan mereka. Aura suci yang terpancar dari tubuh mereka membuat udara bergetar menekan bahkan rumput yang tumbuh di tanah.

Pemimpin mereka melangkah maju.

“Wang Lin, reinkarnasi Dewa Asura,” suaranya bergema.

“Atas perintah Dewan Langit, kau harus kembali disegel. Dunia ini tidak membutuhkan dua api.”

Wang Lin menatap lurus ke arah mereka. “Dunia ini juga tidak butuh dewa yang takut pada manusia.”

Seketika, atmosfer menjadi berat.

Pedang para penjaga terangkat, mengeluarkan cahaya keemasan yang menyilaukan. Namun Yue berdiri di depan Wang Lin, mengangkat tongkat bulan miliknya.

"Berhenti! Dia bukanlah sebuah ancaman. ”

"Menjauh, Yue!” bentak salah satu penjaga.

“Kau tahu apa konsekuensinya melindungi reinkarnasi Dewa Asura!”

Yue menatap mereka dengan tatapan tajam.

“Kalau aku membiarkannya mati, lalu siapa yang akan menjaga keseimbangan dunia ini?

Wang Lin menatap punggung Yue. Untuk pertama kalinya, ia merasakan sesuatu yang asing. kehangatan yang tidak berasal dari api.

Tapi para penjaga tak mendengar alasan.

Cahaya suci mereka meledak, dan dalam sekejap, pertarungan pecah.

Wang Lin melompat ke belakang Yue, menghindari serangan cahaya pertama yang menembus tanah.

“Aku kira aku baru saja bilang, aku tidak ingin bertarung lagi,” gumamnya kesal.

“Kalau begitu, jangan kalah!” teriak Yue sambil memutar tongkatnya, menciptakan perisai cahaya berbentuk bulan.

Ledakan demi ledakan mengguncang tepi sungai.

Api biru dan cahaya putih bertemu di udara, menciptakan kilatan besar yang menyinari seluruh lembah.

Dan di tengah semua itu, Wang Lin merasakan sesuatu yang berubah di dalam dirinya api birunya mulai menyatu dengan cahaya milik Yue, menciptakan warna baru. Api yang tidak membakar, tapi menerangi.

“Yue…” panggil Wang Lin di sela pertempuran.

“Apa kau masih percaya aku bisa memilih jalan yang benar?”

Yue menatapnya dengan mata lembut di tengah kekacauan.

“Aku tidak tahu soal benar atau salah, Wang Lin. Tapi aku percaya kau bisa memilih tanpa dipaksa.”

Seketika, aura Wang Lin meledak lebih kuat. Api biru bercampur cahaya perak, menyebar ke seluruh lembah dan memantulkan sinar seperti fajar baru.

Para Penjaga Langit mundur dengan wajah terkejut.

Pemimpin mereka berbisik, “Itu… bukan kekuatan Dewa Asura. Itu sesuatu yang lain.”

Wang Lin berdiri di tengah cahaya, matanya bersinar lembut.

“Mungkin karena kali ini… aku tidak bertarung untuk membalas dendam.”

Ledakan cahaya terakhir akhirnya mereda.

Asap mengepul di udara, dan lembah itu kini dipenuhi bau logam serta debu panas.

Wang Lin berdiri di tengahnya, napasnya terengah, tapi tatapannya mantap. Api biru yang menyelimuti tubuhnya perlahan memudar, meninggalkan semburat cahaya lembut yang nyaris menyerupai aura manusia biasa.

Yue berlutut di dekatnya, tongkatnya patah di ujung, wajahnya pucat.

“Kau gila,” katanya lirih, setengah kesal, setengah lega.

“Kau bisa mati kalau terus memaksakan energi seperti itu.”

Wang Lin tersenyum samar.

“Mati bukan hal baru bagiku.”

“Tapi hidup, itu hal yang belum kau kuasai,” balas Yue cepat.

Wang Lin terdiam. Lalu, ia tertawa kecil, pelan tapi tulus. “Kau benar juga.”

Debu perlahan mengendap, menampakkan para Penjaga Langit yang kini tersungkur di tanah. Sayap mereka hangus sebagian, aura suci mereka bergetar tak stabil. Pemimpin mereka menatap Wang Lin dari kejauhan, matanya tajam tapi tidak lagi penuh kebencian melainkan ragu.

“Kekuatanmu… bukan Dewa Asura murni,” ucapnya dengan suara berat.

“Apa yang telah kau lakukan?”

Wang Lin menatap tangannya sendiri. Api biru itu kini berubah lembut, hampir seperti cahaya perak.

“Mungkin aku hanya berhenti melawan diriku sendiri.”

Pemimpin penjaga itu menggertakkan gigi. “Kau tak mengerti… jika segelmu sepenuhnya lepas, seluruh lapisan dunia akan berguncang!”

“Mungkin,” sahut Wang Lin tenang.

“Tapi dunia yang terus menolak perubahan tidak akan bertahan lama.”

Udara di sekitar mereka membeku sejenak.

Lalu, pemimpin penjaga itu menurunkan pedangnya. “Aku akan melaporkan ini ke Dewan Langit. Tapi dengarkan ini, Wang Lin, mereka tidak akan berhenti sampai api Dewa Asura padam selamanya.”

“Kalau begitu, biarkan mereka datang,” jawab Wang Lin dengan nada datar.

“Aku tidak akan bersembunyi lagi.”

Para Penjaga perlahan terbang meninggalkan lembah, meninggalkan jejak cahaya keemasan di langit.

Begitu mereka menghilang, keheningan turun lagi.

Yue menatap Wang Lin lama.

“Kau sadar apa yang baru saja kau lakukan?”

"Kurasa, aku baru saja menantang para dewa,” jawabnya enteng, lalu tersenyum kecil.

Yue memutar matanya. “Kau benar-benar tidak tahu kapan harus diam.”

"Kalau aku diam, dunia ini akan tetap sama. Dan aku sudah terlalu lama membiarkannya begitu saja.”

Yue menghela napas, lalu menatap langit yang kini mulai biru kembali.

“Kau sadar, setelah ini mereka akan memburu kita. Aku bisa saja dianggap pengkhianat karena membelamu.”

Wang Lin menatapnya dalam diam. “Kau masih punya pilihan, Yue. Pergilah sebelum semuanya semakin dalam.”

Yue menatapnya balik dengan mata yang lembut tapi keras kepala.

“Dan membiarkanmu sendirian lagi? Tidak. Aku sudah melihat apa yang terjadi ketika kau sendirian.”

Keheningan kembali turun.

Di antara sisa-sisa pertempuran, hanya suara sungai yang terus mengalir menjadi saksi dua jiwa yang menentang takdirnya sendiri. Wang Lin menatap aliran air itu lama, sebelum berkata pelan,

“Yue… kalau dunia ini menolak api dan cahaya bersatu, maka biar kita tunjukkan bahwa keduanya bisa berjalan berdampingan.”

Yue menatapnya.

Lalu perlahan, ia tersenyum. “Kau berbicara seperti seseorang yang mulai percaya pada harapan.”

Wang Lin mengangkat bahu. “Mungkin aku hanya manusia yang keras kepala.”

Yue menatapnya lama. “Keras kepala… dan berbahaya.”

Mereka berdua tertawa kecil, dan untuk pertama kalinya sejak pertempuran dimulai, suasana terasa ringan.

Namun jauh di atas awan, di istana langit, lonceng suci berdentang tiga kali pertanda bahaya besar.

Cahaya merah melintasi langit. Dan dari balik kegelapan awan, mata raksasa terbuka, menatap dunia di bawahnya.

“Dewa Asura telah bangkit,” suara berat menggema dari langit.

“Dan kali ini… tidak ada yang akan menyelamatkan dunia dari apinya.”

1
Nanik S
Ceritanya kurang Hidup
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Asura terkenal sebagai penghancur
Nanik S
Kata... oky dan kata Dong.. jangan dipakai
Nanik S
Lanhua apakah juga seorang oengikut Asura dimasa lalu
Nanik S
NEXT
Nanik S
Inginya Wang Lin hidup tenang tapi sebagi mantan Dewa perusak tentu saja diburu
Nanik S
Apakah Mei Lin akan berjalan bersama Asura
Nanik S
Lanjutkan 👍👍
Nanik S
Wang Kin apakah akan ke Lembah Neraka
Nanik S
Mantap jika bisa tentukan takdirnya sendiri
Nanik S
Bakar saja para dewa yang sok suci
Nanik S
Sudah berusaha jadi manusia malah masih diburu... Dewa Sialan
Nanik S
Tidak akan perang tapi kalau mereka datang harus dihadapi
Nanik S
Laaanjut
Nanik S
Wang Lin
Nanik S
Dendam yang tetap membuatnya masih hidup
Nanik S
Bakar saja pengikut Royan
Nanik S
Dewa pun bisa lapar 🤣🤣🤣 awal yang bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!