mengisahkan tentang mantan pacar yang berubah menjadi saudara tiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dilafnp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
perlakuin gue kayak saudara!!
tokk... tokkk...
"Mia, boleh mama bicara sebentar sama kamu?" ucap Sarah sambil berdiri di depan pintu kamar Mia.
Mia melirik, mengangguk pelan, sambil wajahnya mencoba fokus ke pelajaran lagi.
"Mia.. sayang.. kamu kenapa akhir akhir ini, hm?" tanya Sarah pelan sambil duduk di tepi ranjang Mia.
Mia melirik singkat. "aku kenapa ma? aku baik baik aja..." jawab Mia masih dengan tangan dan kepalanya yang sibuk melihat ke buku pelajaran.
Mia sedang sibuk, selain sekolah, setiap hari kerjanya hanya belajar di kamar, turun kebawah hanya untuk makan saja.. selebihnya dia akan hidup dikamar saja..
"Mia, kamu kalau ada apa-apa cerita ke mama yaa... mama bakal selalu siap kok dengerin cerita kamu..." ungkap Sarah masih dengan nada pelannya.
"mm... aku baik baik aja maa... aku cuma mau fokusin diri ke pelajaran aja.. soalnya bentar lagi ujian nasional, aku mau dapet nilai bagus biar bisa masuk kampus pilihan aku..."
Sarah berdiri, membelai rambut putrinya. "mm... iyaaa iyaaa... mama ngerti.. tapi inget ya.. kalau ada apa-apa cerita ke mama.. mama pasti akan selalu ada buat kamu..." ucap Sarah sambil dia hendak berjalan pergi meninggalkan Mia sendiri dikamarnya.
Sarah berfikir mungkin memang dirinya saja yang banyak berfikir, dia seharusnya merasa senang karna Mia memikirkan masa depannya sampai segitunya, tidak seharusnya Sarah menaruh curiga ke putri semata wayangnya ini.
namun belum sempat Sarah keluar, dia menoleh lagi ke arah Mia, mengatakan sesuatu yang lupa dia sampaikan.
"Mia, besok ayah Adwin ulang tahun.. mama dan ayah berencana mau menghabiskan waktu berdua aja.. kamu ga keberatan kan?"
Mia tertegun mendengar ucapan mamanya.
Mia sebenarnya sudah tau kalau mama dan ayah Adwin sudah sepakat untuk punya anak sendiri, dalam hati Mia juga tidak keberatan kalau harus menambah satu orang keluarga lagi.. tapi dengan mereka pergi berdua saja, itu artinya dia dan Lucas akan berduaan juga dirumah yang kosong..
"Mia, kamu ga suka ya?? yaudah kalau gitu, ntar mama bilang ke ayah biar ngajak kamu sama Lucas juga..."
Mendengar itu, Mia semakin pusing..
"nggak ma!! ga perlu... hehehe..." jawab Mia cepat. "mama sama ayah liburan aja.. biar aku dirumah aja..."
Mia memikirkan kalau seandainya dia ikut, seluruh harinya dia harus berpura-pura bahagia, menjadi anak yang baik dan "saudara" yang baik!! hal itu membuatnya kesal.
"kamu yakin sayang??? kalau kamu mau ikut gapapa kok.. kan ntar kamarnya bisa pisah..." tanya Sarah lagi.
Mia dengan cepat menggelengkan kepala. "nggak ma.. aku dirumah aja... aku ga mau ganggu waktu mama dan ayah.. kalian havefun ya..."
"ihhh kamu ini, apaan sih.. kalian ga ganggu kok.. kalau kalian beneran mau ikut gapapa..."
"nggak ma.. serius.. ga usah... aku juga kebetulan ada materi yang ga aku ngerti, jadi rencananya aku mau tambah jam les private aku..."
"ohhh gitu... yaudah, kalau gitu kamu yg pinter belajarnya ya..."
Sarah tersenyum, memandang senang ke arah anak perempuannya yang pengertian ini.
Dimata Sarah, Mia benar-benar sosok anak gadis yang baik dan berbakti..
***
Keesokan harinya Sarah dan Adwin berangkat sesuai jadwal, mereka pergi serempak saat Mia dan Lucas hendak berangkat sekolah.
"kalian berdua jaga rumah ya... jangan berentem..." ucap Ayah Adwin dengan wajah cerah penuh senyuman.
Mia dan Lucas hanya bisa membalas senyum kaku di wajah mereka, mencoba menunjukan bahwa mereka baik baik saja.
"yasudah.. mama dan ayah berangkat dulu ya..." ucap Sarah sambil mengelus kepala kedua anaknya yang sudah remaja itu.
Setelah kedua orang itu pergi, Mia dan Lucas menghela nafas panjang, rasanya sesak di dalam dada mereka berangsur pergi.
"ahhh... akhirnya...." ucap Lucas dengan suara lega.
Mia menoleh, melirik sekilas, namun dia berpura-pura tidak mendengar apapun, dan langsung saja masuk ke dalam untuk mengambil tas sekolahnya.
"lo mau kemana?" tanya Lucas yang masih duduk santai di ruang tamu.
"berangkat sekolah.." jawab Mia malas.
"bareng gue aja.. ntar gue anterin kayak biasa.. gue mau sarapan dulu tapi.."
Mia melirik, tanpa mengatakan apapun berlalu begitu saja meninggalkan ruang tamu menuju pintu keluar.
Setelah kejadian hari itu, Mia benar-benar menghindari Lucas, tidak ada percakapan, tidak ada intereraksi, semua benar-benar sunyi diantara kedua orang ini.
Mereka hanya bisa bertemu kalau ada les yang diberikan oleh Varo, tapi itupun kebanyakan Mia tetap menghindari Lucas.
"lo mau sampe kapan sih begini terus..." ucap Lucas dengan nada frustasi sambil menarik pelan tangan Mia yang sudah hampir keluar dari pintu utama.
"lepasin gue!!" ucap Mia ketus.
"Mia, mau lo apa?? lo ga bisa selamanya menghindari gue! inget kita ini saudara!" ucap Lucas masih dengan nada frustasinya.
Mendengar itu Mia seketika menoleh kesal. "lo tau kita saudara!! ya udah, perlakuin gue selayaknya saudara!! jangan sentuh sentuh gue kayak gini!!!!" Mia dengan marah menepis kasar tangan Lucas, dan langsung saja berlalu pergi.
Lucas dengan wajah kebingungan, menatap punggung Mia yang telah berjalan menajauh.
"Mia, segitunya lo ga mau disentuh sama gue lagi sekarang?" gumam Lucas dengan wajah sedih.
...****************...