Cerita ini hanya fiktif semata, hanya karangan belaka dari penulis, mohon maaf jika ada ke samaan nama & tempat.
Kisah seorang anak manusia yang mempunyai kelebihan dari anak-anak yang lain yang berjuang bertahan hidup setelah kematian yang tragis kedua orang tua nya yang menjadikan nya seorang penguasa dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira Sakti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GERHANA SAKIT DAN MUNCUL NYA KAKEK PETAPA SAKTI
Keesokan harinya, setelah kejadian Alex dan keempat orang suruhannya menghadang Gerhana, Gerhana merasakan ada sesuatu yang aneh terjadi pada dirinya.
Gerhana merasa seolah-olah dia sedang berada di suatu tempat yang hanya dikelilingi oleh hamparan padang pasir tandus dan gersang yang sangat luas, serta matahari yang terasa begitu dekat. "Di mana aku?" gumam Gerhana sambil melihat sekelilingnya yang hanya ada hamparan padang pasir tandus dan gersang yang sangat luas dan tidak ada apa pun. Gerhana pun mencoba keluar dari tempat tersebut. Dia terus berjalan menyusuri padang pasir tandus dan gersang itu. Namun, semakin lama dan semakin jauh ia berjalan, ia tidak menemukan apa pun selain hamparan padang pasir tandus dan gersang yang sangat luas. Semakin Gerhana mencoba mencari jalan keluar dari hamparan padang pasir tandus dan gersang tersebut, ia terus selalu berada di tempat itu dan tidak ada jalan keluar baginya. "Kenapa aku seolah-olah tidak bergerak sama sekali dari tempat ini? Aku tidak boleh menyerah, bagaimanapun juga aku harus bisa keluar dari tempat ini," gumam Gerhana di dalam hatinya. Dengan sisa tenaga yang ia miliki, ia melangkahkan kakinya yang gontai akibat sudah teramat sangat lelah dan matahari yang terasa sangat dekat, serta tidak dapat menemukan apa pun untuk diminum, hanya ada hamparan padang pasir tandus dan gersang. Akhirnya, Gerhana pun menyerah dan seketika itu pula ia terjatuh di atas hamparan pasir yang tandus dan gersang tersebut.
"Bangunlah, wahai cucuku. Bangunlah." Sayup-sayup terdengar suara yang membuat Gerhana tersadar dan mencoba membuka kedua matanya. Saat ia membuka kedua matanya, ia hanya melihat kegelapan dan tidak ada sedikit pun cahaya. Tak lama berselang, tiba-tiba muncullah sebuah cahaya yang sangat terang yang dapat menyilaukan mata serta diiringi oleh suara kakek-kakek sembari berkata, "Assalamualaikum, cucuku." Tidak lama kemudian, cahaya yang sangat terang itu pun meredup dan tempat itu pun tidak lagi menjadi gelap. "Waalaikumsalam," jawab Gerhana pada kakek tersebut. "Wahai Gerhana cucuku, bukankah kakek pernah berpesan kepadamu untuk selalu menjaga hatimu? Jangan kau kotori dengan hal-hal yang negatif, apalagi kamu sampai menyimpan dendam," ucap kakek petapa sakti pada Gerhana. "Maafkan aku, Kek, aku sudah terpancing oleh bujuk rayuan setan sehingga aku tidak bisa menjaga hatiku dengan baik," ucap Gerhana pada kakek petapa sakti sembari merasa bersalah. "Kakek juga tidak bisa menyalahkanmu sepenuhnya, cucuku, karena pada dasarnya manusia sering kali lupa dan khilaf. Maka dari itu, Kakek sengaja mengajakmu datang ke tempat ini untuk menemuimu," jawab petapa sakti itu pada Gerhana. "Kamu harus bisa memperbanyak lagi zikirmu di mana pun dan dalam kondisi apa pun. Jangan sampai kau dikendalikan oleh hawa nafsumu. Ingatlah, cucuku, bahwa hidup ini sudah ada yang mengaturnya, termasuk juga dengan kejadian kematian kedua orang tuamu. Sekarang kamu harus berlatih di sini untuk bisa menjaga hatimu agar tidak mudah tergoda dan terbuai oleh hawa nafsumu karena hasutan setan," ucap kakek petapa sakti pada Gerhana. "Baiklah, Kek, mulai saat ini Gerhana akan selalu mengikuti semua apa yang kakek perintahkan," jawab Gerhana pada kakek petapa sakti. "Sekarang kamu naik di atas batu yang ada di ujung sana, duduklah bersila dan pejamkan matamu. Jangan sekali pun kamu membuka matamu meskipun nanti kamu merasa ada seseorang atau apa pun itu yang mencoba untuk menghancurkanmu. Kosongkan semua pikiran yang ada di kepalamu, dan mulailah berzikir sampai saatnya nanti kamu merasa nyaman dan tenang, barulah kamu buka matamu secara perlahan-lahan," perintah kakek petapa sakti itu kepada Gerhana. "Baiklah, Kek, Gerhana akan mengikuti semua yang kakek perintahkan." Gerhana pun segera menuju batu tersebut, kemudian langsung duduk bersila serta memejamkan kedua matanya dan mulai mengosongkan pikirannya sembari berzikir. Sementara itu, di dalam kamarnya, orang-orang tampak panik, khususnya ayah dan adiknya Gerhana, Pak Adi Cokro dan Lyra, karena melihat Gerhana yang sedang berbaring di atas kasur dengan mata terpejam dan suhu tubuhnya yang teramat sangat panas. "Apa yang terjadi dengan Kak Gerhana, Pi?" tanya Lyra pada ayahnya, Pak Adi Cokro. "Sepertinya kakakmu sedang sakit," jawab Pak Adi Cokro pada anaknya, Lyra. "Bagaimana kalau kita bawa ke rumah sakit saja, Pi? Soalnya suhu badan Kak Gerhana sangat tinggi sekali seperti memegang bara api," ucap Lyra pada ayahnya, Adi Cokro. "Papi setuju. Ayo segera kita bawa kakakmu, Gerhana, ke rumah sakit," jawab Pak Adi Cokro kepada Lyra. Sesampainya di rumah sakit, Gerhana pun langsung dibawa ke ruangan Unit Gawat Darurat karena suhu tubuhnya yang sangat tinggi dan Gerhana dalam kondisi tidak sadarkan diri. Sementara itu, di tempat lain, Gerhana masih tetap fokus duduk bersila di atas batu dengan mata terpejam dan mulutnya yang tak henti-hentinya berzikir. Hingga tak terasa sudah tujuh hari Gerhana melakukan hal tersebut, dan hati Gerhana pun sekarang sudah mulai terasa tenang dan damai hingga pada akhirnya kakek petapa sakti pun datang untuk membangunkan Gerhana dan menghentikan meditasinya karena Gerhana sudah berhasil. "Cucuku, Gerhana, bangunlah, sekarang kamu sudah berhasil menjalankan apa yang Kakek perintahkan kepadamu, dan Kakek berharap kamu tidak lagi mengulangi hal yang sama lagi," ucap kakek petapa sakti.
Gerhana pun kemudian mulai membuka kedua matanya. "Sekarang segeralah kamu kembali ke tubuhmu," ucap kakek petapa sakti pada Gerhana. "Baik, Kek," jawab Gerhana pada kakek petapa sakti. Dan seketika itu juga Gerhana pun kembali ke dalam tubuhnya. Ketika Gerhana kembali lagi ke dalam tubuhnya, Gerhana melihat dia sedang berada di sebuah ruangan dengan kondisi tangan yang terpasang selang infus dan tepat di sampingnya ada Lyra dan juga di samping ada Angel yang sedang tertidur dalam posisi duduk, di belakang ada Isa dan keempat anggota The Badboy (Ucil, Nico, Boby, dan Jery) beserta keempat temannya Gerhana (Toni, Rio, Anca, dan Leo). Melihat ada pergerakan dari Gerhana, Lyra pun segera terbangun dari tidurnya.
"Kakak sudah sadar," jawab Lyra kepada Gerhana. "Kita ada di mana, Dik?" jawab Gerhana kepada Lyra. "Kita ada di rumah sakit, Kak, sekarang. Kakak sudah tujuh hari terbaring di sini tak sadarkan diri," jawab Lyra pada Gerhana. "Apa, tujuh hari, Dik?" ucap Gerhana sembari terkejut. "Ya, Kak. Kakak sudah tujuh hari tak sadarkan diri dan suhu badan Kakak sangat tinggi," kali ini Angel yang menjawab pertanyaan Gerhana. Tak lama setelah itu, Lyra pun segera memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Gerhana. Setelah diperiksa oleh dokter, Gerhana pun dinyatakan sudah sehat kembali dan besok sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah.