NovelToon NovelToon
Dicintai Penguasa Posesif

Dicintai Penguasa Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Kriminal dan Bidadari / Penyesalan Suami / CEO / Mafia / Nikah Kontrak / Konflik etika
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Aida

Naora, seorang wanita yang dijadikan taruhan oleh suaminya yang sering menyiksanya selama dua tahun pernikahan. Ia dengan tega menyerahkan Naora pada lawannya yang seorang penguasa.

Damian, seorang Bos mafia yang kejam seketika menaruh rasa iba pada Naora saat melihat luka-luka di tubuh Naora.

Sikap Damian yang dingin dan menakutkan tidak ada ampun pada lawannya tapi tidak sedikitpun membuat Naora merasa takut. Hatinya sudah mati rasa. Ia tidak bisa merasakan sakit dan bahagia. Ia menjalani hidup hanya karena belum mati saja.

Namun tanpa diduga, hal itu malah membuat Damian tertarik dan ingin melepaskan Naora dari jerat masa lalunya yang menyakitkan.
Akankah Damian bisa melakukannya dan terjebak dalam rasa penasarannya ?

Minta dukungan yang banyak ya teman-teman 🫶 Terimakasih 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Damian Marah

Angel membuka matanya dan menyadari jika ia sudah berada di dalam kamarnya. Dan ada seorang teman biarawati yang menemaninya.

"Kau sudah bangun ?" Tanya Sophia sembari membantu Angel yang terlihat akan bangun dari tidurnya. Kemudian ia menyerahkan segelas air putih untuk Angel.

"Terima kasih". Kata Angel.

"Keadaanmu semakin parah. Dokter menyuruhmu untuk pergi ke Rumah Sakit". Kata Sophia dengan wajah sendu.

Sophia adalah temannya sesama biarawati yang masuk ke dalam gereja bersama dengan Angel. Mereka sudah bersama selama tiga belas tahun. Mereka bukan hanya teman namun sudah seperti saudara.

"Tidak ada gunanya, Sophia. Aku akan mati juga". Jawab Angel tak kalah sendu nya.

Sophia mendekatkan dirinya pada Angel kemudian memeluknya. Mereka berpelukan dengan erat sambil menangis.

Sophia begitu menyayangi Angel. Ia yang sudah sebatang kara merasa sangat bahagia bertemu dengan Angel. Begitu juga Angel yang amat senang memiliki saudara perempuan.

Ia merasa semua pengobatan yang dijalani akan sia-sia saja. Jika memang ia ditakdirkan mati diusianya yang ke tiga puluh tujuh tahun ini, maka tidak ada suatu apapun yang bisa menghalanginya. Termasuk Dokter dan obat-obatan.

"Maria sedang membuatkan mu ramuan herbal. Kau minumlah jika dia kembali". Kata Sophia mengurai pelukannya dan mengusap air mata Angel.

Angel mengangguk. Ia merasa bersyukur teman-temannya disini begitu perhatian padanya.

..

Damian termenung sendirian di balkon kamarnya. Angin malam menerpa tubuh atasnya yang polos tanpa mengenakan pakaian. Hanya celana panjang yang membalut pinggangnya ke bawah.

Di bahunya ada perban yang membalut luka yang baru di dapatkannya.

Ia menyesap rokoknya yang terasa pahit di lidah. Di kepalanya berputar kejadian beberapa waktu yang lalu saat ia menyerang kelompok mafia yang sudah berani mengusik usahanya.

Saat semua orang tumbang karena senjatanya, muncullah musuh bebuyutannya yang sejak dulu tidak membiarkannya tenang. Ia tidak terkejut dengan hal itu. Karena hanya Brian seorang yang berani mengganggunya.

Tapi disisinya ada Aldric. Seseorang yang tidak pernah ia duga. Memang benar perkiraannya jika Aldric hanyalah seorang pecundang yang bersembunyi di balik lawan Damian.

Damian menggenggam gelas wine dengan erat hingga tidak sadar memecahkannya.

Darah mengalir dari sela jari-jarinya yang terluka akibat tergores pecahan kaca. Tapi Damian tidak bergeming sama sekali. Rasa sakit seolah sudah berkawan baik dengannya.

"Bajingan". Teriaknya dengan keras setelah terdiam beberapa saat.

Ia hempaskan sisa pecahan kaca yang masih berada dalam genggamannya. Kakinya menendang kursi dengan keras seolah ia menendang tubuh Aldric seperti yang ia lakukan tadi.

Suara gaduh membuat Lukas yang sedang berada di dapur segera menuju kearah kamar Damian. Suasana malam yang hening membuat kegaduhan yang diciptakan oleh Damian bisa terdengar.

Lukas membuka pintu dengan perlahan. Damian memang tidak pernah menguncinya.

"Tuan, apa yang kau lakukan". Kata Lukas menghentikan Damian yang ingin melemparkan kursi kayu yang sudah tidak berbentuk lagi.

"Minggir kau. Untuk apa datang kemari !" Bentak Damian pada Lukas. Saat seperti ini ia ingin sendiri.

"Tuan, tanganmu berdarah. Hentikan semua ini. Aku akan mengobati mu". Teriak Lukas lagi.

"Diamlah dan pergi dari sini". Seru Damian mendorong Lukas dengan keras.

Inilah yang Damian coba sembunyikan. Emosinya begitu tidak stabil. Ia akan sangat marah jika merasa miliknya sedang diusik orang lain.

"Apa yang membuatmu marah, Tuan ? Apa karena perkataan Aldric sialan itu ? Kalau iya segera buktikan jika kau lebih baik darinya dengan menjadikan Naora istrimu". Teriak Lukas.

"Apa maksudmu hah ? Siapa kau berani menyuruhku ?" Bentak Damian.

"Aku tau kau sedang bingung, Tuan. Jika kau tidak percaya dengan ucapan ku maka dengarkan isi hatimu sendiri". Kata Lukas mulai menurunkan nada suaranya.

Lukas menyayangi Damian. Ia sudah menganggap Damian sebagai Kakaknya. Ia tau bagaimana sifat Damian dan mengerti apa penyebab dari kemarahannya.

"Aku bisa mengurus surat perceraian Naora dan Aldric jika kau mau". Kata Lukas sekali lagi. Tapi Damian tidak menjawabnya. Ia malah duduk menyandarkan punggungnya pada tembok dan tidak menatap Lukas sama sekali.

Luka di bahu Damian yang masih basah kembali terbuka. Perbannya yang berwarna putih menjadi merah karena darah.

Tatapan Lukas tertuju pada pintu yang tidak ditutup olehnya. Disana berdiri Naora dengan tatapan datar.

"Sedang apa kau disini, Naora ?" Tegur Lukas. Dan Damian segera mengangkat pandangannya.

Ia segera keluar dari kamar dan kembali ke balkon ketika pandangannya bertemu dengan Naora.

"Jangan pergi. Tolong kau obati luka Tuan Damian". Ucapan Lukas masih bisa Damian dengar.

Sudut bibir Damian terangkat. Bisa saja Lukas memberi pekerjaan pada Naora.

Damian tetap pada posisinya yang berdiri menatap langit yang gelap. Di sela jarinya yang terluka ada rokok yang yang baru dinyalakan lagi.

"Tuan, Lukas menyuruhku mengobati lukamu". Kata Naora yang sudah berada di sampingnya dengan membawa kotak obat.

Damian tidak mengatakan apa-apa. Tapi entah mengapa ia merasa bahagia berdekatan dengan Naora.

"Kita duduk saja ya". Usul Naora. Kemudian ia mulai bersiap untuk duduk di lantai.

"Jangan disitu. Ada pecahan gelas. Nanti bisa melukaimu". Kata Damian menahan tubuh Naora agar tidak duduk.

"Oh.." Kata Naora terkejut kemudian menegakkan tubuhnya kembali.

Damian menunjuk kearah yang lebih bersih dan tidak terdapat pecahan kaca.

Naora duduk disana lebih dulu kemudian Damian mengikutinya. Naora mulai membuka perban di bahu Damian yang penuh darah dan melepasnya perlahan.

"Mungkin akan sedikit perih. Tuan harus menahan rasa sakitnya". Kata Naora mulai mengoles kapas yang diberi obat cair.

Damian tidak menjawab. Ia sibuk memperhatikan wajah Naora yang serius dalam mengobati lukanya. Tangannya terlihat gemetar tapi tatapannya berani.

"Kau tidak takut ?" Tanya Damian penasaran. Sebab kebanyakan orang akan merinding melihat luka menganga yang masih segar.

"Tidak. Tapi aku hanya ngeri membayangkan jika luka ini berada di tubuhku". Jawab Naora.

"Aku tidak akan membiarkanmu menambah koleksi luka lagi". Kata Damian. Ucapan Damian mengejutkan Naora. Apa maksud Damian berkata begitu.

"Apa kau sering melakukannya ?"

"Melakukan apa ?" Tanya Naora tidak mengerti.

"Mengobati luka seperti ini. Kau terlihat terampil".

"Hem. Aldric juga sering mendapatkan luka seperti ini. Ia tidak mau disentuh oleh orang lain selain aku. Jadi.."

"Cukup". Kata Damian dengan wajah dinginnya. Ia tidak berminat mendengarkan cerita tentang Aldric.

"Maaf". Cicit Naora pelan. Ia tau jika sudah menyinggung Damian.

Mereka diam untuk beberapa saat. Naora benar-benar tidak bicara jika tidak ada yang mengajaknya bicara.

"Apa kau mencintainya ?" Tanya Damian setelah Naora menyelesaikan mengobati bahunya.

Naora diam. Apa yang dimaksud Damian adalah Aldric. Ia ingin menjawab. Tapi nanti Damian marah lagi. Jadi Naora hanya menghela nafasnya panjang.

..

To be continue

1
Reni Anjarwani
doubel up thor
partini
apa sih yg ga bisa di lakukan tuan Damian semua bisa dan kilat
Reni Anjarwani
doubel up
Gustinur Arofah
pembalasan blm setimpal dan buat damian sadar bahwa itu cinta.
Gustinur Arofah
lanjutttttttt
Gustinur Arofah
typo
Pemimpi yang lelah: Makasih, akan author🤭🙏
total 1 replies
ms. S
lagi. ..
Gustinur Arofah
💪💪💪💪
Reni Anjarwani
lanjut thor
partini
hemmmm kakak kandungku kan Thor
sakit parah dianya yah
ms. S
up.. up..up
Reni Anjarwani
semanggat thor upnya
partini
hemmm cemburu
Gustinur Arofah
selalu di tunggu thor jd semangat💪💪💪💪💪
ms. S
lanjut lagi Thor.. aku sng cerita Damian dan naora ini soalnya penasaran dgn kebucinan Damian dan penyesalan aldrich
Reni Anjarwani
lama ya upnya
ms. S
lagi. lagi.. aku ga sabar Damian bucin
𝙋𝙚𝙣𝙖𝙥𝙞𝙖𝙣𝙤𝙝📝: Halo kak baca juga d novel ku 𝘼𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profil ku ya. trmksh🙏
total 1 replies
partini
bos mu aneh
Reni Anjarwani
up trs thor bagus bgt ceritanya
ms. S
Damian jatuh cinta..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!