NovelToon NovelToon
AVENGERS

AVENGERS

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Jmn

Xander tubuh dengan dendam setelah kematian ibunya yang di sebabkan kelalain sang penguasa. Diam-diam ia bertekat untuk menuntut balas, sekaligus melindungi kaum bawah untuk di tindas. Di balik sikap tenangnya, Xander menjalani kehidupan ganda: menjadi penolong bagi mereka yang lemah, sekaligus menyusun langkah untuk menjatuhkan sang penguasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengawas

"Aaaaaa!!"

Jeritan nyaring dari arah toilet wanita mendadak menggema, membuat suasana koridor Adelwyn Academy yang tadinya riuh langsung hening. Dalam hitungan detik, murid-murid berlari ke arah sumber suara, saling berdesakan penuh rasa penasaran dan cemas.

Vano, yang sedang berada paling dekat, nekat menerobos kerumunan. Jantungnya berdegup kencang ketika mendorong pintu toilet wanita. Namun, begitu matanya menangkap pemandangan di dalam, tubuhnya langsung membeku.

"I-bu Citra..." suaranya tercekat.

Di hadapannya, tergantung tubuh sang guru dengan wajah pucat membiru. Bibirnya kering, matanya terpejam, dan seutas kain melilit lehernya. Pemandangan itu begitu mengerikan, membuat kaki Vano hampir goyah.

Dari belakang, murid-murid lain mulai berteriak panik.

"Ya Tuhan..."

"Itu... Itu Ibu Citra!"

"Gimana bisa..."

Keributan makin membesar, namun Vano cepat-cepat berbalik, berusaha mengendalikan situasi meski dirinya sendiri hampir tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Semua, mundur! Jangan ada yang mendekat!" suaranya tegas meski nadanya bergetar. "Cepat panggil guru lain... dan pihak berwenang. Ini urusan polisi."

Beberapa murid terpaku, wajah mereka pucat ketakutan. Salah satu di antara mereka langsung berlari ke ruang guru, panik sambil berteriak minta tolong. Sementara itu, suasana di koridor semakin gaduh, tangis dan bisik-bisik tak percaya bercampur menjadi satu.

Di tengah kekacauan itu, Xander yang berdiri di belakang kerumunan hanya menatap tajam ke arah pintu toilet. Wajahnya tetap datar, tapi sorot matanya dalam, seolah sedang membaca sesuatu yang orang lain tak bisa lihat.

Senyum tipis kembali muncul di sudut bibirnya. "Ini bukan bunuh diri..." pikirnya.

Koridor Adelwyn Academy dipenuhi suasana mencengangkan. Murid-murid hanya bisa berdiri berkerumunan kejauhan, ditahan oleh beberapa guru agar tidak mendekat ke area toilet yang kini sudah dipasangi garis polisi. Isak tangis dan bisik-bisik masih terdengar, bercampur aduk ketakutan dan ketidakpercayaan.

Tak lama kemudian, Kepala sekolah, beberapa guru, serta aparat kepolisian tiba. Mereka segera memberi jalan ketika seorang wanita berjas hitam dengan rambut dikuncir rapi melangkah masuk ke area kejadian. Sorot matanya tajam, penuh kewaspadaan. Dialah DETEKTIF LUNA, penyelidik yang dikenal sekaligus jeli.

Luna menunduk memeriksa tubuh ibu Citra dengan hati-hati. Sarung tangan lateks melindungi tangannya saat ia menyentuh pergelangan dan bagian leher korban. Tatapannya menyipit, lalu ia berbisik dengan nada datar, penuh kepastian.

"Ini bukan bunuh diri."

Para guru yang mendengarnya terperanjat. Kepala sekolah menutup mulutnya, wajahnya makin pucat.

"Perhatikan bekas di lehernya," lanjut Luna dingin. "Garis cekikian berbeda dengan lilitan kain. Otot tenggorokannya menunjukkan tanda-tanda dicekik dengan paksa sebelum digantung. Kesimpulan awal: Korban dibunuh."

Suasana kembali pecah dengan bisik-bisik panik. Polisi segera mengamankan area lebih ketat. Tim forensik dipanggil masuk, membawa peralatan lengkap, lalu mengangkat tubuh Ibu Citra dengan hati-hati ke dalam kantong jenazah hitam.

Luna berdiri, menatap rekan kepolisian di sampingnya. Suaranya tegas namun saraf tekanan.

"Kita harus usut kasus ini sampai tuntas. Jangan sampai masyarakat kehilangan kepercayaan pada aparat. Mereka sudah terlalu sering membandingkan kita dengan... Avengers itu."

Seorang polisi mengangguk pelan, nada bicaranya getir. "Apa kau pikir... Mereka akan turun tangan juga?"

Luna menatap lurus, ekspresinya sulit dibaca. "Jika kita lambat, bukan tidak mungkin. Dan saat itu terjadi, reputasi kita akan makin runtuh."

Dari kejauhan, di balik kerumunan siswa, Xander berdiri diam. Tatapannya tajam, menangkap setiap kalimat yang terucap dari mulut detektif. Tidak ada ekspresi berlebihan di wajahnya–hanya ketenangan yang terlalu tenang untuk anak seusianya. Namun, di balik mata gelap itu, pikirannya bekerja cepat. Rahang Xander mengeras, dan tanpa suara ia berbalik meninggalkan kerumunan, seakan sudah memutuskan sesuatu yang hanya dirinya sendiri tahu.

Kepala sekolah Adelwyn Academy, Darmawan, berdiri di depan pintu toilet dengan wajah tegang namun tetap berusaha menjaga wibawa. Ia menundukkan kepala sedikit, suaranya serak menahan emosi.

"Terima kasih, Detektif Luna, Pak Cakra... atas respon cepat kalian. Kami sungguh kehilangan seorang guru yang berdedikasi seperti Bu Citra.''

Detektif Luna menatap Darmawan sekilas, lalu mengangguk singkat. Sementara kepala kepolisian, Cakra, merapatkan tangan di belakang punggungnya, suaranya tegas. "Kami akan berusaha sebaik mungkin, Pak Darmawan. Percayakan pada penyelidikan ini pada kami. Jangan biarkan isu liar menyebar, karena ini bisa mengguncang nama baik sekolah."

Darmawan menarik napas panjang, matanya masih sembab meski berusaha terlihat kuat di hadapan para guru dan murid yang berkerumunan tak jauh dari lokasi. "Saya mohon... demi Ibu Citra dan nama Adelwyn, tolong usut kasus ini sampai tuntas."

1
kaylla salsabella
heleh.... kelamaan lo Xander dari kemarin udah tahu ehsan di perlakukan gak bener masih diam saja sekarang ehsan mungkin udah gak bernafas baru nonggol lagi😡😡😡
kaylla salsabella
kenapa Xander gak cepat " nolongin anak panti
kaylla salsabella
nah mirna ketahuan
azizan zizan
yahhhh.... akhirnya kebodohan telah melampaui segalanya juga...
azizan zizan
aparat bukanya boleh di percayai mereka ibarat pedang bermata dua... boleh aja menikam mu dari belakang...
azizan zizan
di ulang mengirim bukti itu terus tapi tak di kirim2..🙄🙄🙄🙄🥱🥱🥱🙄🙄
azizan zizan
tuh kan...bila kau terluka indititas mu bakal ketahuan... padahal sebelum berangkat bawa pistol segala macam eh malah mau tunjuk jahitan dulu itu bodoh namanya...
azizan zizan
terlalu banyak bacot padahal ada pistol hadehhh.. luka darah mu bakal tinggal jejak tolol...
azizan zizan
ibu ayam telor sebijik tapi riuhnya satu kampung apa dah... diam2 aja lah itu saksi sekaligus mangsa lohhh....
azizan zizan
kalau ini gayanya alur memang membosankan secara jujur aku cakap...
azizan zizan
tegang apa sih...cuma periksa data yang sudah di salin aja kok kepo amat gitu... bukannya secara live gitu kau menerobos data rahsia adehhhh...hanya periksa ulang data yang di salin itu pun ribut amat cehhh ini gaya nya mau jadi hero pooooooraaahhhh...
azizan zizan
🤣🤣🤣🤣..dark dragon(naga kegelapan) hah sepintar pintar mc gagal juga asyik2 kepala naga apa sih...
azizan zizan
sepatutnya si hakim itu sekalian di bunuh entah sudah berapa banyak yang ia makan suap..
kaylla salsabella
besok pasti seru💪💪💪
twocafenov
kopi sore buat author
Nona Jmn: Tapi author sukanta teh😃
total 1 replies
kaylla salsabella
lanjut Thor
Nona Jmn: Siap🫡
total 1 replies
kaylla salsabella
ealah bu mirna habis kamu bakal di tangan Xander
twocafenov
lanjut thor
Nona Jmn: 00:01 Kakak😁🔥
total 1 replies
kaylla salsabella
camera buat cari bukti "
Ayudya
Luna sebagai polisi masa sembarang aja main periksa itu kan melanggar etika
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!