Lin pan melihat kekasihnya sedang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Merasa marah dan gelap mata ia membunuh mereka berdua dengan keji.
Naasnya, setelah melakukan pembunuhan itu Lin pan malah tertimpa tas dari lantai atas. bukannya mati, Lin pan malah bereinkarnasi ke tubuh seorang bocah 17 tahun bernama Mo Tian yang selalu di rendahkan oleh sektenya.
Mo Tian menemukan teknik Blood devour technique yang mampu menyerap dan mengendalikan darah.
Mampu kah Mo Tian membalaskan dendamnya kepada orang-orang sekte?
Ig: Agen.one
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
021: Liu bai bos bandit
Mo Tian berdiri tegap. Kepalanya menghadap langit dan tubuhnya sedikit di regangkan. Suara-suara tulang terdengar pelan dan Mo Tian merasa sedikit rileks setelah meregangkan tubuhnya.
KRETEK
KRETEK
"Enak sekali! Tubuhku terasa kembali lebih ringan dan rileks. Sekarang aku harus pastikan dulu, sebenernyanya mereka ini sedang menjarah siapa? Aku tidak boleh langsung membunuh mereka tanpa pandang bulu. Mungkin saja mereka akan berguna untukku." Ujar Mo Tian.
Mo Tian berniat mencari tahu dulu siapa yang sedang di jarah oleh para bandit ini. Dia tidak ingin membunuh para bandit tanpa pandang bulu. Mungkin saja mereka bisa ia gunakan sebagai pion agar rencananya semakin berjalan lancar.
Dengan pelan, Mo Tian melangkahkan maju ke depan. Matanya terus mengarah ke depan tanpa memperdulikan mayat bandit rambut mohak yang sudah kering kerontang.
Sedangkan di sisi lain.
"Bos, ternyata orang yang teriak tadi cuma bocah miskin saja." Bandit botak memberitahu bos nya yang bernama Lu bai bahwa orang yang berteriak tadi hanya seorang bocah miskin yang sedang pingsan tidak berdaya.
"Bocah? Kenapa bisa ada bocah di sana? Aneh sekali? Terus... Bagaimana dengan kondisinya saat ini?" Liu bai terlihat keheranan. Ia merasa ada sesuatu yang janggal dari peristiwa yang sedang ia alami.
Tidak mungkin seorang bocah bisa ada di sekitar sini. Yang paling aneh kenapa bisa bocah itu bisa pingsan tanpa ada tanda-tanda yang jelas.
"Kalau masalah bocah itu, Si Cao sudah atasi bos. Mungkin sebentar lagi dia bakal kembali dengan mayat bocah itu di tangannya haha! Iya kan?." Bandit botak
Bandit botak tertawa ketika mengatakan itu. Ia tidak memiliki empati sama sekali terhadap anak kecil.
Liu bai terlihat sedikit khawatir dan takut bahwa ada sesuatu yang akan membahayakan dirinya. Instinct berkata dia harus berhati-hati.
"Ck, kenapa kau tidak membawa bocah itu kesini bodoh? Apa kau gila! Kau mau membunuh bocah yang tidak tahu apa-apa?" Liu bai merasa marah karena bawahannya malah menyakiti seorang bocah yang tidak tahu apa-apa tentang masalah mereka.
"Santai saja bos. Ini kan bukan salah kita, ngapain juga tuh bocah teriak di sana? Kan nasibnya jadi tragis gitu haha! Tuh bocah gak berun... Tung..." Ucap Bandit botak.
Tiba-tiba bandit botak terdiam. Matanya melotot lebar seperti mengalami rasa sakit yang luar biasa, mulut, mata, dan telinga mengeluarkan darah segar tanpa alasan yang jelas.
Liu bai yang mau marah kepada bawahannya yang memiliki sifat keji terhadap anak-anak seperti mau memukulinya. Ia memang seorang bandit, tapi ia tahu menyakiti anak-anak adalah kesalahan yang besar dan buruk.
"A-apa yang terjadi kepadamu? Hei, hei! Kenapa wajahmu mengeluarkan darah begitu? Hei tolol! Kenapa kalian diam saja di situ? Cepat kesini! Periksa dia." Liu bai sangat terkejut dengan kondisi tiba-tiba yang di alami oleh bawahannya itu.
Liu bai yang awalnya ingin menonjol si bandit botak menjadi panik karena bawahannya itu tiba-tiba mengeluarkan darah yang sangat banyak. Ia memanggil bawahannya yang lain dengan sedikit membentak karena mereka malah diam seperti orang bego.
"S-siap bos. Ayo kita bantu dia." Bandit gendut langsung merespon perkataan bosnya. Ia maju ke depan sambil menyuruh kawan-kawannya untuk membantu.
Para bandit yang berjumlah dua puluh orang itu berkumpul dan menggotong tubuh si bandit botak. Setelah di angkat mereka menidurkannya di tanah untuk di periksa.
Orang yang mereka rampok hanya bisa meronta-ronta agar bisa melepaskan tali yang mengikat tangannya. Dia juga di sumpal pakai kain agar tidak berisik seperti tadi.
"Cepat cek kondisi dia!" Liu bai yang panik menyuruh salah satu bawahannya yang sedikit paham dalam ilmu kedokteran kuno untuk memeriksa bandit gendut.
Dengan perlahan tapi pasti. Orang yang paham dalam bidang kedokteran mulai meletakkannya tangannya di dadanya.
Setelah mengecek detak jantungnya yang masih berdetak normal. Ia mengalihkannya ke arah lain seperti wajah, hidup, telinga, dan mata.
"Aneh! Aneh sekaligus bos. Aku tidak menemukan kerusakannya apapun dari tubuh dia. Detak jantungnya normal, wajahnya yang berdarah juga normal. Tapi, yang aneh dia seperti tidak bisa bereaksi terhadap apapun. Bisa di bilang dia seperti mayat hidup bos." Ucap orang yang paham ilmu kedokteran kuno.
Walaupun sudah memeriksa beberapa bagian. Dia tidak bisa menemukan penyebab kenapa bandit gendut bisa seperti itu.
"Apa! Ini tidak masuk akal! Tidak mungkin dia tiba-tiba seperti ini? Jika ini ulah musuh... Pasti serangannya akan terdengar atau membuat tubuhnya hancur dan berdarah-darah. Tapi ini cuma keluar darah dari beberapa bagian saja." Ucap Liu bai.
Liu bai semakin di buat aneh. Dia bingung dengan situasi saat ini. Dia hanya bisa melihat bandit gendut hidup menderita tanpa bisa berbicara dan lain-lain. Bahkan ia tidak pernah berkedip sama sekali.
Liu bai yang curiga pasti ada musuh melirik ke semua penjuru arah. Ia ingin memastikan apakah ini ulah musuh atau apa.
Dia tahu jika ini efek racun. Tidak mungkin hanya satu orang saja yang terkena efeknya.
"Lebih baik kalian bunuh saja dia! Apa kalian tidak kasihan dengannya? Apa kalian tega membiarkan dia menderita kesakitan seperti itu? Sungguh kawanan bandit yang kejam hahaha." Ucap seseorang dari arah belakang.
Orang tersebut adalah Mo Tian. Ia berjalan santai seperti tidak ada beban kehidupan sama sekali. Dia terlihat enjoy-enjoy saja setelah melakukan sesuatu kepada bandit gendut.
Liu bai yang melihat Mo Tian langsung sadar dia adalah pelaku sekaligus bocah yang di sebut oleh bandit gendut.
"Kau! Jadi ini semua ulah kau sialan? Berani sekali kau melakukan ini kepada bawahan-bawahanku! Apa yang kau lakukan kepada dia hah? Cepat sembuhkan dia seperti semula, atau nyawamu akan ku buat hilang!" Liu bai berteriak kencang. Ia mengancam Mo Tian agar cepat menyembuhkan kembali bawahannya itu.
Mo Tian hanya diam menatap mereka semua dengan tatapan santai. Mo Tian kemudian memberitahu mereka semua apa yang telah ia lakukan kepada bandit gendut tersebut.
"Kau ingin tahu ya. Ya sudah, akan ku beri tahu. Aku telah menyerap otaknya dengan jarum ini. Jarum ini telah menghancurkan fungsi otaknya tanpa membunuhnya. Gimana, Bukannya ini cara yang bagus? Seharusnya kalian senang karena aku telah menghilangkan manusia sampah seperti dia hahaha." Ucap Mo Tian.
Dengan senyum lebar dan mata sedikit terbuka. Ia bertanya apakah yang ia lakukan itu adalah cara yang bagus. Apalagi ia sudah menghilangkan nyawa seorang bajingan sampah seperti dia.
"Kau sudah gila ya! Kau pikir ini lucu sialan? Kau telah membuat bawahanku menajadi seperti mayat hidup. Akan ku pastikan kau menyesal! Serang dia!" Liu bai yang marah berteriak kencang memerintahkan semua bawahannya untuk menyerang dan membunuh Mo Tian.
Mungkin karena emosi yang berlebihan. Liu bai jadi lupa yang sedang ia lawan saat ini bukanlah orang biasa—Melainkan seorang kultivator.
"Kita harus membalaskan dendam saudara kita yang telah gugur! Ayo kita hancurnya setiap tubuh dia!" Bandit yang merasa bersemangat berteriak kepada para bandit lainnya untuk membalasnya dendam saudaranya yang telah gugur.
Mo Tian masih saja berdiri terpaku di tempat. Ia tidak merasa takut di kroyok oleh para bandit. Ia malah menyeringai karena tidak sabar menunggu kedatangan para bandit untuk menyerang.
"Haha, cepat maju bandit bodoh!" Mo Tian memancing mereka agar semakin marah kepada nya dengan menyebut mereka bodoh.
Para bandit semakin di buat emosi. Mereka mengangkat golok atau pedang dari sarungnya.
"Tutup mulutmu itu bocah sialan! Rasakan ini." Para bandit menyerang ke arah Mo Tian. Mo Tian tidak menghindar ke mana pun. Ia masih saja diam di tempat sambil menghindari setiap tebasan senjata tajam.
Bandit lain yang menyusul ikut menyerang juga. Tapi, serangan mereka tidak pernah mau kena seakan-akan serangan mereka sangat lambat di mata Mo Tian.
"Haha, apa cuma segini kemampuan kalian? Bisa-bisanya kalian menjadi bandit dengan kemampuan sampah seperti ini." Mo Tian kembali mengejek mereka semua.
Dia tidak menyebut para bandit tidak memiliki kemampuan bertarung yang layak. Mereka hanya bisa mengayunkan pedang tanpa arah dan tujuan.
Apalagi menjadi bandit pasti akan berhadapan dengan seorang kultivator. Walaupun kultivator tingkat rendah.
Mereka berani berbuat seperti menjarah karena ada satu orang yang menjadi pondasi kepercayaan mereka. Orang itu adalah Liu bai. Dia adalah kultivator tahap Qi Refining tahap 5.
Para bandit terus menyerang tanpa berhenti. Mo Tian yang di serang hanya terus menghindar seperti sedang bermain-main.
"Hahaha, kalian sebenernya bisa pakai pedang gak sih? Kalau gak bisa mending kalian pakai ranting kayu saja hahaha." Mo Tian tertawa sambil mengejek para bandit yang terus gagal menyerangnya.
Liu bai dari kejauhan yang melihat pertarungan itu seperti melihat sebuah taman bermain bagi Mo Tian. Ia berdecak kesal karena bawahannya tidak ada yang becus mendaratkan satu pukulan saja ke tubuh Mo Tian.
"Tck, Dasar bawahan gak guna. Kenapa. Mereka tidak bisa melukai. Bocah itu sih? Kalau begini aku harus turun tangan." Liu bai yang merasa tidak akan berguna jika hanya menunggu berlari maju ke arah Mo Tian untuk menyerang.
Baru bisa satu bab, maaf belum vit soalnya 🤧