Matahari terbenam, memeluk kegelapan. Tepian laut berbisik dengan kencang. Angin malam yang hangat sangat menusuk hingga ke tulang.
Zoya dan Arga dijebak seseorang sehingga mereka harus dinikahkan paksa oleh warga desa. Karena pernikahan itu, Zoya dibenci keluarganya. Suaminya yang masih berstatus pelajar pun sangat membencinya.
Bagaimana kisah Zoya di masa remajanya yang harus nikah muda?
Ikuti ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Delusi
Fadi memegang dadanya. Fadi melihat sosok hitam di atas kepala Arga melayang-layang. Fadi dalam hati bertanya dia siapa dan mengapa menyerang Fadi. Fadi hanya memanggil jiwa yang punya raga agar kembali.
Sosok itu tidak menampakkan wujud aslinya. Sosok yang hanya terlihat seperti asap hitam itu tidak menjawab. Dia hanya melayang-layang di atas tubuh Arga. Sosok itu kemudian dengan perlahan menghilang.
Alan membantu Fadi berdiri. Fadi dan Alan duduk di depan ruangan. Fadi menjelaskan apa yang baru saja terjadi kepada Alan. Fadi akan meminta bantuan ayahnya untuk memanggil Arga. Jika terus dibiarkan, Arga tidak akan pernah kembali ke raganya.
"Kenapa itu bisa terjadi?" tanya Alan.
"Mungkin saja dia tidak ingin kembali ke dunia kita karena dia merasa dunia lain adalah pilihan hidupnya. Mungkin juga ada yang memakai jiwanya sehingga Arga terperangkap di dunia lain," jawab Fadi.
"Maaf, Fad. Semua ini tidak masuk akal," kata Alan.
"Mas Alan tidak percaya hal-hal yang berbau ghaib. Tapi saya percaya, kita hidup berdampingan dengan mereka. Bedanya kita tidak bisa merasakan kehadiran mereka kecuali orang-orang seperti Mas Fadi dan Mba Lulu," sahut Talia.
"Bisa Mba Talia ceritain bagaimana Arga kecelakaan?" tanya Lulu.
Talia saat itu berada di Kota Galaxi. Alan mengajaknya untuk pulang ke Kota Dora Raya. Dan ketika mereka tiba di bandara Dora Raya, mereka mendapatkan kabar Arga mendapatkan kecelakaan bersama istrinya. Dan di saat itu juga, Arya saudara kembar dari Arga meninggal dan lokasinya sama dengan tempat kecelakaan Arga.
"Kemungkinan mereka terhubung karena mereka sama-sama mengalami kecelakaan di tempat dan hari yang sama," ujar Fadi.
Fadi dan Lulu pamit. Mereka akan pergi ke rumah Ayah Fadi untuk meminta bantuan. Dalam waktu dekat mereka akan kembali menemui Alan dan Talia.
🌑 Kota Dora Raya.
Bi Ijah membaca pesan yang ditulis Zoya di selembar kertas. Zoya mengucapkan terima kasih atas kebaikan Bi Ijah dan Mang Dulah selama ini. Zoya memutuskan untuk pindah ke rumah yang dibelikan nenek dan kakeknya. Zoya sekarang dalam keadaan sehat. Bi Ijah dan Mang Dulah tidak perlu khawatir.
Bi Ijah segera melaporkan kepindahan Zoya kepada Alan. Alan memberikan izin kepada Zoya. Alan kemudian mengirim orang kepercayaannya di kota Dora Raya untuk mencari Zoya dan mengawasinya. Biar bagaimanapun Zoya adalah menantunya istri dari Arga.
🌑 Di rumah Zoya.
Untuk pertama kalinya Zoya tidur dengan nyenyak. Zoya juga tidak merasakan sakit di area kakinya. Zoya bisa berjalan dengan normal. Tentu saja semua itu karena Arga.
Zoya pagi-pagi sekali memeriksa dapurnya. Di dalam kulkas ada berbagai macam lauk dan juga sayuran. Zoya mengambil beberapa dan mulai proses memasak. Zoya dari tadi tidak melihat Arga. Arga selalu menghilang bila ada teman-teman Zoya.
Zoya selesai masak ayam asam manis, capcai, perkedel kentang, mihun goreng dan menyajikannya di meja makan. Zoya kembali masuk ke dalam kamar untuk mandi dan berganti pakaian. Dari arah belakang Arga memeluknya.
"Pagi sayang," Arga mencium pipi kiri Zoya.
Zoya menggeliat geli sambil memegang jemari Arga yang melingkar di pinggangnya.
"Sarapan dulu bareng teman-teman."
"Maaf sayang, aku hanya ada untuk kamu," Arga menggelitik pinggang Zoya.
Zoya merasa geli melepaskan pelukan Arga. Zoya berlari ke depan pintu dan tanpa sengaja menabrak dada Daniyal. Daniyal memeluk Zoya.
"Zoya, kamu bisa lari? Kaki kamu?" Daniyal senang untuk Zoya.
"Alhamdulillah, oh iya, sarapan ada di ruang makan. Aku mau mandi dulu," Zoya kembali masuk ke dalam kamar.
"Kak Arga, Kak," Zoya mencari Arga di dalam kamar.
Arga menghilang. Zoya mencari di seluruh kamar tetap gak ketemu. Zoya mandi dan berganti pakaian. Zoya ke ruang makan bergabung dengan teman-temannya. Mereka sarapan bersama.
Zoya menerima telepon dari Zeki. Zeki berada di rumah Arga tetapi kata Bi Ijah tadi malam Zoya memutuskan untuk pindah ke rumah pemberian kakek dan neneknya. Zeki ingin bertemu Zoya. Zeki meminta alamat Zoya tapi Zoya ingin mereka bertemu di tempat lain.
Daniyal, Dinar dan Raisa menemani Zoya ke taman kota menemui Zeki. Di sana Zeki sudah menunggu. Zeki sekali lagi meminta maaf kepada Zoya karena tidak bisa menemaninya di rumah sakit.
Zeki memberitahu Zoya keadaan Elika saat ini. Elika menahan diri untuk tidak tidur. Elika sering bermimpi buruk,. mobilnya jatuh ke dalam jurang dan meledak. Mimpi itu terus berulang-ulang.
"Kak Zeki, apakah waktu itu aku masuk ke dalam jurang?" tanya Zoya.
"Ya, taxi yang kamu dan Arga naikin masuk ke dalam jurang dan meledak," jawab Zeki.
"Kok sama ya apa yang dimimpikan Elika. Mobil masuk ke jurang meledak. Apa jangan-jangan ...." Zoya mencoba menebak sesuatu.
"Jangan-jangan apa Zoya?" tanya Raisa.
"Jangan-jangan Elika ada hubungannya dengan kecelakaan kalian?" sahut Daniyal.
"Elika?" Zeki mengernyitkan keningnya.
"Elika adalah adik Kak Zeki. Selama ini Kak Zeki tinggal bersama. Aku hanya berstatus adik kandung tapi orang asing bagi kalian."
"Maksud kamu apa Zoya?" Zeki memandangi Zoya.
"Apa Kak Zeki gak pernah nanya sama Mama dan Papa? Kenapa aku diasingkan? Kenapa aku gak boleh tinggal bersama kalian?"
Zeki hanya diam. Zeki beberapa kali meminta Zoya untuk tinggal di rumah dan diperlakukan sama seperti Elika. Okan dengan tangan terbuka menyambut kedatangan Zoya. Berbeda dengan Ilma, ada saja alasannya untuk menolak kehadiran Zoya.
Zoya mendekati Zeki dan membisikkan sesuatu. Zeki melebarkan kedua matanya. Zeki memandangi Zoya dengan tatapan tidak percaya dengan apa yang barusan dikatakan Zoya.
"Bagaimana mungkin!" Zeki tersentak.
Zoya hanya tersenyum. Zoya dan teman-temannya pamit meninggalkan Zeki yang nampak gelisah di taman kota. Daniyal mengajak Zoya, Dinar dan Raisa ke mall bersama.
Selama tinggal di kota, Zoya belum pernah pergi ke tempat yang namanya mall. Zoya takut naik tangga berjalan. Raisa dan Dinar membantu Zoya. Mereka tidak malu mempunyai teman seperti Zoya. Daniyal juga tertawa melihat Zoya yang apa adanya.
Mereka nonton film horor di dalam bioskop. Zoya menutup telinga karena suaranya begitu keras. Zoya juga menutup mata saat hantu-hantu bermunculan. Zoya memegang lengan Daniyal sambil memejamkan matanya. Daniyal menenangkan Zoya dengan menepuk jemarinya.
Arga tiba-tiba saja muncul dan duduk di samping Zoya. Arga menarik pundak Zoya. Zoya memandangi Arga yang duduk di kursi kosong di sampingnya.
"Jangan membuat aku cemburu!" Bisik Arga.
Zoya tersenyum, Zoya mengecup pipi kanan Arga. Zoya menggandeng lengan kanan Arga. Zoya juga menyenderkan kepalanya di pundak Arga.
Daniyal menoleh ke arah Zoya. Daniyal mendekatkan dirinya. Daniyal melirik ke samping Zoya. Zoya bicara sendiri.
"Zoya, Zoya!" Panggil Daniyal.
"Hmm, iya," Zoya berpaling menoleh ke arah Daniyal.
"Kamu bicara dengan siapa?" Daniyal menunjuk ke sebelah Zoya.
"Kak Arga," jawab Zoya.
"Ohhhh," Daniyal menganggukkan kepalanya.
Zoya, sebegitu besarnya cinta kamu kepada Arga. Di bawah alam sadarmu, kamu masih mengingatnya. Mungkin benturan di kepalamu begitu keras, sampai-sampai kamu mengalami delusi, batin Daniyal.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...