Satu malam yang seharusnya hanya menjadi pelarian, justru mengikat mereka dalam takdir yang penuh gairah sekaligus luka.
Sejak malam itu, ia tak bisa lagi melepaskannya tubuh, hati, dan napasnya hanyalah miliknya......
---
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blumoon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tawa merdu di pantai Maldives
___________________________
🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️
Setelah sarapan, Hyunwoo langsung menggandeng tangan Soojin untuk menikmati keindahan Maldives.
Deru ombak yang membelai pesisir terdengar seperti alunan musik lembut yang menenangkan hati. Senyum Hyunwoo mengembang tanpa sadar, setiap kali matanya menangkap tawa lembut istrinya yang memantul bersama cahaya matahari senja.
“Sayang,” panggil Soojin tiba-tiba, membuat Hyunwoo sedikit terkejut.
“Eh? Iya, sayang?” jawab Hyunwoo dengan senyum lembut.
“Aku mau itu,” ujar Soojin sambil menunjuk ke sebuah bar pantai yang menjual es krim warna-warni.
Hyunwoo terkekeh pelan. “Ayo, kita beli.”
Mereka berjalan beriringan di atas pasir putih yang hangat.
“Dua es krim cokelat, ya,” ucap Soojin kepada pelayan bar.
Hyunwoo menatapnya geli. “Sayang, satu aja cukup. Nanti kamu sakit perut.”
“Satu buat kamu, bodoh,” jawab Soojin cepat.
Hyunwoo hanya bisa tersenyum kecil.
“Sayang…” ucapnya, namun belum sempat melanjutkan, pelayan sudah memanggil.
“Silakan, nona. Pesanan Anda.”
Setelah membayar, mereka kembali berjalan di tepi pantai. Ombak lembut membelai kaki mereka, meninggalkan jejak yang perlahan terhapus oleh air.
“Nih,” ujar Soojin sambil menyodorkan satu es krim pada suaminya.
Hyunwoo menggeleng. “Aku kan nggak suka makanan manis.”
Soojin hanya diam, membuka bungkus es krimnya, lalu menjilat lembut bagian ujungnya.
“Kalau sekarang?” tanyanya santai.
Hyunwoo terdiam, lalu tersenyum kecil. Ia mengambil es krim itu tanpa berkata apa-apa dan ikut menjilatnya.
Soojin mendengus geli. “Suamiku ternyata mesum juga,” bisiknya di telinga Hyunwoo, sebelum berlari kecil meninggalkan pria itu yang masih berdiri mematung.
“Sayang!” seru Hyunwoo sambil mengejar, separuh tertawa, separuh menggoda.
“Kamu berani juga, ya!” ujarnya sambil mempercepat langkah.
Tawa Soojin pecah di udara, melayang ringan seperti burung camar di atas lautan.
Begitu berhasil menangkap tubuh mungil istrinya, Hyunwoo langsung mengangkatnya tinggi.
“Berhenti berlari, habiskan dulu es krim kamu,” ujarnya lembut.
Mereka akhirnya duduk di atas pasir. Soojin menikmati es krim yang mulai meleleh sambil menatap ombak yang berkejaran di depan mata.
“Sayang, sini sampahnya,” ujar Hyunwoo lembut saat melihat es krim di tangan Soojin sudah habis. “Jangan kotori pantai dengan membuang sampah sembarangan.”
Ia bangkit, lalu berjalan menuju tempat sampah tak jauh dari situ.
Tiba-tiba, ponsel Soojin berdering.
Nada deringnya terdengar jelas lagu 3D milik Jeon Jungkook.
> “I just wanna see you in 3D,
You’re right next to me, you’re my ecstasy…”
Soojin tersenyum kecil. Nama di layar membuatnya terkejut.
Eunhee.
📞 “Hei, coba tebak aku di mana sekarang!” suara Eunhee terdengar ceria dari seberang.
📞 “Hmm… di Gyeonhwa?” jawab Soojin asal.
📞 “Bener banget!” sahut Eunhee cepat.
📞 “Hah? Serius kamu di Gyeonhwa?” Soojin sampai meninggikan suara karena tak percaya.
Hyunwoo yang baru kembali jadi penasaran. “Ada apa, sayang?”
“Eunhee di Gyeonhwa!” jawab Soojin cepat.
Hyunwoo hanya tersenyum tipis. “Sepertinya dia benar-benar merindukan sahabatnya,” gumamnya lembut.
Kemudian, ia berbisik di telinga Soojin, “Katakan padanya untuk tunggu di bandara. Akan ada yang menjemput.”
📞 “Hee, nanti ada yang jemput kamu di bandara, ya. Aku lagi nggak di rumah.”
📞 “Hah? Jadi kamu di mana? Kapan pulang?”
📞 “Di Maldives. Tapi karena kamu udah di Gyeonhwa, besok aku bakal balik. Nggak marah, kan?”
📞 “Kamu lagi bulan madu, kok nggak bilang sih! Aku kan bisa ikut!”
📞 “Mendadak banget, Hee. Aku aja belum sempat kabarin kamu,” ucap Soojin lirih, merasa bersalah.
📞 “Astaga Jin! Aku cuma bercanda. Ya kali aku ikut bulan madu kalian, yang ada aku mati gaya di pojokan.”
📞 “Hah? Tapi Hanuel ikut.”
📞 “Hahaha! Kasihan banget tuh asistennya Hyunwoo, pasti nangis di pojokan.”
📞 “Apaan sih, Hee…” Soojin terkekeh.
📞 “Udah deh, bilang aja ke suami kamu biar jemput aku cepet. Aku sama Mama, nih.”
Soojin berpikir sejenak, “Tapi di rumah kan…” — lalu terdiam.
Hyunwoo tersenyum lembut, seolah tahu isi pikiran istrinya.
“Yura di rumah,” ujarnya pelan sambil menelepon seseorang. Soojin mengangguk kecil — lega.
📞 Iya iya
📞 “Oke, aku tunggu ya. Jangan lupa bawain oleh-oleh dari Maldives.”
📞 “Pasir pantainya mau?”
📞 “Boleh… tapi air lautnya sekalian deh, buat kepiting peliharaan aku di rumah.”
📞 “Heh… dasar kamu aneh!” Soojin tertawa, diikuti tawa Eunhee di seberang sana.
📞 “Have fun, Jin. Jemputanku udah sampai nih.”
📞 “Thanks, Hee.”
Telepon pun berakhir.
Soojin tersenyum hangat, menatap layar ponselnya sebelum menoleh ke arah Hyunwoo yang kini kembali duduk di sampingnya.
Senja mulai menurunkan warnanya perlahan membiaskan cahaya oranye keemasan di permukaan laut.
Hyunwoo menggenggam tangan Soojin erat.
“Besok kita pulang, ya,” ucapnya lembut.
Soojin menatap laut yang berkilau dan tersenyum kecil. “Iya, tapi hari ini… biarkan aku menikmati detik terakhir bulan madu kita.”
Setelah puas bermain di pantai seharian, Hyunwoo dan Soojin akhirnya kembali ke resort.
“Sayang, aku mandi duluan ya,” ujar Soojin sambil berlari kecil ke arah kamar mandi, rambutnya yang sedikit basah bergoyang ringan.
“Iya, sayang,” jawab Hyunwoo lembut, sambil menyiapkan teh hangat agar istrinya bisa menikmati setelah mandi.
Sembari menunggu, Hyunwoo merogoh saku celananya.
Drrrttt...
Ponselnya bergetar. Hyunwoo menghubungi Hanuel
ponsel di angkat
📞 “Halo, Bos,” suara Hanuel terdengar di seberang.
📞 “Pesankan tiket pulang. Kita kembali ke Korea besok pagi,” ucap Hyunwoo tegas dan singkat.
📞 “Loh, Bos, tapi—”
Tut… tut…
Panggilan sudah diputus sebelum Hanuel sempat menyelesaikan kalimatnya.
Hanuel mendengus pelan di seberang sana. “Astaga, belum juga selesai ngomong, udah ditutup aja,” gerutunya sambil menggeleng. Namun tanpa membuang waktu, ia langsung melaksanakan perintah—memesan tiga tiket penerbangan ke Korea untuk esok hari.
Sementara itu di resort, Soojin telah selesai mandi. Ia keluar dengan rambut yang masih sedikit basah, mengenakan dress santai berwarna putih. Di meja, secangkir teh hangat sudah menunggu.
Soojin tersenyum, menyesap pelan.
“Enak?” tanya Hyunwoo sambil tersenyum di sofa.
“He’e, makasih ya, sayang,” jawab Soojin lembut, menatap suaminya dengan mata yang berbinar.
“Minum aja pelan-pelan. Aku mau mandi dulu,” ujar Hyunwoo sambil bangkit dan melangkah masuk ke kamar mandi.
Beberapa menit kemudian, pintu kamar mandi terbuka. Hyunwoo keluar dengan kaus hitam dan celana pendek, rambutnya sedikit basah dan tampak segar. Ia duduk di sebelah istrinya, ikut menikmati sisa teh yang tadi ia seduh.
Hari itu terasa berjalan begitu cepat. Matahari mulai menurunkan sinarnya perlahan, mewarnai langit dengan gradasi jingga dan keemasan. Suasana sore terasa hangat dan menenangkan seperti detik-detik yang ingin mereka simpan selamanya.
Tanpa berkata apa-apa, Hyunwoo menarik Soojin ke dalam pelukannya. Ia mengecup bibir lembut istrinya dengan kasih sayang, bukan nafsu.
“Emmh… jangan makan aku,” rengek Soojin sambil tersipu.
Hyunwoo tertawa kecil, menatap wajahnya penuh cinta.
“Enggak, sayang. Malam ini aku nggak akan ‘makan’ kamu,” jawabnya dengan nada menggoda.
“Syukur deh,” balas Soojin sambil tertawa kecil, wajahnya memerah.
Hyunwoo mengecup keningnya singkat. “Malam ini, kita nikmati dengan santai, ya.”
Ia lalu menggandeng tangan Soojin, membawa istrinya ke balkon resort.
Dari sana, laut tampak berkilau diterpa cahaya senja. Angin lembut berhembus membawa aroma laut dan bunga tropis. Soojin bersandar di dada Hyunwoo, sementara pria itu memeluknya erat dari belakang.
“Indah, ya…” bisik Soojin pelan.
“Indah sekali,” jawab Hyunwoo. “Tapi nggak seindah kamu.”
Soojin hanya tersenyum, menatap matahari yang perlahan tenggelam di ufuk barat mewarnai langit dengan semburat merah muda dan keemasan.
Itu adalah senja terakhir mereka di Maldives, sebelum kembali ke kehidupan nyata yang menanti di Korea.
---
Bersambung.......
Jangan lupa like dan komen nya beb biar author makin semen.
Se U di next episode 👋🏻