NovelToon NovelToon
七界神君– Dewa Penguasa Tujuh Dunia

七界神君– Dewa Penguasa Tujuh Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Budidaya dan Peningkatan / Perperangan
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Radapedaxa

Tujuh dunia kuno berdiri di atas fondasi Dao, dipenuhi para kultivator, dewa, iblis, dan hewan spiritual yang saling berebut supremasi. Di puncak kekacauan itu, sebuah takdir lahir—pewaris Dao Es Surgawi yang diyakini mampu menaklukkan malapetaka dan bahkan membekukan surga.

Xuanyan, pemuda yang tampak tenang, menyimpan garis darah misterius yang membuat seluruh klan agung dan sekte tertua menaruh mata padanya. Ia adalah pewaris sejati Dao Es Surgawi—sebuah kekuatan yang tidak hanya membekukan segala sesuatu, tetapi juga mampu menundukkan malapetaka surgawi yang bahkan ditakuti para dewa.

Namun, jalan menuju puncak bukan sekadar kekuatan. Tujuh dunia menyimpan rahasia, persekongkolan, dan perang tak berkesudahan. Untuk menjadi Penguasa 7 Dunia, Xuanyan harus menguasai Dao-nya, menantang para penguasa lama, dan menghadapi malapetaka yang bisa menghancurkan keberadaan seluruh dunia.

Apakah Dao Es Surgawi benar-benar anugerah… atau justru kutukan yang menuntunnya pada kehancuran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radapedaxa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Langkah Xuanyan berat tapi mantap saat ia perlahan keluar dari sisa pusaran badai. Tubuhnya masih terasa nyeri seakan tulangnya remuk, namun auranya benar-benar berbeda dari sebelumnya. Setiap helaan nafasnya membawa hawa dingin yang membuat sekitar bergetar, dan setiap tatapan matanya seolah mampu menusuk ke dalam jiwa orang lain.

Para murid menatapnya dengan mata penuh rasa kagum dan hormat. Mereka tahu, yang berdiri di hadapan mereka bukan lagi Xuanyan yang dulu sering diremehkan—dia adalah sosok yang baru saja menaklukkan malapetaka surgawi dengan tangannya sendiri.

Tianyao, yang sejak tadi berdiri menunggu, menghampirinya sambil menepuk bahunya keras-keras. “Kau terus membawa banyak kejutan ya, Xuanyan,” katanya sambil terkekeh. Meski suaranya ringan, namun jelas terdengar ada kekaguman dalam intonasinya.

Xuanyan tersenyum kecil, meski bibirnya masih pucat. Dia kemudian menunduk dalam-dalam, memberi hormat kepada para Grand Elder, Patriark, dan seluruh Elder yang hadir. “Junior ini berterima kasih karena sudah menjaga sekte dari amukan badai es. Jika bukan karena kalian, aku khawatir banyak korban yang berjatuhan.”

Matanya lalu berhenti pada Qingshan dan Beihai. Xuanyan menangkupkan tangan dengan penuh hormat. “Terima kasih Grand Elder Qingshan, Grand Elder Beihai, tanpa kalian, aku tidak mungkin bisa menahan malapetaka ini sendirian.”

Qingshan tertawa kecil, suaranya tenang tapi membawa wibawa. “Hoho, aku ini tidak membantu apa-apa, nak. Semua itu adalah perjuanganmu sendiri. Kami hanya berdiri di belakangmu agar sekte tidak hancur oleh badai itu.”

Matanya yang tajam kemudian menatap langsung ke dalam mata Xuanyan. “Bagaimana perasaanmu sekarang?”

Xuanyan menarik napas dalam. “Aku… merasa jauh lebih kuat, Grand Elder. Saat ini aku sudah bisa menguasai dua gerakan Dao Es Surgawi. Selain itu…” dia mengepalkan tangannya perlahan, aura dingin menyelimuti sekitarnya,

“…aku juga berhasil menaklukkan malapetaka badai es. Di masa depan, jika ada pertarungan hidup-mati, itu akan menjadi kartu truf terbesarku.”

Sejenak keheningan menyelimuti. Kata-kata Xuanyan membuat beberapa murid bahkan menelan ludah dengan keras. Menaklukkan malapetaka dan menjadikannya senjata? Itu bukan sesuatu yang bisa dipercaya dengan mudah.

Qingshan mengangkat alisnya. Ekspresinya serius kali ini. “Xuanyan, dengarkan baik-baik. Jangan gunakan malapetaka badai es itu sembarangan. Sebelum kau menguasai Gerakan Kelima Dao Es Surgawi, lebih baik jangan pernah mengeluarkannya.”

Xuanyan mengerutkan dahi. “Kenapa begitu, Grand Elder?”

Qingshan menatap tajam, suaranya rendah namun penuh tekanan. “Karena malapetaka badai es itu adalah pedang bermata dua. Jika kau tak mampu sepenuhnya menahannya, kekuatan itu bisa berbalik menghancurkanmu… bahkan sebelum mengenai musuhmu.”

Xuanyan terdiam, lalu menunduk dalam-dalam. “Aku mengerti. Aku akan mengingat kata-kata Grand Elder.”

Beihai yang sejak tadi hanya tersenyum lembut kini melangkah maju. Tangannya yang gemetar sedikit mengeluarkan sebuah botol kecil berukir naga giok. Ia mengeluarkan sebutir pil berwarna biru keperakan, memancarkan hawa sejuk yang menenangkan.

“Ambillah ini, Nak. Namanya Pil Jiwa. Pil ini bisa menenangkan Qi-mu yang masih bergejolak dan meredam luka dari dalam tubuhmu. Jangan sungkan, itu memang dibuat untuk para jenius seperti mu.”

Xuanyan menatap pil itu, merasakan energi murninya, lalu menunduk hormat. “Terima kasih, Grand Elder Beihai.”

Beihai terkekeh sambil mengelus jenggotnya. “Dan ngomong-ngomong… kau semakin tampan ya, Xuanyan. Hahaha! Aura dingin Dao Es Surgawi ini membuat wajahmu seperti pahatan es giok. Murid perempuan sekte pasti akan banyak yang berteriak histeris kalau melihatmu begini.”

Ucapan itu membuat beberapa elder batuk kecil, menahan tawa. Tianyao bahkan tertawa keras-keras. “Hahaha, benar juga! Kau harus hati-hati, Xuan'er, jangan sampai setelah ini dikejar-kejar murid perempuan seisi sekte!”

Xuanyan hanya bisa tersenyum canggung. Wajahnya memerah sedikit, tapi ia tak menjawab.

Di tempat lain, jauh dari sorak kagum para murid, sebuah paviliun tua tenggelam dalam keheningan mencekam.

Yanshan duduk dengan wajah muram, menatap putranya Jianyu yang terbaring tak bergerak di ranjang batu giok. Tubuh Jianyu masih diselimuti es dingin, wajahnya pucat, dan nafasnya sangat lemah. Es itu bukannya mencair, malah semakin menempel erat, seperti belenggu kematian yang perlahan menyerap kehidupan dari tubuhnya.

“Jika ini terus berlanjut…” bisik Yanshan, suaranya rendah penuh amarah. “…kau akan mati membeku, Jianyu.”

Tangannya terkepal begitu erat hingga tulang jarinya berbunyi krek. Wajahnya dipenuhi kebencian. “Xuanyan… kenapa kau tidak tetap diam sebagai sampah?! Kenapa kau harus naik begitu tinggi, begitu cepat…?! Sekarang semua orang menatapmu, bukan Jianyu!”

Mata Yanshan memerah, napasnya memburu. Ia lalu merogoh lengan jubahnya, mengeluarkan sebuah pil berwarna merah darah, memancarkan aura jahat yang menusuk jiwa.

Pil Darah Gila.

Hadiah dari salah satu dari Nine Pillars, sebuah organisasi misterius yang bahkan para Patriark pun enggan berurusan langsung dengannya.

Pil ini bisa memulihkan nyawa yang hampir padam, bahkan menghancurkan es Dao sekalipun. Namun, efek sampingnya mengerikan: merusak meridian, menumbuhkan urat iblis, dan pada akhirnya bisa membuat penggunanya kehilangan kendali atas dirinya sendiri.

Yanshan menatap pil itu dengan tatapan berat, tapi akhirnya menggertakkan giginya. “Jianyu… meski harus menukar masa depanmu… ayah akan menyelamatkanmu sekarang. Aku tidak akan membiarkanmu mati seperti ini. Xuanyan boleh saja melonjak naik… tapi aku tidak akan membiarkanmu menuju puncak sendirian, bocah sialan!”

Matanya berkilat, penuh kebencian. “Kau masih terlalu polos, Xuanyan. Tanpa kau sadari… sembilan kekuatan besar sudah menginginkanmu. Cepat atau lambat, kau akan mengalami kemalangan yang tragis. Dan saat itu terjadi…” bibirnya menyeringai dingin, “…dunia ini akan jatuh ke tangan orang yang kuat.”

Dengan tangan gemetar, Yanshan membuka mulut Jianyu dan memasukkan Pil Darah Gila itu.

Wuuussshh!

Tubuh Jianyu langsung bereaksi. Es yang menyelimuti tubuhnya retak satu per satu, lalu hancur berkeping-keping. Namun, pada saat yang sama, urat-urat hitam pekat muncul di sekujur tubuhnya, berdenyut-denyut mengerikan.

“Arghhhhhh!!” Jianyu meraung keras, tubuhnya melengkung seakan disiksa oleh ribuan jarum. Darah merah kehitaman mulai merembes dari pori-porinya.

Yanshan hanya bisa menatap, meski hatinya sakit. “Bertahanlah, Jianyu! Bertahanlah! Kau harus hidup! Dengan kekuatan baru ini, kau akan bangkit lebih tinggi dari Xuanyan!”

Tubuh Jianyu terus bergetar, matanya yang tertutup perlahan terbuka. Tatapan matanya tak lagi jernih, melainkan dipenuhi cahaya merah pekat. Es yang menutupi tubuhnya hancur sepenuhnya, berganti dengan aura buas yang menekan seisi paviliun.

Yanshan tersenyum tipis, meski ada kegelisahan yang bersemayam di baliknya. “Ya… bangkitlah, Jianyu. Dengan ini, kita akan rebut kembali segalanya dari tangan Xuanyan…”

Kembali ke tempat Xuanyan, Qingshan seketika mengernyit dan menatap tajam kearah paviliun tempat Yanshan dan Jianyu berada.

Beihai berkata dengan telepati, "Apa kau juga merasakan energi iblis ini Qingshan?"

Qingshan menatap Beihai, "Ya, energi yang sangat menjijikan, sepertinya hanya kita berdua yang bisa merasakannya."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!