Fang Hua Yi merupakan seorang wanita sebatang kara yang hanya bekerja sebagai pemburu terbaik di Biro penangkapan siluman, hantu dan iblis yang bernama BingBai.
Berniat memanfaatkan pesta pendirian Kekaisaran Xian Yu untuk menjebak pria yang dicintainya secara diam-diam. Rupanya jebakan itu malah mengenai dirinya sendiri, hingga membuatnya menghabiskan malam panas bersama dengan pria yang tidak dia kenal sampai menumbuhkan dua kehidupan lain di dalam perutnya.
13 tahun kemudian, Fang Hua Yi memutuskan kembali bergabung dengan Biro dengan membawa kedua putra kembarnya. Namun, siapa sangka rahasia besar satu persatu mulai terkuak.
Tidak hanya tentang siapa ayah dari kedua putra kembarnya. Akan tetapi, juga menguak tentang identitas Hua Yi yang sesungguhnya yang berakhir menjadi rebutan dari lima penguasa alam sekaligus.
Siapakah identitas Hua Yi sebenarnya?
Apakah sebuah rahasia besar akan terungkap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Memastikan Secara Langsung
Hua Yi yang merasa tubuhnya sedang diperhatikan oleh pria yang menjadi pemimpin baru Biro tempat dirinya akan bekerja, sontak saja dia refleks menutupi bagian tubuhnya yang menonjol dengan tatapan mata melototnya seakan memberikan peringatan pada pria mesum dan bajingan itu.
Entah mengapa Ye Ding Chen malah tersenyum melihat refleks Hua Yi yang menurutnya sangat lucu, kekanakan dan juga manis. Sehingga membuat semua anggota Biro wanita yang ada disana terpesona dengan senyumannya itu, terkecuali Hua Yi yang malah merasa bingung dengan perubahan sikap Ye Ding Chen.
“Jaga matamu itu, Sialan! Jangan jelalatan kemana-mana atau pengin aku colok, ‘Hah.” Ancam Hua YI sembari menunjukkan dua jarinya ke arah mata Ye Ding Chen yang masih menatapnya.
Bukannya berhenti tersenyum, Ye Ding Chen kini malah menertawakan kelakuan Hua Yi yang malah terlihat sangat menggemaskan di matanya. Dia bahkan sampai melupakan bahwa tadi dia berniat membunuh wanita itu hanya untuk membuktikan dugaannya tidak salah.
Hal itu, tentu saja semakin memancing kemarahan Hua Yi sampai dia berteriak, “Berhentilah menertawakan ku!”
“Baiklah, aku akan berhenti menertawakanmu sekarang.” Ye Ding Chen pun segera menghentikan tawanya.
“Yang Mulia, kenapa anda berniat membunuhnya? Apakah anda memiliki dendam kepadanya?” Ran Qing Feng akhirnya memberanikan diri untuk bertanya, setelah melihat situasinya yang mulai tenang.
“Tidak! Tapi aku hanya ingin memastikan dugaanku tidak salah!”
Ye Ding Chen menjawabnya dengan santai, bahkan tanpa rasa bersalah sedikitpun karena telah menyerang seseorang begitu saja.
“Kalau boleh tahu apa yang ingin anda pastikan darinya?”
Ran Qing Feng masih bertanya dengan sangat sopan, mengetahui status pria dihadapannya saat ini adalah anak angkat dari Kaisar Xian Yu.
“Iya, karena aku merasa tidak asing lagi dengannya, terutama aura dan energi spiritual yang dia keluarkan sebelumnya,” ujar Ye Ding Chen jujur dengan tujuannya menyerang Hua Yi.
“Yakh … Apa yang kau maksud sebenarnya? Sejak lahir aura dan energiku hanya seperti ini dan—"
“Tidak! Kau masih memiliki aura dan energi spiritual lain di dalam tubuhmu selain yang kau tunjukkan saat ini. Karena aku bisa langsung merasakannya saat pertama kali kau menginjakkan kakimu di wilayah Biro ini,” potong Ye Ding Chen yang tidak mungkin salah mengenalinya.
“Jangan bercanda! Mana ada manusia yang memiliki aura dan energi spiritual yang lebih satu.” Hua Yi jelas tidak bisa mempercayai pria itu begitu saja.
“Apakah kau sedang berusaha menyembunyikan identitasmu yang sebenarnya sekarang?” Lagi, Ye Ding Chen kembali melontarkan tuduhan sebelumnya.
“Tidak, untuk apa aku melakukannya? Dan mana mungkin aku bisa melakukannya? Walaupun aku pernah menjadi salah satu anggota terbaik dalam Biro tapi kemampuanku bahkan tidak sebanding dengan Tuan Ran Qing Feng,” ujar Hua Yi menjelaskan apa yang Ye Ding Chen tuduhkan.
“Benarkah? Berarti aku sudah salah mengira orang.” Ye Ding Chen mengatakan itu dengan tatapan penuh arti yang ditunjukan kepada Hua Yi.
“Ehmmm …. Sepertinya memang begitu.” Entah mengapa Hua Yi merasa sangat gugup dengan tatapan menelisik yang pria itu tunjukkan padanya.
“Tian Jin, kita pergi!”
Ye Ding Chen tidak mau memperpanjang masalah ini, harus dia akui bahwa tindakannya kali ini cukup gegabah karena menyerang seorang wanita tanpa memberitahukan alasannya dengan jelas. Tanpa meminta maaf ataupun memberikan penjelasan lebih jauh akan sikapnya barusan, Ye Ding Chen pergi begitu saja.
“Baik, Yang Mulia!” Tian Jin pun bergegas mengikuti kepergian Rajanya.
“Tunggu dulu! Bagaimana denganku? Yakh … Kau bahkan belum meminta maaf atas seranganmu barusan!” Hua Yi berteriak marah dan berusaha menghentikan langkah pria angkuh itu.
Akan tetapi, lagi-lagi Ran Qin Feng langsung menghadang dengan menggunakan tubuhnya dan berkata, “Kau tetap akan menjadi anggota Biro ini seperti dulu lagi, Hua Yi! Tenang saja, aku yang akan bicara tentang ini kepada Yang Mulia.”
“Benarkah? Apa kau yakin?” Hua Yi jelas harus memastikan, karena dia tidak ingin diusir lagi esok harinya.
“Iya, Hua Yi! Aku yang akan menjamin posisimu di Biro ini.” Janji Ran Qin Feng yang berhasil sedikit meredakan amarah Hua Yi saat itu.
“Baiklah, aku akan percaya padamu karena kau yang menjaminnya, Tuan Ran!” ujar Hua Yi yang hanya bisa mempercayai pria yang sangat dia cintai dulu.
“Hmm … Kau bisa memegang kata-kataku, Hua Yi!” balas Ran Qin Feng dengan senyuman manisnya, “Lalu bagaimana kabarmu selama ini? Kenapa kau tiba-tiba memilih berhenti dan menghilang begitu saja tanpa mengatakan apapun padaku dulu?” sambungnya membahas masa lalu.
“Apakah aku harus memberitahu tentang apapun yang terjadi dalam hidupku kepadamu?”
Hua Yi jelas tidak bisa mengatakan alasan yang sebenarnya. Mana mungkin dia akan memberitahu bahwa dia sengaja menghilang karena dia hamil tanpa suami dan memutuskan membesarkan anak-anak itu sendirian.
“Bukan begitu, aku hanya ….”
“Jika sudah anda sudah tidak ada urusan lagi denganku, maka aku akan pergi sekarang!”
Hua Yi segera menyela sebelum Ran Qin Feng menanyakan lebih banyak lagi tentangnya. Hua Yi langsung membungkuk hormat sebelum meninggalkan wilayah Biro. Sementara Ran Qin Feng hanya menatap kepergian Hua Yi dalam diam.
“Setidaknya kau sekarang sudah kembali, Hua Yi!” Ran Qin Feng bergumam sangat lirih, hingga hanya dia saja yang bisa mendengarnya.
Ternyata tidak hanya Ran Qin Feng yang memperhatikan kepergian Hua Yi dalam diam, tetapi Ye Ding Chen dan anak buahnya, Tian Jin juga memperhatikan Hua Yi dengan seksama dari kejauhan.
Mereka tidak benar-benar pergi untuk mengawasi wanita itu karena Ye Ding Chen merasa sangat yakin bahwa dia tidak salah mengenali aura dan energi spiritual orang yang telah menyerang wilayahnya.
“Tian Jin! Bagaimana menurutmu?” tanya Ye Ding Chen meminta penilaian anak buah kepercayaannya itu.
“Dorongannya sangat kuat, bahkan hampir membuatku mencium tanah. Apakah Yang mulia mau mencobanya?” Tian Jin malah salah mengartikan pertanyaan Rajanya.
“Apa kau sudah bosan hidup?” ketus Ye Ding Chen dengan ekspresi dinginnya yang terlihat menyeramkan.
“Bukan itu yang Ding Chen maksud, Bodoh! Tapi tentang aura dan energi spiritual milik wanita tadi.”
Tiba-tiba Han Bei Ying muncul disamping Ye Ding Chen, seperti yang dia katakan dia yang bertugas mengawasi dan mencari tahu secara diam-diam.
“Maafkan saya, Yang Mulia! Rasanya saya juga merasakan adanya aura dan energi spiritual lainnya yang tersegel di dalam tubuhnya. Namun, Yang mulia tahu sendiri bahwa kemampuan saya untuk mengenali aura dan energi spiritual tidak sebaik anda,” ujar Tian Jin kali ini memberikan jawaban seriusnya.
Akan tetapi, Ye Ding Chen sudah tidak tertarik lagi dengan jawabannya itu. Dia hanya diam menatap ke arah kepergian Hua Yi tadi.
Bersambung ….
tapi janji jangan syok ya kalo dah tau kebenarannya