NovelToon NovelToon
Kambing Hitam

Kambing Hitam

Status: tamat
Genre:Action / Misteri / Mafia / Identitas Tersembunyi / Mata-mata/Agen / Gangster / Tamat
Popularitas:866
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Perang dunia organisasi kriminal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah yang Menyendiri

Moka, Viktor dan Lung sampai di sebuah perbatasan. Mereka meninggalkan mobil Van yang mereka tumpangi. Dengan membakarnya sampai habis lalu puing-puingnya didorong jatuh masuk ke dalam jurang.

Mereka sudah mengganti semua pakaian yang mereka kenakan layaknya seorang pemburu hewan liar yang senang pergi ke hutan. Seperti penampilan Viktor sehari-hari.

Tiga kambing hitam berjalan ke arah yang sebelumnya tidak ditentukan untuk menghilangkan jejak. Pergi sejauh mungkin.

Mereka berjalan dengan kaki-kaki yang kuat. Semalaman tanpa berhenti menembus hutan dan hutan.

Ketika hari sudah pagi mereka menemukan sebuah rumah tunggal yang ada di dekat kebun apel.

"Ada rumah di sana",

"Bagaimana kalau kita beristirahat di sana?",

"Apa kamu yakin rumah itu kosong?",

"Lihatlah pohon-pohon apel di kebun itu",

"Seperti sudah lama tidak diurus",

Setelah peristiwa pembantaian ribuan anggota organisasi kriminal beserta para kepalanya. Memang belum ada yang tahu jika Moka, Viktor dan Lung adalah eksekutor yang melakukannya.

Saat ini pasti keluarga dari orang-orang yang ditinggal mati sedang marah besar. Mereka pasti akan memburu para pelaku. Mencari tahu lalu mengirim pembunuhan bayaran untuk membalas dendam.

Ribuan yang berhasil disingkirkan. Pasti banyak orang yang menginginkan nyawa Moka, Viktor dan Lung untuk dimatikan. Lambat laun jika mereka sampai ketahuan pasti harga kepala kambing hitam akan sangat mahal.

Moka, Viktor dan Lung mendatangi rumah yang berdiri sendirian di dekat hutan dan kebun itu.

Rupanya di dalam rumah itu ada penghuninya. Terdengar suara tangis anak bayi dari dalam rumah itu.

Moka, Viktor dan Lung tetap bertandang.

"Permisi apakah ada orang di rumah ini?",

Pintu depan rumah itu memang terbuka.

Seorang ibu muda keluar sambil menggendong anak bayinya yang sudah berhenti menangis.

"Ini rumah ku",

"Kalian siapa?",

"Ada perlu apa kalian bertiga datang kemari?",

Tanya perempuan yang tampak keletihan itu.

"Kami adalah pemburu",

"Tapi kami tersesat",

"Sudah satu malam kami tersesat di dalam hutan",

"Kasihan sekali kalian",

"Apa yang bisa aku lakukan untuk menolong kalian?",

"Bisakah kamu memberi kami makan dan tempat tidur untuk kami bertiga?",

"Kami ada uang yang cukup untuk membayar jasamu",

Viktor mengeluarkan uang dan memberikannya kepada perempuan yang terlihat lebih membutuhkan itu.

"Aku akan menerimanya",

"Kalian masuk dan tunggulah sebentar",

"Aku akan memasak buat kalian",

Moka, Viktor dan Lung masuk ke dalam rumah itu dan menunggu di ruang tamu. Sementara itu perempuan tuan rumah bersiap memasak setelah menaruh anaknya di dalam keranjang bayi.

"Dimana suami mu nyonya muda?"

"Suami ku sudah meninggal satu tahun yang lalu",

Jawaban dari perempuan yang pendiam itu memberikan jawaban untuk banyak pertanyaan.

Pantas saja kebun apel di depan rumah ini tidak terurus. Pastinya perempuan beranak satu itu masih belum sepenuhnya ikhlas atas kematian suami yang dicintainya. Baru juga satu tahun masa kehilangan.

"Kalian berasal darimana?",

"Kami berangkat dari desa di perbatasan",

Kebanyakan yang berbicara dengan perempuan pemilik rumah ini adalah Lung. Itu dilakukan supaya kebohongan yang kambing hitam susun berjalan satu alur cerita. Dengan tambahan kalimat-kalimat pendukung yang sesekali dilontarkan oleh Viktor dan juga Moka.

Mereka bertiga dijamu dan dipersilahkan untuk bermalam di rumah itu karena uang yang diberikan oleh Viktor kepada ibu muda pemilik rumah ini lebih dari cukup.

*

Zzz...

Mungkin karena sudah terlalu lelah.

Moka, Viktor dan Lung terbangun di malam hari. Karena suara tangis bayi perempuan anak dari pemilik rumah.

Mereka bertiga keluar dari dalam kamar. Di meja makan sudah disiapkan hidangan.

"Maafkan anakku membangunkan kalian",

"Tidak apa-apa kami sudah tidur cukup lama",

"Tidak baik juga tidur seharian",

"Aku sudah menyiapkan makan malam",

"Tapi aku takut membangunkan kalian",

"Apa aku perlu memanaskannya lagi?",

"Tidak perlu nyonya muda",

"Kamu bisa istirahat sekarang dan menidurkan bayi mu",

Moka, Viktor dan Lung menyantap hidangan malam yang sudah disuguhkan. Biarpun sudah dingin tapi masakan orang desa ini benar-benar lezat.

"Enak juga rasanya tinggal di tempat pedalaman seperti ini",

"Bilang saja kamu tertarik dengan pemilik rumah ini",

"Aku tidak masalah jika dia sudah punya anak",

"Aku juga tidak keberatan bersama dengan seorang perempuan yang sedang memiliki bayi",

"Bagaimana dengan mu?",

"Aku pun tidak mengapa",

Sesudah selesai santap malam terjadi sebuah intrik di dalam rumah yang menyendiri di dekat hutan dan kebun itu.

Perempuan muda kembali keluar dari dalam kamarnya setelah menidurkan si bayi. Tampak jelas meski malu-malu wanita itu lebih tertarik kepada Lung.

Tapi Lung tidak menanggapinya. Karena alat kejantanan Lung sudah dipotong rata ketika dahulu ia tertangkap di markas musuh dan disiksa habis-habisan.

"Aku akan keluar mencari udara malam",

Lung pergi keluar rumah. Meninggalkan dua laki-laki yang tersisa untuk dipilih.

Moka kecewa berat. Ibu muda itu lebih memilih Viktor yang lebih tua dibanding dirinya.

Moka pun menyusul Lung keluar dari dalam rumah. Daripada harus menyaksikan dan mendengarkan suara Viktor yang bercumbu dengan liar dan arogan bersama pemilik rumah itu.

Tidak heran jika kebanyakan orang di barat ada perempuan mudanya yang lebih cenderung memilih untuk bersama dengan pria yang umurnya jauh lebih tua. Itu terjadi karena kebutuhan faktor psikologis yang tertanam di alam bawah sadar.

Mereka yang dari kecil sudah kehilangan sosok seorang bapak. Entah karena ditinggal pergi atau karena terlalu sibuk. Sehingga ketika dewasa mereka membutuhkan sosok yang bisa sekaligus berperan memberikan kasih sayang layaknya orang tua sendiri yang di masa muda tidak pernah mereka dapatkan. Orang-orang tua yang bisa melakukannya.

"Kamu mau kemana Moka?",

"Aku mau pergi jalan-jalan di sekitar sini",

Lung rebahan di atas atap rumah yang terbuat dari jerami sambil memandangi bintang-bintang yang banyak sekali muncul di malam hari.

Moka lebih memilih untuk mengeksplor lingkungan tempat tinggal ini. Sekedar untuk menghilangkan kepenatan dan rasa bosan.

Tidak lupa Moka juga membawa senapan laras panjang. Siapa tahu ada yang bisa diburu dan dibawa pulang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!