NovelToon NovelToon
Istrimu Aku, Bukan Adik Iparmu

Istrimu Aku, Bukan Adik Iparmu

Status: tamat
Genre:CEO / Selingkuh / Keluarga / Angst / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Tamat
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Caca Lavender

Yujin hanya ingin keluarga utuh dengan suami yang tidak selingkuh dengan iparnya sendiri.

Jisung hanya ingin mempertahankan putrinya dan melepas istri yang tega berkhianat dengan kakak kandungnya sendiri.

Yumin hanya ingin melindungi mama dan adiknya dari luka yang ditorehkan oleh sang papa dan tante.

Yewon hanya ingin menjalani kehidupan kecil tanpa harus dibayangi pengkhianatan mamanya dengan sang paman.
______

Ketika keluarga besar Kim dihancurkan oleh nafsu semata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca Lavender, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ambisi

Ruang rapat kecil di sudut gedung firma hukum itu dingin dan senyap. Di ujung meja, Jihoon duduk dengan lengan terlipat dan rahang mengeras. Di seberangnya, dua orang pengacara muda memaparkan rencana dengan nada serius.

"Kami sudah menyiapkan strategi hukum untuk menggugat hak asuh Kim Sunghan. Kita bisa menaikkan berita tentang Song Yujin yang mengalami gangguan emosional pasca-keguguran dan kini terlalu bergantung pada adik ipar secara psikologis," ujar salah satu pengacara.

"Kita akan bangun sudut pandang publik lebih dulu sebelum masuk gugatan untuk memperkuat pihak kita di meja hijau. Artikel pengantar sudah kami kirimkan ke tiga agensi berita. Beritanya akan akan dirilis secepat mungkin," tambah yang lain sambil menunjukkan skema distribusi konten.

Jihoon menyipitkan mata, “pastikan tidak terlalu kelihatan dibuat-buat. Aku tidak mau terlihat sedang menyerang terang-terangan."

"Kami bisa memastikan hal itu. Fokus utama bukan pada Anda, melainkan pada 'kondisi keluarga yang tidak stabil' dan 'peran adik ipar laki-laki yang terlalu dominan dalam rumah tangga korban'."

Jihoon mengangguk perlahan, “lalu, bagaimana dengan Kim Sumin? Apa aku bisa mengambil hak asuhnya?”

“Untuk hak asuh Kim Sumin, sepertinya tidak mungkin, kecuali anak itu yang memilih untuk ikut dengan Anda karena Kim Sumin sudah berusia 17 tahun, jadi dia sudah punya hak untuk memilih untuk ikut mama atau papanya,” jelas salah satu pengacara.

Jihoon tampak tidak senang dengan informasi itu. Otaknya berpikir keras untuk mendapatkan hak asuh semua anaknya. Sunghan, Yewon, dan Sumin. Ia ingin anak-anaknya terus bersama dengannya.

...----------------...

Pagi berikutnya, Yujin sedang menata materi koleksi musim dingin saat seorang staf desain muda menghampirinya.

"Direktur Song, maaf, saya harus segera menyampaikan ini. Ada berita tentang Anda yang sedang viral saat ini," ucap staf itu dengan wajah panik.

Staf muda itu menunjukkan ponselnya. Judul artikel terpampang besar. "Direktur RHEA Corp yang Mengalami Goncangan Rumah Tangga, Kini Mencari Angin Segar pada Adik Suami?" Lengkap dengan foto makan siangnya bersama Jisung.

Yujin membeku. Dadanya terasa sesak. Tangan kanannya menggenggam ujung meja, mencoba tetap berdiri tegak. Tidak menyangka bahwa ruang pribadinya bisa terkespos begitu saja.

Ia menatap layar ponsel itu lama, lalu mengangguk, “terima kasih sudah memberitahuku.”

Sementara itu, di luar ruang sidang, Jisung baru saja memenangkan sidang untuk kliennya. Saat hendak kembali ke kantor, ia menerima panggilan dari salah satu koleganya. Suara lawan bicaranya terdengar canggung.

"Jisung, apa kamu melihat berita pagi ini? Tentang kamu dan kakak iparmu?" tanya suara di balik telepon.

Jisung menjawab dengan suara berat, "berita apa? Aku baru saja menyelesaikan sidang.”

“Namamu ikut diseret. Mereka menyiratkan sesuatu yang tidak pantas,” ujar kolega tersebut.

Setelah berbicara sedikit, Jisung menutup panggilan. Ia pun membuka link berita yang dikirimkan oleh koleganya itu. Matanya menajam saat melihat berita tentang dirinya dan Yujin yang diberitakan menjalin hubungan gelap. Tangannya mengepal di sisi tubuh.

Di waktu yang sama, di sekolah Sumin, gadis itu baru saja selesai mengatur berkas untuk club basket saat ia mampir ke ruang komputer. Salah satu temannya sedang membuka forum gosip, dan foto-foto itu terpampang di layar.

Sumin tidak sengaja melihat foto Yujin dan Jisung di satu frame. Ia mengambil alih computer itu membuat temannya terkejut. Sumin menggulir laman berita dan menemukan banyak sekali artikel yang membicarakan tentang mama dan pamannya. Ia menatap dalam layar itu dengan matanya membara.

Sumin kembali ke kelasnya dengan gusar. Raut wajah garang membuat siapapun tidak berani mendekat. Ia berkemas dan meminta izin kepada guru untuk pulang lebih awal. Setelah perdebatan singkat, ia pun diizinkan untuk pulang.

...----------------...

Ruang tamu rumah Yujin terasa lebih menegangkan dari biasanya. Yujin duduk di sofa ruang tamu dengan wajah dingin. Jisung datang beberapa menit kemudian sambil membawa berkas cetakan artikel.

“Jihoon,” gumam Yujin.

Jisung menghela napas, “sudah jelas.”

Sumin membuka pintu dan langsung melempar tas ke sofa, “ini perbuatan Kim Jihoon?!”

Yujin sempat terkejut dengan kemarahan Sumin, tapi ia hanya mengangguk pelan.

“Dia pikir ini lucu?! Keterlaluan. Tidak tahu malu,” sungut Sumin melampiaskan rasa frustrasi.

Jisung mendekati Sumin dan meminta gadis itu untuk duduk. Jisung mengusap punggung gadis itu sebentar untuk menenangkannya.

Yujin tenggelam dalam pikirannya, lalu bergumam, “aku tidak akan membiarkan dia menyentuh anak-anakku lagi. Bukan hanya Sunghan dan Sumin. Tapi Yewon juga.”

Sumin mendekat dan mengusap punggung Yujin untuk memberikan kekuatan.

Jisung duduk di hadapan mereka, “aku akan ajukan tuntutan balik atas pencemaran nama baik, penyebaran informasi palsu, dan penyalahgunaan foto pribadi.”

“Aku akan bicara dengan pemegang saham senior di RHEA,” tambah Yujin, “jika dia pikir dia masih bisa bertahan di sana dengan citra seperti ini, dia keliru. Semua orang di RHEA sudah tahu kelakuan busuknya.”

“Paman juga bisa memakai flashdisk berisi bukti perselingkuhan papa yang sudah aku kumpulkan,” ucap Sumin pada Jisung, lalu beralih pada Yujin, “kalau mama butuh aku untuk melawan papa di pengadilan ... atau apa pun yang mama butuhkan. Aku selalu siap, Ma.”

Yujin tersenyum sendu, lalu memeluk putrinya, “terima kasih, Nak. Tapi Mama ingin kamu tetap jadi remaja seusiamu, bukan mengurus permasalahan dewasa seperti ini.”

Sumin mendengus kasar, “aku sudah bukan anak remaja lagi sejak papa tidur dengan adik iparnya sendiri.”

Hening.

Kalimat itu telanjang dan kasar, tapi tidak ada yang bisa membantah. Mereka semua tahu bahwa kebenaran memang menyakitkan.

...🥀🥀🥀🥀🥀...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!