NovelToon NovelToon
Kau Rebut Ibuku Ku Rebut Calon Suamimu

Kau Rebut Ibuku Ku Rebut Calon Suamimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Balas Dendam / Obsesi / Cinta pada Pandangan Pertama / Ibu Tiri / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:128.7k
Nilai: 5
Nama Author: Almaira

Dia adalah darah dagingnya. Tapi sejak kecil, kasih ibu tak pernah benar-benar untuknya. Sang ibu lebih memilih memperjuangkan anak tiri—anak dari suami barunya—dan mengorbankan putrinya sendiri.

Tumbuh dengan luka dan kecewa, wanita muda itu membangun dirinya menjadi sosok yang kuat, cantik, dan penuh percaya diri. Namun luka masa lalu tetap membara. Hingga takdir mempertemukannya dengan pria yang hampir saja menjadi bagian dari keluarga tirinya.

Sebuah permainan cinta dan dendam pun dimulai.
Bukan sekadar balas dendam biasa—ini adalah perjuangan mengembalikan harga diri yang direbut sejak lama.

Karena jika ibunya memilih orang lain sebagai anaknya…
…maka dia pun berhak merebut seseorang yang paling berharga bagi mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perbedaan Kasta

Di dalam rumah, semuanya terdiam syok, terutama Malika dan Burhan yang tadinya penuh senyum kini membeku bingung, malu dan marah.

Burhan yang tadinya ingin menyambut dengan angkuh kini terdiam kaku, hanya bisa melirik Sri dan Rosma yang wajah keduanya sudah mulai merah menahan malu.

Kerabat- kerabat yang hadir mulai berbisik, bahkan terdengar cekikikan yang ditahan.

Rumah yang tadinya penuh gelak tawa dan harapan penuh gengsi kini berubah menjadi sunyi penuh kecanggungan dan penghinaan. Semua mata tak bisa berhenti mencuri pandang ke arah keluarga Rendy.

“Bos Burhan. Saya kaget ketika anak saya bilang kalau Neng Malika yang mau menjadi calon istrinya, bukan neng Hana. Kalau saya yang mana saja terserah anaknya. Saya intinya merasa terhormat Bos Burhan mau berbesan dengan saya.”

“Iya Bos. Semenjak bos datang ke rumah saya tempo hari itu untuk melamar anak saya. Saya seperti naik derajat loh. Saya dan suami saya menjadi lebih disegani orang-orang.” Celoteh ibu Rendy dengan logat kampung yang begitu kental.

Suara cekikikan para tamu langsung menggema, membuat wajah Sri dan Rosma semakin merah padam. Mereka menunduk bersama.

Burhan yang masih berdiri semakin gelisah, tak tahu harus menyelamatkan suasana atau langsung mengusir mereka saja, diam-diam ia melirik Rosma yang mengelus dada menatap ke arah Malika yang hampir menangis karena malu.

“Kapan makan malamnya dimulai? Sayang. Aku sudah lapar nih.” Rendy mengelus-elus perutnya sambil melihat Malika.

Tanpa menunggu jawaban Malika yang malah menatapnya dengan marah, Rendy langsung menghampiri meja makan dan mengambil makanan tanpa malu.

“Ini yang katanya pengusaha yang kaya raya itu? Yang benar saja?” terdengar samar-samar seseorang bersuara.

Malika yang mendengar itu hanya bisa menahan tangis dan ingin lenyap dari sana saat itu juga. Kebanggaannya berubah menjadi aib yang ditonton keluarga besar.

Burhan sudah tak tahan lagi. Sudah cukup baginya dipermalukan dan dihinakan seperti ini. Dia bersiap akan mengusir Rendy juga ayah ibunya.

Namun di tengah atmosfer panas yang menggantung tebal di ruang tamu itu tiba-tiba bel pintu berbunyi.

“TING...TONG.”

Semua kepala spontan menoleh ke arah pintu depan yang memang sudah terbuka dari tadi.

Pradipta melangkah masuk bersama ibunya.

Sang ibu mengenakan kebaya modern berwarna biru pastel yang anggun, riasannya lembut dan senyumnya ramah, menunjukkan kelas seorang wanita terdidik dan berbudaya. Benar-benar memancarkan wibawa dan keanggunan tanpa perlu banyak bicara.

Di sampingnya, Pradipta berdiri tegak, berseragam resmi. Gagah, tenang, berwibawa dan mempesona.

Semua yang ada di ruangan seolah tertelan diam.

Burhan, Sri, Rosma, bahkan Malika yang masih terpaku pasca mengetahui kebenaran tentang Rendy, menegang seperti patung.

“Selamat malam,” sapa Ibu Pradipta hangat.

“Maaf kami datang terlambat.”

Semua bingung.

Namun belum habis rasa terkejut mereka.

Dari arah dapur, Hana muncul.

Bukan sebagai pembantu. Bukan sebagai anak tiri yang hina.

Melainkan sebagai seorang wanita yang anggun luar biasa.

Gaun semi formal berwarna ivory melekat sempurna di tubuh rampingnya. Rambutnya disanggul modern dengan sentuhan sederhana tapi elegan. Riasan wajahnya lembut, hanya mempertegas fitur alami yang memang sudah memesona. Dia berjalan pelan, tenang, dan sangat berkelas.

Bukan hanya Malika yang melongo. Bahkan Rendy dengan santainya berbicara “Gila. Cantik sekali.” Sambil mengunyah makanannya.

Hana tersenyum pelan.

Menatap semua mata yang tertuju padanya, terutama Burhan dan Rosma.

Hana menyambut kedatangan calon ibu mertuanya dengan penuh kelembutan dan sopan santun yang alami, langkahnya ringan saat mendekat, lalu ia sedikit membungkuk menyodorkan kedua tangannya untuk mencium tangan sang tamu kehormatan.

“Selamat malam ibu. Terima kasih sudah datang,” ucapnya pelan namun mantap, dengan suara lembut yang menyentuh hati.

Sang ibu balas tersenyum dan menggenggam tangan Hana dengan penuh kehangatan sambil terus menatapnya penuh kekaguman.

“Kamu lebih cantik dari yang Pradipta ceritakan, Nak.”

Pradipta bahkan tak bisa mengalihkan pandangannya dari Hana, yang lagi-lagi tampil memukau dan membuatnya sangat terpesona. Jantungnya berdegup kencang ketika Hana melirik dan tersenyum manis padanya.

Rupanya bukan hanya Pradipta, kini semua mata benar-benar tak bisa mengalihkan pandangannya

Hana yang selama ini mereka dengar hanya sebagai anak tiri, gadis kampung dan pembantu rendahan, kini berdiri seperti seorang calon menantu ideal.

Mereka yang menyaksikan yang kesemuanya adalah keluarga besar Burhan tak bisa menutupi kekaguman.

Aura kebangsawanan dan keteduhan Ratna—ibu Pradipta seolah menghipnotis siapa saja, bahkan Rosma dan Burhan yang selama ini merasa dirinya paling terpandang terlihat menunduk menyadari batas kelas sosial yang tak bisa lagi disangkal.

“Nak Hana. Terima kasih sudah mengundang kami. Oh iya mana orang tuamu sayang?”

Dengan senyum kaku dan gerakan tubuh yang canggung, Sri dan Burhan akhirnya terpaksa maju menyambut kedatangan Pradipta dan Ny. Ratna.

Tatapan tamu-tamu keluarga besar yang awalnya penuh kekaguman pada Malika, kini beralih sepenuhnya kepada Hana.

“Selamat datang. Nyonya. Pradipta. Silakan duduk,” ucap Sri pelan, mencoba bersikap sopan walau jelas terlihat raut wajahnya menahan rasa malu dan cemburu.

Burhan menambahkan, “Iya. Selamat datang. Maaf jika sambutannya kurang berkenan.”

Ny. Ratna tetap tersenyum ramah, namun sorot matanya tajam dan penuh wibawa. Ia hanya mengangguk kecil dan berkata dengan lembut, “Tak apa. Kami hanya ingin bersilaturahmi dan mengenal keluarga calon menantu saya lebih dekat.”

Seketika suasana berubah.

Para kerabat dan keluarga besar Burhan mulai bergumam kagum, membandingkan antara Hana yang dulu mereka remehkan, dengan sosoknya malam ini yang berubah menjadi begitu mempesona dan dihormati.

“Itu tunangan Hana?” bisik salah satu tante dari pihak Burhan.

“Iya, polisi. Tampan sekali ya. Ibunya juga kelihatan orang kaya beneran.” Sahut sepupunya sambil melirik Malika yang sedari tadi terpaku membisu, wajahnya kaku dan bibirnya tertutup rapat.

Malika berjalan setengah berlari menuju kamarnya, tak sanggup lagi menyaksikan keanggunan Hana berdampingan dengan calon suami dan mertua yang seharusnya menjadi miliknya.

Burhan dan Sri kembali bisa merasakan situasi berbalik, dan untuk kedua kalinya mereka tersingkir dalam pesta yang mereka buat sendiri.

Dan Hana?

Ia duduk anggun di samping Pradipta dan Ny. Ratna, berbicara sopan, tak banyak basa-basi, namun justru itulah yang membuatnya semakin dihormati.

Tanpa harus berteriak, ia sudah menang.

Tanpa balas dendam terang-terangan, ia telah membalikkan keadaan, semua mata kini melihat siapa sebenarnya permata di rumah itu.

Di malam itu perbedaan kasta keluarga terlihat nyata. Dan yang menyaksikan bisa melihat siapa yang berhak menyandang gelar terhormat.

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Dengerin tuh anakmu 😮‍💨
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
bersabarlah Pradipta 🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
menatap balik
Fittar
jelasin aja bu Sri sama pak Hendra bagaimana penderita Hana karna hasutan Burhan biar di amuk tuh si Burhan. gak ada kapoknya. tuh anak istri dan ibumu aja mulai sadar kamu gak sadar sadar burhan.
Sugiharti Rusli
apalagi dia juga seorang calon ibu yang pasti tidak menginginkan mereka semakin terpuruk nanti bila tidak menghentikan dendam sang ayah yang tidak berkesudahan yah,,,
Sugiharti Rusli
ternyata yang pada akhirnya sadar akan kesalahan" mereka selama ini malah si Malika yah, dia menyadari kalo Sri sejatinya ibu yang sangat baik dalam merawatnya dulu sih,,,
Sugiharti Rusli
walo baik Pradipta maupun Hana pasti aka ada kekhawatiran tersendiri apabila Hendra yang bersikeras tidak merestui mereka cukup besar, karena dia belum tahu kehidupan Hana selama ini
Sugiharti Rusli
karena memang harus dibuat susana harus dingin terlebih dahulu dan Hendra tidak diberi tahu secara frontal yah
Sugiharti Rusli
baik Pradipta maupun Hana memilih tuk memberi ruang bagi sang ayah sekarang yah,,,
Nar Sih
sabarr ya hana dan pradipta ,cinta kalian msih di uji ,dan semua grgr burhan lgi semoga kalian bisa lewati ujian ini dan menuju kebahagiaan yg sbnr nya ,siip kak lanjutt👍🥰
Puji Hastuti
Halah hendra kamu dengerin dulu penjelasan mereka
Tuti Tyastuti
hadehhh hendra jangan langsung percaya omongan burhan
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
justru
Fittar
apa salahnya sih mendengarkan dulu penjelasan yang lainnya. jangan hanya mendengar hasutan burhan yang gak benar. kesel juga nih dengan hendra
martiana. tya
Hendra.... Hendra... kenapa lebih percaya burhan.... bahkan penjel dari istri dan ibu mertuanya pun ngga mau denger
RahaYulia
drama paling konyol
Nar Sih
grgr ulah si burhan lgi satu keluarga dibikin slh paham lgi ,semoga hana bisa melurus kan semua nya
Sugiharti Rusli
apa nanti Hana bisa berbicara secara terbuka terhadap ayahnya tentang kondisi dia sebenarnya dulu yang tidak dirawat oleh Sri dan Burhan,,,
Sugiharti Rusli
bahkan dia tidak mau mendengarkan perkataan Sri dan ibu mertuanya sekalipun tentang siapa Burhan sejatinya, dia bahkan dendam dengan institusi tempat Pradipta mengabdi,,,
Sugiharti Rusli
si Hendra belum tahu sedang berhadapan dengan musuh yang dia anggap berjasa karena melindungi istri dan putrinya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!