"Pergi dari Kediaman ini. Kau sudah bukan lagi bagian dari Keluarga Viscount Avena!"
"Tuan Viscount, Hubungan Ayah dan Anak di antara Kita benar-benar sudah terputus seperti rambut ini." —Celestia
"Aku membantumu untuk menghilangkan hubungan yang ingin Kau putuskan itu. Sama seperti rambutmu yang sudah terbakar habis, menjadi abu dan diterbangkan oleh angin, begitulah hubungan kita. Benar-benar menghilang." —Viscount Avena
"...Selamat tinggal. Di masa depan, berhati-hatilah dengan bencana yang datang dari dendam yang kau tanam dan Kau pupuk subur di dalam diriku ini, Tuan Viscount." —Celestia
Apa yang terjadi sehingga menciptakan sosok yang menjalani kehidupan dengan kaki yang berpijak pada dendam ? Apakah balas dendam wanita itu berjalan lancar ? Atau terkendala dengan kekuatan yang ada pada dirinya? Saksikan selengkapnya, hanya di Noveltoon dengan judul "Balas Dendam Celestia. Cahaya di Kegelapan."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neogena Girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21
Setelah memakai kembali jubah dan juga topeng, Celestia bersuara.
“Kekuatan suci Saya memang belum pulih sepenuh nya, tetapi masih bisa untuk memusnahkan sisa monster yang ada, Yang Mulia.” Ucap Celestia yang merasakan aliran kekuatan di tubuhnya, kemudian lanjut bersuara di dalam batin. “...Walau setelah itu Aku akan langsung kehilangan kesadaran, tapi tidak masalah. Aurora pasti akan merawat tubuh Ku.”
“Baiklah, Kita akan kembali ke atas. Kemari lah.” Ucap Charles sambil mengulurkan tangan dan Celestia langsung menggapai tangan yang terulur
“Jangan terlalu memaksakan diri. Kalau keadaan di atas sana bisa teratasi dengan pedang dan sihir, simpan saja kekuatan Mu untuk mengobati Mereka.”
“Baik, Yang Mulia.”
Sringg..
Whusss....
Usai mengeluarkan sihir angin, tubuh Mereka berdua perlahan-lahan semakin dekat pada daratan tempat pertempuran terjadi di atas tebing.
Setelah berada di satu garis yang sama, Charles maupun Celestia terbelalak.
Pertarungan belum berakhir. Para monster yang kehilangan lingkaran hitam semakin menggila. Penyembuhan sementara yang Celestia berikan tadi tidak berguna. Keadaan para Kesatria kembali seperti sebelumnya.
Darah monster sudah membuat kulit tubuh mereka memerah dan memaksa Mereka bertarung sambil menahan rasa sakit di badan. Tempat pijakan yang licin memang tidak memihak manusia, namun pengalaman bertarung pasukan yang berada di bawah naungan Putra Mahkota bukan kaleng-kaleng. Mereka tetap bisa mengayunkan pedang seperti tidak ada yang perlu di khawatirkan.
“Para monster menggila. Tetapi itu bukan keuntungan bagi Kita. Proses penyembuhan tubuh Mereka semakin cepat. Celestia, tolong—”
“Yang Mulia, tolong terbang lebih tinggi.” Potong Celestia. “...Tolong tentukan titik tengah dari semua monster yang tersisa. Saya akan melakukan yang terbaik.”
Charles memang tidak tahu apa yang akan Celestia lakukan. Tetapi dengan kekuatan angin Dia melacak posisi para Monster dan sudah membawa raga Celestia ke tempat yang lebih tinggi.
“Kita saat ini berada di ketinggian yang menjadi titik tengah dari seluruh Monster yang tersisa. Jumlah monster nya sudah berkurang banyak, namun masih ada sekitar 200 lebih. Kau yakin bisa ?”
“Akan Saya coba.”
Sringgg...
Dalam sekejap, Celestia sudah memusatkan titik fokus dan mengerahkan kekuatan suci yang tersisa ke tangannya.
Dengan cepat, Cahaya setengah lingkaran menutup kawasan terjadi pertarungan. Tangan Celestia gemetaran, tetapi Dia tetap mengeluarkan cahaya suci. Yang bukan berasal dari daratan manusia perlahan-lahan hancur. Para monster mengaung-ngaung tidak suka. Mereka ingin lari namun cahaya sudah tersebar ke seluruh tempat.
Suara yang di ciptakan oleh para Monster memekakkan telinga para Kesatria. Bahkan kuping dan hidung Mereka sampai mengalami pendarahan.
Namun hal itu hanya bertahan selama lima menit. Para monster sudah musnah seutuh nya, dan cahaya yang tersisa menyembuhkan para Kesatria yang terluka. Walau hanya luka luar saja, itu tidak masalah.
Tangan Celestia yang sejak tadi bertumpu di tangan Charles sudah kehilangan kekuatan tumpuan. Charles langsung melingkarkan tangan di pinggang Celestia dan turun ke daratan.
“Yang Mulia, Tuan Enzo!” Teriak Ricard dengan wajah pucat.
Charles reflek melepaskan Celestia ke dalam rengkuhan Aurora dan langsung mendekati Charles.
“Apa yang terjadi ?”
“Tadi setelah Yang Mulia terjatuh, muncul monster yang wujud nya seperti manusia tapi punya empat tangan. Dia memiliki kemampuan berpedang yang setara dengan Tuan Enzo. Mereka bertarung dengan sangat sengit, dan saat menghalau serangan pedang, Monster itu menggunakan tangan yang lain untuk menembus perut Tuan Enzo dengan cakar panjang. Dia musnah dengan kekuatan suci tadi, tetapi pengobatan yang di lakukan oleh Diana dan yang lain sepertinya hanya menyembuhkan luka luar.”
Charles mengeraskan rahangnya. Baru pertama kali Dia melihat keadaan Enzo yang kritis seperti ini. Wajah nya pucat, suhu tubuhnya dingin... seperti mayat!
“Diana, lakukan sesuatu!” Pungkas Charles dengan debaran jantung yang semakin meningkat saat merasakan suhu tubuh Enzo.
“Saya sudah mengerahkan seluruh kekuatan Saya, Yang Mulia. Ricard juga meminta hal yang sama, namun sekali pun memberikan penyembuhan berkali-kali, Tubuh Tuan Enzo semakin mendingin.”
“Tcih!”
Charles mendecakkan lidah, tapi bukan karena kesal pada Diana. Dia membenci situasi yang tidak mendukung nya sama sekali. Charles kesal pada diri nya sendiri yang tidak ada tadi dan membiarkan sahabat nya bertarung sendirian. Namun Diana menyalahartikan hal itu.
“Kenapa hanya Saya yang di paksa ? Kenapa tidak menyuruh Tia saja ? Dimana Wanita yang membuat Anda sampai ikut terjun dari ketinggian ini dan masuk dalam arus sungai ?!”
“!!!” Charles menyipit kan mata ke arah Diana. Berusaha keras agar tidak meneriaki fakta pada nya. Bukankah Kalau Dia tidak menusuk dan mendorong Celestia tadi, situasi seperti ini tidak akan tercipta dan mereka bisa meraih kemenangan kemudian bisa pulang dengan bangga karena tidak ada satu pun korban jiwa?!
Takh!
“Jangan kelewat batas, Diana!” Sambar Ricard dengan urat leher yang tercetak jelas. Suara gigi nya yang digertakkan terdengar dengan jelas saat sudah meremas lengan Diana sekuat tenaga.“...Bersyukurlah karena situasi tadi sangat mencekik, jika tidak leher Mu sudah terlepas karena Aku akan sangat mendukung keputusan Aurora yang sudah mengarahkan pedang tanpa keraguan untuk Mu!”
Banyak jiwa yang selamat, namun satu-satunya yang masih terlilit krisis adalah Enzo. Para kesatria maupun pemilik kekuatan Suci hanya bisa di banjiri rasa khawatir dan rasa kesal pada Diana. Dia masih saja berulah di saat seperti ini, disaat keselamatan Enzo saja tidak bisa Mereka pastikan.
“...Dia tidak akan mati,” ucap Celestia yang saat ini sudah terduduk di sebelah raga Enzo yang tergeletak bak mayat. Aurora menggendong tubuh nya untuk mendekat karena di paksa berkali-kali oleh Celestia.
“Diana... Kau tidak melihat gumpalan ini ?” Tanya Celestia sambil menunjuk perut bagian atas Enzo, mata semua orang terbelalak. Saat ini mata Celestia bercahaya. Sangat indah. Sangat menyita perhatian.
“Tinggal di hancurkan saja...” ucap nya dengan nada rendah dan mengalirkan kekuatan suci yang alirannya sekecil lidi. Saat ini Celestia juga tidak tahu apa yang terjadi dengan penglihatannya yang bisa melihat organ tubuh Enzo yang mejadi penyebab diri nya tampak seperti mayat.
40 detik berlalu dengan sangat lama bagi Celestia yang harus mempertahan kan kesadaran dan menguras semua kekuatan suci yang tersisa di tubuh.
“Selesai..” Tutur nya di dalam batin lantaran bersuara saat ini seperti harus mengumpulkan banyak tenaga... Wajah pucat Enzo perlahan-lahan menghilang. “...Sekarang.. Tinggalkan jejak...” Lagi, Celestia berucap di dalam batin kemudian menciptakan gumpalan kekuatan suci sekecil buah anggur dengan tangan yang bergetar hebat.
Sebelum memejamkan mata, Celestia melemparkan sebuah tatapan dengan maksud yang tersampaikan dengan jelas pada Aurora. ‘Ku serahkan tubuh Ku pada Mu.’
Srukhh!!
Aurora memang langsung menangkap Celestia dengan sangat baik, namun iris mata nya langsung melebar saat merasakan sesuatu.
“Yang Mulia, Tia tidak bernafas!”
“!!!”
Semua orang yang mendengar laporan Aurora bagai di sambar petir. Sebagian kesatria yang selama ini sangat terbantu dengan kehadiran Celestia langsung menangis. Air mata Mereka keluar tanpa aba-aba.
Rasa lega yang sudah Charles dapatkan tadi langsung sirna! Raib dalam sekejap!
...***...
...Jangan lupa like dan komen Guys♥️ Thank you ♥️...