NovelToon NovelToon
Tumbuh Di Tanah Terlarang

Tumbuh Di Tanah Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Poligami / Duniahiburan / Matabatin
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Adra

Aruna telah lama terbiasa sendiri. Suaminya, Bagas, adalah fotografer alam liar yang lebih sering hidup di rimba daripada di rumah. Dari hutan hujan tropis hingga pegunungan asing, Bagas terus memburu momen langka untuk dibekukan dalam gambar dan dalam proses itu, perlahan membekukan hatinya sendiri dari sang istri.

Pernikahan mereka meredup. Bukan karena pertengkaran, tapi karena kesunyian yang terlalu lama dipelihara. Aruna, yang menyibukkan diri dengan perkebunan luas dan kecintaannya pada tanaman, mulai merasa seperti perempuan asing di rumahnya sendiri. Hingga datanglah Raka peneliti tanaman muda yang penuh semangat, yang tak sengaja menumbuhkan kembali sesuatu yang sudah lama mati di dalam diri Aruna.

Semua bermula dari diskusi ringan, tawa singkat, lalu hujan deras yang memaksa mereka berteduh berdua di sebuah saung tua. Di sanalah, untuk pertama kalinya, Aruna merasakan hangatnya perhatian… dan dinginnya dosa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Adra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TDT 21

Langkah Bagas terasa berat saat ia memasuki rumah yang sudah beberapa hari tak ia datangi. Udara di dalam rumah itu tak banyak berubah masih sama sunyinya, masih menyisakan aroma pisang matang dari banana cake buatan Aruna yang belum sempat disentuh.

Tapi ada yang berbeda hari ini. Dua koper besar tergeletak di dekat pintu. Bagai palu godam di kepala Bagas. Ada ketergesaan dalam cara koper itu ditaruh. Seolah pemiliknya sudah siap melangkah pergi tanpa menoleh lagi.

Bagas mematung.

"Aruna?" panggilnya pelan, nyaris berbisik.

Dari kamar utama, terdengar suara ritsleting. Bagas melangkah cepat, jantungnya berdebar tidak karuan. Pintu kamar tak sepenuhnya tertutup. Ia mendorongnya perlahan dan mendapati Aruna sedang merapikan beberapa perlengkapan ke dalam tas kecil di atas ranjang. Wajah perempuan itu datar, tenang, tapi jelas bukan tenang yang damai, melainkan tenang yang menyerah.

Aruna menoleh. Hanya sebentar. Tatapannya tak marah, juga tak menangis. Lebih buruk dari itu tatapannya kosong. Seperti seseorang yang sudah berhenti berharap.

“Kamu pulang,” katanya datar.

Bagas berdiri di ambang pintu, tak tahu harus berkata apa. Tangannya menggantung di sisi tubuhnya. Ia ingin marah, tapi tak punya alasan. Ia ingin menahan, tapi merasa tak berhak.

“Apa kamu mau pergi?” tanyanya akhirnya, suaranya lebih rendah dari biasanya.

Aruna menghela napas. “Sudah waktunya, Gas. Aku lelah menunggu kamu pulang untuk menyelesaikan ini. Tapi aku sadar, kamu nggak mau menyelesaikan. Kamu memilih pergi.”

"Aku di sini sekarang, ‘kan?"

Aruna tersenyum kecut. “Terlambat.”

Bagas maju beberapa langkah. “Kita bisa bicarakan ini. Aku... aku salah. Tapi jangan pergi seperti ini.”

Aruna menatapnya, kali ini lebih dalam. “Bukan aku yang pergi, Bagas. Kamu yang pergi duluan dari rumah ini, dari hati ini. Aku cuma menyusul.”

Bagas tak bisa berkata-kata. Ia tahu, ini bukan sekadar drama sepasang suami-istri yang bertengkar. Ini babak akhir dari kebisuan yang sudah terlalu lama. Dan untuk pertama kalinya, ia benar-benar takut kehilangan.

Suara mesin mobil terdengar masuk ke halaman. Raka tiba, tepat waktu seperti yang dijanjikan. Saat ia memarkir mobil, matanya langsung menangkap sesuatu yang membuatnya terdiam sejenak.

Mobil Bagas. Sudah terparkir di sana.

Jantung Raka berdetak lebih cepat, namun langkahnya tetap mantap. Ia tahu kedatangannya bukan untuk menantang, melainkan menolong. Dan ia tak akan mundur hanya karena kehadiran pria itu.

Di dalam rumah, Bagas berdiri terpaku menatap dua koper besar yang telah tersusun rapi di dekat pintu keluar. Di kejauhan, ia mendengar suara langkah mobil masuk ke pekarangan. Ketika menoleh keluar jendela, matanya membelalak.

“Dia datang...” desisnya, wajahnya berubah tegang.

Bagas melangkah cepat ke pintu, membukanya dengan kasar. Di depannya, Raka baru saja menaiki tangga teras rumah sambil menenteng tas selempang dan menatapnya tenang.

“Bagus. Jadi kamu benar-benar niat jemput istri orang, ya?” suara Bagas tajam.

“Bukan istri siapa-siapa kalau tidak diperlakukan sebagaimana mestinya,” balas Raka tegas.

“Kurang ajar!” Bagas melangkah maju dengan gerakan mengancam.

Tepat saat itu, pintu kamar terbuka. Aruna keluar sambil membawa tas terakhirnya. Matanya langsung menangkap dua pria yang siap berseteru di depan rumahnya.

“Bagas! Sudah cukup! Jangan buat semua ini lebih buruk dari yang sudah terjadi!” serunya dengan napas cepat.

Bagas terdiam. Napasnya berat. Tatapannya berpindah dari Raka ke Aruna, dan dalam sekejap, ia seperti kehilangan semua tenaga untuk marah.

Langkahnya goyah mendekat ke arah istrinya. “Aruna, tolong... jangan pergi.”

Aruna menatapnya, matanya basah namun tetap teguh. “Aku sudah lelah, Bagas. Rasanya aku sudah tak punya tempat di rumah ini. Bahkan kau bilang aku hanya menumpang.”

“Oke, oke aku mengaku salah,” suara Bagas merendah. “Aku... pulang karena ingin menyelesaikan semua ini. Aku sadar aku terlalu egois, terlalu keras kepala. Tapi jangan pergi sekarang, jangan tutup pintu kita begitu cepat. Aku masih ingin memperbaiki semuanya.”

Hening. Hanya suara angin yang menyapu pelan dedaunan kering di halaman. Raka memandang Aruna, menanti keputusan yang akan diambil wanita itu.

Dengan napas panjang, Aruna menatap mata suaminya. Di sana ia melihat ketakutan... dan penyesalan.

“Baiklah,” ujarnya pelan. “Aku beri satu kesempatan lagi. Tapi ini bukan untukmu, Bagas. Ini untukku... untuk semua yang sudah aku perjuangkan.”

Bagas mengangguk pelan, matanya mulai berkaca-kaca.

Aruna kemudian menoleh ke arah Raka. “Raka... terima kasih sudah datang. Terima kasih sudah mau menolongku.”

Raka terlihat ragu. Ada sesuatu di matanya sedikit kecewa, mungkin. Tapi ia tetap tersenyum kecil.

“Aku senang kamu memilih untuk tetap bertahan. Semoga kamu menemukan bahagiamu kembali, Aruna,” katanya lembut.

Aruna mengangguk, matanya berkaca-kaca.

Raka lalu melangkah pelan menuju mobilnya. Sebelum masuk, ia sempat menoleh sekali lagi ke arah Aruna. Lalu tanpa kata, ia masuk dan pergi.

Aruna berdiri di ambang pintu, masih menatap ke arah jalan yang perlahan menelan kepergian Raka. Di belakangnya, Bagas hanya bisa berdiri diam. Menyadari bahwa ia baru saja diselamatkan oleh wanita yang hampir ia lepas, dan oleh lelaki yang mungkin bisa saja menggantikan dirinya.

Setelah Raka pamit dan mobilnya perlahan meninggalkan halaman, keheningan menyelimuti rumah itu. Suara mesin memudar, namun ketegangan di antara Bagas dan Aruna tetap menggantung di udara. Mereka berdiri beberapa langkah saling berjauhan, seperti dua orang asing yang baru saja dipertemukan dalam kondisi yang tak pernah mereka harapkan.

Aruna menunduk, memeluk lengan kirinya sendiri. Bayangan kata-kata Bagas yang kasar dan menghina beberapa waktu lalu masih berputar di kepalanya. Luka itu belum sempat mengering, apalagi menghilang. Sementara Bagas berdiri di tempatnya, matanya menatap Aruna dengan rasa bersalah yang jelas terbaca.

Tanpa banyak kata, Bagas melangkah ke arah pintu. Ia menunduk, mengangkat kedua koper yang tadi sempat disiapkan Aruna untuk pergi. Perlahan, ia membawanya kembali ke dalam kamar mereka. Tak ada suara, hanya denting roda koper menyentuh lantai yang mengisi ruang sunyi di antara mereka.

"Kalau kamu sudah siap... aku akan menunggu di ruang kerja," kata Bagas singkat saat ia keluar dari kamar kembali, suaranya rendah namun tidak tergesa. "Kita bicarakan semua. Tanpa emosi. Aku nggak mau semuanya makin rusak."

Aruna hanya mengangguk pelan, tanpa menoleh. Di balik sikap diamnya, pikirannya kacau. Tapi di dasar hatinya, ia tahu entah siap atau tidak pembicaraan itu harus terjadi. Karena mereka sudah terlalu jauh saling menyakiti.

Dan kali ini, satu kalimat bisa jadi awal pemulihan... atau benar-benar akhir dari segalanya.

1
ovi eliani
ayo aruna waktunya bertindak , tlp bagus agarbmemberikan bukti ke polisi, biar bagas tau senjata makan tuan, biar dia yg masuk polisi biar tau rasa kamu bagas , biar bagas tau dingin nya jeruji besi, aku mwndukung mu aruna jgn kasih ampun bagas dan biar mata mak lampir juga terbuka bahwa kamu wanita yg baik aruna. semangat thor up nya tambah hreget ini.
R 💤
betul sih ini Thor...
R 💤
kok aku ikut seneng ya Raka gitu, dosa gak sih 🙈
Dee: Tenang, itu tandanya kamu punya hati yang peka. Raka emang bikin suasana jadi adem ya~ Yuk terus ikuti kisahnya, siapa tahu kamu makin sayang sama dia 🤭💕"
total 1 replies
R 💤
bisa dikatakan ia lagi puber kedua gak sih
Dee: Siap Kakak, nanti aku coba mampir ya,🥰
R 💤: ditunggu Thor,, jika berkenan mampir di lapakku juga Thor hehe 👋🏻 CINTA TUAN MAFIA , terimakasih
total 3 replies
R 💤
acieee...Aruna berbunga bunga tuhh
R 💤
selamatkan juga hati ibu hehe
ovi eliani
up lagi dong thor ketemuain aruna dan raka ,pingin melihat bicara , mak lampir suruh pulang dulu sama pak lampir biar ngak nganggu...semangat thor up lg malam ini, ceritanya bikin penasaran
ovi eliani
ayo aruna kamu harus membela yg benar, suami mu sdh mulai gila, kasian raka dia tak bersalah. terus buat mak lampir minta maaf sama kamu sampai mengemis maaf mu karena sdh kurang ajar mulutnya
Daniah A Rahardian
puitis banget☺️
ovi eliani
sedih amat sih thor , seng sabar ya aruna, alon alon waton kelakon , awas aja kamu nyamuk nenek lampir tak sedot ubun2 mu, wes tue belagu , semangat thor kasihbpelajaran itu nyamuk mak lampir karo bagas laki2 tak berguna.
Daniah A Rahardian: Beneran deh tuh nyamuk mak lampir sama si Bagas emang udah kelewatan. Aruna tuh udah sabar banget, tapi ya gimana... kadang orang baik tuh malah disakitin mulu 😤.
total 1 replies
Daniah A Rahardian
Wow.. keren and puitis banget. Author emang pinter ya memilih kata2.
O ya aku udah jg ngeliat visual mereka di ig mu Thor, Aruna cantik banget dan Raka guanteng abis 🫶
Dee: Makasi Kakak, aku nyari yg pos buat karakter mereka.
total 1 replies
xia~xiaoling
ngena banget kata2 e aruna...kyk e aruna ini puitis banget deh...suka ma karakter aruna
Dee: Makasii! Senang banget Aruna bisa nyampe di hati Kakak😍
total 1 replies
Daniah A Rahardian
Suami 🤬🤬
Dee: Sabar... sabar...☺️
total 1 replies
ovi eliani
aku suka kesal sama nyamuk nyamuk ini selalu heboh embok ya di dengarkan dulu, no sono laporin aja bagas nya biar tau rasa, nyamuk sama bagas memang cocok kumpulan manusia pencinta hutan jadi hifup seenaknya aja. lho kate kebun binatang, semangat thor aku jd gregetan bacanya, sholat dulu ya.
Dee: Memang ya nyamuk dan Bagas tuh kombinasi bikin emosi, tapi tenang... nanti ada kejutan buat mereka, ditunggu terus yaa~ Makasih banyak udah baca dan komen seru begini, semangat terus dan selamat beribadah juga ya kak ,💚🙏
total 1 replies
ovi eliani
aruna aruna saksi ya kan ada para pekerja kan melihat, twrutama kamu melihat sendiri, ngaoain hidup dgn bagas yg egois, lupa kan hempaskan masih banyak laki laki yg lain, semangat aruna ..
ovi eliani
thor up dobble biar tambah semangat bacanya, maunya aruna urusi raka aja, bagas buang aja ke laut
Daniah A Rahardian
Thor pliss...jgn kamu buat kayak di "Ternyata Hanya Kamu Cintaku", nanti aku nangis lagi nih! Aku jadi inget Alex😭
ovi eliani
wah wah mulai agak panas in ceritanyai seperti panas nya matahari di siang hari , bagas2 sekarang aja cemburu orak dewasa dewasa diri mu son son, udah raka laporkan bagas dengan tindak pidana main hakim sendiri biar mampus terkubur di penjara sepertih aruna yg hatinya tetpenjara di hati raka, Hidup adalah perjalanan, jangan lelah untuk terus berjuang. semangat thor buat ceruta yg lebih panas wkwkwwk
ovi eliani
belum greget ini thor, mau yang jeng jeng disaat aruna raka berdua, suami yg tak berguna datang. maaf ya thor bukan berarti aku setuju dhn perselingkuhan tp manusia punya batas kesabaran karena kelah nya wanita akan berujung dengan ke tidak pedulian. wahar klo bagas diberi pelajaran buat sadar diri , dobble up atuh thor semabgat benar bacanya.
xia~xiaoling
baca kayak nak muda lg kasmaran thor..pd hal ini yg bc emak2 berdaster..wkwkwk
Dee: Hahahaha... emak berdaster juga boleh dong kasmaran lagi!, semoga tetap bikin hati deg-degan yaa 😄💖
Tapi justru pembaca setia kayak emak-emak berdaster lho yang paling tulus menikmati cerita😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!