Galexia Ranendra, gadis bebas, bar bar, seenaknya, tidak mau di kekang oleh aturan apa pun, terpaksa di persatukan dengan banyak aturan bersama seorang pria yang bernama Pradivta Agas. Pria yang di pilihkan oleh kedua orang tuanya untuk menjadi partner hidup tanpa persetujuan darinya.
Bahkan Galexia tidak tahu dengan jelas siapa pria berwajah manis dan berkulit bersih yang selalu berusaha menarik perhatiannya.
Lalu bagaimana setelah Galexia tahu kalau Pradivta adalah pria penjual es doger yang sudah membuatnya kesal karena merasa di PHP? Dan artinya Pradivta adalah seorang Intel.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bayaran Setimpal
Galexia mengedarkan pandangannya ke setiap penjuru restoran, ekor mata gadis itu berulang kali melihat ponselnya- sudah hampir lima belas menit Pradivta berpamitan padanya untuk pergi ke toilet, namun sampai saat ini pria itu belum kembali.
Bokong Galexia sudah gatal ingin beranjak pergi, tapi sayang dirinya tidak memiliki uang sepeser pun untuk membayar semua menu makanan yang sudah dinikmati nya malam ini. Sial, kalau saja dia tahu akan seperti ini mungkin kartu kredit yang selalu ada di belakang cash ponselnya tidak akan dia keluarkan tadi.
"Pradivta kemana sih? Jangan bilang dia ngerjain gue, terus kabur!" Galexia mengambil kesimpulan sendiri. Dia semakin gelisah, apa lagi saat ini beberapa staf restoran mulai mengarahkan pandangan ke arahnya. Dirinya sudah seperti terpidana sekarang, Galexia yakin kalau saat ini orang orang itu tengah berpikir kalau dirinya adalah seorang gadis malang yang ditinggalkan oleh sang pria, lalu tidak bisa membayar semua makanan ini. Dan akan berakhir di pencucian piring atau lebih parahnya kantor polisi.
Kantor polisi lagi! Apa tidak ada tempat yang lebih indah dari pada itu?
"Kalo si Divta sampe bohongin gue, liat aja nanti!" desisnya.
Sabar, Galexia akan bersabar sebentar lagi- ya hanya sebentar, karena dirinya sudah tidak tahan untuk segera beranjak dan pergi dari tempat ini.
Sementara pria yang sejak tadi Galexia kutuk terlihat tengah menyembunyikan diri dibalik dinding toilet. Dia tengah mengawasi dia orang manusia yang tengah melakukan sebuah transaksi di tempat yang tidak lazim, maka dari itu Black Mamba menamai mereka sebagai berang berang, karena melakukan transaksi di toilet yang berair dan lembab.
Perlahan Pradivta mengeluarkan sesuatu dari balik celana bahan yang di pakainya, bukan dari balik celana melainkan dari kaos kaki yang di pakainya- sebuah pistol kecil, tapi sepertinya bukan berisikan timah panas melainkan-
Blub!
Satu tembakan Pradivta lepaskan dan tepat mengenai salah satu leher kedua orang asing itu. Sang tekan menoleh, dia terlihat panik saat melihat orang yang tengah melakukan transaksi ilegal dengannya tiba tiba saja tersungkur di lantai.
"Sialan!" umpat nya.
Tanpa menunggu giliran dirinya menjadi korban yang kedua, orang berkaos hitam itu segera berlari sembari membawa koper yang berisikan sejumlah uang sangat banyak. Dia lari tunggang langgang meninggalkan rekannya yang masih tersungkur di pantai kotor toilet dalam keadaan sadar tadi tidak bisa melakukan apa pun.
Dia mati rasa!
Sementara orang yang sudah berhasil melumpuhkan salah satu dari mereka perlahan keluar dari persembunyian, salah satu tangannya meraih ponsel dan membuat voice note untuk dia kirimkan pada anggota Black Mamba lainnya.
"Salah satu berang berang berhasil lari membawa makanannya, arah jam 3- pasang penjerat!" setelah mengatakan hal itu dia kembali melanjutkan langkahnya mendekat pada orang yang terbujur kaku di lantai, namun masih dalam keadaan hidup dan sadar.
"Menyusahkan, aku harus meninggalkan calon istriku sendiri gara gara kalian." gumamnya.
Dengan cepat Pradivta mengangkat tubuh kaki tak berdaya itu dan membawanya keluar melewati jalan belakang. Dia harus segera kembali pada Galexia sebelum gadis itu kembali murka dan menelannya hidup hidup.
"EEMMPPHHTT!" orang yang Pradivta bawa mulai meronta, walaupun itu sia sia- tapi cukup merepotkan juga.
"Nikmatilah rasanya sampai dua jam kedepan. Anggap saja itu bayaran karena kau dan rekan mu itu sudah membuat ku harus mengambil keputusan yang sulit!"
Tanpa perasaan Pradivta meletakan tubuh tak berdaya itu di atas rerumputan, dia segera berbalik dan pergi dari area itu setelah melihat beberapa anggota Black Mamba mulai mendekat untuk mengambil tangkapannya malam ini.
Sepanjang langkah Pradivta terus saja menggerutu, dia bahkan berulang kali menghirup napas dalam saat menyadari kalau dirinya sudah cukup lama pergi. Entah apa yang terjadi pada Galexia selama dia pergi dengan alasan ke toilet.
Sialan, tidak ada orang pergi ke toilet selama ini!
Dan benar saja saat Pradivta sampai di meja yang di tempatnya bersama sang gadis tadi, Galexia sudah tidak ada di tempatnya. Pria itu terlihat panik, Pradivta segera melangkah cepat menuju meja kasir untuk menyelesaikan pembayaran.
"Meja nomor 6 yang ada di dekat kolam ikan!" tanpa basa basi Pradivta segera menyebutkan lokasi yang di tempatnya bersama Galexia.
Dia berusaha bersabar saat kasir wanita itu terlihat mengotak atik bill yang harus di lunasinya.
"Sudah lunas, tadi perempuan yang datang bersama anda membayarnya memakai jasa cuci pi-,"
Tanpa menunggu sang kasir menyelesaikan ucapannya, Pradivta segera berlari menuju area dalam restoran tanpa peduli dengan teriakan sang kasir dan beberapa pramusaji. Napasnya terengah, matanya mengedar liat saat sampai disana- dia tidak sabar untuk mencari seseorang yang ditinggalkannya tadi.
Sudah dapat dipastikan kalau sang gadis akan lebih murka dari pada sebelumnya, dan sampai saat ini Pradivta tidak tahu harus memberikan alasan apa nanti, otak pintarnya blank secara tiba tiba.
"Makanya kalo gak punya duit gak usah sok sok'an pesen makanan. Udah ditinggalin cowok, gak punya duit, muka aja bule eh dompet kere!"
Pradivta mengedarkan pandangannya ke asal suara, kedua matanya membulat saat melihat Galexia tengah berdiri di depan washtafel cucian dan memakai celemek khas pelayan.
Gadisnya mencuci piring!
Prang!
Kesabaran Galexia yang hanya setipis tissue mulai terkikis habis, gadis itu membandingkan sendok ke lantai sembari menatap datar pelayan resto yang sedang mengawasinya saat ini.
"Lo lama lama ngelunjak ya! Gue udah diem, nurut apa yang lo suruh tapi makin nurut, lo makin seenaknya!"
"Eh, lo yang gak tau diri! Mau makan enak tapi gratisan, malu dong sama muka!" tukasnya.
"Wah jangan bawa bawa fisik dong, Kalo iri bilang aja!" Galexia tidak mau kalah. Dia melemparkan spons cuci piring ke arah lawannya, kesabarannya sudah habis.
Bahkan gadis itu mulai merangsang mendekat pada sang pelayan resto yang berhasil membuatnya snewen, tapi sayang belum sempat Galexia meraih tubuh lawannya- seseorang sudah terlebih dahulu merengkuh tubuhnya dari belakang hingga membuat tangannya reflek meraih tempat air lalu melemparkannya ke arah belakang.
Tidak peduli dengan pakaiannya yang ikut basah, Galexia berbalik setelah berhasil melepaskan rengkuhan di pinggangnya. Bola mata abu abunya membulat saat melihat orang yang tadi meninggalkannya begitu saja basah kuyup sembari menatap dalam padanya.
"Ayo kita pulang! Maaf sudah membuat kamu menunggu, nanti kita cari pakaian baru ya biar kamu gak masuk angin."
Galexia tidak menyahut, dia masih terdiam di tempatnya. Bahkan saat orang yang berhasil membuatnya seperti ini membawanya keluar dari area cucian dirinya hanya menurut.
Ada rasa kesal dan marah mencokol didalam hatinya, tapi rasa iba juga perlahan hadir saat melihat pria yang tengah menuntunnya basah kuyup bahkan sampai melepas kacamata beningnya. Tapi Galexia berusaha menepis rasa itu, dan bersikap abai- anggap saja itu bayaran setimpal karena sudah meninggalkannya cukup lama hingga membuat dirinya berakhir di ruangan lembab dan basah hingga akhirnya beradu mulut dengan pelayan wanita tadi.
**TGL 7 KEMAREN BANG EUNG GI NIKAH, PATAH ATI DAH TAPI OTHOR CUMA BISA DO'AIN YANG TERBAIK BUAT MEREKA BERDUA
HAPPY WEDDING LEE SEUNG GI DAN LEE DA IN, LEE COUPLE😘😘😘**
lanjut ke Tiger ugerrrr 😁😁😁
Bagus ceritanya buat aq senyum" sendiri di dukung dg visual tmbah keren skaleeee👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻