MISI KEPENULISAN NOVELTOON
Terbangun karena cekikan yang membuatnya susah bernapas. Athena mendapati dirinya ternyata masuk ke dalam novel yang dia baca sebelum dia tidur. Ternyata dia menjadi seorang pemeran antagonis yang lemah dan manja yang kebetulan memiliki nama yang sama dengan dirinya.
Bisakah Athena bertahan di dunia yang asing itu baginya? bagaimana caranya dia kembali? apa saja dia temui di sana? adakah cinta yang mengubah dirinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Jelaskan bagaimana caranya aku bisa melakukan hal seperti itu?
“Kau wanita yang sangat kejam dan tidak punya hati!” teriak Beverly dengan sangat emosi. Tentu hal itu membuat semua orang kembali menjadikan mereka pusat perhatian.
Athena mengerutkan bagian di antara dua alisnya lebih dalam. Dia bahkan sampai memiringkan wajahnya dan melipat kedua tangannya di depan dada, menatap bingung, kenapa setiap kali pria ini datang dan bertemu dengannya, dia akan bertampang sangat kesal dan langsung memarahi Athena.
“Kau ini sedang berbicara apa? Lagi pula kenapa setiap kali kau melihatku. Kau pasti marah-marah. Memangnya apa salahku padamu?”
Melihat reaksi Athena yang menurutnya sok suci dan juga seperti mengejek dirinya itu membuat Beverly jadi begah. Wanita ini benar-benar tidak tahu malu sekali. Masa bertanya apa salahnya pada Beverly?
“Kau tidak perlu berwajah sok suci seperti itu. Semua orang tahu siapa kau! Tapi yang penting sekarang kau harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah kau lakukan pada Arabella!” ujar Beverly dengan sangat emosi.
Athena membuka sedikit mulutnya menunjukkan raut wajah yang tak percaya. Arabella? apa lagi yang dilakukan oleh gadis itu untuk membuat nama Athena buruk. Apalagi akal-akalan murahan yang sudah dia buat. Athena menarik napasnya malas.
“Memangnya ada apa lagi dengan anak itu?” tanya Athena dengan tampak sedikit menyebalkan.
Beverly melihat itu tentu semakin tersulut emosinya. Tapi dia tidak ingin mengeluarkan emosinya sekarang. Dia menyipitkan matanya memandang sinis pada Athena dan segera berjalan dengan cepat ke arah pintu ruangan kelas. Dia lalu menarik seseorang yang tampak bersembunyi di luar kelas itu. Tentu hal itu membuat Athena dan semua orang yang ada di kelas itu penasaran. Untuk apa Arabella berpura-pura sembunyi di luar sana. Drama apa lagi yang akan dia pentaskan di sini?
Beverly membawa Arabella tepat di depan Athena. Arabella mengerutkan dahinya melihat Arabella yang menggunakan sebuah masker.
"Tunjukkan padanya, tak perlu malu," ujar Beverly lagi.
Athena yang tadinya menatap malas. Tiba-tiba langsung menegakkan tubuhnya. Tangannya yang tadi terlipat langsung dilepaskannya. Matanya membesar hingga mulutnya terbuka tak percaya. Kaget dengan apa yang dia lihat sekarang. Tapi wajah kaget itu tak berlangsung lama karena segera berlanjut menjadi tawa yang membahana di ruangan kelas itu. Arabella langsung menutup kembali wajahnya.
Athena tidak bisa menahan tawanya melihat wajah wajah Arabella yang penuh dengan bintik merah yang meradang, dipenuhi oleh jerawat-jerawat kecil yang tersebar di pipi dan dagunya. Entah apa yang sudah dia lakukan hingga wajahnya seperti itu. Athena benar-benar tak habis pikir, hanya demi menjatuhkan dirinya, Arabella sampai rela melakukan hal seperti ini.
Arabella tentu merasa apa yang dilakukan oleh Athena melukai harga dirinya. Bagaimana bisa wanita itu begitu senangnya melihat wajah Arabella yang seperti ini? apalagi karena tawa Athena yang terbahak-bahak itu membuat orang-orang yang ada di kelasnya juga mulai membicarakan penampilanya karena melihat penampilan Arabella sekarang.
Arabella mengenggam tangannya sendiri dengan erat. Mencoba untuk menahan dirinya untuk membalas apa yang sudah dilakukan oleh Athena sekarang. Karena jika dia tidak menahan dirinya. Maka segala rencananya akan rusak. Biarkan saja Beverly yang akan membalaskan semua yang dilakukan oleh Athena.
“Kau lihat ini! Kenapa kau malah tertawa!” tanya Beverly yang tak habis pikir. Melihat wajah Arabella yang begitu kasihan dipenuhi oleh jerawat, tapi Athena malah tertawa terbahak-bahak. Wanita ini memang kejam.
“Bukankah itu lucu? Arabella, apa yang kau lakukan dengan wajahmu hingga begitu?” tanya Athena melanjutkan tawanya. Baginya ini sangat menghibur.
“Diam kau! Ini adalah perbuatanmu! Bagaimana bisa seorang wanita melakukan hal seperti ini pada wanita lainnya. Kau ini ada masalah apa sebenarnya dengan Arabella hingga membuatnya seperti ini. Sekarang! berikan penawar racun yang sudah kau berikan padanya hingga dia seperti ini!” ujar Beverly. Gayanya memang gemulai tapi jika sudah memarahi orang, suaranya tetap saja seperti laki-laki.
Athena langsung memasang wajah kesal tak bersalahnya. Bagaimana bisa dia dituduh meracuni wanita ini, padahal dia saja tak lagi berdekatan dengan wanita ini.
“Aku?” tanya Athena menunjuk dirinya sendiri dengan wajah yang polos. Tentu semakin membaut Beverly semakin emosi.
“Ya! Tentu saja kau! Siapa lagi?! Wajah Arabella begini karena dirimu. Kau memang licik. Aku tahu kau iri dengan wajah Arabella yang lebih bagus darimu, tapi kau tidak perlu melakukan hal itu! Ih! Aku sekarang ingin menjambak rambutmu sekarang!” geram Beverly yang mecondongkan tubuhnya untuk meyerang Athena.
“Beverly, sudah, jangan begitu,” ujar Arabella berpura-pura lembut dengan wajah yang tampak ingin dikasihani menahan tubuh Beverly yang sudah ingin menyerang Athena. Dia menarik tangan Beverly menjauh sedikit dari Athena.
Athena yang meliaht hal itu hanya mengerutkan dahinya. Tentu jika Beverly ingin melawannya dia akan melayani pria itu. Tapi sekarang Athena hanya melihat mereka berdua berbicara menjauh darinya. Apa lagi yang mereka lakukan di sana?
“Beverly, bukannya aku sudah katakan. Tidak perlu membesarkan masalah ini.” Arabella berbicara dengan sangat lemah lembut. Ingin memancing simpati orang-orang yagn terus memperhatikan mereka seolah sedang menonton sebuah drama yang begitu seru. Mempertahankan image dirinya sebagai Arabella si baik hati dan juga pemaaf.
“Tidak bisa seperti itu! lihatlah! Apa yang sudah dia lakukan itu sangat jahat! Dia sudah merusak wajahmu! Ini adalah kejahatan dan harus dituntaskan. Kau mau esok hari dia akan meracunimu hingga mati?!” seru Beverly yang termakan omongan dari Arabella.
“Tapi sudahlah. Aku tidak ingin mempermasalahkannya. Aku akan pergi ke dokter untuk mengobatinya.”
“Tidak bisa! Jika dia yang melakukan ini padamu! Dia harus bertanggung jawab! Kau ini jangan terlalu baik seperti itu, jika orang salah, kau harus tegas. Jangan bersikap seperti ini. Aku tahu hatimu sangat lembut. Sudahlah, biar aku saja yang membalaskan semuanya!” ujar Beverly yang semakin kesal karena tingkah Arabella yang begitu lembek menurutnya. Beverly segera melepaskan tangan Arabella yang dari tadi masih menahan dirinya dan mulai melangkah ke arah Athena kembali yang hanya diam memperhatikan mereka berbicara.
“Beverly, sudah!” kata Athena yang sedikit terlihat memelas.
“Tidak! Kau tenang saja! Aku yang mengurus semua ini! Diam saja di sini! Akan ku berikan pelajaran untuk wanita arogan itu!”
“Apakah kalian sudah selesai mengobrolnya?” tanya Athena. Sudah mulai bosan melihat opera sabun yang ditampilkan oleh Arabella dan juga Beverly tadi.
“Sudah!” jawab Beverly.
“Baiklah.” Athena segera berjalan malas ke arah Arabella yang masih dengan perannya sebagai wanita yang lemah lembut, polos yang tersakiti oleh Athena.
“Hei! kau ingin ke mana?! Aku belum selasai dengamu!” ujar Beverly yang melihat Athena malah meninggalkannya.
Athena segera berhenti di depan Arabella yang menatapnya dengan tanpa dosa. “Jika kalian memang menuduhku melakukan hal seperti ini. Maka, jelaskan padaku dan orang-orang semua yang ada di kelas ini. Bagaimana caraku membuat wajahmu hingga seperti itu, Arabella?” tantang Athena dengan wajahnya yang serius dan sorot mata tajam yang langsung membuat Arabella sedikit ciut. Kenapa sekarang Athena benar-benar berubah sifatnya?
ada apakah dengan kak author kok lama up nya