Season ketiga dari novel (Psycho CEO) When the devil falls in love.
Dendam, Amarah, Putus asa, Cinta dan Pengkhianatan terus di rasakan oleh pria tampan itu hingga menjadikan nya penguasa dunia gelap dan pengendali di balik layar yang tak mengenal rasa ampun dan kasihan.
Saat tak lagi percaya dengan 'Cinta' pria itu bertemu dengan gadis yang mampu menggoyahkan hati nya.
Namun apa jadinya jika gadis yang mengisi hati nya tersebut ternyata memiliki hubungan dengan orang yang menjadi sasaran balas dendam nya?
...
"Gila! Kau pikir kau akan bisa membunyikan ku berapa lama?!" umpat gadis itu menatap tajam wajah datar pria di depan nya.
"Entahlah, Mungkin...
Selamanya?" jawab pria itu tanpa ekspresi sembari menyentuh wajah gadis yang sudah ia klaim sebagai milik nya.
"Aku akan membunuh mu! Sungguh!" balas gadis itu dengan amarah yang menumpuk di mata nya.
"Do it! I'll be waiting for that," pria itu mengeluarkan smirk licik nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aylis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dengki!
Dua jam yang lalu.
Gadis itu menatap ke arah sekeliling nya, ia melewati sekolah TK yang dulu nya pernah menjadi tempat belajar nya.
Seutas senyuman tertarik di wajah gadis itu mengingat apa masa sekolah nya dulu.
"Hah..." ia menarik menghela napas dalam.
Kali ini ia berinvestasi pada sekolah lama nya, ia bahkan tidak pernah berpikir untuk memiliki saham ataupun investasi di dunia pendidikan sampai sahabat nya yang menyarankan hal tersebut.
Dan itulah hal yang ia lakukan setelah mendapat izin keluar pertama kali oleh sang kakak, ia bahkan membuat teman nya kembali ke JBS farmasi dan berjalan sendiri mengingat semua cerita lucu nya saat ia masih polos dulu.
Setelah pembicaraan selesai gadis itu kembali berkeliling, ia bahkan melewati lorong yang dulu nya pernah berbunyi alarm saat ia dan saudara kembar nya membakar salah satu lab di sekolah tersebut.
"Kakak!" suara menggemaskan yang membuat gadis itu langsung menoleh.
Louise mengernyit menatap anak laki-laki menggemaskan yang berlari datang pada nya.
Duk!
"Aduh!" ringis nya saat terjatuh karna tak bisa mengerem kaki nya ketika sudah menghampiri kakak cantik yang pernah memberikan sulap permen pada nya.
"Al?" panggil Louise sembari mengangkat nya kembali.
"Kakak ngapain di sini? Oh iya sekarang Al udah masuk TK, Mommy yang masukin Al di sini...
Al gak belajal di lumah lagi!" oceh anak menggemaskan itu memamerkan dirinya yang sudah bersekolah biasa.
"Kakak? Kakak lihat sekolah kakak yang lama," jawab Louise tersenyum.
"Sekolah kakak yang lama? Dulu kakak sekolah di sini juga?" tanya Arnold sembari menatap binar ke arah gadis itu
Louise mengangguk, sembari mengelus kepala anak tersebut.
"Kau tidak pulang? Bukan ini sudah jam pulang?" tanya Louise pada anak menggemaskan itu.
"Sudah!" jawab Arnold dengan nada cerah nya.
"Lalu kenapa belum pulang?" tanya Louise lagi.
Arnold terdiam, ia menunduk tak menatap wajah kakak cantik yang bertanya pada nya.
"Mommy sekalang suka malah, Al takut pulang..." jawab nya lirih.
"Al nakal mungkin, maka nya Mamah Al marah..." ucap Louise.
Arnold menggeleng ia meraih tangan gadis itu dan menatap dengan mata bulat nya.
"Al mau es klim, beliin dong kak..." minta nya tanpa ragu.
Louise tersenyum sembari mengelus wajah anak tersebut, ia memperhatikan wajah Arnold namun merasa sedikit mengganjal.
Apa perasaan ku saja? Kenapa dia sepertinya tidak mirip dengan Bella? Hanya sedikit mirip dengan James saja?
Batin gadis itu saat melihat anak itu memakan es krim yang ia belikan dengan lahap.
"Kak, nanti ikut Al pulang yuk? Al mau nunjukin mainan balu yang di beliin Daddy!" jawab nya dengan mulut belepotan.
Louise tersenyum kaku mendengar nya, walaupun ia tak membenci anak yang lahir di luar nikah ini namun ia tak menyukai ibu nya.
"Kakak antar Al pulang aja yah, nanti kalau kakak ikut sampai ke rumah Al, Al bisa di marahi Mommy..." ucap Louise sembari mengusap dengan tisu es krim yang belepotan tersebut.
......................
Apart Greenlousc.
"Ak-aku..."
Bella semakin panik, pria yang dulu memperlakukan nya dengan begitu lembut kini mencekik nya tanpa ampun.
Tangan nya terus memukul namun tak ada tanda-tanda jika pria itu akan melepas nya.
"Kenapa tidak jawab? Hm?" tanya James mengulang.
Ia bahkan belum masuk ke dalam apart wanita itu dan masih di depan pintu apart nya, tak memikirkan jika mungkin seseorang akan melihat nya.
"Mommy?" gumam anak lelaki itu saat melihat ibu nya yang tercekik namun ia masih tak dapat mengenali siapa yang mencekik ibu nya.
Louise mengernyit, ia menatap punggung yang tak asing itu, "James? Kenapa dia?"
Langkah nya pun langsung cepat menghampiri sedangkan anak manis itu sudah berlari secepat kilat dan memukuli pria yang menyakiti ibu nya tanpa melihat siapa yang melakukan nya.
"Huhu lepasin Mommy..." tangis nya histeris.
James menoleh menatap putra nya yang menangis tersedu sejadi-jadi nya sembari memukuli kaki nya.
Ia masih tak beranjak, ia masih ingin tau jawaban nya, hingga tangan nya terasa tertarik saat seseorang berusaha melepaskan cekikan nya.
"James! Kau gila! Dia bisa mati!" ucap Louise sembari menarik lengan pria itu agar terlepas.
Walaupun ia tak menyukai dan mungkin membenci Bella namun ia tak sampai berkeinginan melihat wanita itu mati.
Karna baginya Bella hanya seperti orang-orang yang iri pada nya, maka dari itu rasa tidak suka nya belum sampai ke tahap yang menginginkan nyawa.
Bruk!
Wanita itu langsung terjatuh tersimpuh, ia terkejut sekaligus terguncang, melihat pria itu sedangkan putra kecil nya terus menangis tersedu.
Uhuk!
Bella terbatuk sembari memegang leher nya yang memerah dan mulai membiru akibat cekikan mantan kekasih nya.
"Daddy jahat! Al benci Daddy!" teriak anak lelaki tersebut yang terkejut melihat sosok ayah yang ia idamkan pada akhirnya seperti paman jahat yang selalu membuat nya takut.
"Pikirkan pertanyaan ku tadi dan aku akan menagih nya lagi pada mu nanti," ucap James yang menatap tajam ke arah wanita.
"James," panggil Louise sembari menarik tangan pria itu.
"Ayo," jawab nya sembari menarik tangan gadis nya keluar.
Hening...
Tak ada siapapun yang memulai pembicaraan saat mereka berada di dalam lift.
Louise memperhatikan pria yang siang ini terlihat lebih suram dari biasanya.
"Ada apa?" tanya Louise saat melihat wajah pria itu.
"Kenapa membantu nya? Bukan nya kau tidak suka dia? Lagi pula dia tak akan mati kalau hanya di cekik seperti itu." ucap James saat melihat wajah gadis di samping nya.
"Simpati? Kau kan juga pernah melakukan hal yang lebih buruk pada ku," jawab Louise sembari memalingkan wajah nya.
James diam, memang di banding perlakuan nya pada Bella barusan yang ia lakukan dulu pada Louise lebih parah.
"Makanya jangan memancing ku, jangan membantah dan ikuti apa yang ku katakan." jawab pria itu yang tak merasa apa yang ia lakukan adalah kesalahan.
"Kau menganggap orang lain itu seperti benda kalau begitu! Lagi pula bukan nya kau sudah janji tidak akan bertemu dengan nya lagi?" tanya Louise yang mulai ingat jika ia pernah membuat pria itu berjanji untuk tak lagi menemui mantan kekasih nya.
"Lalu kenapa kau disini?" James bertanya balik.
"Aku duluan yang tanya!" ucap Louise segera.
Ach!
Louise tersentak saat melihat pria itu mengangkat tangan nya dan menyentuh wajah nya, ia bergerak refleks menutup mata nya.
"Kenapa?" tanya James saat melihat gadis itu memejam takut pada nya.
Louise membuka mata nya perlahan ia merasakan tangan yang mengusap lembut wajah nya sembari menyelipkan anak rambut ke balik telinga nya.
"Kau terlalu baik, kau tau? Biasanya yang mati lebih dulu adalah orang yang selalu memakai perasaan nya." ucap James mendekat dengan suara berbisik.
"Aku tidak baik sama sekali, aku memang tidak menyukai nya tapi bukan sampai mau dia mati, lagi pula dia cuma orang iri!" jawab Louise lagi.
"Makanya ku bilang kau orang baik," jawab pria itu sembari mengusap wajah gadis di depan nya, "Atau mungkin naif?" sambung pria itu sembari menaikan satu alis nya.
"Tidak! Kalau dia jahat pada ku aku bisa lebih jahat!" sanggah gadis cantik itu segera.
James hanya menatap datar tanpa bisa dibaca apa yang ada di pikiran nya, "Kalau dia mencoba mencelakai mu?" tanya pria itu tiba-tiba.
"Alasan nya? Hanya karna iri? Memang nya ada wanita yang sampai menyakiti wanita lain cuma karna pria?" tanya Louise mengernyit, karna ia memang belum pernah menyukai sampai terobsesi pada seorang pria.
Maka dari itu itu berpikir jika Bella juga tak akan seperti itu, walau membenci nya tidak sampai bisa melegalkan semua cara dan jalan.
"Mungkin ada, aku saja setiap kali melihat mu dengan pria lain ingin membunuh pria itu sekaligus mematahkan kaki mu supaya kau tidak bisa kemanapun." jawab James sembari menatap lekat gadis cantik itu.
"Kau kan memang tidak normal!" ucap Louise kesal begitu mendengar jawaban pria itu yang ingin mematahkan kaki nya jika melihat nya bersama pria lain.
....
Sementara itu.
Auch!
"Sakit Mom...
Huhu..." tangis nya menggema, cubitan membiru yang terus memutar di tubuh anak nya membuat bocah laki-laki itu menjerit.
"Kenapa sama dia?! Hah?! Jal*ng itu bukan orang baik!" Marah wanita itu membara.
"Ampun Mom...
Huhu..." tangis nya yang semakin menjadi.
Bella pun berhenti saat tersadar melihat bekas kebiruan di tubuh putih tersebut.
"Maafin Mommy...
Mommy sayang Al, Al cuma boleh dekat sama Mommy..." ucap Bella sembari memeluk tubuh putra nya.
Kebencian nya semakin menumpuk, baginya semua yang terjadi pada nya karna Louise si gadis cantik yang masuk ke kehidupan pria yang ia cintai.
Pasti karna jal*ng itu itu kan?!
Pasti dia yang pengaruhi James!
Lihat saja!
Aku akan buat dia lebih menderita dari ku!