NovelToon NovelToon
Nuha Istri Tersayang

Nuha Istri Tersayang

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Identitas Tersembunyi / Pelakor / Romansa / Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: Umi Nurhuda

Menikah? Yeah!
Berumah tangga? Nanti dulu.

Begitulah kisah Inara Nuha (21 tahun) dan Rui Naru (25 tahun). Setelah malam pertama pernikahan mereka, kedatangan Soora Naomi mengguncang segalanya. Menghancurkan ketenangan dan kepercayaan di hati Nuha.

Amarah dan luka yang tak tertahankan membuat gadis itu mengalami amnesia selektif. Ia melupakan segalanya tentang Naru dan Naomi.

Nama, kenangan, bahkan rasa cinta yang dulu begitu kuat semuanya lenyap, tersapu bersama rasa sakit yang mendalam.

Kini, Nuha berjuang menata hidupnya kembali, mengejar studi dan impiannya. Sementara Naru, di sisi ia harus memperjuangkan cintanya kembali, ia harus bekerja keras membangun istana surga impikan meski sang ratu telah melupakan dirinya.

Mampukah cinta yang patah itu bertaut kembali?
Ataukah takdir justru membawa mereka ke arah yang tak pernah terbayangkan?

Ikuti kisah penuh romansa, luka, dan penuh intrik ini bersama-sama 🤗😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umi Nurhuda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

03 Di pelukan lengan

...Di pelukan lengan kekar sang ayah......

Hana -Kombinasi nama yang dulu pernah Nuha dan Naru buat- yang baru berusia delapan bulan tampak begitu menggemaskan. HANA, nuHA dan NAru. Mengingatkan pada obrolan manis di telepon saat mereka berpisah di antara jarak dan kota.

“Selamat ya, Naru,” ucap Kak Muha tulus, matanya berkilat penuh rasa bangga. “Aku benar-benar bangga akhirnya kamu bisa membawa adikku ke pelaminan.”

“Terima kasih banyak, Kak,” jawab Naru dengan senyum penuh hormat.

Namun sang kakak belum selesai. “Tapi ingat, nggak mudah membangun bahtera rumah tangga. Nuha itu… susah ditaklukkan. Kamu harus pandai-pandai menjaganya biar nggak tantruman.”

“Lah?!” Nuha langsung melotot. “Kakak kompor! Jangan asal ngomong gitu dong!”

"Nuha..." suara Ibu terdengar lembut, selembut malaikat tak bersayap yang ada di dunia ini. "Kalau bicara sama kakakmu, coba deh agak halus."

Nuha manyun seolah bibirnya bisa narik penggaris. “Habisnya, kakak itu kayak… kompor listrik! Nyetrum mulu. Gara-gara dia, sifat jelekku kebawa keluar.”

Ibu terkekeh kecil sambil menggeleng. "Kalian berdua memang bikin rumah nggak pernah sepi. Tapi justru itulah yang membuat Ibu merasa selalu ditemani. Samawa ya, putriku." Ibu lalu mendekap Nuha erat, memberi cipika-cipiki penuh hangat. Kak Rani pun ikut, sembari menyelipkan doa.

"Sini, aku fotoin kalian berdua," kata Kak Rani sambil mengeluarkan ponselnya. Nuha tersenyum dan mengangguk. "Foto sama Hana juga ya. Hana di tengah, biar Naru yang gendong," tambahnya.

Cekrik! Satu momen manis terabadikan.

"Nah, bagus banget. Manis sekali," puji Kak Rani sambil gemas menunjuk pipi chubby putrinya. Hana terkikik riang, suaranya mengisi udara.

"Kalian cium pipinya, cepat!" pinta Kak Rani penuh semangat. Nuha dan Naru saling melirik sejenak, lalu dengan kompak mencium pipi Hana.

Cekrik! Foto kedua lebih hangat dari sebelumnya. Seolah dunia ikut menyaksikan kebahagiaan kecil itu.

Dari kejauhan, Naomi berbisik pada diri sendiri, "Sabar, Naomi… sabar… habis ini giliranmu." Tangan kanannya refleks mencengkeram perut buncitnya, seolah meneguhkan janji pada calon buah hati yang ia kandung.

"Aku nggak akan biarin Nuha dapetin semua kebahagiaan itu. Aku yang dulu selalu terpenuhi apa pun kemauanku, sekarang harus berjuang sendirian. Kurang ajar! Kenapa harus ada cewek macam dia? Hanya seonggok manusia nggak berguna, yang bisanya cuma ngarepin kasih sayang orang lain."

Yang tak ia tahu, Nuha pun sedang bertarung dengan dirinya sendiri. Ada saat-saat ketika ia ingin menghilang, tenggelam dalam sunyi yang menenangkan sisi introvertnya. Namun di saat yang sama, ia juga haus untuk dekat dengan orang-orang yang ia sayangi. Ia ingin berarti, ingin memberi arti. Tapi melawan diri sendiri jauh lebih melelahkan daripada sekadar menghadapi hujatan orang lain.

“Kamu mau aku bergerak kapan, Naomi?” tanya Dilan, matanya menangkap getar aneh di wajah wanita itu. Rambut blonde khasnya jatuh sedikit berantakan, tapi tetap membuatnya tampak menawan.

Naomi tak menjawab. Setetes air mata jatuh tanpa permisi, lalu ia seka cepat-cepat dengan gerakan anggun. Bibirnya bergetar, suaranya dingin. “Hatiku sudah nggak bisa lagi disentuh drama. Yang ada cuma benci… dan dendam yang makin hari makin memuncak.”

Dilan mengerutkan kening. “Hei, Naomi… apa kamu masih percaya kalau dirimu punya hati seputih malaikat?”

Naomi tersenyum getir, lalu tawa melengking keluar darinya. Bukan tawa bahagia, melainkan tawa yang hampir gila. Dilan tercekat, hatinya teraduk antara prihatin, iba, juga kesal bercampur jadi satu.

Baginya, Naomi bukan sekadar wanita keras kepala. Dia adalah teka-teki hidup. Wanita yang terus jatuh, tapi enggan diselamatkan.

“Kamu alihkan Naru, aku bakal dekati Nuha. Dengan topeng kupu-kupu ini, nggak akan ada yang mengenali kita. Bergeraklah tanpa menimbulkan curiga,” bisik Naomi pada Dilan dengan tatapan penuh perhitungan.

Sementara itu, di sisi lain ruangan, Nuha sedang bercengkrama hangat dengan ketiga sahabatnya. Asa tiba-tiba menggoda dengan suara jahil, “Nuha, cepatlah hamil biar aku bisa nyusul kamu.”

“Heh? Kamu ngomong apa sih?” Nuha mengernyit, pipinya memerah. "Bukannya kamu yang udah nikah duluan, harusnya kamu yang hamil duluan. Kan, aku masih kuliah."

“Ada apa, Nuha?” tanya Naru ikut kepo.

"Aku bilang--"

Nuha buru-buru menyela, “A-a-a… nggak, nggak ada apa-apa!” Ia gelagapan mencari alasan. “Kamu… kamu ngobrol aja sama Kak Muha atau kak Yuki, atau sama tamu lain dulu ih.”

“Kamu yakin aku tinggal?” Naru menatap penuh selidik. Penasaran donk.

“Yap. Nggak ada pelukan paling hangat selain dari sahabat,” ucap Nuha tulus.

Naru tersenyum nakal, lalu membisikkan godaan di telinganya, “Hangat itu kurang menantang, cinta. Panas baru menantang.” Sekejap darah Nuha berdesir hebat, naik dari ujung kaki hingga ujung rambut.

Naru terkekeh gemas melihat reaksinya, lalu mencuri kecupan cepat di pipi istrinya. Tak cukup, ia menyusul dengan cubitan kecil di pipi satunya, pipi bulat seperti spongebob. “Aku akan temui para tamu penting kalau begitu.”

“Mmmooo… pergilah!” usir Nuha, wajahnya merona merah. Ia menepuk-nepuk pipinya sendiri yang panas seperti bakpao baru dikukus. Naru melangkah menjauh dengan senyum puas.

Dari kejauhan, Naomi memperhatikan. Senyum samar muncul di balik topeng kupu-kupunya. "Sebentar lagi, giliranmu, Nuha…"

Setelah Naru melangkah pergi, samar-samar mata Nuha menangkap sosok bergaun hitam berkilau di tengah kerumunan. Siluet itu terlalu familiar. Jantungnya melonjak tak terkendali, napas tercekat. Jemarinya refleks mencengkeram tangan terdekat, seakan mencari pegangan di tepi jurang.

Matanya membola, udara seolah menipis. Apalagi Naomi melepas topeng kupu-kupunya dan membalas tatapannya dengan mata berkilat dan senyum yang menakutkan. Hanya sekedar memberitahu dan merasakan reaksi Nuha. Lalu, ia memakainya kembali.

“Aaaaaa!!” Suara Fani melengking makin tinggi. “Nuha! Apa yang kamu lakuin? Sakit tauk!”

Nuha tersentak, buru-buru melepaskan genggaman itu. Tubuhnya bergetar, tatapannya masih terpaku ke arah kerumunan.

“Aku… aku melihat Naomi,” bisiknya.

"Apa?!" ketika sahabatkan kompak terkejut.

“Aku harus mengusirnya.”

Asa yang terkesan tomboy dan punya jalan pikirannya sendiri spontan meraih lengan sahabatnya. “Kamu nggak waras?! Ketemu dia lagi cuma bikin kamu jatuh ke lubang trauma yang sama.”

“Dia datang bukan untuk bersenang-senang, Asa. Dia pasti ingin ngerusak pernikahanku.”

Asa menggeleng, “Nuha, dia cuma tamu. Anggap aja angin lalu. Kamu fokus sama pernikahanmu.”

“Aku nggak pernah undang dia. Jadi kalau dia bisa masuk… artinya dia memang sengaja menantang aku. Aku akan usir dia dari sini.”

“Nuha…Please. Jangan.” Suara Asa penuh permohonan. 11 12 dengan Nuha yang keras kepala, “Jangan bikin dirimu hancur lagi.”

Jemari Nuha gemetar, tubuhnya seakan minta mundur. Tapi sorot matanya justru berkobar, menolak tunduk. “Fani pernah bilang… aku nggak boleh selamanya jadi cewek lemah. Kalau aku terus kabur, Naomi bakal selamanya jadi mimpi burukku. Malam ini… aku harus mengakhirinya.”

“Tapi, Nuha...” Asa mencoba menahan.

“Aku harus!” Mata Nuha berkilat penuh tekad.

“Oke, oke… kita temani kalau gitu.”

“Nggak. Aku bisa sendiri. Ini urusanku dengan Naomi. Aku akan ancam dia supaya dia enggak terus-terusan gangguin hidupku lagi.”

“Kamu gila--”

“Jangan sebut aku gila!!” bentak Nuha. Suaranya memecah di antara persahabatan itu. Asa terdiam, tercekat oleh luapan emosi sahabatnya itu.

Sifa yang lebih bijak melangkah maju, menepuk bahu Nuha lembut. “Gini aja. Lima belas menit. Kamu ngerti kan? Kita biarin kamu hadapin Naomi sendirian, tapi cuma lima belas menit. Kalau lewat, kita nyusul.”

Nuha terkejut, “Sifa…?”

Fani yang paling pengertian meraih tangannya erat. “Kita ada di belakang kamu, Nuha. Selalu. Aku yakin kamu bisa.”

Nuha menatap ketiga sahabatnya satu per satu. Ada rasa haru yang merayap di balik ketakutannya. “Terima kasih…” bisiknya.

Kemudian ia melangkah perlahan, menyusuri lorong pesta yang ramai oleh tamu bertopeng. Cahaya lampu 3D berbentuk kupu-kupu berkelebat di wajahnya, seakan menuntun langkah menuju takdir yang selama ini ia hindari.

“Apa yang kamu lakukan di pesta pernikahanku, Naomi?” Suara Nuha bergetar, tapi ia berusaha terdengar tegas. Mereka berdiri cukup jauh dari keramaian, hanya ditemani cahaya temaram.

Naomi tersenyum samar, matanya berkaca-kaca seolah menahan tangis palsu. “Kamu tega nggak undang aku, Nuha. Apa kamu benci banget sama aku? Padahal kita pernah satu angkatan.”

“Itu nggak ada hubungannya. Kita nggak pernah dekat. Bukan teman, apalagi sahabat.”

Naomi terkekeh rendah. Jemarinya terulur, mengelus perut yang menonjol. “Lihat ini… bukti kalau aku nggak pernah benar-benar kalah darimu.”

Batin Nuha tertohok. Apa… Naomi hamil?

.

.

.

. ~Bersambung.

1
Fing Fong
Gaun beludru merah marun itu jatuh lembut di bahunya, seakan ingin menutupi dosa yang berkilau di balik mutiara di lehernya. 👍
Fing Fong
Andai Naru ada di sini…
Fing Fong
ini kalimat indah banget, jangan ubah!
Fing Fong
Hah, serius dia mau selingkuh? 😨
Fing Fong: “Terpaksa aku harus cari wanita lain buat nemenin aku tidur malam ini.” katanya dengan nada sarkas. WKWKWK 🤣🤣
total 1 replies
Fing Fong
frustrasi tapi masih gemas itu chef’s kiss! 😆
Fing Fong: relatable and gold line! 👍
total 1 replies
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
Rudi, soora, naomi. licik. dilan?
kanaya tau kebusukan suami & sahabatnya, gak ya?
Miu Nuha.: Kanaya disini masih single kak 😝
total 1 replies
Destira Chan
Naomi, girl... take a seat !!! 😤kamu nggak lebih dari side character yang lagi overconfident.
Destira Chan
Nak Nuha, sabar ya, emak di belakangmu! Jangan kalah sama drama keluarga mertua, kau masih ratu di cerita ini!! 😍😍
Destira Chan
😱 Itu beneran atau cuma akal bulus aja, hah?? Kalo bener, emak sumpah bakal lempar sandal ke Naru !!!
Destira Chan
Naomi sama Mamiya 😤 Nih cocok jadi duo sinetron jam 8 malam. licik, pengen banget lempar sambel terasi biar sadar diri 😭🔥
Destira Chan
MASYAALLAH 😭💪
itu baru emak singa betina yang classy banget!! Bicaranya lembut, tapi nancep kayak belati dari sutra.
“Aku ada bersama mereka.”
langsung pengen slow clap di meja makan
👏👏👏
Destira Chan
Nuha nih strong banget 😭.
Pas diserang dari segala penjuru masih bisa bilang “Aku percaya sama Naru.” Uuuuhh, emak langsung pengen peluk dia sambil bilang, “Nak, sabar ya… dunia emang keras, tapi jangan kasih Naomi menang!” 😤😤😤
Destira Chan
WELADALAH KIRAIN 😑
Destira Chan
LAH NAK, ITU BUKAN SOLUSI, ITU TIKET MENUJU NERAKA EMOSI!! 😭🙄😤
Peter_33
pengen nyakar Naomi 😤
Peter_33
itu line paling powerful !!
chill naik sampe ubun-ubun, sumpah 🔥😱
Peter_33
😭😭😭 plss dia jahat banget.
Peter_33
OMG Nuha sendirian 😭
Peter_33
ihh lucu bngttt 😍😍
Ame Ricka
❤️‍🔥 LOVE MEMBARA BUNDAAA!!!
“She said: don’t mess with my daughter-in-law,, mother-in-law supremacy era!!! 👊👊👊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!