Ranjang Panas Mafia Kejam Dan Dingin

Tidak terasa waktu berlalu dengan cepatnya di mana hari yang di tunggu-tunggu oleh Keluarga Danuarte dan Keluarga Alexander tiba.

Walau dua keluarga menunggu acara pertunangan Kasandra dengan Alvonso namun ke dua keluarga tersebut memiliki rencana yang bertolak belakang.

Mengingat Keluarga Besar Danuarte hanya memiliki satu pewaris yaitu Alvonso. Keluarga Danuarte sangat sulit memiliki keturunan, jika ada keturunan itupun hanya satu.

Karena itulah para tetua Keluarga Danuarte sangat berharap agar pertunangan Kasandra dengan Alvonso berjalan dengan lancar. Hingga mereka berdua menikah dan hidup bahagia serta mempunyai keturunan yang banyak.

Sedangkan Keluarga Alexander, memiliki rencana jahat yaitu ingin meminta Kasandra untuk membatalkan pertunangan agar Alvonso bisa bertunangan dengan Bela.

Semua tamu undangan sudah datang begitu pula dengan kerabat Danuarte dan Keluarga Besar Alexander. Hanya saja semua kerabat Danurte berada di lantai tiga, di mana sebentar lagi mereka dan Mommy Angel akan turun ke lantai satu.

Hingga lima menit kemudian datang seorang wanita cantik sambil memeluk tangan seorang pria tampan siapa lagi kalau bukan Kasandra dan Alvonso.

Mereka berjalan menuruni anak tangga satu demi satu dengan iringan musik. Di mana para tamu undangan berada di lantai satu sambil menatap ke arah Kasandra dan Alvonso.



Para tamu undangan saling berbisik betapa cantiknya Kasandra dan betapa tampannya Alvonso. Banyak gadis dan wanita iri dengan Kasandra terlebih Bela.

Hingga di lantai dasar ponsel milik Alvonso berdering membuat Alvonso mengambil ponselnya yang ada di saku jasnya. Alvonso menatap ke arah layar ponselnya dan tertera nama Asisten Han.

"Kak Alvonso. Angkatlah teleponnya, siapa tahu penting." Ucap Kasandra yang tidak sengaja melihat siapa yang menghubungi Alvonso.

Alvonso memang sengaja melakukan hal itu agar Kasandra tidak curiga atau cemburu. Terlebih dirinya tidak suka atau membenci apa yang namanya pengkhianat atau selingkuh.

Alvonso hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya kemudian menggeser tombol warna hijau. Setelah itu Alvonso meninggalkan Kasandra sendirian bersamaan Keluarga Alexander berjalan ke arah Kasandra.

"Kenapa kalian datang ke sini?" Tanya Kasandra yang merasa tidak mengundang mereka begitu pula dengan Mommy Angel dan Alvonso.

"Kamu sejak kecil tumbuh besar di desa. Tidak seperti Bela yang sangat pandai dan tahu tata krama. Jadi kami memutuskan agar Bela bertunangan dengan Tuan Muda Alvonso." Jawab Ibu Vina tanpa punya perasaan.

"Atas dasar apa kalian memutuskan itu?" Tanya Kasandra dengan wajah terkejut.

"Dasar gadis si alan! Apa-apaan sikapmu ini? Apa hak kamu mengatakan atas dasar apa?" Tanya Ibu Vina dengan nada satu oktaf.

"Aku katakan padamu sekali lagi. Kamu hanya perlu menuruti dan melakukan apa yang Aku katakan." Sambung Ibu Vina dengan nada satu oktaf.

"Kakak, Ayah dan Ibu juga memikirkan kepentingan bersama. Kalau Aku memang benar-benar berasal dari keluarga terhormat. Sedangkan kamu hanya seorang pelayan yang hanya bisa mencuci pakaian dan memasak, jadi sungguh tidak pantas untuk bertunangan dengan Tuan Muda Alvonso." Ucap Bela dengan wajah sok polosnya.

"Jadi menurutku hanya Aku yang pantas menjadi istri Tuan Muda Alvonso." Sambung Bela sambil berjalan ke arah Kasandra.

"Kakak Kasandra, tenang saja. Aku sudah meminta Kak Bino untuk mencarikan tunangan yang cocok dengan Kakak dan menerima segala kekurangan Kakak." Ucap Bela sambil memegang tangan Kasandra.

"Jika sudah bertunangan dengan pria itu maka Kakak harus menggenggam kesempatan yang sulit didapatkan dan melayaninya dengan sangat baik." Sambung Bela sambil tersenyum penuh kemenangan.

"Jadi menurutmu, Aku harus mengucapkan terima kasih padamu?" Tanya Kasandra.

"Kakak, kita ini satu keluarga. Jadi Kakak tidak perlu mengucapkan .... Akhhhhhh!" Teriak Bela.

Hal ini dikarenakan Kasandra mendorong tubuh Bela dengan kasar sedangkan Bela yang belum ada persiapan tentu saja sangat terkejut dan nyaris terjatuh jika saja Bino tidak menahan tubuhnya.

"Kakak, Aku bicara baik-baik sama Kakak tapi kenapa Kakak mendorongku?" Tanya Bela sambil mengeluarkan air mata buayanya yang menjadi andalannya.

"Kasandra, Bela selalu memikirkanmu." Ucap Beni sambil mendorong Kasandra dengan kasar.

Hal itu mengakibatkan Kasandra berjalan mundur dan membuat Kasandra menatap Beni dengan penuh kebencian.

"Tapi kenapa kamu selalu membalas kebaikan Bela dengan kejahatan?" Tanya Beni sambil menatap Kasandra dengan tatapan kebencian.

"Kebaikan Bela tidak akan mungkin bisa Aku terima." Ucap Kasandra.

"Karena kamu sangat pandai berterima kasih maka menikahlah dengan wanita tua yang pantas di sebut Nenek." Sambung Kasandra.

"Kamu ..." Ucapan Beni terpotong oleh Kasandra.

"Aku mendengar kalau wanita tua itu adalah penggemar beratmu dan sering memberikanmu hadiah yang sangat banyak dan mahal." Ucap Kasandra.

"Kasandra, sejak kapan kamu belajar membantah perkataanku dan tidak memanggilku dengan sebutan Kakak?" Tanya Beni sambil menahan amarahnya terhadap Kasandra.

"Kita jangan membuang waktu di acara pertunangan Kasandra dan Tuan Muda Alvonso. Karena sebentar lagi Bela akan menggantikan Kasandra untuk bertunangan dengan Alvonso, jadi lebih baik cepat batalkan pertunangan kalian." Ucap Bino dengan nada tegas.

"Karena Kakak masih berbelas kasih padamu, maka Kakak akan membiarkanmu untuk tinggal di ruang bawah tanah sambil menunggu pria yang akan kami jodohkan untuk menjemputmu." Sambung Beni.

"Aku menyerahkan pertunanganku untuk di tukar dengan ruang bawah tanah. Apakah Aku masih perlu berlutut di depan kalian untuk mengucapkan terima kasih?" Tanya Kasandra.

"Tentu saja." Jawab Ibu Vina.

"Kamu itu jadi orang tidak tahu berterima kasih! Memangnya kenapa kalau kamu tinggal di ruang bawah tanah? Itu jauh lebih baik dari seratus kali lipat dari pada tinggal di gubuk jerami di desa!" Teriak Ibu Vina.

"Dasar wanita mu ra han! Orang kaya Kamu lebih pantas tinggal di ruang bawah tanah dari pada tinggal di lantai atas! Kamu itu jangan terlalu banyak bermimpi untuk hidup enak. Jadi lebih baik batalkan pertunanganmu agar Bela bisa bertunangan dengan Tuan Muda Alvonso." Sambung Ibu Vina.

"Kamu itu jangan pernah menolak tawaran baik karena nantinya kamu akan menyesal!" Bentak Ibu Vina.

"Aku sudah tidak ada hubungan dengan Keluarga Alexander. Nyonya Vina, Aku tidak pantas menerima tawaran baikmu." Ucap Kasandra dengan nada tegas.

Ibu Vina yang mendengarkan perkataan Kasandra langsung duduk di lantai sambil berteriak agar semua tamu undangan melihat dan mendengarnya. Sedangkan Kasandra yang melihat hal itu tentu saja sangat terkejut dengan apa yang dilakukan Ibu Vina.