NovelToon NovelToon
CEO Cantik Vs Satpam Tampan

CEO Cantik Vs Satpam Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / CEO / Tunangan Sejak Bayi / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Pengawal
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: MakNov Gabut

Kisah Perjodohan seorang CEO yang cantik jelita dengan Seorang Pengawal Pribadi yang mengawali kerja di perusahaannya sebagai satpam

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MakNov Gabut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Bab 27 -

“Orang ini benar-benar aneh,” gerutu Chris dalam hati sambil menatap punggung Thomas Maraja yang baru saja ia halau keluar dari gedung. Tatapan tajamnya masih menempel di pintu lift yang menutup pelan, seolah tak puas mengusir tamu menyebalkan itu.

Ia segera melapor pada Aryo.

“Pantes aja Bu Meliana ogah nemuin dia. Gayanya nyebelin banget, kayak orang gak tahu sopan santun.”

Sejak awal, Aryo memang sudah tak menyukai Thomas. Nalurinya mengatakan, pria itu bukan datang dengan niat bersih. Dan dari caranya memaksa bertemu, sudah jelas ada sesuatu yang dia sembunyikan. Terlebih lagi, alasan mengapa tiba-tiba perusahaan Thomas bergabung dengan Andara Group terasa mencurigakan.

Aryo memutuskan diam-diam akan memata-matai pria itu.

Sementara itu, Meliana mulai lelah dengan kedatangan Thomas yang tak henti-henti memaksa untuk bertemu. Ia memutar kursi dan menatap asistennya, Merry, dengan wajah letih.

“Baiklah, mungkin lebih baik aku temui saja sekalian. Biar dia berhenti datang-datang tanpa izin,” ucapnya akhirnya.

Saat itu Aryo sedang tidak di ruangannya — ia tengah berada di lantai lain, menemui Pak Kamal.

Merry memandang bosnya khawatir.

“Yakin itu ide bagus, Bu? Jangan-jangan nanti malah makin ngelunjak.”

Meliana menghela napas pelan. “Kasihan Chris, setiap kali dia datang pasti Chris yang kena semprot duluan.”

“Pak Chris kan sudah biasa ngadepin orang kayak gitu. Lagian saya yakin dia bisa menanganinya.”

Merry mencoba menenangkan, meski dalam hatinya juga tak tenang.

“Tidak apa-apa, Merry. Sekalian aku mau tegaskan lagi ke Thomas kalau aku sudah tidak ingin punya urusan apa pun dengannya.”

Hari itu Thomas datang lagi, tepat seperti dugaan.

Chris berjaga di depan pintu ruangan Meliana, tubuh tegapnya menghadang. Suara cekcok kecil sempat terdengar dari balik pintu kaca. Hingga akhirnya Meliana memutuskan membuka pintu dan menghadapi situasi itu sendiri.

“Thomas, kamu bikin keributan saja,” katanya datar namun tegas.

Pria itu tersenyum seenaknya. “Aku cuma menagih satu hal… kencan yang kamu janji dulu.”

“Kencan?” Meliana menatapnya dingin. “Kita sudah tidak punya hubungan apa pun lagi, Thomas.”

“Kalau begitu makan siang biasa saja. Anggap pertemanan lama.”

Meliana menghela napas dalam. Setelah beberapa detik berpikir, ia menyerah.

“Baiklah. Tapi janji, setelah ini jangan ganggu lagi. Stafku jadi tidak nyaman.”

Thomas tersenyum tipis. “Deal.”

Saat mereka berjalan keluar bersama, tatapan Thomas sempat melirik sinis ke arah Chris, seolah ingin menegaskan siapa yang lebih berkuasa. Tak lama kemudian Aryo muncul dan menghampiri Chris di depan lift.

“Mereka mau ke mana?” tanya Aryo pelan.

“Makan siang bareng,” jawab Chris dengan nada berat.

Tanpa banyak bicara, Aryo segera turun ke parkiran. Ia mengambil mobil cadangan — bukan mobil yang biasa ia gunakan saat mengawal Meliana — dan dengan hati-hati mengikuti kendaraan Thomas dari belakang. Ia ingin tahu apa sebenarnya yang pria itu rencanakan.

Usai makan siang yang menegangkan itu, Meliana kembali ke kantornya. Ia langsung menutup pintu ruangan, lalu menjatuhkan diri di sofa dengan wajah kesal.

“Gila tuh orang! Nyebelin banget. Kamu benar, Merry, dia malah tambah ngelunjak!”

Ia menatap langit-langit, mencoba menenangkan napasnya.

“Thomas Maraja, ya?” Merry memastikan, walau sudah tahu jawabannya.

“Iya. Kamu tahu, hubungan kami dulu berakhir kacau karena keputusannya pindah ke luar negeri tanpa kabar. Sekarang tiba-tiba muncul lagi, minta balikan, padahal aku sudah move on. Belum lagi sekarang perusahaannya merger sama Andara Group. Kepala rasanya mau pecah.”

“Sudah kamu tegaskan kalau kamu tidak tertarik lagi?”

“Sudah. Tapi dia keras kepala banget. Katanya, putusnya hubungan kami itu bukan keputusan bersama, tapi keputusan dia sendiri. Dan karena itu, dia berhak menarik ucapannya!”

Nada Meliana meninggi. “Gila gak sih pemikiran kayak gitu?”

Merry menggeleng. “Kacau. Orang kayak gitu susah diajak pakai logika.”

Meliana memijit pelipisnya kasar. “Aku merasa seperti sedang dijerat.”

Merry menatapnya serius. “Aku ada satu ide, tapi mungkin kamu bakal agak keberatan.”

Meliana menoleh. “Apa pun itu, kalau bisa bikin dia berhenti mengganggu, aku mau.”

“Kalau kulihat, alasan Thomas berani begitu karena dia pikir kamu masih sendiri. Masih jomlo, dan belum ada laki-laki yang bener-bener di sisimu.”

Meliana termenung. Ia tahu itu benar. Tapi ia tak bisa begitu saja membeberkan soal pertunangannya dengan Aryo — hal yang masih ia tentang dan simpan rapat. Bahkan saat makan siang tadi, Thomas sempat menyindir, menanyakan kenapa ia masih “sendiri” hingga sekarang.

“Tapi kan aku punya bodyguard,” ujarnya pelan. “Harusnya dia mikir dua kali.”

Merry tersenyum tipis. “Thomas bukan tipe yang takut sama orang seperti Aryo. Dia lihat Aryo cuma sebagai pengawal, penjaga pintu. Bagi orang seperti Thomas, status sosial itu segalanya. Dia gak akan merasa terancam.”

Meliana mendengus. “Postur Aryo memang lebih kecil dari Thomas. Tapi kalau duel, aku yakin Aryo bisa ngalahin dia dalam sekejap.”

Ia teringat sekali bagaimana Aryo pernah mengalahkan lawan dengan mudah — dingin dan cepat.

“Jadi usulanmu apa?” Meliana bertanya tak sabar.

“Kamu harus punya pacar. Pura-pura pun tak apa.”

“Pacar pura-pura?” Meliana menatapnya tak percaya. “Siapa yang bisa kugandeng?”

Merry berpikir sejenak lalu tersenyum. “Kalau menurutku, cuma dua pilihan. Antara Aryo... atau Chris.”

Meliana terdiam lama. Ide itu gila, tapi entah kenapa terasa masuk akal. Namun ia tahu Thomas pasti akan merasa direndahkan kalau tahu Meliana, seorang CEO, berpacaran dengan bodyguard-nya sendiri.

“Siapa yang lebih cocok, menurutmu?” tanya Meliana hati-hati.

“Aryo,” jawab Merry mantap. “Aku lihat dia care banget sama kamu. Dan kalian sudah sering bareng. Chemistrynya udah kelihatan.”

“Chemistry?” Meliana tertawa kecil, menutupi rona di pipinya.

“Iya, kalian kayak pasangan beneran, Bu.”

Meliana terdiam. Pipinya makin merah.

Sementara itu, Aryo baru saja kembali dari “tugas pengintaian”. Ia belum menemukan apa pun, tapi nalurinya tetap waspada. Mobil yang ia gunakan adalah mobil bekas yang diam-diam ia beli setelah menjual Ferrarinya — agar bisa bergerak tanpa sepengetahuan siapa pun.

Sebelum naik ke lantai 22, ia mampir sebentar ke kantin gedung.

Tak lama, Merry datang menghampiri. “Aryo, bisa bicara sebentar?”

Aryo yang sedang rebahan di kursi kantin langsung bangkit. “Wah, kebetulan. Ada apa, Merry manis?”

Merry tertawa kecil, agak kikuk. “Hari Minggu kamu kosong gak?”

“Biasanya aku bisa nego izin sama Pak Kamal kalau mau nengok Ibu di kontrakan. Jadi, sepertinya kosong. Memangnya kenapa?”

“Kalau begitu, bisa ketemuan di luar, ya? Aku butuh bantuanmu.”

Nada suaranya ragu-ragu.

Aryo menaikkan alis. “Ini bukan ajakan kencan kan?”

Ia tersenyum menggoda, mengingat kejadian lucu dulu dengan Sania.

Merry tertawa. “Enggaklah! Aku cuma mau minta tolong sesuatu.”

“Nanti saja pas ketemu ya,” tambahnya.

Aryo mengangguk santai. “Oke. Buat kamu mah, apa aja.”

Setelah makan, mereka naik bersama ke lantai 22. Aryo mengetuk pintu ruang kerja Meliana dan masuk.

“Kamu lama banget gak kelihatan,” tegur Meliana. “Thomas belum muncul lagi, kan?”

“Barusan dari kantin,” jawab Aryo. “Terakhir aku cek, dia belum kelihatan.”

“Kamu ngapain sih makan di kantin?” tanya Meliana sambil memintanya duduk.

“Ya biasa aja, lapar. Namanya juga satpam,” jawab Aryo menggoda sambil menarik kursi — lalu buru-buru menukar kursi itu karena yang tadi pernah diduduki Thomas.

Meliana nyengir kecil. “Oh iya, kamu kan satpam, ya.”

“Jadi, Bu CEO, ada apa panggil saya?”

Meliana menatapnya lama, ragu. Tapi akhirnya ia bicara. “Aku butuh bantuanmu… untuk menyingkirkan Thomas.”

Aryo terbelalak. “Menyingkirkan?”

“Bukan dalam arti buruk. Aku cuma mau dia berhenti mengejarku.”

Wajah Aryo langsung menegang. “Katakan aja kalau kamu sudah punya tunangan — aku.”

“Tidak bisa! Itu malah bikin curiga. Thomas gak tahu soal pertunangan itu. Kalau aku umumkan, bisa heboh satu kantor.”

“Lalu mau bagaimana?”

Meliana menelan ludah. “Aku mau kamu berpura-pura jadi pacarku.”

Aryo terdiam beberapa detik, lalu tertawa pelan. “Bukannya efeknya sama aja?”

“Setidaknya cuma dia yang tahu. Biar dia mikir aku gak single lagi.”

“Dan soal pertunangan kita?” Aryo menatapnya tajam. “Kamu masih menentangnya?”

Meliana diam. Tidak menjawab.

Ia malah melanjutkan, “Kamu bantu aku, ya? Aku juga akan bantu peranmu — kita bakal sering terlihat bersama. Kamu boleh bilang ke Thomas kalau kita sudah tinggal serumah. Biar dia benar-benar kapok.”

Aryo menatapnya lama. Dalam hati ia tahu, ini mungkin kesempatan bagus. Dari berpura-pura… bisa jadi sungguhan.

Ia tersenyum samar. “Oke. Aku bantu kamu. Sekalian bukti kalau aku bukan laki-laki brengsek seperti yang kamu pikir.”

Meliana menatap curiga. “Jangan macam-macam, Aryo.”

“Tapi kamu nerima bantuanku, kan?”

Meliana mengangguk perlahan.

Aryo bersandar santai, senyum nakal muncul di bibirnya. “Baiklah, tapi boleh aku minta satu hal aja?”

Meliana menatapnya tajam. “Apa itu?”

Aryo mencondongkan tubuh, suaranya pelan tapi penuh arti.

“Sebagai pacar pura-pura… aku berhak minta satu ciuman pura-pura juga, kan?”

Meliana langsung melotot. “Aryo!”

Aryo hanya terkekeh pelan.

“Bercanda, Bu CEO.”

Namun tatapannya tidak menunjukkan bahwa ia benar-benar bercanda. Aryo bersedia karena dia juga cemburu terhadap Thomas, bagaimana kisah perseteruan nya nanti ya?

— Bersambung —

1
Edana
Gak bisa tidur sampai selesai baca ini cerita, tapi gak rugi sama sekali.
Hiro Takachiho
Aku akan selalu mendukungmu, teruslah menulis author! ❤️
Oscar François de Jarjayes
Serius, ceritanya bikin aku baper
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!