NovelToon NovelToon
SUAMI DADAKAN

SUAMI DADAKAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Bercocok tanam
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Khanza hanya berniat mengambil cuti untuk menghadiri pernikahan sepupunya di desa. Namun, bosnya, Reza, tiba-tiba bersikeras ikut karena penasaran dengan suasana pernikahan desa. Awalnya Khanza menganggapnya hal biasa, sampai situasi berubah drastis—keluarganya justru memaksa dirinya menikah dengan Reza. Padahal Khanza sudah memiliki kekasih. Khanza meminta Yanuar untuk datang menikahinya, tetapi Yanuar tidak bisa datang.
Terjebak dalam keadaan yang tak pernah ia bayangkan, Khanza harus menerima kenyataan bahwa bos yang sering membuatnya kesal kini resmi menjadi suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Keesokan paginya dimana jam menunjukkan pukul lima pagi.

Khanza membuka matanya dan ia meminta suaminya yang masih tertidur pulas.

Ia membelalakkan matanya saat dirinya yang sedang memeluk tubuh suaminya.

Bantal guling yang berdada di tengah mereka sudah berada di lantai.

Jantung Khanza berdetak kencang saat melihat ketampanan suaminya.

"Apakah kamu sudah sadar jika suamimu ini tampan?" tanya Reza yang sudah bangun dari tadi.

Khanza melepas pelukannya dan bangkit dari tidurnya.

"Dasar lelaki mesum!"

"Sayang, kamu yang memelukku. Lihatlah bantal dan guling sudah jatuh kemana-mana."

Khanza lekas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah selesai mandi, gantian Reza yang masuk ke kamar mandi.

Tok... tok... tok...

"Khanza, ayo sarapan bersama. Semua sudah menunggu kalian." ucap Mama.

"I-iya Ma, sebentar lagi Khanza sama Pak Reza turun."

Mama tersenyum dan kembali ke ruang makan dimana semua orang sudah menunggunya.

Sepuluh menit kemudian Reza keluar dan seperti biasa ia tidak memakai pakaiannya.

"AAAAAAA!!"

Semua orang yang di ruang makan hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Mereka mengira kalau mereka berdua melakukan ritual olah raga.

"Pak! Jangan seperti itu! Lekas pakai pakaian." Khanza melempar bantal ke arah Reza.

"Kenapa teriak? Kan kamu sudah sering lihat aku begini.”

Khanza menutup wajahnya dengan kedua tangan.

“Sering lihat apanya?! Baru semalam sama barusan. Dasar narsis!

“Baru semalam sama barusan? Berarti kamu lihat ya ,sayang."

Wajah Khanza langsung memerah saat mendengar perkataan dari suaminya.

"Lekas pakai pakaian dan ayo kita turun buat sarapan." ucap Khanza sambil memejamkan matanya.

"Za, buka matamu. Apakah kamu tidak mau melihat senjata suamimu ini?"

"Suami kepalamu! Kalau bukan karena dipaksa, aku nggak mungkin mau menikah sama bos nyebelin kayak kamu.”

Reza tertawa kecil dan lekas memakai pakaiannya.

Setelah itu ia mengajak istrinya turun ke bawah untuk sarapan.

"Selamat pagi, pengantin baru." ucap Kakek.

"Selamat pagi, Kek."

Reza menarik kursi dan mempersilahkan istrinya untuk duduk.

"Bagaimana semalam? Apakah kalian sudah siap memberikan cucu untuk Kakek?" tanya Kakek.

Khanza yang menyeruput teh hangatnya langsung tersedak.

“Ukhuk… ukhukk!” Khanza buru-buru menaruh cangkir tehnya sambil menepuk-nepuk dadanya.

Reza mengambil kain dan membersihkan tumpahan air yang ada di dekat istrinya.

"Kakek tenang saja, aku akan memberikan 11 cucu untuk Kakek. Nanti kita buat kesebelasan" jawab Reza.

"Kesebelasan? Mau jadi Timnas?" gumam Khanza.

Mama menggelengkan kepalanya dan meminta mereka untuk lekas sarapan.

"Ma, setelah ini aku akan mengajak istriku pulang. Apakah boleh?" tanya Reza.

Khanza melihat Reza yang tiba-tiba meminta ijin kepada Mama.

"Tentu saja boleh, Nak Reza. Lagipula kalian kan sudah sah menjadi suami istri. Sudah seharusnya tinggal bersama dan belajar membangun rumah tangga.”

"Tapi, Ma. Khanza masih ingin disini dan bukankan aku sudah mengajukan cuti tujuh hari." ucap Khanza.

Mama menghela nafas panjang saat mendengar rengekan putrinya.

"Khanza, sekarang kamu sudah mempunyai suami. Dan kamu harus patuh sama suami kamu."

"Tuh, dengerin apa kata Mama. Harus patuh sama suami." ucap Reza.

Khanza yang gemas langsung mencubit lengan suaminya.

"Menyebalkan!"

Khanza memasukkan pakaiannya dengan gerakan cepat dan kasar, seolah-olah koper itu adalah Reza yang ingin ia tinju.

Reza berdiri di pintu kamar dengan tangan bersedekap, menyandarkan tubuhnya ke kusen sambil tersenyum menyebalkan.

“Kamu selalu terlihat lucu kalau lagi marah, Za.”

“Lucu dari Hongkong?! Aku bener-bener nyesel, kenapa harus kejadian begini,” desis Khanza sambil menutup koper dengan keras.

Reza berjalan mendekat, lalu menunduk tepat di hadapan istrinya.

“Kamu nyesel? Jangan-jangan nanti jatuh cinta sama aku malah tambah nyesel.”

“Jatuh cinta sama bos arogan seperti kamu? Amit-amit Ya Allah."

“Kita lihat saja nanti, sayang.”

Setelah semuanya siap, mereka berpamitan kepada Kakek, Mama, Desy dan keluarga lainnya.

"Nak Reza, Mama titip Khanza ya." ucap Mama.

"Iya, Mama. Saya berikan akan menjaga Khanza." ujar Reza.

Khanza memeluk tubuh mamanya dsn setelah itu ia masuk kedalam mobil.

"Za, bisa tidak kalau mulai sekarang panggil aku dengan sebutan sayang atau Mas?"

"Huek! Mending aku manggil kamu ‘Bos Nyebelin’ aja!” ucap Khanza yang langsung memalingkan wajah.

Reza terkekeh lagi, puas karena bisa membuat istrinya salah tingkah.

Ia pun langsung melajukan mobilnya menuju ke rumah yang sudah ia siapkan.

Di dalam mobil, Khanza melihat ponselnya dan membaca pesan yang dikirimkan oleh Yanuar.

[Za, kamu sedang apa di sana? Masih marah sama aku? Aku tetap pengin kita bareng kasih hadiah ke Mbak Desy.]

Khanza melihat pesan yang dikirimkan oleh Yanuar.

Tangannya bergetar saat hendak membalas, Reza meliriknya.

"Pacar kampungan kamu mengirim pesan?" tanya Reza.

"Pak, tolong jangan hina Yanuar seperti itu. Dia lebih baik dari pada kamu yang arogan." jawab Khanza.

"Za, kalau aku arogan. Kenapa sekarang kamu jadi istriku? Dan kenapa dia tidak mau datang, saat kamu memintanya?"

Khanza langsung terdiam saat mendengar perkataan dari suaminya.

"Karena paksaan dan aku nggak bisa berbuat apa-apa."

Khanza memasukkan ponselnya lagi kedalam tasnya.

Ia merasa kecewa dengan Yanuar yang tidak mau datang.

Beberapa jam kemudian, Reza menghentikan mobilnya di depan rumah yang baru saja ia beli.

Reza mengajak istrinya untuk masuk kedalam rumah.

"Selamat datang di rumah kita," ucap Reza.

"Ini rumah kamu, bukan rumah kita." ujar Khanza.

Reza mengajak istrinya untuk melihat-lihat kamar yang ada disana.

"Mana kamarku?" tanya Khanza.

"Tidak ada kamarmu dan kamarku. Yang ada kamar kita berdua," jawab Reza sambil membawa koper Khanza.

Khanza melihat kamar yang begitu besar dan tempat tidur yang sudah dihias layak pengantin baru.

"Pak, bisa kita bicara sebentar?"

Reza menganggukkan kepalanya dan ia duduk di samping Khanza.

"Aku ingin Pak Reza, merahasiakan pernikahan kita di perusahaan atau di luar perusahaan. Aku tidak mau teman-teman tahu pernikahan kita." pinta Khanza.

Reza menatap Khanza dengan tatapan serius, kali ini tanpa senyum menyebalkan yang biasanya menghiasi wajahnya.

“Kenapa? Kamu malu jadi istriku?” tanya Reza.

"B-bukan seperti itu, Pak. Hanya saja saya belum siap dan saya butuh waktu untuk semuanya." jawab Khanza.

Reza menghela nafas panjang saat mendengar jawaban dari istrinya.

"Hmm, baiklah. Aku bisa merahasiakan ini, tapi dengan satu syarat.”

"Syarat apa, Pak? Bapak jangan macam-macam." ucap Khanza.

Reza menundukkan wajahnya dan menatap dalam ke arah Khanza.

“Syaratnya sederhana, Za. Mulai sekarang, kalau kita di rumah kamu jangan panggil aku ‘Pak’ atau ‘Bos’. Aku suamimu, bukan atasanmu.”

“A-aku, tidak bisa, itu aneh.”

“Kalau kamu masih manggil aku ‘Bos’, berarti kamu yang tidak serius dengan pernikahan ini. Aku tidak main-main, Za.”

Reza keluar dari kamarnya menuju ke ruang kerjanya.

Ia meninggalkan Khanza yang masih didalam kamarnya.

1
Dwi Estuning
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!