NovelToon NovelToon
Cinta Luka Derita

Cinta Luka Derita

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Obsesi / Cerai / Cinta Terlarang
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mahlina

Bukan menantu pilihan, bukan pula istri kesayangan. Tapi apa adil untuk ku yang dinikahi bukan untuk di cintai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

"Iya benar, ada apa ya dengan putra saya, pak?” tanya Juleha penasaran.

“Kami dari kapolsek Tegal Arum, ingin menyampaikan pada ibu. Siang ini baru saja terjadi kecelakaan tunggal, melibatkan kendaraan roda 4 dengan plat nomor B 123 CLA.

Mobil itu menghantam pembatas jalan, lalu terperosok ke lahan warga dan baru berhenti setelah menghantam pohon besar yang ada di depannya. 1 orang penumpang di dalam mobil, dinyatakan kritis, dan 1 orang dinyatakan luka parah dengan patah tulang kaki.” ujar salah 1 pria berpakaian polisi.

Juleha menelan salivanya dengan sulit, lalu berkata dengan angkuh, “Maksud bapak apa sih? Kenapa mengatakan itu semua pada saya? Apa yang bapak sampaikan itu semua gak ada urusannya sama saya, pak!”

“Begini bu, apa ibu kenal dengan pria yang bernama Hasan Sukarja? Beliau menjadi salah satu korban kecelakaan, untuk saat ini beliau masih dalam penanganan medis.”

Dugh.

Kedua kaki Juleha seakan lemas tak bertulang, wajah angkuhnya kini berubah syok. Tubuhnya langsung limbung ke dinding.

“Ha- Hasan putra ku? Hasan? Ya Tuhan, Hasan! Apa yang terjadi sama kamu, nak!” Juleha teriak histeris, tangan kanannya langsung memegangi dadanya yang terasa nyeri, bayangan Hasan yang dalam kondisi terpuruk kini menari nari dalam kepalanya.

Ke dua polisi itu dengan sigap langsung memapah Juleha.

“Tenang bu, putra ibu baik baik aja… cuma masih dalam penanganan.” beo salah satu pak polisi mencoba menenangkan, lalu mendudukkan Juleha di kursi depan.

“Kenapa dengan mas Hasan, mah?” tanya Wati yang langsung ke luar dari kamar, saat mendengar teriakan Juleha menyerukan nama suaminya.

Wati mendapati ibu mertuanya terduduk lemas di kursi. Dengan 2 orang pria berseragam polisi berdiri di depannya.

Sementara Juleha gak menjawab pertanyaan Wati, ia terus tergugu, menyerukan nama Hasan dengan tangisnya.

“Hasan, putra ku… ya Tuhan, kenapa kau buat celaka putra ku? Harus nya kau buat saja wanita yang bersamanya!” gerutu Juleha di tangah isak tangisnya, netranya lurus je depan dengan tatapan yang kosong.

“Maaf anda ini siapa nya ibu ini ya?” tanya salah seorang pria berseragam polisi, melihat Wati ke luar dari dalam rumah.

“Saya menantunya pak… ini mama mertua saya, kenapa ya pak? Ada apa dengan suami saya? Suami saya baik baik aja kan pak?” tanya Wati saat sudah berdiri di sisi ibu mertuanya yang gak lain Juleha.

Dengan penuh kesabaran, Wati mencoba menenangkan hati sang ibu mertua. Satu tangannya terulur mengelus punggung ibu mertuanya. Menguatkan hati sang ibu mertua, meski ia sendiri sebenarnya sudah tau apa yang terjadi dengan Hasan. Tapi bagaimana kondisi Hasan lah yang belum diketahui Wati.

“Mobil yang ditumpangi suami ibu mengalami kecelakaan tunggal. Dan sekarang korban masih menjalani perawatan di rumah sakit.” ujar pak polisi.

“Maaf pak, bisa saya tau… saat terjadi kecelakaan itu suami saya bersama dengan siapa? Dan dimana kecelakaan itu terjadi, pak? Karena mas Hasan pergi sama sekali tidak mengabari saya, pak!” cerocos Wati penuh selidik.

Juleha langsung menoleh ke arah Wati, ‘Kenapa itu yang Wati tanyakan? Kenapa bukan kondisi Hasan yang ditanyakan?’pikir Juleha penuh tanya.

“Seorang wanita, ibu bisa melihatnya sendiri nanti di rumah sakit. Bisa ibu ikut dengan kami sekarang, untuk melihat kondisi korban!” tanya pak polisi lainnya.

Wati mengangguk pasti.

“Mama ikut sama kamu, Wati!” pinta Juleha dengan tatapan memohon.

Wati menatap cemas sang ibu mertua, “Apa gak sebaiknya mama tunggu aja di rumah! Tunggu kabar dari Wati!”

Juleha menggeleng, “Mama tetap mau ikut, yang kecelakaan itu putra mama satu satunya! Mama ingin tau gimana kondisinya!”

“Oke, tapi apa pun yang terjadi. Mama harus kuat saat di rumah sakit nanti.”

Juleha beranjak dari duduknya dengan dibantu Wati.

“Mama gak selemah yang kamu pikirkan, Wati!” kekeh Juleha dengan tegas.

Wati dan Juleha kini pergi dengan menumpangi mobil patroli bersama dengan kedua polisi. Mereka menuju rumah sakit, di mana Hasan tengah di rawat.

Di dalam mobil hanya ada keheningan, 4 kepala dengan pemikirannya masing masing.

‘Bagaimana kondisi mas Hasan? Apa yang membuat mas Hasan bersama dengan Ida? Mau apa mereka ke puncak? Lalu bagaimana aku bisa menghindar dari pak Alex? Ya Tuhan, kenapa hidup ku jadi sesulit dan serumit ini. Tak bisa kah aku diberi kehidupan yang tentram dan damai?’ pikir Wati dengan wajah sendu.

Juleha menggaruk kepalanya frustasi, ‘Bagai mana nasib putra ku, semoga saja lukanya tidak parah. Tadi pak polisi bilang Hasan tidak sendiri. Apa yang membuat mereka mengalami kecelakaan? Sejak kapan Hasan pergi? Kenapa aku bisa gak tau saat Hasan meninggalkan rumah!’

Sang pengemudi dalam diam melirik dari kaca spion, ‘Apa ada kemungkinan, salah seorang dari mereka yang akan menjadi tersangka atas kecelakaan mobil yang dialami pak Hasan?’

“Ehem pak polisi, boleh saya bertanya?” Juleha angkat suara.

“Tanyakan saja bu, apa yang ingin ibu tanyakan.” timpal pak polisi yang duduk di kursi penumpang bagian depan, sembari melirik Juleha lewat kaca spion.

Wati menoleh ke arah ibu mertuanya, menunggu apa yang akan ditanyakan.

“Siapa yang bersama dengan putra saya, pak? Apa dia wanita, atau laki laki?” tanya Juleha.

“Wanita, dari identitas yang kami temukan nama wanita itu adalah Ida. Maaf jika terlalu lancang, dari beberapa foto yang kami lihat dari ponsel Nona Ida dan pak Hasan, sepertinya hubungan keduanya cukup dekat.” imbuh pak polisi, lalu melirik Wati.

Wati mengerutkan keningnya dalam, 'Ternyata benar Ida... bagaimana bisa pak Alex banyak mengetahui hubungan keduanya? Apa aku bisa menyingkirkan Ida dari hidup mas Hasan? Apa tidak ada lagi Ida Ida lainnya di hati mas Hasan?

Meski pun aku kembali dengan mas Hasan, apa ada kemungkinan mas Hasan gak akan melempar ku ke pelukan laki laki lainnya?

Rasanya mustahil, judi, wanita, tahta, harta. Semuanya menyilaukan laki laki yang mudah tergoda.’ pikir Wati dengan senyum pahit, air mata tanpa sadar luluh dari pelupuk matanya.

"Apa anda baik baik saja, bu Wati?" Tanya salah satu polisi.

Juleha menggenggam jemari Wati, bukan untuk menguatkan menantu wanitanya itu.

"Pak polisi sedang bertanya pada mu." beo Juleha, seakan gak merasa kasihan melihat menantunya dikhianati putranya sendiri.

“Ah i- iya... ada apa pak?” tanya Wati gelagapan.

“Apa anda baik baik saja? Sepertinya hubungan anda dengan suami kurang begitu baik ya? Maaf jika saya terlalu lancang.” ujar pak polisi, merasa gak enak hati.

“Tidak apa apa pak, saya baik baik aja. Wajar jika suami istri bermasalah.” Wati menyungging kan senyumnya dengan hambar.

Sampai di rumah sakit.

Wati dan Juleha di antar ke ruang rawat di mana Hasab berada.

“Wati, tunggu apa lagi? Ayo kita masuk.” Juleha melihat Wati malah duduk di kursi tunggu.

“Mama aja yang lihat, aku bisa menyusulnya nanti.” ujar Wati dengan senyum yang ia pertahankan, meski hatinya begitu sakit. Ia belum siap melihat Hasan, pria yang udah dengan tega menyerahkannya pada pria lain.

“Iya udah, kamu tunggu di luar. Jangan pergi kemana pun!” seru Juleha sebelum akhirnya meninggalkan Wati seorang diri.

Kreeek.

Bersambung ...

1
lina
dasar laki gila
lina
bisanya ngancem
lina
udah pecat bae
lina
dasar netizen julid
lina
u yg bodoh lex
lina
dasar bucin
lina
jamagn d puji
lina
biar u kenyang
partini
good story
partini
good story
lina: mksh tini👍
total 1 replies
lina
kan lg bucin jd g tau malu 🤣
lina
masih bae ngamuk
lina
udah apa d seret bae itu
lina
malu bgt itu g d akuin
lina
definisi cewe g tau malu
lina
pekor 2
lina
u yg g punya adab
lina
sabar
lina
enk klo tinggl mkn
lina
sabar2
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!