Zalika Azzalea adalah gadis cantik yang berusia dua puluh dua tahun, dirinya memutuskan untuk menikah dengan sang kekasih Arga Pramana diusia muda dengan harapan sebuah kebahagiaan
Pil pahit harus ia telan, karena pernikahan tak berjalan seperti yang dirinya impikan. mimpi sederhana untuk biduk rumah tangga yang sempurna nyatanya harus ia kubur dalam-dalam
Pernikahan yang hanya berlangsung tiga hari itu berakhir dengan menyisakan trauma mendalam, mengubah gadis ceria menjadi seorang yang takut akan cinta
Akankah ada pria yang dikirim tuhan untuk menyembuhkan lukanya? lalu Cinta yang akan memberinya kebahagiaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ancaman
"Ya udah, Abang pergi sekarang. Terima kasih ya dek, sarapannya enak" Akbar lalu memeluk sang adik
Sepasang suami istri itu tengah mengantarkan putra mendiang Prasetya itu menuju mobilnya
"Jaga Zalika baik-baik!" Ucapan itu diarahkan untuk Arga selaku suami dari adiknya
"Pasti bang. Kalian nggak perlu khawatir!" Senyuman itu lagi, Akbar benar-benar muak dengan senyuman palsu Arga
Setelah mobil mewah itu hilang dari pandangan, Arga lekas menarik pergelangan tangan sang istri dengan cukup keras bahkan meninggalkan bekas merah pada kulitnya yang putih
"Kamu mengadu apa sama Akbar?" Tanya Arga yang dibalas gelengan oleh wanita itu
"JANGAN BOHONG, ZALIKA!" gadis cantik itu tersentak saat teriakan itu tepat didepan wajahnya
"Kamu kira aku bodoh? Aku tau kalau Akbar, kakak kamu itu curiga sama aku!" Sambungnya
"Aku bersumpah mas, aku nggak ngomong apa-apa sama bang Akbar, sungguh!" Gadis cantik itu mulai terisak
"Dengar! Aku nggak main-main dengan ucapanku, Zalika. Aku akan menghabisi kedua orang tuamu jika kamu berani macam-macam!" Nada penuh ancaman itu jelas membuat Zalika takut
"Ku mohon mas, jangan sakiti keluarga ku!" Pinta Zalika, bahkan gadis itu sudah bersimpuh sambil memegangi kaki suaminya
"Kalau begitu, jadilah baik! Dengan menuruti perintah suamimu!" Arga mengusap kepala sang istri, sedetik kemudian wanita cantik itu meringis saat tangan pria itu mencengkram kuat rambut panjangnya membuat kepalanya mendongak
"Jangan pernah menguji kesabaranku, Zalika"
***
"Kamu melamun?" Tari tersentak saat sang suami memeluknya dari belakang
"Kamu ngagetin aja mas!" Wanita yang masih sangat cantik diusianya yang sudah kepala empat itu berbalik menatap sang suami
Pasangan suami istri ini memang masih sangat romantis, walaupun anak-anak mereka sudah sangat besar. Cinta yang dimiliki Zayyan pada sang istri memang tidak akan pernah berubah sampai kapanpun
"Kamu kenapa melamun?" Tanya Zayyan, tangannya berada di pinggang sang istri sementara Tari mengikatkan dasi
"Aku cuma kepikiran Zalika aja!"
"Aku juga kangen sama tuan putri itu!" Zayyan tersenyum mengatakannya
"Semalam aku mimpi buruk tentang Zalika" perlahan manik indah itu mengembun
"Itu pasti karena kamu kangen aja, makanya sampai kebawa mimpi!"
"Mungkin iya!" Kata Tari "Udah! Ayo sarapan!"
"Satu kecupan!" Pelukan Zayyan pada pinggang istrinya semakin erat
"Kita udah cukup tua untuk mesra-mesraan, mas!" Tari benar-benar tak habis pikir, selama enam belas tahun menikah kebiasaan suaminya ini tidak pernah berubah
"Nggak ada kata tua untuk cinta, sayang" ucap Zayyan
"Terserah kamu! Udah ayo! Anak-anak pasti udah nunggu" wanita itu berjalan lebih dulu lalu diikuti oleh Zayyan dibelakangnya
Sepasang suami istri itu duduk lebih dulu, para pelayan telah melakukan pekerjaannya dengan menyiapkan sarapan bagi keluarga itu
Tak lama dua remaja dengan seragam sekolah turun dari lantai atas dan bergabung
"Pagi Sita!" Sapa salah seorang remaja tampan itu, sementara satunya diam dan langsung duduk di kursinya tepat dihadapan Tari
"Berhenti merayu Sita, Rayn! Dia lagi kerja, dan dimana sopan santunmu itu, usianya lebih tua. Setidaknya panggil dengan sebutan kakak atau apapun yang terdengar sopan!" Omel Zayyan, salah satu dari anak kembarnya ini memang memiliki sifat yang membuat kedua orang tuanya naik darah
"Iya. Iya, cerewet!" Sambil menggerutu, Rayn menarik kursi lalu duduk tepat disamping saudara kembarnya Ryan
"Waah sopan sekali mulutmu itu!"
"Hanya bercanda, Ayah. Astaga"
"Sayang, kamu lihat sendiri kan gimana anak kesayangan kamu ini!" Adu Zayyan pada sang istri
"Cih. Tukang ngadu"
"Sudah? Bisa kita sarapan sekarang?" Tatapan tajam diarahkan Tari pada kedua orang yang memang terus bertengkar itu, membuat keduanya diam
"Ada masalah apa lagi kamu disekolah?" Tanya Zayyan disela-sela kegiatan sarapan keluarga ini
"Siapa? Aku?" Rayn menunjuk wajahnya sendiri
"Ya siapa lagi"
"Nggak ada!" Jawabnya dengan santai
"Kalau nggak ada, ngapain ayah dipanggil ke sekolah?"
"Mungkin itu Ryan!" Elaknya, membuatnya mendapat tatapan mematikan dari saudara kembarnya
"Memangnya guru kamu nggak bisa bedain mana kamu mana Ryan!" Zayyan benar-benar dibuat geram oleh tingkah salah satu putranya itu
"Mereka cuma salah paham, aku cuma membela diri!" Jawabnya dengan santai
"Tapi itu nggak baik, Rayn!" Ucap Tari lembut
"Bella itu pacar aku mah, terus si curut itu mau rebut gitu aja?"
"Kamu berantem karena rebutan cewek? Cih" Zayyan semakin geram saja, dirinya dipanggil ke sekolah hanya karena masalah perempuan
"Aku ini setia, ayah. Makanya aku mempertahankan apa yang aku punya. Bukan seperti anak kesayangan papa ini" Rayn melirik ke arah saudara kembarnya yang sejak tadi diam saja
"Lo ada masalah apa sih sama gue?" Tanya Ryan yang mulai geram
"Nggak ada, kutu buku"
"Sudahlah, kalian berangkat sana! Nanti telat lagi!" Ujar Tari, lama-lama dirinya kesal juga mendengar pertengkaran ini
"Hari ini kamu sama ayah!"
"Kok gitu?" Tanya Rayn tak percaya dengan apa yang ia dengar
"Motor kamu ayah sita!" Jawab Zayyan, lalu dengan santainya melangkah keluar rumah setelah memberi satu kecupan mesra di kening istrinya
"Nggak bisa gitu dong, Yah. Kalau aku mau kemana-mana gimana?"
"Kamu akan diantar jemput sama Mano!" Jawab Zayyan
"Aku bukan anak kecil yang harus diantar jemput supir, Yah!" Kata Rayn
"Yang sabar!" Ryan menepuk bahu saudara kembarnya sambil berlalu dengan senyuman yang menurut Rayn menyebalkan
"Dasar kutu buku!" Gumam remaja tampan itu "Maah"
"Jangan merengek, Rayn. Kamu turuti saja perintah ayah kamu! Ini hanya sementara, sayang!" Tutur Tari lembut pada sang putra
"Ayah emang nggak pernah sayang sama aku! Mama juga"
Tari menghela napas panjang, gerutu dari sang putra memang tidak bisa ia cegah
"Ayo! Kebetulan ayah mau ke sekolah kamu" Zayyan sampai berbalik karena sang putra tak juga mengikuti langkahnya
Remaja tampan itu menyusul sang ayah dengan mulut yang tak henti-hentinya mengoceh lalu kaki yang dihentak bak anak kecil. Tari yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya
"Lebih baik aku telepon Zalika aja!" Wanita cantik itu melangkah menuju kamarnya
Sementara itu dirumah yang berbeda, seorang wanita tengah duduk didepan cermin guna mengobati luka diwajahnya sendiri
Sudut bibirnya sobek dan mengeluarkan cairan merah karena kerasnya tamparan yang suaminya berikan sebelum pria itu pergi bekerja
Cairan bening sudah membasahi pipinya, sebaik apapun Zalika menyembunyikan nyatanya hatinya tetap saja terluka
Dirinya hanya ingin rumah tangga harmonis seperti kedua orang tuanya. Zalika ingin seperti sang mama yang begitu dicintai oleh suaminya, bahkan ia tak pernah sekalipun melihat Zayyan memukul Tari, keduanya benar-benar saling mencintai
semoga terkuak ya rahasianya