NovelToon NovelToon
Tertawan Diantara 2 Takdir

Tertawan Diantara 2 Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Poligami
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Lama menghilang bak tertelan bumi, rupanya Jesica, janda dari Bastian itu, kini dipersunting oleh pengusaha matang bernama Rasyid Faturahman.

Sama-sama bertemu dalam keadaan terpuruk di Madinah, Jesica mau menerima tunangan dari Rasyid. Hingga, tak ingin menunggu lama. Hanya berselisih 1 minggu, Rasyid mengitbah Jesica dipelataran Masjidil Haram.

Namun, siapa sangka jika Jesica hanya dijadikan Rasyid sebagai yang kedua.

Rasyid berhasil merobohkan dinding kepercayaan Jesica, dengan pemalsuan jatidiri yang sesungguhnya.

"Aku terpaksa menikahi Jesica, supaya dia dapat memberikan kita putra, Andini!" tekan Rasyid Faturahman.

"Aku tidak rela kamu madu, Mas!" Andini Maysaroh.

*

*

Lagi-lagi, Jesica kembali ketanah Surabaya. Tanah yang tak pernah ingin ia injak semenjak kejadian masa lalunya. Namun, takdir kembali membawanya kesana.

Pergi dalam keadaan berbadan dua, takdir malah mempertemukanya dengan seorang putra Kiyai. Pria yang pernah mengaguminya waktu lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

"Beri saya waktu untuk meminta restu terhadap orang tua saya! Tapi perlu Anda ingat, saya adalah Janda." jawab Jesica.

"Saya tidak mempedulikan statusmu, Jesica!" Rasyid dengan wajah seriusnya.

Meski semua agak mengganjal dan terlalu cepat, Jesica akhirnya mau menerima pinangan Rasyid Faturahman, begitu Oma Selin yang selalu membujuknya dengan kalimat-kalimat sakral itu.

Ester juga mendukung pernikahan sahabatnya itu. Meskipun terbilang cepat, namun ia yakin, jika Jesica akan mendapat kebahagiaan setelah ini.

Dan setelah mendapat restu dari orang tuanya, dan saling bertukar kabar melalui via telfon maupun panggilan video, antara kedua belah pihak orang tua, kini sama-sama menyaksikan pernikahan sederhana di pelataran Masjidil Haram.

"Saya terima nikah dan dan kawinya Jesica Faderil Doms binti Bapak Doms Farenity, dengan seperangkat alat sholat, dan satu set perhiasan dibayar tunai!" Rasyid menghela nafas dalam, dan kini menatap Jesica untuk dibacakan doa.

Sementara Jesica, ia dengan penampilan sederhananya, menerima uluran tangan sang suami, dengan kecupan yang melekat pada kening miliknya dari sang suami.

"Selamat buat kalian berdua!" Ester terharu, dan langsung memeluk tubuh sahabatnya.

Oma Selin memeluk kedua cucunya yang baru saja sah menjadi sepasang suami istri itu. Meskipun pernikahan yang Jesica terima secara siri, hal itu tidak membuatnya pesimis, karena Rasyid berjanji akan mendaftarkan pernikahannya ke KUA begitu mereka kembali ketanah air. Dan lagi, Jesica juga harus mengurus surat pindahnya terlebih dahulu.

Setelah hampir 2 minggu lebih melakukan Umrah, kini Jesica beserta rombonganya harus kembali pulang. Rasyid tidak ikut pulang dengan sang Nenek, mengingat ia harus singgah ke Singapore terlebih dahulu untuk bertemu kedua mertuanya. Dan juga, Jesica harus mengurus surat-surat pindahnya juga.

*

*

*

"Mah, Pah ... Jesica akan kembali ke Surabaya. Doakan, semoga rumah tangga Jesica harmonis, dan segera diberi keturunan." Jesica saat ini sudah siap, dengan satu koper disampingnya.

Nyonya Vera memeluk erta, sebelum melepaskan putrinya kembali. "Doa Mamah akan selalu mengalir dalam nadimu, Sayang!"

Tuan Doms juga memeluk putrinya. Ia meninggalkan kecupan sangat dipucuk kepala Jesica. Setelah itu Tuan Doms menatap menantunya-Rasyid.

"Papah titip Jesica, Rasyid! Jangan pernah sakiti dia. Kembalikan saja kepada kami, jika kamu sudah tidak mencintainya!" Kedua mata Taun Doms memanas, merasa trauma putrinya mendapat kegagalan kembali.

"Papah dan Mamah yang tenang! Saya akan berusaha memberikan yang terbaik buat Jesica! Kalau begitu, kami permisi dulu." Rasyid sudah memegang handle kopernya.

Ester juga ada disana ia sejak tadi memeluk Jesica, dengan kedua mata yang sudah berembun. "Pergilah! Jangan lupa buatkan aku keponakan," gerutunya sambil mengusap air mata.

'Penerbangan Singapore Airlines dengan nomor penerbangan SQ964, tujuan kota Surabaya, sebentar lagi akan Take Off. Harap bagi para penumpan diharapkan bersiap-siap!'

Mendengar itu, Rasyid langsung berpamitan, mengajak istrinya untuk masuk kedalam bandara.

Setelah menempuh penerbangan 2jam lebih 20 menit, akhirnya pesawat landing di Bandara Juanda-Surabaya.

Mobil jemputan keluarga Faturahman sudah tiba. Bu Hilma kini merekahkan senyumnya, menyambut menantu keduanya-Jesica.

"Selamat datang di Indonesia, Jesica." Bu Hilma memeluk singkat menantunya, memberikan sikap sehangat mungkin.

"Terimakasih, Mah!" jawab Jesica segan.

Melihat itu, Rasyid langsung melenggang masuk kedalam mobil. Entah mengapa, begitu ia tiba di Surabaya, perasaanya mendadak tidak enak. Rasa menyesalan menyeruat memenuhi ruang hatinya saat ini. Apa yang akan ia katakan pada Andini, begitu wanita cantik itu tahu kenyataan yang menyakitkan.

Selama perjalanan menuju rumah, ada yang membuat Jesica tidak tenang memikirkan nasib pernikahannya. Sejak pertemuan itu, Rasyid tidak pernah menunjukan kartu identitasnya, ataupun visa yang Rasyid bawa.

Dan hal itu membuat rasa penasaran Jesica semakin melambung tinggi.

Tidak ingin membuatnya berpikir lebih, Jesica mengenyahkan semuanya. Ia rasa, masih ada kecanggungan antara dirinya dan Rasyid, jadi menurut Jesica itu suatu hal yang ... wajar.

*

*

Sementara di lain tempat, sopir yang yang mengantarkan Oma Selin dan Bik Ulfa, kini kembali lagi di kediaman pribadi Rasyid dan Andini.

Kepulangan Oma Selin dan Rasyid hanya berselisih 2 hari saja, karena Jesica hanya singgah sehari semalam di Singapore.

Mendengar deru mobil yang baru berhenti digaransi rumahnya, Andini dengan cepat keluar. Wanita berambut lurus itu memicing, saat mendapati sang sopir keluar sendiri.

"Loh, Pak Imam kok sendirian? Mas Rasyid mana?" Andini menatap curiga, perihal ia mendapat kabar jika Oma Selin sudah kembali.

"Em, anu Non. Itu ... Mas Rasyid baru saja pulang, tadi diminta Bu Hilma singgah sebentar." Pak Imam agak cemas ketika mengungkapkan kalimatnya.

Andini bergegas masuk untuk mencari gawainya. Dirumah besar itu, hidupnya terasa hampa tanpa adanya pecah tawa dari seorang anak. Andini dipersunting Rasyid, kala usianya menginjak 22 tahun. Dan hingga kini, ia sudah menginjak kepala 3, namun tetap saja ia tak kunjung mengandung.

"Mas Rasyid ngapain sih, kok nggak angkat telfonku?!" Andini menimang kembali ponselnya, karena panggilannya tak kunjung terhubung.

Namun tak berselang lama, ponselnya kembali bergetar. Satu notif pesan baru saja masuk, dan Rasyid lah yanh mengirimkannya

'Andini ... Sepertinya malam ini aku menginap dirumah Ibu! Oma agak sedikit rewel, memintaku singgah semalam lagi.'

Membaca pesan itu, membuat darah Andini mendidih seketika. 2 minggu lebih ditinggalkan Umrah, tapi ketika pulang, Rasyid masih tetap berlama-lama dirumah orang tuanya.

"Oma selalu seperti itu!" desah Andini menahan kesal. Setelah itu ia melenggang menuju kamarnya.

Sementara dikediaman Faturahman,

Dan tepatnya setelah selesai acara makan malam bersama, Jesica kini sedang duduk diruang tengah, bercengkrama dengan sang Nenek-Oma Selin.

Demi apa, wanita tua itu sama sekali tidak ingat, jika cucunya~Rasyid, sudah menikah.

Yang dipikiranya saat ini, seolah flashback, disaat Rasyid baru pertama kali memperkenalkan calon istrinya kepada sang Nenek. Bahkan, terkadang Oma Selin juga lupa siapa namanya sendiri.

"Jesica ... Rumah ini bagus ya?" Oma Selin menatap keseluruh bangunan megah itu, dengan sorot mata kagum.

"Iya, Oma bagus baget!" Jesica agak menagan tawa, jika bercengkrama dengan wanita tua itu.

"Tapi Oma tidak tahu, ini rumah siapa, Nak?" Oma Selin seakan lupa dengan rumahnya sendiri.

Tiba-tiba Bik Ulfa datang. "Oma, Oma sudah waktunya minum obat yuk! Nanti setelah itu saya pijitin."

Oma selin mengerjab, menoleh kearah Bik Ulfa seakan tidak mengenali pengasuhnya itu. "Kamu siapa? Kamu pengasuh baru ya?" tanyanya polos.

Jesica terkekeh lirih. Tertunduk menyembunyikan senyumnya.

Tap! Tap!

Semua orang menoleh, begitu derap langkah kaki itu berhenti disebrang. Bu Hilma menatap kearah Jesica dengan penampilan cetarnya. Parubaya berusia 58 tahun itu, kini memakai dress mewah selutut, dengan riasan tebal. Rambutnya yang dipangkas seleher semakin menambah raut kejam tersendiri.

1
evi carolin
hadeh keliatannya berat sebelah ni rasyid trlalu mengutamakan keluarga kasian kamu jesica walau gemana pun kamu pst banyak mengalah dan dikalahkan
Septi.sari: iya kak kasian 🤧🤧🤧
total 1 replies
Khoirun Nisa
lanjut ka
Septi.sari: syukron bintangnya kak🙏❤❤❤❤
total 1 replies
Nisa_Flour01
aku mampir nihh, jangan lupa di back ya Thor
Nisa_Flour01
aku bingung gimana jelasinnya. intinya semangat Thor. update lagi yaww

jangan lupa mampir dan react balik yaaa. thank you
Septi.sari: syukron kak nisa.🙏🙏🙏❤❤❤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!