NovelToon NovelToon
七界神君– Dewa Penguasa Tujuh Dunia

七界神君– Dewa Penguasa Tujuh Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Budidaya dan Peningkatan / Perperangan
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Radapedaxa

Tujuh dunia kuno berdiri di atas fondasi Dao, dipenuhi para kultivator, dewa, iblis, dan hewan spiritual yang saling berebut supremasi. Di puncak kekacauan itu, sebuah takdir lahir—pewaris Dao Es Surgawi yang diyakini mampu menaklukkan malapetaka dan bahkan membekukan surga.

Xuanyan, pemuda yang tampak tenang, menyimpan garis darah misterius yang membuat seluruh klan agung dan sekte tertua menaruh mata padanya. Ia adalah pewaris sejati Dao Es Surgawi—sebuah kekuatan yang tidak hanya membekukan segala sesuatu, tetapi juga mampu menundukkan malapetaka surgawi yang bahkan ditakuti para dewa.

Namun, jalan menuju puncak bukan sekadar kekuatan. Tujuh dunia menyimpan rahasia, persekongkolan, dan perang tak berkesudahan. Untuk menjadi Penguasa 7 Dunia, Xuanyan harus menguasai Dao-nya, menantang para penguasa lama, dan menghadapi malapetaka yang bisa menghancurkan keberadaan seluruh dunia.

Apakah Dao Es Surgawi benar-benar anugerah… atau justru kutukan yang menuntunnya pada kehancuran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radapedaxa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

Halaman kecil itu dipenuhi ketegangan. Elder Han Qing, tetua berambut putih panjang dengan janggut tipis, berdiri tegak di samping Xuanyan. Wajahnya serius saat menatap bocah sepuluh tahun itu yang masih berjuang membuka meridian.

“Xuanyan…” suara Han Qing lembut namun tegas. “Jangan putus asa. Tubuh Dao Es Surgawi adalah keberkahan sekaligus kutukan. Mungkin jalur kultivasi biasa menolakmu… tapi aku percaya ada jalan lain. Jika surga menutup satu pintu, berarti ada pintu lain yang menunggu untuk ditemukan. Aku akan mencarinya.”

Xuanyan mengangkat kepala, matanya sedikit berbinar. Bibirnya hendak membuka, namun suara dingin tiba-tiba menyambar dari belakang.

“Hmph, mencari jalan lain? Apa gunanya tubuh legendaris… kalau akhirnya tetap cacat?”

Suasana mendadak membeku.

Xuanyan perlahan menoleh. Dari gerbang halaman, seorang pemuda sekitar tiga belas tahun berjalan masuk. Posturnya tegap, wajahnya tampan dengan sorot mata penuh kesombongan. Jubah biru muda berkibar di tubuhnya, di dada tersulam lambang keluarga Ling.

Dialah kakak kedua Xuanyan, Ling Jianyu.

Xuanyan menatapnya dengan ekspresi datar. “Kakak kedua… jika kau hanya datang untuk mengejekku, lebih baik kau pergi. Fokuslah pada kultivasimu saja.”

Namun sebelum kata-kata itu sempat mereda, sebuah tinju melayang cepat. Bugh!

Wajah Xuanyan langsung terpukul keras. Tubuh mungilnya terhempas ke tanah, terguling beberapa kali hingga berhenti dengan darah segar menetes dari sudut bibir.

“Beraninya seorang cacat seperti kau menasihatiku?” Jianyu mendengus, sorot matanya penuh penghinaan. “Sungguh sampah menyedihkan!”

“Tuan muda Jianyu!” Elder Han Qing langsung maju, berdiri di antara keduanya. “Beraninya kau menyerang adikmu sendiri!”

Namun Jianyu hanya menyeringai. “Elder Han Qing, dengan segala hormat, kau hanya menyia-nyiakan waktumu untuk mengajari orang biasa yang bahkan tak bisa membuka meridian. Lebih baik kau berhenti saja. Tenagamu akan lebih berguna membimbing murid berbakat—seperti aku.”

Kata-katanya menusuk, bukan hanya pada Xuanyan, tapi juga pada Han Qing.

Xuanyan perlahan bangkit. Darah ia usap dengan punggung tangan, lalu menatap Jianyu. Meski tubuhnya gemetar, matanya tetap tajam.

“Apakah begini… sikap keturunan keluarga Ling?” suaranya serak namun jelas. “Sombong… angkuh… merasa paling kuat di antara yang lemah.”

Han Qing segera berkata, “Tuan muda, hentikan—”

Namun Xuanyan melanjutkan, nadanya penuh keteguhan yang menusuk. “Namun nyatanya… kau hanyalah butiran debu di antara yang terkuat. Sementara kau sibuk menindas orang lemah, mereka yang benar-benar kuat… bahkan tak akan pernah melirik keberadaanmu.”

Ucapan itu menusuk hati Jianyu lebih dalam daripada pedang. Wajahnya memerah, nadinya menegang.

“Dasar anak cacat!” Jianyu berteriak marah. “Kau… aib keluarga! Meski kau keturunan langsung Patriark dan Matriark, aku tak segan membunuhmu hari ini juga!”

Tanpa ragu, Jianyu mengangkat tangannya. Qi Refining lapisan ketiga melonjak dari tubuhnya, membentuk gelombang energi kasar. Ia menerjang brutal, tinjunya diarahkan langsung ke dada Xuanyan.

“MATILAH!”

BOOM!

Namun sebelum pukulan itu mendarat, aura dingin yang tajam menebas udara. Han Qing bergerak secepat kilat, satu telapak tangannya menangkis serangan Jianyu. Energi es menyelimuti tangan tetua itu, menghentikan tinju Jianyu hanya sejengkal dari tubuh Xuanyan.

Ledakan energi membuat tanah di sekitar retak. Xuanyan terhuyung ke belakang, nyaris terjatuh lagi.

“Cukup!” suara Han Qing menggema, penuh kekuatan. “Kalian berdua adalah darah keluarga Ling! Apa pantas saling membunuh hanya karena ego dan amarah?”

Jianyu mundur beberapa langkah, wajahnya memerah karena malu dihentikan. Ia menggertakkan gigi, matanya menatap tajam ke arah Xuanyan.

“Hmph! Mari kita lihat… sampai kapan kau bisa bersembunyi di balik punggung Elder Han Qing.” Ia meludah ke tanah, lalu berbalik. “Dasar sampah!”

Keheningan menyelimuti halaman. Xuanyan berdiri terhuyung, tangannya masih mengusap darah di bibirnya. Napasnya berat, namun sorot matanya tetap kokoh.

“Guru…” suaranya lirih namun mantap. “Apakah… aku benar-benar hanya sampah di mata mereka?”

Han Qing menatap murid kecilnya dengan mata bergetar. Ia ingin berkata bahwa itu tidak benar, namun melihat tubuh Xuanyan yang dipenuhi luka, melihat betapa keras surga menutup jalannya… kata-kata seolah tertelan.

Namun akhirnya, Han Qing menghela napas panjang. Ia meletakkan tangan di pundak Xuanyan.

“Tidak, tuan muda Xuanyan. Kau bukan sampah. Kau adalah orang yang bahkan surga tak sanggup musnahkan. Ingatlah itu. Jalanmu mungkin berbeda, namun bukan berarti kau tak bisa berdiri di puncak.”

Xuanyan menunduk sesaat, lalu tersenyum tipis, meski wajahnya masih penuh luka. “Kalau begitu… aku akan membuktikannya. Suatu hari, orang yang hari ini menyebutku sampah… akan berlutut di kakiku.”

Jalan berbatu yang menuju ke Paviliun Pedang Azure selalu dipenuhi para murid. Xuanyan berjalan pelan, rambut putihnya tertiup angin lembut. Namun setiap langkahnya disertai tatapan tajam, bisikan, dan tawa yang ia dengar jelas meski mereka berusaha menutupi.

“Lihat itu… si cacat.”

“Benar-benar aib keluarga Ling. Tubuh Dao Es Surgawi, katanya? Omong kosong. Hanya tubuh sampah yang menolak berkultivasi.”

“Kasihan Patriark, sudah mempertaruhkan nyawa istrinya… hanya untuk melahirkan beban sekte.”

Suara-suara itu menusuk lebih dalam dari pedang. Namun Xuanyan tetap menatap lurus ke depan, wajahnya datar seakan tak mendengar. Hanya dalam hatinya, suara kecil yang tenang bergema.

Hmm… guruku menyuruhku mencari catatan tentang Tubuh Dao Es Surgawi. Jika aku beruntung, mungkin aku bisa mendapatkan pencerahan. Aku tidak boleh peduli pada suara-suara ini. Mereka bukan jalanku.

Langkahnya mantap hingga akhirnya sampai di depan bangunan megah. Paviliun Pedang Azure, perpustakaan sekte dengan ribuan gulungan teknik, rahasia, dan sejarah. Bangunan itu menjulang 11 tingkat dengan atap biru keperakan, dijaga oleh formasi pelindung yang berkilauan samar.

Namun tepat sebelum ia masuk, lima murid inti muncul menghadang di depan gerbang.

Xuanyan berhenti, tatapannya dingin. “Menyingkirlah.”

Kelima murid itu saling pandang, lalu tertawa terbahak-bahak.

“Aduh… takutnya!”

“Hahaha! Apa yang dilakukan orang cacat di sini, hah?”

Xuanyan terdiam. Dalam hati ia tahu, bayangan kakak keduanya ada di balik semua ini. Jianyu selalu punya cara untuk membuat hidupnya semakin sulit.

“Aku hanya ingin masuk.” Xuanyan mencoba sabar.

Namun salah satu murid mendorongnya dengan kasar hingga ia mundur setapak. “Maaf, orang cacat tidak diizinkan masuk. Lagipula… membaca ribuan buku kultivasi pun tak akan mengubah kondisimu.”

Tawa mereka pecah.

Xuanyan menahan amarahnya. “Ini adalah fasilitas umum sekte. Dan kau melarangku masuk? Apa hakmu?”

Murid itu mendengus. “Hak? Kau ini hanya sampah. Meski kau anak Patriark, aku yakin beliau menyesal memiliki anak sepertimu.”

Kata-kata itu membuat tangan Xuanyan mengepal keras.

Murid lain menambahkan dengan nada keji. “Begitu juga dengan Matriark. Kasihan sekali, melawan malapetaka surgawi hanya untuk melahirkan seorang cacat. Betapa menyedihkan…”

Tawa mereka meledak lagi.

DUAK!

Seketika sebuah pukulan mendarat di wajah salah satu murid. Semua terdiam. Xuanyan berdiri dengan napas terengah, matanya dingin menusuk.

“Jangan pernah… menghina kedua orang tuaku.” Suaranya dalam, penuh ketegasan.

Namun ironinya, pukulan itu nyaris tak berbekas. Murid yang dipukul hanya terkejut sesaat, lalu wajahnya berubah marah.

“Beraninya kau menyentuhku, dasar cacat!”

BRUGHH! Tinju keras melayang ke perut Xuanyan. Napasnya seketika terputus, tubuhnya terhempas ke tanah. Belum sempat bangkit, pukulan dan tendangan bertubi-tubi menghajar tubuhnya.

Bugh! Bugh! Crack!

Darah bercucuran dari bibir dan pelipisnya. Meski banyak murid lain yang menyaksikan dari jauh, tak seorang pun berani menolong. Sebagian malah tersenyum puas melihat Xuanyan diperlakukan seperti itu.

Xuanyan menggertakkan giginya. Aku tidak boleh menyerah… Aku tidak akan membiarkan mereka menghina Ayah dan Ibu…

Namun tubuh kecilnya terlalu lemah. Pukulan demi pukulan membuatnya hampir pingsan.

Tiba-tiba, BOOOM!

Ledakan aura dahsyat menyapu halaman. Kelima murid itu terhempas sejauh beberapa meter, menghantam tanah dengan keras. Tubuh mereka bergetar, wajah pucat.

Suara tajam menggema.

“Berani sekali kalian mengganggu dan memukul adikku seperti itu! Meski kalian dari keluarga ternama… akan kubunuh kalian tanpa ampun!”

Xuanyan yang terbaring di tanah perlahan mengangkat kepala. Pandangannya buram, namun ia dapat melihat sosok itu jelas. Rambut panjang hitam berkilau, mata tajam penuh kemarahan, aura dingin yang menekan udara.

Itu adalah Ling Yueran, kakak perempuannya, dan juga anak tertua keluarga Ling.

Yueran segera bergegas ke samping Xuanyan, menunduk dengan wajah cemas. “Xuanyan… kau tidak apa-apa?”

Tangannya mengeluarkan sebuah pil berwarna hijau giok. “Ini, makanlah. Pil penyembuh tingkat menengah. Akan mempercepat pemulihan luka dalammu.”

Xuanyan menerima dengan tangan gemetar, menelan pil itu perlahan. Hangat energi obat mengalir ke tubuhnya, meringankan rasa sakit meski hanya sedikit.

Sementara itu, kelima murid yang berusaha bangkit mendadak terhenti. Tatapan Yueran menatap mereka tajam. Aura ganas meledak dari tubuhnya, membuat udara bergetar.

Wuuuuuuum!

Tekanan mengerikan menindih tubuh mereka. Nafas kelima murid itu tersengal, kaki mereka gemetar. Wajah mereka pucat pasi, seolah dada mereka ditekan oleh gunung raksasa.

Xuanyan hanya terdiam menatap. Dalam hatinya bergemuruh kekaguman sekaligus rasa iri yang sulit dibendung.

Jadi… ini kekuatan seorang kultivator ranah Core Formation…

Aura Yueran semakin menindas, hingga tanah di sekitar retak halus. “Ingat baik-baik,” suaranya dingin menusuk. “Sentuh Xuanyan sekali lagi… maka aku akan mencabut nyawa kalian, apa pun latar belakang keluargamu!”

Kelima murid itu terjatuh berlutut, keringat dingin membasahi wajah mereka. Tak ada yang berani melawan tatapan Yueran.

Xuanyan menatap kakak perempuannya yang berdiri bagai dewi pelindung. Dalam hatinya, ia merasakan campuran rasa kagum, syukur, dan luka.

Hanya dia… satu-satunya kakak yang pantas kupanggil kakak.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!