NovelToon NovelToon
Sebatas Pendamping (Derita Yang Tak Berujung)

Sebatas Pendamping (Derita Yang Tak Berujung)

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Pengganti / Obsesi
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Cty S'lalu Ctya

Pahit nya kehidupan yang membelengguku seolah enggan sirna dimana keindahan yang dulu pernah singgah menemani hari-hari ku terhempas sudah kalah mendapati takdir yang begitu kejam merenggut semua yang ku miliki satu persatu sirna, kebahagiaan bersama keluarga lenyap, tapi aku harus bertahan demi seseorang yang sangat berarti untuk ku, meski jalan yang ku lalui lebih sulit lagi ketika menjadi seorang istri seorang yang begitu membenci diri ini. Tak ada kasih sayang bahkan hari-hari terisi dengan luka dan lara yang seolah tak berujung. Ya, sadar diri ini hanya lah sebatas pendamping yang tak pernah di anggap. Tapi aku harus ikhlas menjalani semua ini. Meski aku tak tahu sampai kapan aku berharap..
Adakah kebahagiaan lagi untuk ku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cty S'lalu Ctya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sah

"Yumna, kamu di panggil pak Prayoga" Luna menghampiriku di lobi, beruntung aku sudah selesai membersihkan lobi.

"Terima kasih Luna" balas ku.

Ya, mungkin dia akan menagih janji ku kemarin. Jujur saja hati ini merasa takut. Karena dia tidak seperti kak Yoga yang dulu. Aku sadar jika dia membenci ku. Tapi aku harus hadapi semua ini karena ini lah jalan yang sudah ku pilih.

Tok.. Tok..

"Masuk!" pinta nya, dengan segera aku masuk, terlihat dia menatap dengan berang pada ku. Sebisa mungkin aku menunduk menyembunyikan ketakutan ku.

"Waktumu 5 menit untuk berganti baju!" seru nya.

"Ba-ik" kata ku terbata.

"CEPAT!!" bentak nya membuatku semakin takut, dengan cepat aku berlalu untuk berganti baju. Beruntung hari ini aku memakai hijab instan jadi tidak terlalu ribet. Tak ku sangka dia sudah menunggu di lobi, melihat ku dia berlalu keluar terlebih dahulu, aku pun menyusul.

"Cepat masuk!" seru nya saat kita berada di parkiran mobil. Aku pun masuk. Dia langsung melajukan mobil nya. Di dalam mobil hening, baik dia dan aku sama-sama terdiam. Aku tak tahu dia akan mengajak ku kemana, jujur saja pikiran ku masih berkecamuk sekaligus was-was mendapati dia menyetir mobil dengan kencang banyak kendaraan yang dia salip. Mencegah pun aku tak bisa hanya bisa memegang erat sabuk pengaman dan memejamkan mata di iringi doa dalam hati.

Ciiiitttt....

"Astagfirullah hal adzim" Badanku tersungkur ke depan dimana mobil terhenti.

"Buka mata mu, pergilah dan bilang pada ayahmu jika kau akan menikah!" ujar nya di saat aku membuka mataku perlahan, ternyata aku berada di depan lapas dimana ayahku terkurung. Ku beranikan menatap ke arah nya, wajah tegas dan tatapan tajam nya membuatku mengangguk.

"Baik" jawab ku lirih. Aku pun keluar dari mobil segera masuk ke dalam untuk menemui ayah yang sudah dua tahun di penjara.

"Alana.." panggil ayah ketika sipir membawanya duduk di kursi yang ada di depan ku. Aku pun mengulas senyum.

"Ayah, apa kabar? maaf Alana baru sempat berkunjung" ujar ku.

"Kamu sendirian? dimana Emir?" tanya ayah.

"Emir di rumah sakit ayah" jawab ku sendu. Ayah terdiam dia menatap ku sedih.

"Lalu siapa yang jaga? seharusnya kamu gak usah kesini, kamu temani anak mu" lirih ayah.

"Aku titipkan pada perawat ayah saat aku bekerja" jawab ku.

"Maafkan ayah Alana, kamu menderita karena ayah" cicit ayah.

"Ayah, jangan salah kan diri ayah terus, Alana tidak apa-apa, harus nya Alana yang meminta maaf pada ayah karena tidak bisa membebaskan ayah" lirih ku.

"Alana, jangan pikirkan ayah, sekarang bagaimana keadaan Emir?"

"Alhamdulillah Emir selesai di operasi, dan Alana kesini ingin bilang pada ayah" menarik nafas sejenak, ayah terlihat menanti kan kelanjutan dari ungkapan ku. Dengan mengulas senyum aku pun melanjutkan nya

"Alana akan menikah ayah"

Speechless. Mungkin itu yang di rasakan ayah. Butuh beberapa menit baru ayah mengulas senyum, senyum yang terlihat bahagia.

"Dengan siapa Alana?" tanya ayah, aku pun akan menjawab tapi ada sipir yang menghampiri kami

"Pak Idris anda ikut kami!" seru dua sopir itu pada ayah. Ayah pun mengangguk, lalu berpamitan padaku. Jujur saja aku begitu khawatir melihat ayah pergi bersama dua sipir itu.

"Ya Tuhan, jaga ayah dari bahaya!" doa ku.

"Kenapa lama sekali" sentak nya ketika aku kembali ke tempat parkir.

"Maaf!" kata ku.

"Cepat masuk dan ganti!" perintahnya menyodorkan paper bag pada ku.

"Aku cari to-"

"Masuk mobil, dan ganti di dalam!" tekan nya. Aku pun mengangguk dan mengikuti perintah nya. Beruntung kaca mobil ini kedap sehingga tidak tembus pandang. Ku buka isi dalam paper bag itu ternyata di dalam nya adalah kebaya. Sedih, jujur saja diri ini masih begitu mencintai almarhum suami ku. Tapi sekarang aku benar-benar harus menikah dengan orang lain.

Tok..Tok..

Kaca mobil di ketuk, segera aku berganti dengan cepat tak ingin lagi dia marah karena menungguku lama.

Klek..

Aku pun keluar dari dalam mobil seraya membenarkan kembali pasmina yang membalut kepalaku. Terlihat dia terdiam memperhatikan ku yang memakai kebaya putih dan jarik.

"Maaf pak!" ucap ku.

"Tuan, semua sudah siap!" ujar seorang lelaki yang seumuran nya menghampiri kita.

"Hem, ayo!" ajak nya pada ku. Kita pun masuk kembali ke dalam mobil dan di depan masjid yang ada di depan lapas mobil berhenti. Kita turun dia mengajak ku masuk ke dalam masjid dan betapa terkejutnya aku ketika mendapati beberapa orang duduk di serambi masjid dan salah satunya adalah ayah ku. Ayah ku menatap ke arah ku yang berjalan dengan pak Prayoga dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Sudah siap tuan Prayoga?" tanya sang penghulu. Dia pun mengangguk. Ayah nampak menarik nafas panjang lalu dia mengulurkan tangan nya pada pak Prayoga. Akad pun di mulai.

"Saya terima nikah dan kawin nya Alana Yumna Idris dengan mas kawin tersebut tunai"

Kata 'Sah' pun menggema di dalam masjid. Tak ada kata, selesai akad ayah segera di bawah kembali ke lapas. Sekarang aku kini sudah sah menjadi istri dari Galang Prayoga. Entah hanya sebatas status atau apa tapi yang pasti ini adalah sebuah penebusan hutang itulah yang ku tahu.

"Pulang kerja kau ambil barang-barang mu dan datang ke alamat ini!" perintah nya ketika kita dia menurunkan ku di depan pabrik. Aku pun mengangguk seraya mengambil kertas berisikan alamat rumah. Aku sadar sebagai seorang istri aku harus menyalami nya sebelum keluar tapi tangan ku segera di tepis oleh nya. Aku pun hanya diam lalu keluar dari dalam mobil menuju pabrik dan mulai bekerja kembali sebagai OG. Dan entahlah dia melajukan mobil nya entah mau pergi kemana. Akan bagaimana kehidupan rumah tangga ku nanti bersama nya.

Jam pulang kantor pun tiba, sebelum pulang aku akan mengunjungi anak ku dulu ke rumah sakit, dia pasti sudah menunggu ku datang. Seperti biasa aku akan membeli kue untuk perawat yang berjaga.

"Suster.." sapa ku pada perawat yang menjaga anak ku.

"Bu Yumna, Emir sudah minum obat, barusan dia tidur" kata suster pada ku.

"Terima kasih sus, sudah menjaga anak saya, ini untuk suster" balas ku seraya menyerahkan bungkusan kresek pada perawat.

"Terima kasih Bu Yumna, saya permisi" pamit perawat pada ku.

"Nak,," aku mengelus kepala anak ku dengan lembut, dikala semua yang menghantam kehidupan ku hanya dialah semangatku.

Drtt... Drtt..

"Assalamu'alaikum.."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!