NovelToon NovelToon
Wanted:VS

Wanted:VS

Status: tamat
Genre:Action / Sci-Fi / Epik Petualangan / Perperangan / Mata-mata/Agen / Romansa / Tamat
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Emperor Zufra

Di tahun 2036, dua agen elit Harzenia Intelligent Association (HIA), Victor dan Sania, mendapatkan tugas khusus yang tak biasa: mudik ke kampung halaman Victor. Awalnya terdengar seperti liburan biasa, namun perjalanan ini penuh kejutan, ketegangan emosional, dan dinamika hubungan yang rumit

Sejak Kekaisaran jatuh hanya mereka God's Knight yang tersisa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emperor Zufra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 3:awal yang baru

2 Jam berlalu Terus berlalu Dan akhirnya, mereka pun tiba di Selvila, Andalusia Sebuah kita futuristik berbaur Keindahan ornamen islam Khas kekhalifahan Umayyah.

"Akhirnya sampai juga di Andalusia," ucap Sania.

"Sabar, ini masih pemberhentian pertama," jawab Victor dengan nada datar.

Victor masih tampak murung sejak di pesawat, entah kenapa.

Cuaca saat itu sangat panas, membuat Sania merasa gerah saat mengenakan hijabnya Walau panas dan gerah, Sania tetap mengenakannya karena ingin menghormati adat setempat.

Untuk mencairkan suasana, Sania mencoba mengajak Victor berbicara.

"Bandara ini unik banget," kata Sania, karena meski ini adalah bandara, tampaknya lebih mirip kastil yang megah dengan ornamen dan kaligrafi Islam di tembok-temboknya.

"Tempat ini lebih mirip kastil," ujar Sania, tapi Victor masih tetap berwajah datar dan tak tersenyum sedikit pun.

Tak lama, Victor akhirnya berbicara,

"Jujur, bandara ini milik keluargaku."

Sania pun terkejut mendengarnya,

"Bandara ini milikmu?" tanyanya penasaran.

"Iya," jawab Victor singkat, lalu melanjutkan,

"Jujur aja, meski ini milik keluargaku, aku nggak terlalu suka datang ke bandara ini."

Sania kembali bertanya,

"Kenapa emang?"

"Males," jawab Victor singkat sambil menenteng koper mereka.

Meski sudah diajak bicara dan dihibur oleh Sania, Victor tetap terlihat murung.

"Udah ah, kita harus ke stasiun sebelum pukul dua," ucap Victor dengan alis berkerut.

"Tapi kau terlihat murung—"

Belum sempat Sania menyelesaikan kalimatnya, Victor langsung menyela,

"Diam, Sania! Aku lagi lelah, oke? Jadi jangan ganggu."

Nada kesal Victor membuat Sania terkejut. Orang yang tadi paling semangat, sekarang berubah menjadi temperamental.

Waktu pun berlalu, dan mereka akhirnya tiba di stasiun.

Saat hendak menukarkan tiket, mereka dikejutkan oleh sebuah pengumuman bahwa kereta yang ingin mereka tumpangi mengalami kerusakan dan keberangkatan ditunda hingga besok siang.

"Apa!? Keretanya diundur sampai besok siang?!" ucap Victor dan Sania bersamaan, kaget.

"Iya, keretanya diundur sampai besok," jelas petugas kereta.

Lalu petugas menjelaskan bahwa sebagai kompensasi, pihak PT Kereta memberikan tempat menginap sementara beserta uang ganti rugi untuk setiap Customer yang Terkena keterlambatan atau Delay.

Victor dan Sania pun menyetujuinya. Mereka diberi alamat hotel tempat menginap dan uang kompensasi, lalu mereka meninggalkan stasiun tersebut .

Diluar stasiun

"Huh, untung aja dapet kompensasi ama tempat nginep. Kalau nggak, udah tidur di jalan kita," gumam Sania.

Mereka pun memesan taksi dan segera meluncur ke hotel yang dimaksud.

Di dalam taksi, sopir bertanya,

"Mas-nya mau ke mana tadi?"

"Hotel Rey Souyu, Pak," jawab Victor ramah.

Sopir tak berkata apa-apa, hanya tertawa kecil.

Sania penasaran,

"Kenapa ketawa, Pak?"

Sopir hanya mengangguk-angguk sambil tertawa kecil, tanpa memberi penjelasan.

Tak lama kemudian, mereka pun tiba di hotel.

Di luar hotel

Betapa terkejutnya mereka setelah tahu hotel seperti apa yang mereka tempati ternyata bukan hotel Biasa...

"Selamat menikmati malam ini ya, Mas," ucap sopir sebelum pergi.

"He-Hei, ini hotel apaan nih?!" ucap Victor terkejut.

Tak lama kemudian, seorang petugas hotel datang menghampiri.

"Mas-Mbak, ada yang bisa saya bantu?" ucapnya ramah.

Victor bertanya dengan bingung,

"Mbak, saya kan tadi dapat kompensasi dari PT Kereta berupa tempat menginap sementara. Ini bener kan hotel Rey Souyu?"

"Iya, Mas, ini tempatnya. Emang kenapa?" jawab petugas.

Victor terlihat heran dan berkata pelan,

"Mbak, ini kan hotel..."

"Iya, Mas. Ini hotel khusus pasangan, hotel bulan madu," jawab petugas jujur.

Sania pun terkejut,

"Mbak, beneran nih?"

"Iya, Mbak. Beneran," jawab petugas.

"Tapi... kami bukan pasangan suami-istri," ucap Sania dengan wajah memerah.

"Oh, berarti kalian saudara?" tanya petugas.

Belum sempat Sania menjawab, Victor langsung menutup mulut Sania dan cepat berkata kalau Mereka sebenarnya Beneran Suami istri (gadungan/ngaku² ceritanya),

"Iya, iya! Kami sebenarnya beneran suami istri!" ucapnya dengan wajah memerah.

Sania hanya bisa diam dan mengikuti alur walaupun dia tampak kesal dengan Victor yang Ngaku² sebagai Suaminya. Petugas pun mempersilakan mereka masuk ke lobi untuk registrasi.

Setelah itu mereka diberi kunci kamar dan dituntun ke kamar oleh seorang petugas pria.

Di kamar Hotel no 625

"Ini kamarnya, Mas. Kalau ada apa-apa, panggil aja," ucap petugas.

"Iya, Mas. Terima kasih," jawab Victor.

Mereka pun masuk ke kamar dan beristirahat. Victor yang kelelahan langsung rebahan di ranjang.

"Huh... capek gue," ucapnya lega.

Tak lama, Victor memanggil Sania, menanyakan apakah dia mau ikut beli makanan untuk berbuka puasa.

Sania keluar dari kamar mandi dan menjawab,

"Apa? Ya gue ikut," ucapnya agak ngelantur.

"Tampaknya dia ngambek sama gue," gumam Victor.

Ia pun menghampiri Sania yang sedang duduk sambil bermain ponsel.

Victor kembali minta maaf atas sikapnya tadi Sania tidak mau memaafkan Victor kali ini kecuali, dengan syarat Victor membelikannya makanan terenak yang ada di negara bagian ini baru Sania mau memaafkan nya.

"Janji ya?" tanya Sania.

"Janji kok," jawab Victor.

Tiba-tiba, Sania melepas bajunya, hanya menyisakan bra dan celana pendek.

Terkejut, Victor berteriak,

"He-Hei! Apa yang kau lakukan?!"

"Apa? Panas tau!" jawab Sania.

"Aku lagi puasa tau, jangan bangkitin nafsuku!" ucap Victor sambil menutup mata dengan lengannya.

"Ohh... jadi lu napsu sama gue?" goda Sania.

"Enggak!" jawab Victor cepat.

"Lah terus kenapa lu liatin tetek gue?"

"Heii!! Apa sih yang kau bicarakan?! Udah woy!" ucap Victor, panik.

"Hahaha, aku cuma godain kamu. Dasar rambut merah!" jawab Sania sambil tertawa.

"Sialan lo! Dasar kepala lumutan!" balas Victor.

Sania hanya geleng-geleng kepala melihat kawannya yang ternyata gampang digoda dengan dada besarnya.

"Tadi lo ngaku² Suami gua kan Ya udah ayo Jadiin beneran" ucapnya dengan bercanda

"aku gk ada maksud apa²Sania, kau tau kan tadi cuma untuk.. "

sebelum Victor sempat melanjutkan bicara Sania memotong pembicaraan nya

"Huh, ya udah. Lo pergi dulu aja, gue lagi gerah makanya buka baju," ucap Sania.

Victor mengangguk setuju dan bersiap pergi.

Sambil berjalan keluar, ia berkata,

"Kalau udah pukul 9.30 malam, aku udah pesan tempatnya."

"Iya, sayang," goda Sania lagi.

"Hiii..." Victor menjawab dengan geli sambil kabur

Sania Tampak sedang Ingin mengoda Victor tapi sayang nya iman Victor lebih kuat dari pada godaan itu, Menghadapi hal itu Victor lebih memilih untuk menonton Televisi dari pada meladeni Sania Yang sudah seperti Cegil Rakus pada umumnya.

"huh Dasar Sania Dia sendiri gk mau deket-deket gua eh dianya malah godain gua" Seru Victor sambil menonton acara Favorit nya

Iklan pun muncul Yang mengabarkan kalau acara Eurovision akan segera Tayang sebentar lagi Di jam 10.00 Malam Mendengar hal itu Victor Pun senang karna acara Tahunan itu akan segera Tayang.

Tak lama Sania datang Kali ini Dia berulah lagi....

"Apaan tuh.." ucap Sania

"Oh ini Cuma Acara Euro.. Hell nawh dude" teriak Victor Sambil menutupi matanya

"apa ada yang salah?" Jawab Sania

"tadi kau cuma Make Bra dan celana Pendek, KENAPA SEKARANG KAU CUMA MAKE BRA DAN CAWET COK?!" Uca Victor

Ternyata Sania datang dalam keadaan Sexy Dan hanya Memakai pakaian dalam Berwarna Kuning, Orange mencolok Dan itu mengejutkan Victor yang sedang menonton TV.

"Gua mau mandi" ucap Sania

"Ya minimal Hargain gua yang lagi Puasa cok" Jawab Victor

"Oh ya lupa Kalo gua Tobrut dikit jadi lo agak Napsu ama gua"

"Kau dan aku hanya rekan Jadi jan macam-macam lah"

>"pergi sana Sania Pls jangan ganggu gua"

"Iya-iya Gua pergi nih" Ucap Sania sambil membawa anduk Dan pergi ke kamar Mandi

Victor pun kembali lega setelah itu Dia hanya bisa geleng-geleng kepala karna Teman atau Rekan Wanita nya itu Ingin Berniat Menggoda nya entah apa maksud nya tapi Dia Lega akhirnya bebas kembali.

Di dalam kamar Mandi Sania Terus bergumam tentang Victor Sambil Mandi.

"Dasar Victor Enak saja manggil gua Sebagai istrinya mana sudi"

>"lagian dia juga Cuma rekan Ku Mana mungkin aku bakal naruh perasaan ke dia Lagi pula Ganteng Pluto ketimbang dia aww ^\=^"

>"Rasain tuh baru gua Goda bentar udah Lemah imannya ahahah"

>"eh Dari pada gua urusin dia Mending Lanjut Berendam Seger"

Sania pun berendam di bathtub hotel sampai lupa Waktu Dan lupa Dunia Saking keenakannya berendam dengan Air hangat.

Diluar Victor sedang duduk di Balkon hotel sambil memandangi Kota Selvila yang begitu indah di waktu menjelang malam Hari, Langit Andalusia malam itu jernih. Dari balkon kamar lantai 7 Hotel Roy Soyu, Victor memandang gugusan lampu kota yang menyala lembut. Suara air mancur dari taman hotel samar terdengar. Angin membawa aroma bunga jeruk khas musim panas di Selvila.

Di sisi Sania Ia sudah selesai Mandi dan sekarang ia Berada Di dalam kamar, Sania sedang duduk di sisi tempat tidur, diam. Rambutnya masih basah setelah mandi, wajahnya tanpa ekspresi. Tangannya memainkan pinggiran seprai putih, seperti ada yang ingin dikatakannya tapi tak menemukan kata Victor menoleh, menatap punggung Sania yang memantulkan cahaya lampu kuning hangat dari plafon.

“Ingat Besok Bangun pagi” ucap Victor pelan. “Entar kita ketinggalan Kereta.”

Sania mengangguk Tapi tak menjawab. Hanya keheningan Victor masuk ke kamar, duduk di kursi dekat jendela. Hening itu tetap menggantung, namun tidak canggung. Lebih seperti ruang yang dibiarkan terbuka, seakan menunggu seseorang untuk mengisinya.

“Selvila... terlalu tenang,” ucap Sania akhirnya.

Victor menoleh. "Ya sangat Tenang.”

“Bukan soal itu,” ia menggeleng pelan. “Tenangnya seperti... memaksaku mendengar diriku sendir di masa lalu saat aku bermain dengan sepupu ku dulu.”

Victor memandangnya lebih lama.

“Apa yang kau dengar dari dirimu?” tanya Victor.

Sania menatap Victor sejenak. Pandangannya tidak keras seperti biasa. Tidak kaku. Justru rapuh.

“Aku tidak tahu... apa aku pernah benar-benar hidup,” katanya.

Victor tak menjawab langsung. Hanya duduk lebih dekat. Suara jam digital di dinding berdetak pelan.

“Kau hidup, Sania. Kau hanya belum sempat memilih.”

“Dan kau?” balasnya. “Kau terlihat seperti seseorang yang sudah memilih arah hidupmu. Tapi kenapa masih sering diam dan menatap jauh?”

Victor menghela napas, menunduk.

“Aku punya tujuan,” katanya. “Tapi... kadang aku lupa untuk merasakannya. Aku terus bergerak. Seperti mesin.”

Mereka sama-sama diam lagi.

“Victor,” kata Sania pelan, “apa menurutmu... seseorang seperti kita pantas bahagia?”

Victor menatapnya. Waktu terasa berhenti.

"jelas layak walaupun Nama keluarga kita belum di bersihkan"

“Aku tidak tahu, harus berbuat apa lagi” jawabnya jujur. “Tapi... aku tahu aku ingin mencoba.”

Sania memejamkan mata sejenak, lalu berdiri. Ia berjalan mendekat, lalu duduk di karpet, di hadapan Victor. Kini hanya satu lengan yang memisahkan mereka. Keduanya tak berbicara. Tapi udara di antara mereka padat. Sarat perasaan yang tak diucapkan.

Victor menunduk, tangannya terangkat sedikit, seolah ingin menyentuh tangan Sania — tapi urung. Ia tahu batas, dan tidak ingin memaksa.

Namun, Sania sendiri yang lebih dulu bergerak. Perlahan, ia menyentuh jari Victor. Menautkan satu. Tak menggenggam sepenuhnya, tapi cukup untuk membuat waktu terasa berhenti.

“Huh Malam ini,indah sekali ya" bisik Sania.

Victor mengangguk, suaranya hampir tak terdengar.

“Iya indah.”

Sifat mereka seketika berubah di titik ini Seperti sepasang pasangan Tak Gaduh seperti biasa nya Mereka masih duduk di tempat yang sama. Tak ada kata. Tak ada keputusan. Tapi untuk malam itu, keduanya tahu — mereka tidak sendiri Stelah momen itu Victor teringat satu hal bahwa sebentar lagi memasuki waktu buka puasa dan mengingatkan Sania untuk bersiap-siap untuk sebentar lagi Mereka keluar untuk Pergi membeli Makanan.

"Oh ya Ngab jam lupa entar jam 9.15 Menjelang maghrib Kita siap-siap nyari makan keluar" Ucap Victor

"Iya-iya, aku tahu" jawab Sania

"sip" Ucap Victor

"Yang penting Makanannya enak" Jawab Sania

"Aman gua tahu Restoran terbaik di kota ini Percaya aja sama gua"

Karna Pukul mulai mendekati Waktu Berbuka Puasa Sania pamit untuk BERSIAP-SIAP Setelah Pembicaraan singkat jelas padat dan sangat berfaedah itu Sania pun pergi meninggalkan Victor dan masuk untuk bersiap-siap di Kamar Mandi di sisi lain Victor izin keluar untuk membeli snack dan minuman di Mini market tak jauh dari Hotel.

Malam telah turun di kota Selvila, Andalusia. Cahaya lampu jalanan merambat tenang di antara bayangan gedung tua bergaya Moor, memantulkan warna kekuningan di atas aspal yang masih hangat oleh matahari siang tadi.

Victor menyelipkan tangannya ke dalam saku jaket, berjalan santai meninggalkan Hotel Roy Soyu. Langkahnya menyusuri trotoar sepi, menuju sebuah minimarket kecil yang masih buka 24 jam. Suara langkah sepatunya bergema lembut di gang-gang yang kosong.

Ia keluar bukan karena lapar tapi mencari Waktu sendiri Pikirannya gelisah. Bukan karena misi. Bukan karena ancaman Abyss. Tapi karena satu nama yang terus muncul di benaknya, dengan wajah tenangnya, sorot tajam matanya, dan suara datarnya yang entah mengapa kini terasa... hangat.

Victor menghela napas pelan, berusaha mengalihkan pikirannya sambil mengambil keranjang kecil di minimarket itu. Jemarinya menyentuh bungkus keripik kentang, lalu cokelat batang, dan sebotol air soda dingin. Tapi tetap saja, bayangan Sania terus berputar di kepalanya.

Sania barusan di kamar... ia tampak lelah lelah dengan Perjalanan ini, tapi tetap menjaga sikap dinginnya seperti biasa, pikir Victor Entah sejak kapan, Victor mulai memperhatikan hal-hal kecil darinya. Cara Sania menyisir rambutnya dengan cepat setelah mandi. Cara ia menatap jendela dengan diam selama perjalanan. Atau bagaimana ia kadang menyelipkan senyum kecil ketika melihat anak-anak kecil bermain di jalanan.

Victor tahu Sania ateis. Ia tahu Sania keras kepala, tak ramah, dan sering melontarkan komentar yang blak-blakan. Tapi justru itu semua... yang membuatnya jujur. Apa adanya. Tidak dibuat-buat.

Dan itu membuat hati Victor... goyah Namun ia segera menepis pikirannya “Dia hanya rekan satu tim,” gumamnya sambil meletakkan barang-barangnya di meja kasir.

Hatinya membantah, namun ia terus membungkamnya.

Keluar dari minimarket, Victor berdiri sebentar di depan pintu. Ia menatap langit malam yang cerah. Bintang-bintang bertaburan di langit, dan udara kota kecil ini begitu bersih dan segar.

Ia menarik napas dalam-dalam, lalu berjalan kembali menuju hotel.

Setibanya di lobi, ia berhenti sebentar. Tangannya masih menggenggam plastik belanjaan, matanya menatap ke arah lift yang sunyi.

“Victor,” bisik hatinya. “Sania...bukan sekadar partner lagi. Kau tahu itu Di sudah menemaniku dari lama.”

Victor hanya tersenyum tipis, pahit.

“Aku tahu,” jawabnya dalam hati. “Tapi aku juga tahu, cinta kadang berbahaya dalam dunia seperti ini.”

Lift terbuka. Ia melangkah masuk dan menekan lantai tempat kamarnya Sesaat sebelum pintu lift menutup, ia menatap pantulan dirinya di kaca logam Wajahnya tetap tenang Tapi matanya... menyimpan terlalu banyak hal yang belum terucapkan.

Malam di kota Selvila kembali sunyi Dan di dalam hatinya, Victor menyimpan satu hal yang tak ingin ia akui Bahwa di balik semua misi dan pelatihan keras, Ia hanyalah seorang pria yang mulai jatuh hati.....pada wanita yang paling tidak terduga.

Bersambung....

1
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
mampir nih
Zea
bagus banget ceritanya 🥰
🌹Widianingsih,💐♥️
aku mampir kak...
.hai salam kenal/Good/
bab nya panjang sekali
Lestari
di tunggu update ya
Emperor_Fish 🐟: Ini trilogy kak jadi lanjutan beda novel judulnya: Wanted:Revenge of the Empire 😁
total 1 replies
Lestari
seru ceritanya
Lestari
semangat nulisnya
🌈🎑MUTIARA SARI🎑🌈
panjang sekali...semangat yaaa/Angry//Angry//Angry/
Jinki
bagus banget cerita nya 😭 semangat ya kak . jgn lupa mampir
Aurora Noah
takamura orang inglis
Emperor_Fish 🐟: aslinya dia orang skyland atau Jepang di rl cuma dia kayak orang jaksel suka ngomong Inggris campur bahasa aslinya
total 1 replies
only siskaa
hadirr KK jgn lupa mampir yaa
Emperor_Fish 🐟
🔥🔥Peak writing 🔥🔥 and absolut cinema 🖐😁🖐
Aisaka
Sania adalah TanboyKun
Aisaka
bjir🗿
Emperor_Fish 🐟: gua saranin lo baca sampai chapter² ahir lu pasti akan suka
total 1 replies
Reaz
semangat
Proposal
ditunggu balasan likenya kk 🥰🌟😖
Proposal
🔥Bintang 5 Dehh💫🌟,Jangan Lupa Mampir Karyaku Juga Yaa🙂‍↔️🥰
iqbal nasution
semangat...
iqbal nasution
menarik
iqbal nasution
go ahead
iqbal nasution
next
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!