Kisah ini bercerita tantang dua orang gadis yang memiliki kehidupan jauh berbeda sekali satu sama lainnya.
Valeria dan Gisela yang merupakan anggota academy musik di Soleram Internasional dan sama-sama menimba ilmu sebagai seorang murid disana untuk menjadi penyanyi terkenal.
Sayangnya nasib mujur bukan berpihak pada Gisela namun pada Valeria karena karya lagunya menjadi viral dan hits hingga mancanegara dan mengantarkannya sebagai penyanyi populer.
Penasaran mengikuti kelanjutan serial dua gadis yang berseteru itu !
Mari ikuti setiap serialnya, ya... 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3 KEAJAIBAN TERJADI PADA GISELA DAN VALERIA
Gisela memandang kaget ke arah Valeria yang tertawa senang seperti dia puas akan kejadian ini.
Tampak Valeria duduk bersandar pada ranjang tidur pasien dengan ekspresi wajah lega sembari memperhatikan tubuh cantik miliknya.
Rambut panjang pirang dengan ditunjang oleh tubuh langsing serta tinggi semampai dan kulit putih bersinar cantik merupakan penampilan dari Valeria yang mengagumkan mata. Dan semua orang menjadi iri hati jika melihat penampilannya sewaktu Valeria menyanyi di atas panggung.
Alasan dari semua orang untuk menjadi cantik seperti Valeria yang menyebabkan rasa iri hati timbul dari diri orang-orang yang ingin seperti dirinya dan cemburu pada kecantikannya yang sempurna.
Valeria turun dari atas tempat tidur sembari menari-nari ceria.
Gisela semakin tertegun diam ketika dia melihat pemandangan di depannya, dimana Valeria terlihat bahagia sembari menari-nari riang.
Yah, Gisela yang kini bersemayam dalam diri Valeria bukan jiwa Valeria asli yang ada ditubuh cantik itu lagi melainkan jiwa Gisela yang tinggal di tubuh itu.
Gisela menangis sedih ketika dia melihat kebahagiaan Valeria.
Air matanya jatuh bercucuran membasahi kedua pipinya yang gemuk sembari memegangi dadanya yang terasa sakit, Gisela terus menangisi nasib buruknya ini.
Mengapa dia harus mengalami nasib seperti ini, bertukar nasib.
Valeria dalam diri Gisela masih tak terima dengan semua kejadian pahit ini namun takdir dirinya tidak dapat diubah lagi karena dia harus menerima nasib buruk ini untuk selama-lamanya.
Menjadi Gisela ?
Tentu saja jiwa Valeria menolak takdir pahit ini, berat sekali baginya berpisah dari raga asli miliknya karena dia telah terbiasa hidup sebagai seorang Valeria sebagaimana semestinya.
Air mata Gisela turun deras dari kedua matanya yang bersinar indah.
Terdengar suara dari arah Valeria yang berdiri di tengah-tengah kamar dengan sorot mata dingin.
"Sudah lama sekali aku merencanakan niatku ini untuk merebut kesuksesan Valeria darinya sebab gadis itu tidak layak menjadi terkenal lantaran dia sangat cantik", ucap jiwa Gisela dalam tubuh Valeria.
Kata-kata yang terucap dari bibir cantik milik Valeria langsung menyadarkan diri Gisela.
"Apa ?" ucap Gisela terkejut kaget.
Gisela segera mengalihkan pandangannya ke arah Valeria yang ada di depannya.
"Jika bukan bantuan dari dukun tua itu, mungkin saja aku tidak akan pernah bisa bertukar jiwa dengan Valeria dan menjadi dia sekarang ini", kata Valeria.
Gisela semakin tertegun diam, mendengarkan kata-kata Valeria.
"Berkat ramuan bertukar nasib dari dukun tua itu, aku bisa memiliki raga cantik milik Valeria ini dan seperti sekarang, menjadi dia", lanjut Valeria.
Valeria memutar tubuhnya sembari merentangkan baju pasien rumah sakit yang dia kenakan lalu tersenyum bahagia.
"Aku Gisela yang dulu sudah berganti nasib menjadi Valeria, bukan lagi Gisela bernasib buruk melainkan Valeria seorang penyanyi populer diseantero negeri ini", ucapnya.
Senyuman culas tergambar di sudut bibir Valeria.
"Tidak ada yang tahu dengan perbuatanku ini bahkan dukun tua itu berkata bahwa ramuan bertukar nasib berefek permanen", kata Valeria.
Valeria teringat pada botol ramuan berwarna ungu yang diminumnya sewaktu dia masih menjadi Gisela dan dia tinggalkan di atas panggung.
"Mungkin botol ramuan bertukar nasib telah dibuang oleh petugas kebersihan gedung pertunjukkan, toh, botol itu juga kosong, sudah tidak ada isinya lagi", ucapnya.
Valeria tidak menyadari jika Gisela sedang mengawasi dirinya di ruangan kamar nomer 409 ini.
"Setelah aku keluar dari rumah sakit ini, aku akan menemui dukun tua itu", kata Valeria.
Gisela yang sedari tadi hanya mendengarkan kata-kata Valeria mulai bereaksi, dia terlihat marah sembari melotot tajam.
"Jahat sekali kau !!!" teriak Gisela bergerak maju, mendekati Valeria dengan kedua tangan terulur ke depan.
Namun tangan Gisela tidak dapat menyentuh tubuh Valeria, tembus pandang ketika kedua tangannya terulur ke depan.
"Ke-kenapa aku tidak bisa menyentuhnya ?" tanya Gisela kebingungan sembari memperhatikan kedua telapak tangannya.
Gisela menoleh kepada Valeria yang berjalan ke arah ranjang tidur rumah sakit.
"Ini kesempatanku untuk membalas atas apa yang telah dia lakukan padaku", kata Gisela.
Gisela kembali bergerak menghampiri Valeria, bermaksud menyentuhnya lagi.
"Duk !"
Tiba-tiba tubuh Valeria terdorong keras ke arah ranjang pasien sehingga dia jatuh terjerembab ke atas tempat tidur.
"Auwh ?!" pekik Valeria ketika wajahnya menghantam permukaan ranjang.
Valeria tersentak kaget seraya menoleh ke belakang, tapi dia tidak melihat siapa-siapa dikamar ini.
"Sepertinya ada yang mendorongku, tapi, siapa ?" ucapnya keheranan.
Sedangkan Gisela terpaku diam ke arah Valeria yang terdorong ke atas ranjang pasien rumah sakit.
"Aku berhasil mendorongnya ?!" ucap Gisela tertegun tak percaya.
Gisela mengalihkan pandangannya kembali pada kedua tangannya.
"Aku bisa menyentuhnya...", katanya lagi.
Muncul wanita berbaju putih dengan tiara mutiara di atas rambutnya bergerak melayang, mendekati Gisela.
"Ini adalah kekuatan mata batin yang kuberikan padamu sebagai pelindung, Gisela", kata wanita asing yang tak dikenal namanya itu.
Gisela masih terpaku diam tanpa menoleh.
"Dengan kekuatan mata batin ini maka kamu bisa menggunakannya sesuai keinginanmu, Gisela'', kata wanita berbaju putih penuh cahaya itu.
"Tapi, bagaimana itu bisa terjadi ?" tanya Gisela kemudian bereaksi.
"Setelah kamu mendapatkan musibah buruk yang terjadi di saat kamu bernyanyi secara tidak langsung para leluhurmu melindungi dirimu dan memberikanmu kekuatan mata batin ini", sahut wanita asing itu.
"Leluhurku ?" tanya Gisela semakin tertegun.
"Ya, leluhurmu berupa harimau putih yang menjagamu dan menganugerahi kekuatan mata batin ini padamu", sahut wanita bertiara mutiara.
"Sebagai Valeria atau Gisela...", tanya Gisela.
"Leluhurmu Valeria...", sahut wanita bercahya putih itu.
"Tapi aku bukan lagi Valeria melainkan Gisela", ucap Gisela murung.
"Karena jiwa kamu telah berpindah ke tubuh Gisela maka kamu juga sudah bertukar kehidupan sebagai Gisela, bukan lagi menjadi Valeria seperti dulu", kata wanita disamping Gisela yang memandang teduh.
"Terimakasih telah menganugerahiku kekuatan mata batin ini", kata Gisela dengan mimik wajah murung.
Gisela berjalan ke arah pintu kamar untuk keluar dari sana.
"Tunggu, Gisela !" cegah wanita bercahaya putih itu.
"Apa lagi ?" tanya Gisela lalu menghentikan laju langkah kakinya seraya menoleh kepada wanita berbaju putih di dekatnya.
"Aku punya sesuatu untukmu", sahut wanita asing itu seraya mengulurkan telapak tangannya yang bersinar terang.
Muncul sesosok harimau putih berukuran kecil dari telapak tangan wanita bertiara mutiara.
"Hups !"
Harimau putih kecil itu melompat riang ke arah Gisela yang tersentak kaget.
"Ups... Apa ini... ???" tanya Gisela.
"Dia adalah leluhurmu dan kalian bisa bersama-sama, harimau putih kecil itu akan menjaga dirimu dari hal-hal buruk, jangan cemas, hanya kamu saja yang bisa melihatnya", sahut wanita asing seraya tersenyum lembut.
"Apa dia ada gunanya untukku selain sebagai leluhur pelindungku ?" tanya Gisela sambil mendekap erat-erat tubuh harimau putih itu.
"Seperti apa contohnya, mungkin kamu bisa memberiku perumpamaan lainnya", sahut wanita bercahaya putih.
"Misalnya saja, dia dapat membantuku mendapatkan uang atau apalah, mungkin membantuku memberiku makanan lezat", kata Gisela.
"Tidak lagi makanan lezat karena tugasmu sekarang adalah mengubah takdir Gisela menjadi lebih baik !" kata wanita bertiara mutiara tegas.
"Tapi, bagaimana caranya ?" tanya Gisela.
"Harimau putih itu akan membimbingmu dalam tugas mengubah takdir Gisela dan ingatlah bahwa kamu bukan lagi sebagai Valeria melainkan Gisela dengan jiwa baru", sahut wanita asing itu.
"Mmm..., baiklah..., aku akan mengerti...", kata Gisela.
Gisela melirik pelan ke arah harimau putih kecil yang ada dalam dekapan lengannya, seperti dia sedang berpikir serius tentang tugas yang harus dia selesaikan.
"Baiklah, Gisela..., aku harus pergi sekarang, sampai jumpa lagi dilain kesempatan, semoga hari yang kamu jalani penuh kegembiraan...", kata wanita bercahaya putih terang itu lalu menghilang pergi.
Gisela menatap ke arah kilauan cahaya terang berwarna putih di hadapannya yang terbang pergi darinya.
Sejenak suasana berubah penuh cahaya terang di area kamar rumah sakit.
Gisela memandang sendu kepada kilauan cahaya terang berkilauan di depannya dengan perasaan damai.
"Siapa nama wanita bercahaya putih itu ?" gumamnya.