Dara diam-diam suka pada murid baru disekolah nya namun sang cowok sudah memiliki kekasih yang merupakan murid populer di sekolah.
namun malam naas menimpa Dara jelita tepat di malam puncak perpisahan. tragedi yang merubah hidup seorang Dara Jelita hingga menjungkir balikan dunia dan impiannya. tragedi yang juga meninggalkan rasa benci mendalam terhadap Sagara, laki-laki yang menghancurkan hidup Dara.
Namun siapa sangka keduanya dipertemukan kembali saat mereka sudah sama-sama dewasa.
Pertemuan tak terduga antara dua anak manusia dan membuka satu rahasia yang pernah tersimpan didalamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neng_86, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
thanks Ra
Bel pelajaran terakhir telah berbunyi yang artinya semua siswa sudah bisa pulang kerumah masing-masing ataupun ada beberapa siswa yang lebih memilih untuk nongkrong di mall atau sekedar duduk-duduk santai di sekolah tapi berbeda dengan Dara yang harus bergegas menuju salah satu warnet yang berada tak jauh dari sekolahnya dan rumahnya.
Dara hari ini ada jadwal kerja part time yang biasa ia lakukan sehabis pulang sekolah.
Menjadi penjaga warnet sekaligus tempat jasa foto copy setidaknya bisa membuat ia sedikit punya tabungan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi lagi untuk ia menggapai cita-cita yang ingin menjadi seorang jurnalis.
"selamat siang bang Romi..." sapa Dara ramah kepada pemilik kios warnet.
"siang Ra... Kok agak telat?" tanya bang Romi.
" Iya bang.... Maaf tadi ada pelajaran tambahan. Kan udah mau ujian semester akhir " jelas Dara sambil meletakkan sebungkus nasi Padang yang tadi sempat ia beli untuk mengganjal perut hingga malam nanti.
"oo.... Bentar lagi kamu lulus dong ya .. Kuliah tempat bang Romi dulu pernah kuliah aja ambil jurusan akuntansi kan kamu pintar tuh hitung-hitungan biar dapat kerjaan yang lebih mumpuni nanti nya. Jangan keburu nikah ya... Happy-happy dulu nikmati masa muda" ujar bang Romi memberikan wejangan karena ia telah menganggap Dara sebagai adiknya sendiri.
"Nanti deh aku pikirkan lagi. Bang Romi mau berangkat kerja sekarang?" tanya Dara yang melihat Romi sudah berpakaian dinas lengkap.
"Hmm..... Abang titip warnet ya... Itu udah ada catatan nya juga. " sambil menghidupkan motornya.
"Ok makasih bang.... Hati-hati di jalan " ujar Dara.
Dara kemudian mengecek catatan yang ditinggalkan oleh Romi tadi sambil membuka nasi bungkusnya.
...----------------...
Jam di dinding warnet sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat. Dara berdiri didepan teras warnet sudah mulai gelisah. Pasalnya sang adik belum juga menampakkan batang hidungnya yang hari ini berjanji akan menjemput dirinya karena sang ayah sedang sakit.
jarak warnet kerumahnya tidak terlalu jauh. Hanya saja karena Dara selalu pulang malam, hal itu membuat orang tuanya khawatir.
Dara hendak kembali kedalam warnet tapi langkahnya terhenti saat ia mendengar suara orang-orang berteriak menyoraki kata maling. Sontak hal itu membuat ia takut.
Tak lama ada seorang pria yang membekap mulutnya dan menyeretnya kembali ke dalam warnet yang pintunya hanya terbuka sedikit saja karena memang sudah selesai jam operasionalnya.
Dara ketakutan, tubuhnya bergetar.
"Diamlah, atau aku akan melukai mu" ancam pria tersebut pada Dara yang akan berontak.
Dara menurut.
Setelah beberapa menit berlalu dan sepertinya para warga tak lagi terdengar suaranya barulah pria itu melepaskan tangannya dari mulut Dara.
"Brengsek, bisa-bisanya aku dikatai maling" rutuk pria itu.
Dara berbalik dan ia terkejut saat melihat lebih dekat wajah pria itu yang tak adalah Sagara Adyaksa teman sekelasnya.
"Sorry... kamu jadi terlibat" ucap Sagara yang tak kalah kagetnya tapi berusaha mengendalikan diri.
"Kenapa..???" Dara bertanya dalam nada pelan.
"apanya?" Sagara balik bertanya.
"kenapa kamu di soraki warga sebagai maling? Apa kamu memang melakukan nya?" tanya Dara.
"Sembarangan.... Kami cuma melakukan balapan dan aku menang tapi anak-anak si**an itu tak terima dan menyoraki sebagai maling. Ck.. Apa begini main nya anak-anak daerah ini?" kesal Sagara.
"Mana aku tahu..." sahut Dara acuh.
Tak lama terdengar suara ketukan pintu yang membuat keduanya terkejut dan takut.
"Siapa???" teriak Dara .
"Kak.... Ini aku Dion. Kakak udah selesai?" sahut Dion adik Dara.
Huft....
Keduanya bernafas lega.
"Iya sebentar..." ucap Dara.
"Kamu harus keluar... Kamu nggak bisa nginap disini..." ujar Dara menyuruh Sagara pergi.
Sagara menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Pakai hoodie aku , dan kami akan mengantarmu pulang. Jadi para warga nggak akan tahu" usul Dara sambil membuka hoodie miliknya seolah tahu kegelisahan dari Sagara.
Sagara menerima dan menurut perkataan Dara. Ia juga takut tertangkap dan jadi samsak tinju dari warga.
"Loh kak.. Dia siapa?" tanya Dion kaget kakaknya keluar dari dalam warnet bersama seorang laki-laki.
"Ayo... Nanti kakak jelaskan di jalan" ucap Dara sambil mengunci pintu warnet dan memastikan keadaan sekitar aman.
Dion Menur dan menghidupkan motornya.
"Ayo naik" ajak Dara yang sudah duduk di atas motor.
"Kita naik motor bertiga??" tanya Sagara.
"Hmmm... Ayo cepat. Keburu mereka balik lagi " ajak Dara sekali lagi.
Sagara menurut dan duduk dibelakang Dara dengan posisi Dara berada ditengah.
"Rumah mu dimana??" tanya Dara.
"Jauh dari sini... Aku ikut kalian saja nanti supir papa ku jemput di rumah kalian" ucap Sagara.
"Ya sudah..." ujar Dara setuju.
Tak membutuhkan waktu lama mereka tiba di rumah sederhana milik orang tua Dara. Dan seperti kesepakatan awal, Sagara akan dijemput oleh supir pribadinya di rumah itu.
"Minum dulu.." ucap Dara yang memberikan segelas air putih pada Sagara.
Sagara meminumnya hingga tandas. Ia haus sekali setelah berlari.
"Bu... Dia teman sekelas Dara, murid pindahan dari Bandung. Dan dia ada sedikit masalah dan kebetulan tadi tak sengaja bertemu dengan Dara di warnet" jelas Dara pada sang ibunda agar beliau tak curiga tanpa mengatakan hal yang sebenarnya.
"Selamat malam Bu .. Maaf merepotkan ibu.." sapa Sagara sopan
" iya nggak pa-pa... Ibu cuma mau temani kalian disini takut nanti ada salah seorang warga sekitar yang salah sangka " ujar ibu Mirna.
Selang satu jam, sebuah mobil double cabin berwarna hitam berhenti di depan teras rumah orang tua Dara.
"Selamat malam den... Maaf, pak Amin telat.." sapa pria paruh baya yang merupakan supir papa dari Sagara yang ia minta untuk menjemputnya.
Sagara hanya mengangguk.
"Thanks Ra... Aku pamit pulang. Makasih Bu. Saya pamit..." ucap Sagara singkat tanpa basa-basi karena ia memang tak bisa berbicara manis dan muluk-muluk.
Sagara pamit dan disusul oleh pak Amin.
"Anak orang kaya kayaknya Ra.." ucap ibu begitu mobil Sagara sudah pergi menjauh.
"Kurang tahu Bu, soalnya kami nggak dekat. Hanya kebetulan satu kelompok dalam tugas aja" jelas Dara.
Ia paham. Putri nya Dara memang gadis yang tak terlalu bisa bergaul dengan orang-orang.
Hari sudah larut malam tapi Dara masih belum bisa memejamkan matanya. Ia masih berfikir, bagaimana bisa ia terlibat dalam masalah orang lain. Untung saja ia dan Sagara tak tertangkap warga, jika tertangkap pasti urusan nya makin panjang.
Hah...
Dara membuang nafas kasar.
Dara menatap langit-langit kamarnya dan merutuk dirinya sendiri karena telah terlibat dalam masalah pria itu.
Ditempat yang berbeda, Sagara memandangi hoodie milik Dara yang tak sengaja terbawa olehnya.
"Sorry Dara, karena saya kamu tak sengaja terlibat masalah saya. Ck... Tomi s**lan. Awas aja, aku akan buat perhitungan dengan kalian nanti" decak Sagara kesal.
Bersambung...
Tampilannya si laki2 penyayang.. taunya sadis!
Syukurr cepat ketauan belangnya.. Dara dan Diaz selamat masa depannya 😤
Ratih cuma kk angkat.. apa kabarnya dengan Karin yang anak kandung Ratih?
Jan terlalu lebay deh.. ntar giliran Karin dilamar laki2 lain nangis bombay.. trus bundir..
Ehh.. 🤪🤪🤦🏻♀️🤦🏻♀️😅😅
Aku kutuk bucin akut sama Karin 🤪🤪😅😅
Dahal jelas2 yang paling menderita mesti anak2nya mama Ratih.. apalagi Gara yang masih balita
Lhah si Rama?!
Kan Rama.. cuma adik angkat mama Ratih.. malah bersikap seolah dia yang paling tersakiti
Lebay kata aku mah.. 🤦🏻♀️🤦🏻♀️🤦🏻♀️
Rama mungkin adik angkat mamanta tapi kan tidak ada hubungan darah
Cuma adik kk sama2 tumbuh di panti
Harusnya ngga ada masalah.. 🤔🤔
Papanya tidur dengan Reva yang menantunya
Fardhan kk nya juga tidur dengan Reva
Lhah.. Reva sendiri salah satu simpanan suami Karina.. kk nya Sagata.. adiknya Fardha..
Bavanya ajaa udah jijik liat kelakuan mereka
Apalagi Reva!
Naudzubillah..
Baiknya Gara klo mau nikah sama Dara dan bisa kumpul sama Iaz.. selesiakan dulu dengan Reva
Jangan bawa2 Dara.. karena klo kondisinya seperti sekarang Dara juga yang akan dihujat.. dibilang pelakor sebagai orang ke 3 dalam rumahtangga Reva dan Gara
Apalagi Reva model.. media mana mau tau..
Kasian Dara nantinya yang akan di pojokkan dan makin tersudut 🤦🏻♀️🤦🏻♀️
Hewan ajaa ngga sampe segitunya! 😬😬
Reva ini bukan cinta tapi dah obsesi sama Gara
Klo bener cinta Reva akan jaga dirinya hanya buat Gara bukan malah ngumbar tubuhnya kesana kemari sama laki2 lain.. apalagi sama papanya Gara 🤦🏻♀️🤦🏻♀️
Ini mah PSK berkedok menantu judulnya! 😒😒
Jadii papanya Hanifa itu selingkuh sama pacar anaknya sendiri yaa.. 🤔🤔
Wah.. bersyukur atuh maa Bram.. blom nikah dah ditunjukin klo pacarnya bukan perempuan baik2
Klo perempuan baik2 ngga akan selingkuh.. apalagi sama calon papa mertuanya 😤😤🤦🏻♀️🤦🏻♀️
Ortu Dara egois.. dahal dah jelas2 Dara.. anaknya kena musibah bukan di bantu bangkit.. malah di asingkan.. di buang.. hanya demi menjaga nama baik mereka.. dan sekarang masalah muncul dari keluarga adiknya
Mental Dara malah akan semakin drop!
Bukan maunya Dara menjalani sepeti ini tapi musibah tidak ada yang tau kapan datangnya
Harusnha sebagai ortu.. ortu nya Dara jadi garda terdepan buat Dara! 🤦🏻♀️🤦🏻♀️😤😤