NovelToon NovelToon
Buried Love

Buried Love

Status: tamat
Genre:Duda / Cerai / Tamat
Popularitas:5.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: NuKha

Susah payah Bellinda Baldwig mengubur cintanya pada mantan suami yang sudah menceraikan enam tahun silam. Di saat ia benar-benar sudah hidup tenang, pria itu justru muncul lagi dalam hidupnya.

Arsen Alka, berusaha mendekati mantan istri lagi saat mengetahui ada seorang anak yang mirip dengannya. Padahal, dahulu dirinya yang menyia-nyiakan wanita itu dan mengakhiri semuanya karena tidak bisa menumbuhkan cinta dalam hatinya.

Haruskah mereka kembali menjalin kisah? Atau justru lebih baik tetap berpisah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NuKha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 3

Dua pria tengah duduk di dalam sebuah restoran yang tak jauh dari bangunan sekolah khusus anak-anak. Mereka adalah Arsen—mantan suami Bellinda, dan Pierre—sahabat baiknya.

Posisi meja yang ada di dekat jendela memudahkan Arsen untuk terus menatap luar. Mengawasi sekolah yang masih ramai oleh kendaraan orang tua murid yang tengah mengantar.

Sejak mobil yang ditumpangi oleh Bellinda pergi, Arsen pun mengikuti. Jadi, telah lima menit ia hanya duduk dan pandangan terus ke arah seorang pria yang nampaknya sangat dekat dengan anak kecil usia lima tahun.

Tangan Arsen di atas meja sampai terkepal, walau bibir tak mengucap apa pun. Ada rasa tak senang yang mengganjal dalam dada.

Hingga mobil yang sejak tadi diamati telah pergi, barulah Arsen berhenti melihat luar. Dia langsung meraih gelas di depannya, meneguk habis tak bersisa.

“Kenapa? Cemburu?” Pierre tentu saja mengejek. Dia sampai mengambil tempat duduk yang di depan Arsen supaya tidak menjadi korban penyaluran amarah sahabatnya yang sedang kepanasan hati.

Arsen menarik sebelah sudut bibir sinis. “Aku? Cemburu? Dengan pria itu?” Menyandarkan punggung dengan kedua tangan di lipat begitu sombongnya. “Ambil saja bekasku. Apa pedulinya aku?”

“Oh ... lalu, kenapa kau meminta aku datang ke sini?” Suara seorang pria yang baru saja masuk itu langsung menyambar pembicaraan. Dia adalah Eduardo, sahabat Arsen juga. “Demi teman, aku sampai memindah lokasi honeymoon jadi ke Amsterdam.” Ia duduk di sebelah Pierre dan menunjukkan gelengan kepala pada pria yang duduk seorang diri. “Dan sampai sini, hanya melihatmu yang terus berusaha membohongi diri?”

Arsen menghela napas dan memutar bola mata. “Siapa yang bohong? Memang seperti itu kenyataannya.” Ia terus berusaha menunjukkan kalau tidak tertarik dengan mantan istri.

Eduardo dan Pierre bergeleng kepala. Tak habis pikir dengan satu temannya yang masih saja belum terbuka mata serta hati. Atau mungkin sudah? Tapi tak diberi tahu pada mereka karena ... malu? Bisa jadi.

“Madhiaz, mana? Katanya mau ke sini?” tanya Arsen.

“Sedang di jalan. Dia mengantar anak istrinya ke hotel,” jawab Eduardo yang bekerja sebagai asisten Madhiaz juga.

“Semua teman-temanmu sampai rela pindah sementara ke Amsterdam hanya untuk memberimu support, jangan sampai kau membuat kami kesal karena tidak mau mengakui perasaanmu sendiri,” peringat Pierre.

“Perasaan apa? Aku pada Bellinda? Ya tetap sama, tak ada yang berubah.” Arsen memalingkan pandangan mata saat mengatakan itu, tidak menatap manik dua temannya.

“Susah ... susah ... keturunan batu ya jadinya kau itu,” ejek Pierre.

Sembari menanti Madhiaz datang, mereka memesan makanan untuk sarapan. Dan tak lama kemudian, yang ditunggu pun hadir juga, bergabung bersama mereka.

Madhiaz langsung duduk di satu-satunya kursi yang kosong. “Arsen kenapa? Emosi pada siapa?” tanyanya saat mendapati wajah sahabatnya terus mengeraskan rahang, ditambah tangan mengepal. Apa lagi sorot mata yang ditangkap juga penuh kebencian serta rasa tidak suka. “Jauh-jauh datang ke sini, hanya untuk melihat wajah kesalnya? Sia-sia aku.” Ia meraih gelas milik Eduardo yang masih penuh dan belum diminum. “Kau pesan lagi!”

“Bukan emosi, tapi dia cemburu melihat mantan istri digandeng pria lain,” adu Pierre.

“Ck! Sudah ku katakan dan tegaskan kalau tidak cemburu. Bellinda mau dekat dan dimiliki pria manapun juga terserah dia.” Arsen meluruskan. “Bukan siapa-siapaku juga.” Tapi ada nada yang terdengar lain di kalimat terakhir.

“Ya ... ya ... ya. Tidak cemburu, tapi tadi kau remas pahaku sampai sakit,” ucap Pierre.

Eduardo pun menepuk pundak Pierre. “Maklum, duda munafik.”

1
Wahyunni Winarto
satu kata

kapokkk impass kan😀😀😀
Wahyunni Winarto
ngakakk
Bungkusdong Dotcom
bisa persis gitu ya bapak anak. sama2 suka nyalahin orang
Bungkusdong Dotcom
padahal ajak aja anak2 madhiaz kenalan sama anak arsen, pasti cepat akrab
Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸
sumpah..nguakak guling2 eike🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rismawati Damhoeri
nggak kasih bonus chapter, satu ajaa..thorrr....
Isranjono Jono
dingin dia thor😁😁😁
Isranjono Jono
kurang ajar kau arsen
Atiek Endang Mintarti
keep strong belinda
Vina Vina
Aku nangis tau alasan mamanya Belinda...
Almun
maksudku enak,maaf typo
Almun
maaf kak cuma ngasih saran daripada pakai kata kau mending pake kata Mu kayak "Akan membawamu" kan lebih enek dibaca dari pada "akan membawa kau" jadi teruss semangatt kak jalan cerita kakak semua menarik tinggal sedikit sedikit merubah yg kurang sampai nantinya jadi sempurnaa/Ok//Ok/
Irma Wangsa
ia ular kasur lebih ganas bisa nya 🤣🤣
Indah Rohmiatun
aku sangat terharu thor ,semangat 😥😥😥👍👍
Indah Rohmiatun
hu hu emang enak mas duda 🤣🤣🤣
Rahmaniar
seru ceritanya 👍👍
Endang Sulistia
di depan momy langsung imut....tapi di belakang momy amit amit si clov 🤣🤣🤣
Endang Sulistia
cie..cie...jatuh cinta katanya...🤦🤣🤣🤣
Lita
menarik kayaknya
Nur Fadillah
buah jatuh gk jauh dari pohonya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!