pemuda biasa
semua tentang reno
romansa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anable, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
Reno kini telah terkepung dari segala sisi, meski begitu dia tetap berusaha untuk terlihat tenang walau di dalam hatinya dia merasa sedikit takut.
"Sebenarnya apa tujuan kalian melakukan ini?" tanya Reno tenang.
"Tujuan? Tentu saja tujuan kita buat ngasih Lo pelajaran," Doni menyeringai.
"Lo gak perlu ngasih gue pelajaran, gue tiap hari udah dapat pelajaran di sekolah," jawab Reno sedikit melawak.
"Gue saranin berhenti sekarang juga, kalian gak bakal dapat keuntungan apa pun dari melakukan ini," Reno mencoba bernegosiasi.
"Berhenti? Gue tegaskan sekarang. Kalau gue bakal terus melakukan ini sampai Lo benar-benar menderita," ujar Doni sedikit berteriak.
"Cuma Lo? Cih, Lo itu cuma pecundang yang ingin menang tanpa mau berperang. Lo itu bisanya cuma main keroyokan," cibir Reno.
Cibiran Reno membuat Doni murka, dia langsung menerjang ke arah Reno.
"Bangsat, Lo memang pengen dihajar!" teriak Doni.
Doni melayangkan pukulannya ke arah Reno, tetapi Reno dengan mudah bisa mengelak, dia memberikan Doni pukulan di rahangnya, membuat Doni jatuh ke tanah.
Melihat itu Reva langsung geram.
"Rey... mendingan Lo nyerah sekarang," ujar Reva.
"Kalau gue nyerah, kalian bakal melakukan apa sama gue?" Reno menatap tajam ke arah Reva.
Reva yang ditanyai begitu pun tidak bisa menjawab. Doni kembali berdiri, dengan wajah gusar dia berteriak ke arah para preman.
"Ck, sialan! Kalian semua cepat hajar dia, bikin dia berlutut di depan gue sama cewek gue!" perintah Doni kepada para preman itu.
Mereka pun maju bersama-sama.
Walaupun Reno pandai berkelahi, tetapi dia tidak mungkin bisa untuk melawan 8 preman sekaligus. Ditambah para preman itu mempunyai tubuh yang besar-besar.
Reno yang terkepung, mau tidak mau dia harus melawan sekuat tenaga, walaupun dia tahu bahwa perjuangannya sia-sia.
Reno berhasil menjatuhkan dua preman itu, tetapi dia tidak bisa menahannya lagi, akhirnya dia pun dihajar oleh para preman itu.
Seluruh tubuhnya dipukuli, bagian kepalanya tidak terlalu parah tetapi yang paling parah adalah bagian tangan, meskipun tangannya tidak sampai patah, tetapi karena dia menggunakan tangannya untuk melindungi kepalanya membuat tangannya mendapatkan banyak memar.
"STOP, CUKUP!" teriak Reva kepada para preman itu setelah melihat Reno yang sudah tidak berdaya.
"Jangan dilanjut atau dia akan mati," ujar Reva menatap Doni.
Doni pun mengangguk setuju. Dia berjalan ke arah Reno yang tersungkur di tanah.
"Angkat dia dan buat dia berlutut di hadapan gue," perintah Doni kepada para preman itu.
Para preman itu langsung membawa Reno ke hadapan Doni tanpa berniat ingin melepaskan tas kampingnya yang sedikit besar di punggung Reno, dia membawa tasnya hanya untuk berjaga-jaga, jika ada teman sekelasnya yang akan melakukan sesuatu terhadap tasnya, terutama Doni.
Reno dibawa ke hadapan Doni dengan keadaan yang sedikit lemas. Para preman itu memaksa Reno berlutut di hadapan Doni.
"Hahahah, bagus bagus... ini akibatnya kalau Lo berani macam-macam sama gue!" Doni merasa dirinya menang.
Reva menghampiri mereka, dia berjongkok di depan Reno dan mendongakkan kepala Reno agar bisa melihatnya.
"Gue tadinya cuma mau bikin Lo jatuh cinta sama gue, setelah Lo jatuh cinta sama gue, gue bakal bikin Lo tidak bisa hidup tanpa gue... tapi sekarang gue enggak perlu melakukan itu, melihat Lo kaya gini udah bikin gue lumayan puas, heheh," Reva terkekeh sinis tepat di depan mata Reno. Dia menjambak rambut Reno yang terlihat sudah acak-acakan.
"Jujur, gue lumayan kagum sama Lo, karena Lo bisa nahan godaan gue selama ini, belum pernah ada cowok yang bisa bikin gue kaya gini selain Lo."
Plakk...
Reva menampar pipi kiri Reno dengan keras.
"Gimana rasanya, Rey? Ada yang mau Lo omongin, hahaha," Reva tertawa puas.
"L... Lo sa... lah," ujar Reno terpotong-potong.
"Gu... e u... dah mul... ai ter... tarik sama Lo," Reno tersenyum miris.
Reno benar-benar bersyukur dia bisa melihat wajah asli Reva, dia juga sudah tahu tentang tujuan Reva sekarang.
Reva yang melihat senyuman miris Reno, seketika terdiam. Dia merasa ada sesuatu yang sedikit hilang di dalam hatinya, tapi dengan cepat dia tepis itu semua.
'Kenapa ini? Kok gue jadi ngerasa kaya gini? Apa gue udah mulai beneran suka sama dia? Akh, gak mungkin... gue cuma mau ngasih dia pelajaran... gue gak mungkin beneran suka sama orang kaya dia,' Reva merasa kesal dengan perasaan itu.
Dia menampar Reno beberapa kali untuk melampiaskan kekesalannya.
"Terus kenapa kalau Lo mulai tertarik sama gue, semenjak gue tahu Lo gak tertarik sama gue, gue benar-benar benci sama Lo!" Reva terus menampar Reno.
Reno tidak bisa melakukan apa pun, kedua tangannya ditahan oleh dua preman, sedangkan kakinya ditekuk oleh para preman, terlebih lagi jika dia melakukan sesuatu, mungkin para preman itu akan kembali menghajarnya.
Doni menarik Reva untuk menghentikannya.
"Beb, udah cukup," ujar Doni.
"Ayo kita mulai rencana utamanya," lanjut Doni sambil mengeluarkan kain hitam.
Ya. Rencana Doni adalah untuk membuat Reno tersesat di dalam hutan. Setelah dia berhasil menjebak Reno, dia akan menutup mata Reno menggunakan kain hitam, setelah itu dia akan membawa Reno jauh ke dalam hutan, sehingga Reno tidak akan bisa mengingat jalan dan berakhir di hutan dengan putus asa.
Doni mulai mendekati Reno sambil membawa kain hitam.
Reno tidak memberontak, dia hanya mendongakkan kepalanya menatap tajam ke arah Doni, lalu menatap Reva sambil tersenyum kecewa.
Reva yang melihat itu lagi-lagi merasakan sedikit getaran di dalam hatinya, dia tidak tahu apa itu, jadi dia tidak menghiraukannya.
Reno menutup matanya, dia berpikir mungkin ini satu-satunya jalan agar bisa lepas dari sana. Sebenarnya tubuhnya tidak terlalu lemas, hanya saja dia tahu jika dia mencoba memberontak sekarang, para preman itu akan kembali menghajarnya, jadi dia tidak mau menyia-nyiakan sisa tenaganya hanya untuk dipukuli kembali.
Tetapi tak lama kemudian, sesuatu terjadi.
Para burung berterbangan menjauh dari area mereka, membuat Reno mengernyit ketika melihat itu, dia bisa merasakan jika ada sesuatu yang akan datang.
Lalu sekelompok babi hutan pun datang, jumlah mereka sangat banyak, mungkin sekitar 15 ekor babi hutan yang datang.
Kedua teman Doni dan para preman itu langsung melarikan diri dari serangan para babi hutan itu, tetapi para babi hutan itu terus mengejar mereka.
Reno akhirnya terlepas dari para preman itu, tetapi dia tidak langsung melarikan diri, dia diam sejenak untuk melihat situasi.
Melihat itu Doni ketakutan, dia mengumpat. "Sial, apa kita masuk terlalu jauh ke dalam hutan?" umpatnya.
Reva ketakutan ketika dia melihat para babi hutan itu datang, dia langsung memegang tangan Doni untuk mencari perlindungan, tetapi Doni menghempaskan tangan Reva, membuatnya jatuh tersungkur di atas tanah.
Dia melihat punggung Doni yang melarikan diri tanpa memedulikannya.
Babi hutan yang melihat Reva terjatuh, langsung menyerangnya. Reno melihat itu langsung berteriak.
"Reva, awas!" peringat Reno.
Reva menoleh, dia melihat seekor babi hutan yang datang kepadanya. Dia refleks melepaskan tas kampingnya dan melemparkannya ke arah babi hutan itu.
Dia lalu melarikan diri dengan tergesa-gesa, tetapi sialnya dia, kakinya tersangkut pada sebuah akar pohon, membuat dia terjatuh, saat dia hendak kembali berdiri, kakinya merasakan sakit yang luar biasa.
Babi hutan yang tadi sempat terganggu oleh tas Reva, mulai mengejarnya lagi.
Reva yang melihat itu mulai menangis putus asa.
Reno yang dari tadi hanya mengawasi sembari menghindari para babi hutan. Dia melihat Reva yang sedang menangis, seketika dia teringat dengan sosok adiknya, dia pernah berjanji untuk tidak pernah membiarkan adiknya menangis lagi setelah kejadian yang menimpa ayahnya itu, saat itu Amelia menangis sejadi-jadinya.
Reno segera bersiap untuk menyelamatkan Reva.
Reva yang melihat babi hutan itu semakin mendekat, dia terus menangis dan sekarang dia memejamkan matanya.
Dia menyesal telah melakukan hal seperti itu untuk Reno yang membuat dia harus berakhir seperti ini.
Saat dia sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi. Seseorang menerjang ke arah babi hutan yang akan menyerangnya.
Reva yang mendengar suara itu, dengan pelan dia membuka matanya. Tetapi matanya seketika terbuka lebar setelah melihat apa yang terjadi.
"REYYY..." teriaknya.
Bersambung
Komen guys