NovelToon NovelToon
One Night Stand

One Night Stand

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Fatzra

Aruna terjebak ONS dengan seorang CEO bernama Julian. mereka tidak saling mengenal, tapi memiliki rasa nyaman yang tidak bisa di jelaskan. setelah lima tahun mereka secara tidak sengaja dipertemukan kembali oleh takdir. ternyata wanita itu sudah memiliki anak. Namun pria itu justru penasaran dan mengira anak tersebut adalah anaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fatzra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Julian bergerak salat tingkah dan juga panik kenapa tiba-tiba Aruna muncul di belakangnya. Ia memberi isyarat dengan mengedipkan matanya kepada Hans untuk pura-pura tidak mengenal.

"Kebetulan tadi Pak Hans tidak membawa kendaraannya ke kantor, jadi aku mengantarnya pulang." ucapnya dengan sedikit ragu.

Hans memandangi wanita itu dari atas sampai ke bawah, terlihat sangat sederhana dan berbeda dari yang lain. Ia sudah bisa menebak kalau wanita itu yang bernama Aruna. Ia tersenyum ke arahnya. "Kau pasti yang bernama Aruna?"

Aruna mengulurkan tangannya. "Iya, Pak saya yang bernama Aruna. Salam kenal Pak Hans," ucapnya memperkenalkan diri dengan sopan, lalu tersenyum.

Hans membalas jabat tangan Aruna, pria setengah baya itu langsung bisa menyimpulkan kalau wanita itu anak yang baik dan mengerti caranya berucap kepada seorang yang lebih tua. Ia yakin, kali ini Julian tidak salah pilih.

"Julian banyak cerita tentangmu, Kau wanita yang baik," ucapnya berterus terang.

Aruna memelototi Julian, Ia tidak menyangka kalau pria itu menceritakan tentang dirinya kepada orang-orang di kantornya. sebenarnya ia tidak nyaman dengan sikap Julian yang seperti itu.

"Pak Hans, Anda baru pindah ke sini? soalnya saya belum pernah melihat anda sebelumnya?" tanya Aruna, mengingat wajah pria setengah baya itu masih asing baginya.

Hans kekeh. "Saya kakaknya, Ibu Imelda. Dulu saya bekerja di kantor cabang, lalu saya kembali ke sini, ya untuk sekedar liburan," tutur pria itu.

Aruna hanya mengangguk seraya tersenyum, karena tidak ingin banyak bicara ia segera berpamitan pulang. Raven sudah menunggunya di rumah, tadi anak itu merengek untuk dibelikan camilan dan Aruna keluar sebentar ke toko dekat rumah.

Julian mengikuti Aruna sampai di rumahnya "Tunggu, aku ingin masuk." ucapnya ketika Aruna menutup pintu.

Aruna mau buka pintunya lagi. "Raven sudah tidur sebaiknya kau pulang saja." Ia menutup pintunya lagi.

Julian mengetuk pintu beberapa kali. "Tunggu Aruna, kau marah padaku, ya? "

"Sudahlah. Kau urus saja istrimu pasti dia sangat mencemaskanmu!" ucap wanita itu ketus.

"Memangnya siapa yang jadi istriku? Aku tidak menikah dengan siapapun," jelasnya, semoga saja wanita itu mempercayai ucapannya kali ini. ia sudah sangat merindukan Raven dan ingin segera memeluknya. Sebisa mungkin ia beralasan supaya diizinkan masuk ke rumahnya.

Aruna membelalakkan matanya, tidak menikah? bukankah sudah jelas kalau kepulangannya kemarin adalah untuk melangsungkan pernikahan, kenapa hari ini ia menyatakan kalau tidak menikah dengan siapapun. Aruna menggelengkan kepalanya, lalu membuka pintunya. "Masuk."

Julian bernafas lega dapat masuk ke rumah itu. Ia sangat merindukan anaknya. "Di mana Raven?"

"Di kamar," jawab singkat Aruna titik ia melangkahkan kakinya ke dapur untuk menyiapkan makan siang.

Julian segera menemui Raven ternyata anak itu benar-benar tertidur. Ia tersenyum, lalu mencium keningnya. Harusnya siang ini adalah jadwal kontrol anak itu ke rumah sakit untuk pengecekan luka bekas jahitan di kepalanya, tapi ia malah tertidur.

Mengingat hal itu Julian menyusul Aruna ke dapur. "Bukankah seharusnya siang ini jadwal Raven kontrol?"

"Iya, tapi tadi dokter memberi kabar kalau jadwalnya diganti menjadi sore karena dia sedang ada acara," jelas wanita itu.

Julian mengangkat kedua alisnya, lalu menghembuskan napas panjang. Ia melangkahkan kakinya agar lebih dekat dengan Aruna. "Kenapa kau tidak menatapku dari tadi kau marah padaku?"

Aruna memutar badannya sehingga menghadap pria itu, lalu menatapnya. "Aku tidak marah, hanya saja aku sedang sibuk,"

Julian mencondongkan badannya ke arah wanita itu sehingga wajah mereka sangat dekat embusan napas pria itu terasa hangat menyentuh pipi Aruna.

Aruna menarik kepalanya agak mundur ke belakang, agar tidak terlalu dekat dengan pria itu. Namun, Julian terus mendekat, Aruna memejamkan matanya. Jantungnya berdetak tak beraturan, membuat napasnya memburu.

Julian tersenyum melihat itu, sekalian saja ya mencium bibir wanita itu. Aruna membuka matanya karena terkejut, lalu memukul kepala pria itu dengan tangannya.

"Berhenti melakukan itu padaku!" sentak Aruna, lalu membalikan badan membelakangi pria itu.

Menurut Julian sikap Aruna sangat lucu membuatnya tertawa. "Kenapa aku harus berhenti? " tanyanya, lalu membalikan badan wanita itu.

Tanpa basa-basi julian langsung melumat bibirnya walaupun wanita itu sempat melawan, tapi tenaganya tidak cukup kuat untuk melepaskan diri dari badan atletis pria itu.

Dengan sengaja Aruna menggigit bibir pria itu. Membuat Julian menarik diri, lalu menatap lekat ke arah Aruna. "Ternyata gigi kelincimu itu sangat ganas, ya."

Aruna tersenyum sini dan merasa sangat puas. "Karena seekor kelinci, pun, bisa menggigit saat merasa terancam," ucapnya, lalu menjulurkan sudah mengejek pria itu.

Julian terkekeh. "Dasar,"

Aruna melanjutkan aktivitasnya memasak menu makan siang. Kali ini Ia membuat masakan kesukaan Raven, ikan bakar madu yang lezat.

"Kau sibuk sekali hari ini, kenapa tidak membeli makan saja di luar?" tanya Julian seraya mengamati wanita itu.

Aruna terkekeh. "Karena masakanku lebih enak," jawabnya percaya diri, seraya fokus memasak.

Julian menganggukkan kepalanya. Ia mengakui kalau masakan wanita itu memang enak. Tidak heran kalau Aruna memilih bisnis kuliner, membuka restoran di kota itu.

Beberapa menit kemudian masakan sudah matang Aruna mengangkatnya, lalu menyajikan ke meja. Ia berharap Raven segera bangun dan makan dengan lahap.

"Aku boleh mencicipinya?" tanya Julian tergiur dengan aroma masakan tersebut.

"Kau makan saja dulu aku akan membangunkan Raven," jawabnya lalu melangkah ke kamar putranya itu.

Julian tersenyum, tangannya terulur meraih piring yang sudah di sediakan. sebelumnya pria itu tidak pernah makan ikan bakar karena baunya yang amis. Namun, saat ia menyuapkan ikan bakar itu ke mulutnya, matanya terbelalak. Masakan Aruna sangatlah berbeda ikan itu sama sekali tidak berbau amis. "Ternyata dia sangat pandai memasak."

"Ayah," teriak Raven lalu memeluk Julian

"Bagaimana kabarmu, kau sudah membaik?" tanyanya seraya memeluk erat putranya itu.

Raven mendoakan kepalanya. "Aku sudah baik ayah. Kan aku anak yang kuat," jawabnya lalu mengangkat tangannya.

"Baiklah, hari ini Mama memasak makanan yang lezat Ayo kita makan." Julian tersenyum, lalu membantu raven duduk ke kursi.

Raven tidak percaya hari ini ibunya memasak ikan bakar kesukaannya. "Terima kasih mama sudah masak makanan lezat hari ini."

Aruna tersenyum lalu mengambilkan Raven makanannya "Mau disuapin Mama atau makan sendiri?"

Raven menggeleng. "Aku tidak ingin keduanya, karena Aku ingin disuapi, Ayah."

Aruna memanyunkan bibirnya. "Jadi kalau ada ayah mama sudah tidak berguna lagi, ya," tanya sedikit cemburu.

Julian dan Raven saling menatap lalu tertawa menyaksikan tingkah lucu wanita itu. Mereka asik bercanda tawa di sela-sela makan siang itu. Mereka berkeluarga yang sangat bahagia.

"Papa kepalaku sakit,"

1
Fatzra
Halo semuanya, terima kasih yang sudah membaca cerita ini. jangan lupa follow + like+ komen, ya. biar Author semangat updatenya 🥰
Terima kasih.
Ritsu-4
Datang ke platform ini cuma buat satu cerita, tapi ternyata ketemu harta karun!
Sterling
Asik banget bisa nemuin karya yang apik seperti ini.
Murasaki Kuhouin
Jauh melebihi harapanku.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!