Aku Dan Maduku

Sepulangnya dari kantor, dia disambut dengan hebohnya kedua perempuan dirumah Hana.

"Kenapa kau tidka bilang kalau Arman dibawah ke kantor polisi Ha". Hardiknya dengan kasar.

Anita mencengkram tangan Kayya dengan keras membuat Kayya meringis.

" Apasih bu, orang baru datang juga surga kena omel saja, aku ini dikantor sedang pusing, anak ibu itu tidak becus mengurus perusahaan makanya aku yang disuruh menggantikannya, masalah dia masuk penjara salahnya sendiri, dia tidka bisa mengontrol emosinya seenaknya memukul orang". Kayya langsung menepis kasar tangan Anita karena merasa cukup sakit akibat cekalannya.

"Terus kenapa kamu diam saja melihat suamimu dimasukkan ke penjara?". Geramnya dengan emosi.

"Terus aku harus apa, anak ibu sendiri yang cari masalah dengan memukul petinggi perusahaan ya dipecat lah dia, beruntung aku juga tidak dipecat". Kayya menerobos masuk kedalam rumah dengan kesal.

Anita dan Sini hampir saja terjatuh karena dorongan itu, mereka mengikuti Kayya karena masih kesal.

Mereka kembali mencekal tangan Kayya karena Kayya pergi tanpa memberikan penjelasan apapun pada mereka.

"Kalau ibu punya uang, ibu saja yang urus anak ibu dipenjara sana, dia dilaporkan oleh atasan kami karena memukul duluan, aku yang harus kena imbasnya karena dirinya, aku sudah memperingatkan dia diawal untuk mengontrol emosi tapi tidak dia hiraukan sekarang dia masuk penjara karena ulahnya sendiri ". Kayya menepis tangan Anita karena sangat kesal.

"Harusnya kau bebaskan dia disana, kamu itu istrinya, jangan mau enaknya saja". Kesalnya lagi.

"Terus ibu mau semuanya terbongkar dan aku juga dilaporkan ke polisi, ibu kira semudah itu, jika aku juga masuk penjara, kemungkinan kalian juga akan bernasib sama karena pak Andre pasti curiga kalau kalian berdua ikut terlibat, ibu mau masuk penjara, yah silahkan saja, menyebalkan sekali".

Kayya pergi dari sana dengan senyum sinis dan senyum miring tersungging di bibirnya, dia tidak akan tinggal diam setelah ini, dia harus mendapatkan tandatangan Arman secepatnya setelah itu mendepak mereka semua dari sini tanpa bekas kasihan.

Keduanya melotot dan berdiri dengan kaku, mereka tidka menyangka jika masalah itu akan serunyam itu, mereka tidak akan mungkin mau masuk penjara.

"Ibu bagaimana ini, aku tidak mau masuk penjara, ngapain sih kakak Arman mukul petinggi perusahaan, mereka pasti akan cari tahu permasalahan yang terjadi didalam rumah ini". Rengeknya pada sang ibu.

Anita mengusap dadanya karena terkejut, bagus juga tindakan menantunya itu, kalau semua terbongkar mereka juga pasti akan terseret karena tahu jika Arman menikah kembali, mereka sangat memperhatikan keadaan Hana.

"Sudahlah, Kayya sudah mengurusnya, kita hanya perlu selamatkan kakakmu nanti dari penjara, ayo kita kesana lihat kakakmu disana, biarkan Kayya dirumah kalau dia ikut nanti jadi masalah". Anita membawa Aini untuk pergi.

Kayya yang berada dibelakang mereka akhirnya tertawa, sejak tadi dia menahan diri untuk tidak tertawa terbahak-bahak karena ketiga manusia itu sangat gampang dia tipu.

"Loh kak Hana keluar dari kamar?? ". Ucapnya mengusap dadanya terkejut karena saat berbalik Hana ada dibelakangnya.

"Kakak ini ngagetin aku aja".

Hana terkekeh pelan melihat reaksi adiknya itu, dia tahu jika sejak tadi Kayya tertawa sendiri entah apa yang dia tertawakan.

"Kamu kenapa tertawa seperti itu?? ". Tanyanya dengan penasaran.

Dia bahkan menengok kearah ruang tengah tapi tidak ada siapapun, terus kenapa adiknya ini tertawa seperti itu.

"Aku tadi ngetawain ibu dan adik Arman kak mereka pasti pusing sendiri mengurus Arman yang ada dipenjara sekarang". Ucapnya membuka sepatunya dan berjongkok dihadapan Hana sambil menaruh kepalanya dengan manja.

Hana mengelus kepala sang adik dengan sayang, sejak saat dia meminta Kayya menggantikan adiknya, gadis ini semakin manja padanya.

"Kok bisa Arman dipenjara? , itu kerjaan kamu?? ". Tanyanya dengan penasaran.

"Itu kerjaan Andre dan semua petinggi perusahaan kakak, mereka sudah tahu apa yang terjadi pada kakak, itu sebabnya mereka bantu aku dan Andre untuk memasukkan Arman ke penjara".

Hana mengangguk pelan, dia tahu semua petinggi perusahaan sangat menyayanginya karena hampir semua mereka adalah sahabat ayahnya dan memang sering bermain dengannya sejak kecil.

Mereka juga mengenal Kayya, itulah mungkin yang menyebabkan mereka percaya dan membantu Kayya menjalankan rencananya.

"Terus apa yang harus kita lakukan sekarang?".

Kayya menikmati usapan di kepalanya dan tersenyum, dia sungguh senang akhirnya bisa memiliki keluarga yang menyayanginya dan menganggapnya sebagai adik.

"Aku akan ke penjara kak nanti, aku akan minta tandatangan Arman untuk mengalihkan semua yang dia ambil dari kakak, kakak tidak keberatan kan?? ".

"Kamu harus berhati-hati, kamu tahu jika Arman bukan orang yang mudah diperdaya, dia bahkan akan membawa kita lebih jahat dari sebelumnya setelah tahu jika kita menipunya selama ini".

Kayya tersenyum lembut sambil menatap Hana dengan sayang

" Aku sudah punya rencana kedepannya seperti apa kak, dia tidak akan bisa melakukannya pada kita, kakak percaya sama aku kan?? ".

Hana menghela nafasnya, dia bukan tidak percaya padanya tapi dia mengenal baik watak Arman dan juga keluarganya, mereka tidak akan tinggal diam jika mereka tahu.

"Tidak apa kak, aku akan menjalankan rencanaku setelah mengalihkan semua yang dia ambil, selain mengusir kedua benalu itu dari rumah kita, aku juga akan membuat mereka mendekam dipenjara diwaktu yang lama terutama ibu dan adik Arman yang mencelakai kakak".

"Apa kamu memiliki bukti dek, kamu tahu sendiri bagaimana liciknya mereka".

Kayya tersenyum bahagia, dia tidak pernah merasa begitu disayang dan diperhatikan seperti ini.

"Aku sedang mencarinya kak, aku hanya butuh mengulur waktu, aku sengaja memasukkan Arman ke penjara agar aku bisa mendapatkan bukti lebih banyak, selain mengalikan aset dan menipu kakak, dia juga mencelakai kakak, dan menyiksa kakak, semua itu sedang aku persiapkan jadi saat semuanya kembali ke tangan kita, kakak gugat cerai dia, semua aset yang kakak punya akan aman karena itu aset bawaan atau warisan ".

Hana langsung memeluk kayya dengan haru, orang lain yang begitu menyayanginya dan menjaganya, dia beruntung sekali.

"Aku percaya padamu dek, mari kita lakukan rencanamu, tunggu sampai kakak bisa berjalan lagi, kakak pasti bisa, kakak tidak akan biarkan kamu menghadapi semuanya sendirian".

"Sekarang ayo masuk kak, aku akan masak makan malam untuk kita, biarkan saja mereka mengurusnya".

Hana terkekeh pelan melihat tingkah Kayya yang sangat berbeda dari adiknya yang kalem dan penuh wibawa, tapi itulah dia suka karena adiknya yang sekarang tampil apa adanya dan jadi dirinya sendiri.

"Terus bagaimana dengan perusahaan, perusahaan tidak ada yang memimpin, kan Arman ada dipenjara, apa yang kamu lakukan dengan itu?".