Julia Hart, seorang wanita 28 tahun terpaksa bekerja menjadi penyanyi di sebuah klub malam. Demi menghidupi ibunya yang sakit - sakitan. Serta harus menyekolahkan dua orang adiknya yang masih sekolah.
Setidaknya semua berjalan normal. Julia berusaha menjalani harinya dengan baik. Ia juga mengabaikan tatapan sinis penuh penilaian buruk, dari setiap orang yang menghujat pekerjaannya sebagai penyanyi klub malam.
Tapi kehadiran seorang lelaki berwajah malaikat nan polos, berhasil memasuki hidupnya. Namun sayang, Julia tertipu oleh lelaki yang ternyata seorang playboy dan suka mempermainkan hati wanita.
Mampukah Julia mempertahankan cintanya untuk lelaki itu?
Apakah lelaki itu memiliki perasaan yang sama, atau hanya ingin mempermainkan dan mencampakkannya seperti wanita murahan?
Ataukah memang takdir akan berpihak pada Julia dengan mendapatkan kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Matt gelisah
"Yo! Bagaimana kemarin malam?"
Theo memasuki apartement mewah milik Matt. Bertanya pada lelaki yang saat ini hanya menatapnya malas.
"Buruk." Matt menjawab dan meneguk minuman dingin yang baru ia ambil dari kulkas.
"Benarkah?"
Theo melirik Matt yang mendelik malas. Ia menahan tawa melihat malam Matt yang tidak sepanas yang ia rencanakan.
"Kamu terlalu gegabah padanya " Theo juga berjalan menuju kulkas Matt. Meraih minuman soda dingin yang tersedia.
"Seburuk itu yah?"
Theo kembali bersuara. Ia mendapat lirikan tajam sebagai jawaban.
Matt menyandarkan tubuhnya di sofa. Dengan menyilangkan kaki, ia meneguk minuman soda dingin itu kembali.
"Aku melakukan penyelidikan soal wanita itu." Theo kembali berbicara.
Matt langsung menoleh dengan cepat. Memperhatikan Theo yang tersenyum miring padanya.
"Ia adalah wanita yang polos Matt." Theo menyampaikan.
Ia memang meminta salah satu orangnya untuk menyelidiki Julia, penyanyi Klub yang bekerja di tempat Xander. Dan hasilnya membuat ia sedikit tercengang.
Namun belum sempat ia berbagi informasi soal itu dengan Matt. Ia mendapat pesan dari Matt, bahwa keduanya sedang menikmati makan malam bersama.
Yah, ia tahu jika Matt tidak akan melonggarkan pergerakannya. Sejak di klub ia melihat sorot ketertarikan itu di mata Matt.
Terlebih Matt yang langsung mengejar wanita itu. Dan berupaya bersikap sebagai lelaki yang baik di hadapan sang penyanyi.
"Apa yang kamu dapat?" Matt melirik Theo sekilas.
Matt masih bersikap santai dan malas. Meski sepanjang malam, ia tidak bisa tertidur nyenyak. Mengingat bagaimana wajah Julia yang menangis. Dan sikapnya yang penuh pendirian, membuat Matt sangat gelisah.
Ia terbayang wajah Julia dan sikap wanita itu. Penolakan yang tegas dan tida tergiur dengannya. Sungguh itu menggores egonya sebagai lelaki yang diidamkan banyak wanita.
Terlebih ia menginginkan wanita di bawah kuasanya. Di bawah tubuhnya. Mendengar desahan serta erangan nikmat yang meluncur keluar dari mulutnya.
Damn it!
Matt sungguh menginginkan itu! Ia ingin melihat bagaimana desahan wanita itu yang pasrah karena permainannya. Terlebih ia ingin melihat bagaimana mulut yang berkata tajam itu takluk dengan sentuhannya.
"Ia seorang wanita muda yang tinggal bersama mamanya yang sakit - sakitan. Dengan dua orang adik wanita yang masih sekolah. Dan akan segera kuliah. Ia menjadi tulang punggung di keluarganya, setelah ayahnya meninggal 10 tahun lalu." Theo menjelaskan semua yang ia tahu soal Julia.
"Aku juga tahu soal itu. Ia memberitahu sendiri." Matt menanggapi dengan malas.
Theo mengangkat alis mendengar respon Matt. Mereka sudah sedekat itu? Ia melirik Matt semakin penasaran.
"Selama ini ia membantu ibunya membuat beberapa kue, yang mereka antarkan ke sebuah bakery yang cukup terkenal di kota ini." Theo juga menyampaikan.
Matt menegakkan tubuhnya dan menatap Theo lebih serius. Menunggu semua penjelasan dari Theo.
"Ah! Kamu belum tahu itu ya?" Theo merasa sedikit senang karena Matt belum mengetahui bagian ini.
"Theo!" Suara desisan kuat dari Matt akhirnya membuat Theo terkekeh kecil. Sepertinya Matt sangat tidak sabaran untuk tahu semua soal Julia.
"Ia adalah wanita pintar. Dan pernah mengikuti sebuah ajang pencarian bakat untuk menjadi seorang penyanyi." Theo kembali bersuara.
"Tapi kehilangan ayahnya membuat ia mengubur mimpinya saat itu. Ia memilih membantu ibunya demi menyekolahkan kedua adiknya." Theo juga menambahkan.
"Dan ia menerima tawaran menjadi penyanyi di klub, saat ibunya sakit dan memerlukan biaya yang cukup banyak untuk berobat." Theo bisa melihat Matt yang menelaah semua informasi itu.
"Dari yang aku dapat. Ia menerima tawaran itu dan membuat perjanjian dengan Xander. Karena itu ia hanya menyanyi di klub hanya dua kali seminggu. Dan Xander menjanjikan keamanannya selama ia berada di klub hingga pulang ke rumahnya." Theo merasa puas menyampaikan smeua info soal Julia.
"Hanya itu?" Matt menyipitkan mata, melirik Theo kembali.
"Tidak ada soal kehidupan pergaulannya?" Ia akhirnya melontarkan maksudnya.
"Bersih. Sama sekali tidak pernah pacaran. Ia banyak di dekati oleh lelaki. Bukankah itu adalah hal yang wajar? Mengingat ia sangat cantik." Dengan sedikit kekehan ia melihat Matt yang mengangguk perlahan.
"Namun ia tidak pernah pacaran sama sekali." Theo menyampaikan dengan angkuh.
"Bayangkan bagaimana bisa di jaman sekarang, seorang wanita dewasa dengan kecantikan luar biasa, dan profesinya sebagai penyanyi klub. Tapi ia masih sangat polos. Bukankah itu adalah sebuah jackpot?!" Ia melirik Matt dengan alis yang di naik turunkan. Menggoda lelaki itu yang sangat tertarik pada Julia.
"Bahkan aku bertaruh, jika wanita itu belum tahu rasanya berciuman." Theo bergumam dengan yakin.
Matt tersentak dengan kalimat itu. Pikirannya kembali berkelana pada kemarin malam, saat ia dan Julia berada di restoran.
Julia yang terkejut dan tegang karena di cium olehnya. Bagaimana bibirnya yang kaku terasa sangat manis. Matt kembali merutuki diri mengingat itu, dan membuatnya kembali menginginkan bibir itu.
Ia yakin jika itu memang ciuman pertama Julia. Apalagi responnya yang bingung.
Bukan seperti wanita berpengalaman, yang membalas atau mengalungkan kedua tangan ke lehernya.
"Aku sarankan, jika kamu mendekatinya. Kamu harus membuat ia nyaman denganmu terlebih dahulu. Karena tipe wanita seperti itu, bukanlah tipe wanita yang suka bermain." Theo menasehati Matt.
"Tidak akan ada kesempatan itu." Matt bergumam lirih.
"Apa maksudmu?"
Meski diucapkan Matt dengan sangat pelan. Tapi telinga tajam Theo masih bisa mendengarnya. Ia melirik Matt dengan penuh selidik.
"Ia sudah menegaskan jika tidak mau bertemu denganku lagi, kemarin malam." Matt menjawab dan menoleh pada TV yang menyala.
"Kamu tidak melakukan sesuatu yang buruk bukan?"
Theo langsung menyambarnya dengan cepat. Melirik Matt yang tidak mau menatapnya, membuat ia semakin yakin jika dugaannya tepat sekali.
"Matt! Kamu tidak sabaran!" Theo berdecak geram.
"Kamu memaksanya ya?" Theo kembali menebak.
"Diamlah Theo." Matt memejamkan mata perlahan.
Sepertinya ia sudah sangat keterlaluan dengan gadis polos itu. Salahkan saja hormonnya yang menggelegak di dekat wanita itu.
Ia selama ini tidak pernah memaksakan kehendaknya pada seorang wanita. Mereka melakukannya dengan suka sama suka.
Dan untuk pertama kali dalam hidupnya, ia hampir tidak bisa menahan dirinya dari seorang wanita. Bagaimana jika ia meninggalkan trauma pada wanita itu?
Matt semakin gelisah memikirkannya. Ia tidak bisa melakukan aktifitasnya seperti biasa, jika terus di dera rasa gelisah dan bersalah untuk wanita itu.
"Kamu bilang, ia ingin menjadi penyanyi bukan?" Matt tiba - tiba melirik Theo tajam.
"Iya. Itu yang aku dapat dari laporan anak buahku." Theo mengangguk. Sedikit bingung melihat perubahan sikap Matt yang tiba - tiba.
Tadi Matt terlihat sangat gelisah. Namun sekarang ia terlihat sangat exited saat berbicara. Jelas semakin membuat Theo penasaran.
Matt terlihat sangat terpengaruh oleh Julia. Ia melirik Matt penuh selidik.
Apakah ada sesuatu yang lain yang ia tidak tahu?
"Lakukan sesuatu Theo." Matt kembali bersuara dengan sorot tegas. Kali ini tidak terbantahkan.
Seperti halnya saat ia sedang bekerja. Dan tidak menerima penolakan sedikitpun.
Theo seketika siaga. Apa yang ingin di lakukan oleh Matt Burmann?
.........................
jadi strong woman Thor