NovelToon NovelToon
Shadow Skriptor

Shadow Skriptor

Status: tamat
Genre:Spiritual / Vampir / Tamat
Popularitas:556
Nilai: 5
Nama Author: Yusup Nurhamid

Di bawah cahaya rembulan buatan Mata Samara, terletak Negeri Samarasewu, kota sihir yang diatur oleh hukum yang kaku dan Dewan Lima Bintang yang elitis. Di sinilah Yusuf, seorang pemuda yang bukan penyihir, menjalani hidupnya sebagai Skriptor Bayangan—seorang ahli yang diam-diam menyalin, menerjemahkan, dan memalsukan mantera-mantera kuno untuk para penyihir malas dan pasar gelap. Keahliannya bukan merapal sihir, melainkan memahami arsitekturnya.
​Kehidupan Yusuf yang berbahaya hancur ketika ia tertangkap basah oleh Penjaga Hukum Sihir saat sedang menyalin mantera pertahanan tingkat master yang sangat terlarang: Mantera Pagar Duri Nirwana. Dalam pelariannya, Yusuf terpaksa merapal mantera kabut murahan, sebuah tindakan yang langsung menjadikannya buronan.
​Terjebak di Distrik Benang Kusut, Yusuf bertemu dengan Rumi, seorang makelar licik yang menawarkan jalan keluar. Namun, kebebasan datang dengan harga yang mengerikan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yusup Nurhamid, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melirik Bayangan & Pilar Kekacauan

Dengan Jendela Cermin Eter yang berfungsi sempurna, Yusuf dan Tim Arsitektur Veridia akhirnya memiliki keunggulan informasional. Menara Kristal Cermin, yang tadinya hanya memancarkan cahaya redup, kini menjadi mata dan otak kolektif mereka. Pemandangan di laut lepas, melintasi Kabut Kuno yang ditenangkan oleh Kode Kunci Dinding Laut Kabut Permanen, menunjukkan pergerakan armada cadangan Samarasewu. Mereka bergerak lambat, hati hati, dipenuhi kehati hatian setelah kehilangan armada pertama.

Yusuf menghabiskan berhari hari membandingkan pola pergerakan armada cadangan itu dengan data lama yang ia miliki. Ia didampingi oleh Dera, yang kini mengabdikan dirinya pada struktur kode, dan Rumi, yang ahli dalam membaca anomali pergerakan kapal Korsin.

"Mereka mencari titik lemah baru di Dinding Laut Kabut," analisis Dera, matanya terpaku pada pola biner yang dipancarkan oleh kapal terdepan Samarasewu. "Mereka tidak akan mencoba serangan frontal lagi. Mereka akan menggunakan Mantera Bor Frekuensi Rendah untuk mencari celah yang tidak aktif."

Rumi mengangguk. "Itu adalah mantera yang sangat lambat, tapi tidak menghasilkan kebisingan sihir. Mantera Simfoni Terpadu Yusuf tidak akan melihatnya sebagai serangan, hanya sebagai anomali lingkungan."

Menyadari bahwa Kode Kunci mereka harus selalu berevolusi, Yusuf mengalihkan sebagian fokus tim ke penelitian mendasar. Setelah Korsin gagal menyerang ideologi, Yusuf harus memperkuat ideologi mereka dengan kebenaran. Ia memutuskan untuk akhirnya menganalisis Mantera Asal yang ia temukan di Peti Mati Benua.

Mantera Asal adalah fondasi Mantera Simfoni Terpadu dan kode kunci mereka. Itu adalah mantera yang membuat sihir Veridia menjadi unik, merangkul kekacauan. Yusuf, Rumi, dan Dera bekerja sama dalam analisis yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Azura memproyeksikan struktur tiga dimensi Mantera Asal, dan Miyaz menyediakan sampel batu gantung purba yang beresonansi dengan mantera itu.

Saat mereka menggali kode kuno itu, mereka menemukan kebenaran yang jauh lebih gelap dari yang mereka duga. Mantera Asal bukan sekadar mantera alami yang muncul dari kekacauan.

"Ini bukan mantera organik," bisik Yusuf, tangannya gemetar saat Pena Pemberatnya beresonansi dengan pola yang baru terungkap. "Ini... ini adalah Mantera Desain Kuno yang sangat canggih. Jauh lebih tua dari Samarasewu. Dan jauh lebih kuat."

Rumi melompat. "Mantera itu memiliki kunci penulisan! Ada lapisan enkripsi batin yang tidak pernah kita sentuh!"

Dera, yang ahli dalam logika kaku, memverifikasi. "Strukturnya terlalu sempurna. Mantera Asal dirancang untuk merangkul Kekacauan... tetapi juga untuk mengandungnya. Mantera ini adalah penjara."

Mantera Asal adalah penjara arsitektural yang dirancang oleh peradaban yang sangat tua, yang telah lama menghilang, untuk mengendalikan sesuatu yang sangat berbahaya di Peti Mati Benua. Mantera itu mengalirkan kekacauan sihir Veridia, menjinakkannya cukup untuk membuat pulau itu stabil, tetapi jika struktur itu rusak, kekacauan murni akan dilepaskan.

"Mantera ini menyembunyikan inti energi kekacauan yang murni di suatu tempat di bawah pulau," simpul Azura, matanya terfokus pada data proyeksi energi. "Pencipta kuno itu tidak ingin menghancurkan kekacauan. Mereka ingin memanfaatkannya untuk membuat sihir mereka sendiri, sambil menyegel inti bahaya."

Yusuf menyadari kebenaran yang menakutkan. Mantera Simfoni Terpadu yang ia buat, yang dirancang untuk memperkuat fondasi, sebenarnya telah memperkuat penjara itu. Jika ia memperkuatnya terlalu jauh, inti kekacauan yang disegel itu bisa beresonansi dan meledak, merobek Mantera Asal dan melepaskan kehancuran yang tak terbayangkan.

"Kita tidak hanya mempertahankan Veridia dari Samarasewu," kata Yusuf, suaranya dipenuhi ketakutan baru. "Kita duduk di atas bom sihir purba."

Miyaz, yang paling terhubung dengan batu Veridia, memberikan petunjuk. "Inti kekacauan itu tersembunyi di dalam Pilar Retakan Kuno. Itu adalah struktur batu yang tidak pernah kita sentuh. Aku bisa merasakannya. Batu di sana berteriak dalam keheningan."

Yusuf harus membuat keputusan yang berisiko. Ia harus memilih: terus memperkuat Mantera Simfoni Terpadu untuk menangkis Samarasewu, atau menghentikan pembangunan dan mencoba menulis ulang lapisan enkripsi Mantera Asal untuk menstabilkan Pilar Retakan Kuno.

Ia memilih strategi ganda.

Pertama, ia harus menghadapi Samarasewu. Mengandalkan Mantera Bor Frekuensi Rendah yang dicari musuh, Yusuf merancang Mantera Penipuan Frekuensi.

"Dera, Rumi," kata Yusuf. "Buat mantera yang meniru Mantera Bor Frekuensi Rendah Samarasewu. Tapi mantera kita akan berfungsi sebagai Mantera Resonansi Penguat."

Rencananya: biarkan armada Samarasewu menemukan titik lemah yang mereka cari. Saat mereka merapal Mantera Bor mereka, Mantera Penipuan Frekuensi Yusuf akan aktif. Mantera itu tidak akan menyerang mereka, tetapi akan memperkuat getaran Mantera Bor mereka sendiri hingga frekuensi yang berbahaya, menyebabkan sistem bor mereka menjadi kacau dan rusak. Ini adalah taktik penipuan total.

Kedua, Yusuf harus menghadapi Pilar Retakan Kuno. Ia menugaskan Azura untuk terus memantau inti kekacauan.

"Aku akan menulis Mantera Kalibrasi Simfoni," ujar Yusuf, mengambil Pena Pemberatnya. "Aku akan menyesuaikan frekuensi Mantera Simfoni Terpadu agar selaras dengan Pilar Retakan Kuno. Aku tidak akan memperkuat penjara itu; aku akan menenangkan isinya. Tapi aku harus melakukannya secara perlahan, atau penjara itu akan melihat perubahan itu sebagai pelanggaran."

Pengerjaan Kode Kunci Baru dan penulisan Mantera Kalibrasi Simfoni dimulai dengan intensitas yang menggila. Rumi dan Dera berkolaborasi dengan efisiensi yang mematikan dalam menciptakan mantera penipuan. Mereka menemukan kesamaan baru: obsesi bersama untuk menipu sistem Samarasewu yang kaku.

"Kau benar Rumi," ujar Dera, nadanya kini penuh rasa hormat. "Mantera yang paling jujur adalah mantera yang paling mahir berbohong."

Di Pilar Retakan Kuno, Miyaz memasang kristal pengukur sensitif yang disiapkan Azura, mempersiapkan inti Veridia untuk Mantera Kalibrasi Simfoni Yusuf.

"Pelan pelan, Yusuf," bisik Azura melalui saluran komunikasi, saat Yusuf mulai menulis mantera kalibrasi. "Setiap goresan pena di perkamen Mantera Asal terasa seperti gempa di Pilar Retakan. Inti Kekacauan itu bergerak."

Mantera Kalibrasi Simfoni adalah pekerjaan paling halus yang pernah dilakukan Yusuf. Ia tidak bisa salah satu goresan pun. Ia harus memasukkan variabel yang memperhitungkan setiap getaran sihir dari setiap buangan di pulau itu, memastikan bahwa simfoni mereka selaras dengan nyanyian sunyi Pilar Retakan Kuno.

Akhirnya, Mantera Kalibrasi Simfoni selesai. Yusuf merapalnya. Mantera Simfoni Terpadu Veridia bergetar, lalu berdenyut dengan frekuensi yang sedikit berbeda, lebih rendah, lebih tenang. Di Pilar Retakan Kuno, Azura mengkonfirmasi bahwa inti kekacauan telah tenang. Yusuf telah berhasil menenangkan bom sihir mereka, untuk saat ini.

Kini, waktunya untuk Armada Samarasewu. Jendela Cermin Eter menunjukkan bahwa kapal terdepan telah menemukan titik lemah yang mereka cari dan mulai merapal Mantera Bor Frekuensi Rendah.

Yusuf dan Rumi merapal Mantera Penipuan Frekuensi yang mereka desain. Mantera Yusuf tidak terlihat. Itu hanya menunggu, selaras dengan frekuensi musuh.

Saat Mantera Bor Samarasewu mencapai puncak kekuatan, Mantera Penipuan Frekuensi Yusuf melesat, tidak menyerang, tetapi memperkuat getaran Bor itu sendiri.

Di Jendela Cermin Eter, terlihat jelas. Kapal Samarasewu itu, alih alih membor Dinding Logika, malah meledak dengan kilatan energi yang berlebihan dari mesin bornya sendiri. Armada cadangan itu panik, mundur, takut dengan apa yang mereka anggap sebagai pertahanan balasan yang brutal.

Yusuf telah menang lagi, menggunakan kebohongan arsitektural. Namun, ia tahu kemenangan ini datang dengan harga yang mahal: ia kini mengetahui bahwa fondasi kebebasan mereka didasarkan pada penjara kuno yang rapuh. Peran Yusuf telah berubah: ia tidak hanya membela sebuah komunitas, ia kini bertanggung jawab atas keseimbangan kosmik di Peti Mati Benua.

1
Yusup Nurhamid
bagus
Yusup Nurhamid
waahh tamatt
Yusup Nurhamid
GOOOOODDD👍
Arfan Miyaz
bagus ceritanya
Arfan Miyaz
👍
Fitria Utami
bagus alur nya
Tsukasa湯崎
Mantap jiwa!
Yusup Nurhamid: Terimakasih kk😄
total 1 replies
minan zuhri
Suka alur ceritanya.
Yusup Nurhamid: Terimakasih kk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!