Zhiyuan, menantu keluarga Liu yang dulu dicap tak berguna dan hanya membawa aib, pernah dipenjara tiga tahun atas tuduhan yang tidak pernah ia lakukan. Selama itu, dunia menganggapnya sampah yang layak dilupakan. Namun, ketika ia kembali, yang pulang bukanlah pria lemah yang dulu diinjak-injak. Di balik langkahnya yang tenang tersembunyi kekuatan, rahasia, dan tekad yang mampu mengguncang keluarga Liu—dan seluruh kota.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20 CEO Jinyao Entertainment
Keduanya berebut melongok ke arah foto itu. Dan memang benar—gambar itu persis wajah Zhiyuan.
Seolah ada petir yang menyambar kepala mereka. Baru sekarang keduanya menyadari kesalahan fatal yang mereka buat.
“T-Tuan CEO! Aku… aku minta maaf!” Yu Dayong gemetar, membungkuk begitu dalam hingga wajahnya hampir menyentuh lantai penuh ketakutan.
Qian Ming yang tadinya masih bebal langsung tersadar. Panik, ia hampir terjatuh saking gugupnya. Dengan keras ia menampar pipinya sendiri, lalu tergagap, “Maafkan aku, Tuan! Aku terlalu bodoh! Aku menyinggungmu barusan… aku mohon, jangan pecat aku! Jangan hancurkan hidupku!”
Ia tahu betul nilai posisi di Jinyao. Seorang manajer bisa hidup nyaman dengan gaji setahun jutaan plus dividen, belum lagi berbagai fasilitas dan gengsi.
Kalau ia sampai kehilangan posisi ini, mana mungkin ada perusahaan lain di Shanghai yang mau memberi perlakuan serupa?
Apalagi, dengan pengaruh Jinyao, Zhiyuan bisa dengan mudah menyingkirkan hidup mereka hanya dengan sekali jentik jari.
Kedua orang itu memohon tanpa henti, wajah mereka memucat, tubuh bergetar.
Sementara itu, Jin Yimei berdiri anggun di sisi Zhiyuan, matanya yang indah penuh rasa ingin tahu, diam-diam menilai sosok atasan barunya ini.
Zhiyuan akhirnya menatap mereka berdua. Ia menunggu cukup lama, hingga keringat dingin merembes membasahi pakaian mereka, baru membuka mulut.
“Kali ini, aku tak akan memperpanjang masalah. Tapi ingat baik-baik—aku tidak ingin satu pun kata tentang identitasku bocor keluar. Kalian mengerti?”
Tatapan dinginnya berhenti sejenak pada Qian Ming. Tubuh Qian Ming langsung bergetar. Ia mengangguk cepat-cepat, bersumpah tak akan mengatakan apa pun.
Setelah itu, tatapan dingin Zhiyuan langsung mengunci pergerakan para wartawan. "Dan kalian—"
"Sa-Saya mengerti!" teriak si wartawan yang sebelumnya memotret dan memberi judul yang tidak pantas pada Zhiyuan.
Dengan satu gerakan cepat, ia langsung membanting kameranya dan menginjak-injaknya hingga hancur lebur, diikuti dengan wartawan lain yang juga melakukan hal yang sama.
Mereka lebih rela kehilangan kamera daripada harus menanggung konsekuensi karena telah mempermalukan CEO baru Jinyao Entertainment.
Zhiyuan baru mengangguk puas, lalu melangkah masuk ke gedung dengan tenang.
Beberapa menit kemudian, di dalam ruang pribadi CEO Jinyao Entertainment. Zhiyuan duduk dengan tenang di ruangan mewah itu, Jin Yimei datang sambil membawa setumpuk dokumen.
“Tuan, ini laporan terbaru Jinyao. Silakan diperiksa.”
Zhiyuan masih duduk dengan tenang, jemarinya membolak-balik dokumen dengan seksama.
Jumlah artis di bawah naungan Jinyao ternyata mencapai seratus orang lebih. Ada belasan selebriti papan atas, puluhan artis dengan popularitas yang lumayan tinggi, sementara sisanya hanyalah figuran kecil yang namanya nyaris tak dikenal publik.
Namun ketika matanya berhenti pada satu halaman, ekspresinya sedikit berubah.
“Lee Qingqing…” gumamnya.
Bintang besar yang sulit ditemui bahkan setelah kerja keras berhari-hari ternyata ada di dalam naungan Jinyao Entertainment. Rupanya ia telah meremehkan kekuatan perusahaan ini.
Jin Yimei menjelaskan dengan tenang, “Meskipun kita memiliki Lee Qingqing, Lu Xun, dan beberapa nama besar lain, kekuatan Jinyao belum cukup stabil. Menurutku, langkah terbaik sekarang adalah mencari talenta baru dan membangun legenda baru. Kita butuh ikon generasi berikutnya.”
Zhiyuan berpikir sejenak, lalu menatapnya. “Apa kau punya saran?”
“Belakangan ini ada acara pencarian bakat menyanyi yang sangat populer. Siapa pun yang tampil menonjol di sana bisa langsung jadi terkenal.”
Jin Yimei meletakkan informasi tambahan di meja, lalu melanjutkan, “Aku ingin mengirim artis paling berbakat dari Jinyao untuk ikut serta. Dengan begitu, dia bisa debut dengan sorotan besar dan reputasi tinggi.”
Zhiyuan mengetuk meja dengan ujung jarinya, lalu menggeleng. “Menurutku, akan lebih baik kalau kita adakan audisi terbuka. Dengan begitu, kita bisa menarik darah segar ke dalam perusahaan, sekaligus mencari talenta baru terbaik. Selain itu, audisi sendiri bisa jadi ajang promosi. Kita bisa menciptakan sensasi besar, bahkan menjadikan Jinyao tuan rumah program populer baru. Itu seperti memanah dua burung dengan satu anak panah. Bukankah lebih menguntungkan?”
Mata Jin Yimei terbelalak sesaat, kemudian senyum tipis menghiasi wajahnya.
‘Ternyata Ketua baru ini tidak sesederhana kelihatannya. Bahkan sudah memikirkan strategi jauh ke depan....’
....
Malam itu, Zhiyuan menolak tawaran Jin Yimei yang ingin meminjamkan mobil mewahnya. Ia tetap memilih pulang dengan skuter listrik, meluncur pelan hingga berhenti di depan rumah.
Begitu membuka pintu, ia terkejut melihat sosok yang sudah lama tak kembali—Liu Zhiya. Gadis itu tersenyum ceria sambil melambaikan tangannya, membuat wajahnya terlihat makin menawan.
Namun, penampilannya malam ini... sungguh sulit digambarkan. Ia hanya mengenakan atasan kasual putih yang panjangnya pas sebatas pinggul, memperlihatkan sepasang kaki jenjang dan ramping.
Setiap kali ia sedikit membungkuk, pemandangan di balik pakaiannya seakan siap tersingkap kapan saja.
Zhiyuan hanya bisa menghela napas, menggeleng tak berdaya.
“Kau benar-benar sombong. Seluruh keluarga harus menunggumu pulang baru bisa makan. Aku bahkan tidak tahu seharian ini kau kemana saja. Malam-malam begini baru pulang,” sindir Liu Hong begitu melihatnya.
Sudah jadi kebiasaan, setiap kali ia pulang pasti disambut ocehan pedas wanita itu. Tapi kali ini, Zhiyuan malas menanggapi. Ia hanya meletakkan barang-barangnya, mencuci tangan, lalu duduk di samping Liu Yuxin dengan tenang.
Melihatnya tak bereaksi, wajah Liu Hong sampai menghijau. Namun karena seluruh keluarga kini lebih condong pada Zhiyuan, ia tak bisa berbuat lebih.
Akhirnya ia hanya diam sambil makan meski wajahnya penuh kekesalan.
Dalam hati, ia bersumpah akan menemukan seseorang yang jauh lebih baik daripada Zhiyuan. Selama Liu Yuxin mengangguk, pria itu tak akan punya tempat lagi di keluarga Lin.
“Zhiya, apa kau benar-benar mau pindah balik ke rumah?” tanya Liu Yuxin tiba-tiba.
Liu Zhiya meletakkan mangkuk dan sumpit, wajahnya muram. “Setelah kejadian waktu itu... mana berani aku tinggal di luar sendirian? Lagipula ada kakak ipar di rumah. Kalau ada orang jahat datang, paling juga dipukul habis sama dia.”
Wajah cantiknya penuh ketergantungan. Zhiyuan tak tahu harus tertawa atau menangis melihatnya.
“Kakak iparmu tidak bisa tinggal di rumah setiap hari. Tetap hati-hati,” kata Liu Yuxin lembut.
“Ngerti, Kak. Oh iya... mungkin aku bakal ganti pekerjaan juga!”
Mendengar itu, Liu Hong langsung menaikkan alis. “Ini sudah ketiga kalinya kau ganti pekerjaan. Awalnya dokter, terus pebisnis, kemudian model. Apa lagi sekarang?”
Liu Zhiya mendengus kesal. “Awalnya kupikir jadi model itu gampang, tapi makin lama makin membosankan. Aku jadi kepikiran mimpi awalku lagi sebagai penyanyi.”
“Mimpi bisa bikin perut kenyang? Mimpi bisa bikin kau kaya?” sergah Liu Hong tajam.
Liu Yuxin segera memotong. “Bu, untuk sementara keluarga kita tidak akan kekurangan uang. Biarkan saja dia coba mumpung masih muda.”
Liu Zhiya langsung mengangguk cepat, takut ibunya berubah pikiran. “Aku kan awalnya memang belajar musik. Nilai-nilaiku selalu di peringkat atas. Kebetulan sekarang Jinyao lagi buka audisi rekrutan baru. Kesempatan emas gini mana mungkin aku lewatkan.”
Ia mengepalkan tangan, penuh semangat. Zhiyuan hanya tersenyum samar.
Liu Zhiya, adik iparnya yang manis ini, sebenarnya punya bakat besar. Ia lulusan Sekolah Tinggi Musik Media Shanghai, pernah masuk tiga besar terbaik, bahkan memenangkan berbagai penghargaan.
Kalau saja dulu tidak menyerah pada musik, mungkin sekarang sudah jadi diva muda yang bersinar di panggung hiburan.
Melihat tekadnya, Zhiyuan mengangguk dalam hati. Potensinya jelas ada. Tapi Jinyao hanya akan melahirkan satu superstar dari audisi kali ini. Semua akan ditentukan oleh kekuatan masing-masing.
“Jinyao? Perusahaan yang bikin drama populer itu?” tanya Liu Hong, seakan baru teringat.
Sebagai salah satu perusahaan hiburan top sepuluh di negeri ini, tentu ia pernah mendengar namanya. Setelah memastikan bahwa Jinyao punya prospek cerah, ia tak keberatan. Bahkan mendorong Liu Yuxin untuk membantu adiknya jika memungkinkan.
Sayangnya, bos besar perusahaan itu sedang duduk bersama mereka sekarang... dan tidak ada seorang pun yang menyadarinya.