 
                            Keputusannya untuk mengubah nasib di kota lain, justru membuat Kamal harus menghadapi kisah hidup yang tidak biasa.
Pesona anak muda 22 tahun itu, membuatnya terjebak dalam asmara tak biasa. Kamal tidak menyangka kalau dia akan terlibat hubungan dengan wanita yang telah bersuami
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gangguan Ketika Tidur
"Mbak Tiwi! Kamu lagi ngapain?" seru seorang anak muda yang terusik waktu tidurnya karena merasakan ada yang mengusik tubuhnya.
Begitu mata anak muda itu terbuka, dia dibuat terkejut kala menyaksikaan kepala wanita yang dia kenal sedang bergerak naik turun di atas benda kebanggaannya.
Wanita itu langsung mendongak dan seketika dia tersenyum lebar. "Aku ganggu waktu tidur kamu ya?" tanya wanita bernama Tiwi dengan posisi tangan kanan menggenggam milik Kamal yang sudah menegang dan dalam kedaaan basah karena air liur wanita itu.
Kamal sontak menghembuskan nafasnya secara kasar, lalu dia berusaha kembali memejamkan matanya. "Itu kotor banget loh, Mbak," ucap kamal dengan suara khas orang bangun tidur. "Aku tuh dari kemarin belum mandi. Apa enak? Baunya pasti bikin mual."
Sejenak Tiwi tertegun mendengarnya. "Dih jorok," cibirnya, tapi wanita itu juga tersenyum. "Tapi rasanya enak kok, Mal. Bau asem banget tapi bikin ketagihan," ucap wanita itu lalu dia menghirup aroam bulu rimbun yang tumbuh menghiasi milik Kamal yang sudah sangat menegang.
Kamal hanya bisa menggelengkan kepalanya dan dia memilih pasrah. Kamal juga terlihat sangat menikmati waktu merasakan lidah milik Tiwi menyentuh benda kebanggannya.
Kamal menoleh dan mencoba meraih ponsel yang tergeletak di atas lantai. Di sana dia melihat petunjuk waktu yang sekarang sudah menunjukan pukul delapan lebih.
"Kalau masih ngantuk kamu tidur lagi aja, Mal," ujar Tiwi. "Biar aku pulang dulu kalau kamu keganggu."
"Jangan," Kamal malah melarangnya. "Lanjutin aja, Mbak. Kayanya bentar lagi muncrat," titahnya.
Tiwi sontak tersenyum dan dengan senang hati dia langsung melaksanakan perintah anak muda itu. Kamal sendiri memilih diam dengan mata terpejam, berusaha untuk tidur kembali karena waktu masih terlalu pagi.
"Nanti, kalau aku tertidur dan punyaku keluar, bersihin pakai kaos kotor aja, Mbak, itu yang ada di keranjang," titah Kamal masih dengan mata terpejam.
"Oke, Sayang," dengan antusias Tiwi kembali memainkan milik Kamal dengan tangan dan mulutnya.
Namun sayang, mungkin karena terlalu menikmati, Kamal sama sekali tidak bisa kembali tertidur. Hingga beberapa menit kemudian, Kamal pun harus menumpahkan cairan putih nan kental akibat ulah wanita yang saat ini berada di kamarnya.
Dengan sigap Tiwi langsung membersihkan milik kamal. Setelah merasa cukup bersih, wanita itu memilih berbaring dan menempel pada tubuh pemuda itu.
Untuk beberapa saat mereka hanya terdiam, menikmati suasana kebersamaan. Kamal benar benar merelakan wanita di sisinya untuk melakukan apapun sesuka hati terhadap tubuh kamal.
"Oh iya, Mbak, bukankah suami kamu ada di rumah?" tiba-tiba kamal teringat akan hal itu. "Kok Mbak Tiwi berani datang ke kamarku? Apa nggak bahaya?"
Tiwi yang sedang menghirup aroma bulu ketiak Kamal lantas tersenyum dan dia merebahkan kepalanya di dada bidang kamal.
"Dia lagi fitnes. Berangkat sekitar setengah delapan tadi. Makanya, aku berani ke sini," ujar Tiwi. "Lagian dia kalau ke tempat fitnes lama banget. Dia bisa pulang jam dua belas atau jam satu siang."
"Loh, kok lama amat, Mbak?" Kamal pun merasa heran. "Emang di sana dia ngapain aja?"
"Sekalian cuci mata kali, Mal di sana kan banyak cowok cakep dengan tubuh yang bagus," ujar Tiwi.
"Astaga!" Kamal semakin merasa jijik. "Semalam, dia juga mendekati aku loh, Mbak," ucap pemuda itu.
"Hah! Jam berapa?" tanya Tiwi kaget sampai dka melempar tatapan ke arah Kamal.
"Sekitar jam satu malam," jawab Kamal. "Kaya modus gitu. Tapi dia juga curiga kalau kamu selingkuh."
"Hah!" Tiwi kembali terkejut sampai dia bangkit dari berbaringnya. "Serius, Mal?"
"Serius, Mbak," jawab Kamal. "Gara-garanya tuh karena hal sepele. Kayanya, sikap kamu berbeda dari yang biasanya."
"Berbeda? Berbeda bagaimana?" Tiwi jadi penasaran.
"Katanya dari dia pulang, kamu kelihatan cuek," jawab Kamal. "Terus kamu juga nggak mau masak buat dia. Emang benar, Mbak?"
Tiwi tercenung bebeerapa saat, tak lama setelahnya dia tersenyum dan kembali berbaring dan menempelkan tubuhnya pada tubuh Kamal.
"Gimana nggak cuek, orang dia sendiri udah jahat sama aku," balas Tiwi. "Aku emang sengaja nggak masak karena percuma, nggak ada untungnya bikin seneng suami macam dia. Lagian, masa kaya gitu aja langsung nuduh aku selingkuh sih? Bukankah dia sendiri yang bikin masalah?"
Kamal lantas tersenyum kecil. "Aku juga semalam heran," ucapnya. "Apa lagi dia juga mempermasalahkan kompor kamu yang udah ganti. Katanya, itu bukti kuat kalau kamu selingkuh karena yang bisa ganti kompor itu katanya hanya laki-laki."
"Terus kamu jawab apa?"
"Ya aku ngomong aja yang sebenarnya terjadi," jawab Kamal. "Aku juga nyalahin dia segala karena ninggalin istrinya di rumah sendirian. Habis itu aku langsung masuk, males menanggapi laki-laki kaya gitu, ngeri."
Tiwi kembali tersenyum lebar. Tangannya dengan lembut membelai milik ◇amal yang sudah lemas dan mengecil. "Kita-kira kapan ya, Mal, aku bisa membongkar kebusukan dia?"
"Membongkar kebusukan suami kamu?" tanya Kamal menegaskan.
"Iya," jawab Tiwi. "Aku nggak mungkin terus-terusan pura-pura nggak tahu kelakukan dia, kan?"
"Loh, katanya kamu khawatir dengan kedua keluarga besar jika tahu kebenaran suami kamu? Kok sekarang, kamu malah ingin membongkarnya?" tanya Kamal heran.
"Setelah, aku berpikit semalaman, mungkin memang seharusnya aku secepatnya mengakhiri hubungan sama dia, Mal. Aku bakalan lelah sendiri kalau aku terus menyimpan kebusukan
Julian dibelakangku dan keluarga besar."
Kamal pun mengangguk paham. "Berarti kamu harus sering memantau pergerakan suami kamu dong, Mbak," jawab Kamal. "Kamu harus bisa mengumpulkan banyak bukti agar posisi kamu untuk berpisah dengan dia semakin kuat."
"Aku mikirnya juga begitu, Mal," balas Tiwi. "Tapi, kalau aku cerai, aku ngak bisa tingal di sini lagi dong."
"Loh, kok bisa gitu?" Kamal agak terkejut mendengarnya.
"Rumah yang kita tempati kan, bukan rumah kita," ucap Tiwi. "Itu rumah milik tanteku yang pindah ke pulau seberang. Katanya mau dibayar Julian, tapi tanteku bilang sampai sekarang, Julian belum ngasih kepastian. Lagian kalau rumah itu dibayar Julian, aku juga tetap nggak bakal bisa menempati rumah itu, kalau kita bercerai."
"Owalah, jadi begitu," ujar Kamal mengangguk paham. "Ya nggak apa-apa kan, Mbak, kalau kamu nggak tinggal di sini? Yang penting kan kamu nggak tekanan batin?"
"Terus bagaimana caranya aku bisa ketemu sama kamu?" Tiwi langsung membalas ucapan Kamal dengan cepat dan apa yang dikatakan wanita itu cukup mengejurkan. "Kalau aku nggak menempati rumah itu, alasan apa lagi yang bisa aku gunakan agar aku bia bertahan di sini dan dekat dengan kamu?"
"Duh," Kamal seketika dilanda dilema. Kalau sudah begini dia bingung mau memberi jawaban seperti apa.
lanjut thor 🙏
Sepertinya tidak ada orang yang memiliki keinginan terjebak cinta yang mendalam terhadap istri orang lain. Selain menyiksa juga akan banyak tantangan yang harus dihadapi.
Menjadi orang ketiga dalam sebuah pernikahan seseorang yang terlibat dalam perselingkuhan.
Hubungan perselingkungan memang akan lebih 'memabukkan' karena mereka dibangun dalam pertemuan singkat dan sembunyi-sembunyi.
Tentu hubungan tersebut sebaiknya diakhiri agar tidak terjadi masalah dikemudian hari.
Ucapkan selamat tinggal dan katakan dirimu tidak mau melihat mereka lagi, tidak ada pengecualian.
Dirimu harus menutup pintu emosional yang terbuka dan memutus semua kontak dengannya......💘🔥✌️👌
Tetap semangat...Thor
"Berfokuslah pada tujuan, bukan pada hambatan."....💪
Salma ini adem ngomongnya,bikin tenang.pikirannya juga bijak banget...
nama mereka juga hampir sama 😆