Di tindas dan di hujat dengan tuduhan yang tidak nyata, membuat Errina Devina, sosok istri yang penurut berubah menjadi istri yang pemberontak.
Pernikahan yang mereka bina selama enam tahun harus kandas karena pihak ketiga. Azka Rayanza awalnya sosok suami yang bertanggung jawab, tetapi semua kandas setelah kematian sang papa. 
Tidak terima dengan tuduhan keluarga suami yang mengatakan jika dia telah berselingkuh, maka Erinna memutuskan untuk menjadikan tuduhan keluarga suaminya menjadi nyata. 
"Ibu tuduh aku selingkuh di balik penghianatan putra ibu. Maka! jangan salahkan aku menjadikan tuduhan itu menjadi nyata."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TKS 20
"Mau kemana kamu?" tanya Amrita menatap Erinna telah rapi dengan pakaian kantor.
"Aku sudah bekerja jadi sekertaris Tuan Yoga Diandre. Jadi maaf, aku ngak bisa bantu ibu bersihin rumah ataupun masak lagi," ucap Erinna santai sambil merapikan rambutnya.
Bukannya kagum, Amrita dan juga Aruna malah tertawa mendengar ucapan Erinna. Tentu mereka tidak percaya dengan ucapan wanita itu, mana mungkin Erinna yang hanya tamatan SMA bisa menjadi sekertaris CEO perusahaan besar. Mereka mengira jika Erinna hanya berhalusinasi di pagi buta dan mencoba membohongi mereka untuk menghindari pekerjaan rumah.
''Jika kalian tidak percaya terserah. Aku berangkat dulu." Erinna memilih untuk tidak memperdulikan tanggapan mertua dan adik iparnya itu.
''Kalau mau pergi cuci baju dulu. Pakaian sudah menumpuk di kamar mandi tapi ngak di cuci-cuci," perintah Amrita sambil mencengkram pergelangan tangan Erinna agar tidak bisa pergi.
Erinna hanya membuang napasnya kasar sambil menepis cengkraman sang mertua. Dia menatap Aruna yang berdiri di belakang Amrita dengan tatapan sinis.
"Bukankah Ibu punya anak perawan? suruh saja dia. Apa Ibu ngak malu jika sudah menikah nanti putri Ibu ngak bisa apa-apa? Lagi pula pakaian itu adalah pakaian kalian," ucap Erinna tersenyum mengejek.
Tentu Aruna tidak terima dengan ucapan Erinna, dia menatap kakak iparnya itu dengan tatapan penuh kekesalan. "Kamu pikir kamu siapa? Enak saja main perintah-perintah. Lagian aku itu berpendidikan, mana mungkin aku sembarangan pilih suami. Bukan macam kamu."
"Oh! Aku sembarangan pilih suami ya. Berarti." Erinna tersenyum kecil sambil menatap remeh Amrita. "Suamiku orang sembarangan."
Plakk!
"Kau memang wanita kurang ajar. Anak yatim piatu yang tidak punya pendidikan." Amrita menatap Erinna dengan tatapan penuh amarah. Dia kembali mengangkat tangannya untuk melayangkan tamparan yang kedua kalinya.
Namun, kali ini Erinna lebih sigap darinya, Erinna menangkap tangan ibu mertuanya itu lalu menamparnya dengan begitu keras. Hingga wanita tua itu jatuh tersungkur sambil memegang wajahnya yang memerah.
"Kau!" Aruna mendekati Erinna sambil menatap wanita itu dengan tatapan penuh amarah, ingin sekali dia menjambak wanita itu hingga babak belur. Namun, nyalinya langsung menghilang ketika melihat tatapan Erinna yang begitu menyeramkan.
"Ibu!" Azka membulatkan matanya terkejut melihat sambutan yang ada di depannya. Pulang bersama istri muda untuk memberikan kejutan kepada keluarga, malah di sambut dengan penampakan pertengkaran dengan istri pertamanya.
Dia berlari ke arah sang Ibu yang duduk di lantai sambil menangis tersedu-sedu. Dia menatap tato lima jari berwarna merah di wajah sang ibu dengan tatapan tidak percaya. Dia merasa ini hanyalah ilusinya saja, mana mungkin wanita sepolos Erinna berani menampar Ibunya. Erinna adalah wanita polos yang selalu menuruti ucapannya dan menerima semua perkataan Ibunya, walaupun itu menyakitkan.
"Erinna, apa kamu yang melakukan ini?" tanya Azka menatap Erinna dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
"Aku melakukan itu karena Ibumu menamparku terlebih dulu," ucap Erinna tanpa mengelak sedikitpun.
Azka langsung mengeraskan rahangnya penuh amarah mendengar ucapan Erinna, dia bangkit lalu berdiri di depan wanita itu dengan amarah yang memuncak. "Aku tanya sekali lagi, apa kamu yang melakukannya?"
"Erinna, ngak sepantasnya kamu melakukan ini. Apa kamu lupa dia adalah Ibu mertua kita," ucap Bella memasang wajah sedih sambil ,membantu Amrita untuk berdiri.
Erinna hanya tersenyum kecil mendengar ucapan madunya itu. Dia berdiri seorang diri, semua yang ada di sana memojokkannya secara langsung, padahal mereka tidak tau kejadian yang sebenarnya.
"Ia! Aku yang melakukannya."
Plakk!
Tanpa basa-basi, Azka menampar Erinna dengan begitu keras, sehingga wanita itu terpental ke sofa yang ada di dekatnya. Tidak ada air mata, Erinna hanya memegang wajahnya sambil menatap Azka dengan tatapan penuh kebencian, tidak sedikitpun cinta yang terpancar dari tatapan wanita itu, yang ada hanya dendam dan juga kebencian yang semakin besar.
"Beraninya kau mengangkat tangan kotormu itu kepada Ibuku. Dia adalah wanita yang telah melahirkanku, sedangkan kamu. Kamu hanya wanita kotor yang tidak tau terima kasih. Pantas saja kedua orang tuamu cepat meninggal, karena mereka memiliki putri yang tidak punya pendidikan sepertimu. Bahkan kamu lebih kotor dari pada wanita yang menjual diri di pinggir jalan sana."
"Aku memang wanita hina. Tapi tidak ada yang lebih hina dari pada suami yang tidak punya etika sepertimu," ucap Erinna dengan lantang. "Aku tidak pernah menyesal di takdirkan sebagai anak yatim piatu, yang aku sesalkan adalah mengenal pria pengecut seperti dirimu.
"Kau!" Azka mengepalkan tangannya bersiap untuk melayangkan tangannya kembali, tetapi Bella berusaha menahannya.
"Sayang sudah. Mungkin Kak Erinna sedang banyak pikiran, kamu tau sendiri jika Denis berada di rumah sakit. Pasti Kak Erinna terbawa emosi dan merasa jika dia tidak berarti lagi," ucap Bella mencoba menenangkan Azka.
"Kak aku tau jika kakak takut kehilangan Denis, karena hanya Denis yang membuat kakak bertahan di rumah ini. Tapi kakak tidak perlu khawatir, walaupun Denis meninggal, aku bersedia berbagi anak ini dengan kakak. Kakak boleh merawatnya sebagai pengganti Denis."
"Aku enggak akan pernah sudi merawat anak dari pelakor sepertimu. Lebih baik aku memungut anak di jalan sana dari pada menerima anak dari rahimmu"
Bersambung.....
si Azka serakah kamu sakit hati merasa dikhianati terus gimana dengan Erina sendiri saat kamu bilang mau nikah lagi perasaanmu sekarang gak bedanya dengan apa yang Erina rasakan cowok begooooo ... gemes 😬😬
tapi ternyata semua di luar ekspektasi 😜😜