NovelToon NovelToon
The Big Families 2

The Big Families 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO
Popularitas:103.3k
Nilai: 5
Nama Author: Maya Melinda Damayanty

Sekuel ke empat Terra The Best Mother, sekuel ke tiga Sang Pewaris, dan sekuel ke dua The Big Families.

Bagaimana kisah kelanjutan keluarga Dougher Young, Triatmodjo, Hovert Pratama, Sanz dan Dewangga.
Saksikan keseruan kisah pasukan berpopok dari new generasi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MASIH HEBOH

Sisa-sisa pesta masih terlihat. Puluhan karangan bunga berjejer rapi di halaman parkir hotel milik Bram, sebagian mulai layu tapi tetap wangi.

Keluarga besar Savelived tengah menikmati sarapan pagi di restoran hotel, sambil bersenda gurau.

Sinta dan Andromeda duduk berdampingan, tak lepas dari perhatian pasukan berpopok yang selalu ingin tahu segalanya.

“Muta Tinti Zinta tayat bampu waluwintas!” seru Hamzah sambil menunjuk wajah Sinta yang terus ia amati.

“Ih iya, walau kita sekarang menanti kapan mukanya kuning terus ijo…” ledek Satrio jahil.

“Baby, nggak boleh gitu!” tegur Herman dengan nada lembut tapi tegas.

“Huh! Waktu Paklek Aaima malah lihat Paklek makan bibir Bulek Adiba!” celetuk Aaima polos, membuat meja langsung hening sejenak.

“Pa’a?” seru para bayi serempak, matanya membulat penuh penasaran.

“Apah Patlet matan pipil Amah Butlet?” tanya Jamila, Khadijah, dan Maira hampir bersamaan.

Semua bayi kini menatap wajah Adiba dengan dahi berkerut.

“Pati bilbil Amah pasih lada!” sahut Bima yakin, diangguki kakaknya, Arjuna.

“Itu gara-gara ketahuan Kakak! Kalau nggak, beneran abis bibir Bu’lek!” tambah Aaima semangat.

Wajah Satrio dan Adiba langsung merah padam.

Satrio ingat betul—saat itu ia masih terlalu polos untuk mengerti urusan dewasa.

“Waktu itu Papa Pa’lek kira Mama Bu’lek Adiba makan punya Papa!” bela Satrio gugup.

“Orang—”

“Sudah! Kalau makan jangan banyak bersuara,” potong Bart cepat, mengakhiri percakapan konyol itu.

Suasana kembali tenang. Semua fokus menghabiskan sarapan.

Para bayi bersiap ingin berenang, tapi Terra melarang.

“Di rumah nanti kalian bisa meluncur sepuasnya, Babies!” katanya tegas namun lembut.

Akhirnya semua pun memilih check-out.

Hunian Terra kembali ramai. Begitu pintu terbuka, para bayi langsung berlari ke arah kolam renang — lengkap dengan baju mereka!

“Babies!” seru Terra panik.

“Tamih bawu beulenan Netnet!” teriak Ali sambil menaiki tangga perosotan dan meluncur ke air.

Exel, Deri, Handayani, dan Sista sigap berjaga, memastikan para bayi aman.

Sinta dan Andromeda ikut membantu, tak kuasa menahan tawa melihat tingkah mereka.

Sementara itu, para ibu mulai membuka kulkas dan mengolah bahan makanan. Mereka tahu, perut mungil para bayi pasti akan segera lapar setelah bermain.

“Mama, biar kali ini Sean yang masak ya. Sean mau buat bakso ikan!” pinta Sean bersemangat.

“Biar Umi bantu, Baby,” sahut Rahma.

“Iya, kita banyak. Kamu nggak bisa sendirian!” tambah Terra sambil mengambil bumbu.

“Oke, Ma… Umi!” jawab Sean setuju.

Yang lain memilih duduk santai di sofa. Mai seperti biasa bersandar di bahu suaminya. Kaila duduk bersama kakaknya, Affhan, dan Kean.

“Kak, Ila mau dibeliin apa gitu pas ulang tahun Ila bulan depan,” pinta Kaila manja.

“Memang kamu mau apa, Baby?” tanya Kean sambil mengambil ponselnya.

“Mau candle light dinner gitu, Kak,” jawab Kaila dengan mata berbinar.

“Eh… ngapain candle light dinner? Emang mau kencan sama siapa?” tanya Affhan bingung.

“Ih, bukan kencan! Cuma makan malam romantis gitu. Ila mau pakai dress panjang kayak di film!” rengek Kaila.

“Wah, ide bagus itu! Bulan depan kan ultahmu?” Kean tersenyum.

“Iya!” angguk Kaila semangat.

“Oke, kita buat di mansion Daddy aja. Ada balkon penuh bunga tulip, krisan, dan mawar. Wanginya alami!”

“Makanannya steak wagyu, kematangan sempurna. Brood kentang. Minumannya… nggak boleh wine, ganti es teh tawar atau kopi,” lanjut Kean sambil tersenyum nakal.

“Ih, mau… mau! Tapi harus ada buket full mawar merah muda ya, Kak!” sahut Kaila kegirangan.

“Bulek bakal buatin dress cantik buat ultah kamu nanti, Baby!” timpal Dewi dari dapur.

“Asik!” seru Kaila sambil mengecup pipi Dewi.

“Ila juga mau dansa sama Daddy!”

“Pasti Daddy mau, Baby,” jawab Affhan yakin.

Kaila tersenyum riang, ia sudah membayangkan betapa indahnya pesta ulangtahunnya nanti.

Bakso ikan matang, aroma bawang goreng memenuhi ruangan. Rasanya sudah terbayang dari wanginya saja.

Bart duduk pertama kali, langsung meminta piring. Semua ikut bergabung, tawa kecil mengiringi santapan hangat itu.

Usai makan, mereka beramai-ramai menuju mushola keluarga.

Para bayi duduk rapi di karpet tebal, sementara suara adzan berkumandang lembut.

Perlahan, satu per satu mata mungil itu terpejam.

Mereka tertidur dalam damai — di tengah cinta, tawa, dan doa yang tak pernah putus dari keluarga besar yang menyayangi mereka sepenuh hati.

Para ibu dibantu ayah mereka mengangkat para bayi masuk ke kamar mereka. Semua pengawal diminta kembali ke markas. Deni yang mengetuai para pengawal kembali ke tempat mereka latihan.

Andromeda dan Sinta ke kamar masing-masing. Mengambil pakaian dan berencana pindah tempat. Sinta menatap ruangan itu. Di sana ada dua ranjang bertingkat.

Tadinya, Rosa, Dian, Sukma, Ambar, Defi terakhir Sella pernah tidur di ranjang itu. Mereka bukan rekan satu tim. Kisah-kisah kelam semua pengawal.wanita tentu ia tahu. Sista dan Handayani datang ke kamar dan menatap salah satu rekan mereka akan pergi.

"Kak Sin," panggil Handayani, ia pengawal wanita termuda sekarang di tempat itu.

'Yan, Sis!" sahut Sinta menatap dua rekannya berkaca-kaca.

Sista dan Handayani duduk di pinggir ranjang bersama Sinta.

"Semoga kamu bahagia sampai ajal menjemput ya," doa baik mengiringi.

"Aamiin, makasih. Aku juga berdoa agar kalian dapat pasangan kalian masing-masing. Aku yakin ,kalian bisa mendapat yang terbaik!' sahut Sinta juga mendoakan rekannya.

"Aamiin yaa rabbal alamin," sahut Sista dan Handayani.

"Sis, bukan aku ingin ikut campur. Tapi Deri adalah pria baik. Kamu nggak perlu apapun jika memilihnya," Sinta memberi saran pada Sista.

"Aku tau, Sin. Tapi aku masih trauma dengan pernikahan. Aku lihat bagaimana ayah dan ibu sali g berteriak, saling pukul dan saling memaki ...," ujar Sista.

"Sudah ... Kita nggak perlu ingat masalalu. Kamu tentu nggak mau sama dengan. orang tuamu kan?' Sista mengangguk.

"Kamu Handayani, di sini banyak pengawal tampan. Contohnya Exel?" Handayani tertawa mendengarnya.

"Exel tidak mungkin tertarik dengan gadis sepertiku, Kak!" sahutnya.

'Setiap aku melihat Rekan Exel yang ia pandangi hanya satu gadis di rumah ini ...," lanjutnya tak meneruskan perkataannya.

"Hah ... Emang Exel liatin siapa?" tanya Sinta dan Sista heboh.

Tok! Tok! Tok! Pintu terketuk, percakapan mereka pun berhenti.

"Sayang, ayo!" seru Andromeda dari luar kamar.

Sinta menghela nafas panjang, sekali lagi ia menatap seluruh ruangan itu dan dua rekannya. Sista dan Handayani. Mereka berpelukan. Sinta menenteng tas besar dan langsung diambil alih oleh Andromeda ketika di luar pintu.

"Kita nggak nunggu?" tanya Sinta.

"Nggak sayang, nanti para pasukan berpopok ribut ingin ikut! Kita memang masih bertugas, tapi sebaiknya kamu segera pindah ke rumah kita!" jawab Andromeda.

Mereka pun berjalan melakui samping rumah, berpamitan dengan Deno salah satu pria yang jadi ayah mereka.

"Pamit Rama!' sahut Sinta mencium punggung tangan pria itu.

"Hati-hati di jalan Nak!" Andromeda ikut mencium punggung tangan Deno.

Keduanya berjalan sampai car pot, mobil SUV menanti mereka, keduanya naik. Sinta duduk di dekat jendela. Kendaraan itu perlahan berjalan meninggalkan hunian besar itu.

Sinta menatap bangunan mewah yang lambat laun makin kecil. Nyaris separuh hidupnya ada di sana. Rumah hangat penuh cinta, anak-anak yang tak berhenti membuatnya panik jika melarikan diri.

"Terimakasih Nyonya Terra, Bunda Khasya, Ayah Herman, Tuan Besar dan Ketua Virgou!" gumamnya pelan.

Lagu mencintaimu dari KD mengalun dari speaker mobil, dua tangan saling menggenggam. Sinta merebahkan kepalanya di dada sang suami.

"Mencintaimu ... Seumur hidupku ... Selamanya ... Kau tetap milikku ...."

Bersambung.

Hanya satu yang tak mungkin kembali ...

Hanya satu yang tak pernah terjadi selamanya kau sangat berarti di hatiku ... selamanyaaaaa ... Huwwoooo wwwooo!

Next?

1
Nancy Nurwezia
ayo paklek dimas, dilamar cepat sebelum diambil orang..
Nur Lailla
semoga dimas ama seroja berjodoh aamiin,hukum berat Nanda mantu kurang ajar
Raisya Almira
Gak lah patlet Mimas...justru kayaknya lebih bersinar deh...karna ada dukungan dari pasangan...ayo dong patlet...💪
Nengs
ketinggalan aku kak may baru baca ini pdhl setiap hari ditengokin notif'a ga ada😄 mks semangat😍😍
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
jangan diredupkan, Dimas. dukunglah seroja agar semakin bersinar terang
Lia Fitria
Wah kali ini ga perlu nguping & laporan sama onty Za ya baby😄😄
Lia Fitria
Bukan lagi di suapin makanan baby 🤭🤭
Eni Istiarsi
wah Paklek kok ragu gitu
Zay Zay
patlet mimas janan beunyelah pulu don,atuh beundutung muh.💪💪💪💪💪
nurry
lanjutkan menjodohkan mereka kakak, kan ata' Seroja juga ada rasa pada paklek Dimas pliiisss 🙏👍💪❤️
nurry
lanjut terus kak Maya 🙏💪❤️
nurry
aah paklek Dimas kenapa ragu, ayolah maju terus mdh2an ata' Seroja akan tetap bersinar👍💪❤️
nurry
hmmm yg lagi kasmaran🤭🤭🤭
nurry
😄😄😄😄😄
nurry
para kurcaci ikutan kepo 🤭🤭🤭
nurry
hahahaha ata' Kean, polos amat sih 😄
nurry
hadeuuhh papa Idal,kenapa nge gas terus🤦🤦🤦
Atik Marwati
kalo ditempatku namanya jalan tikus thor🤭
nurry
nah ketangkep kan 😄😄😄
Atik Marwati
🤣🤣🤣ga jadi kaburkan...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!