"inget, ini rahasia kita!. ngga ada yang boleh tau, sampai ini benar benar berakhir." ucap dikara dengan nafas menderu.
"kenapa? lo takut, atau karna ngerasa ngga akan seru lagi kalau ini sampai bocor. hm?." seringai licik terbit dari bibir lembab lengkara, pemuda 17 tahun yang kini sedang merengkuh pinggang gadis yang menjadi rivalnya selama 3 tahun.
Dan saat ini mereka sedang menjalin hubungan rahasia yang mereka sembunyikan dari siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mian Darika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DI LABRAK
1 minggu setelah lengkara menginap di apartemennya, kini dikara sudah benar benar tidak mau lagi berurusan dengan pemuda itu.
Bahkan dikara juga sudah jarang datang ke rumahnya, hanya menanyai kabar bi enduy melalui sambungan telfon dan menitip salam pada avel si bocah menggemas kan yang tahun depan sudah masuk SD.
"Kar, lo yakin nanti malam mau datang?." Tanya kaena saat keduanya baru saja keluar dari kelas, mereka berdua mendapat kan undangan dari ketua osis yang akan merayakan ulang tahunnya di sebuah tempat yang seharusnya belum bisa di kunjungi oleh anak remaja seumuran mereka.
Tempat hiburan malam pastinya, dan yang di undang pun hanya beberapa orang dari perwakilan murid angkatan baru termasuk dikara dan kaena. Padahal mereka berdua tak begitu akrab dengan sosok arnav, tapi entah lah kenapa mereka di undang juga.
"Iya lah, kita harus datang kan? kapan lagi coba datang ke tempat yang kayak gitu tanpa bikin identitas palsu dulu?. Lagi pula gue yakin, kalau yang datang ke sana isinya itu anak anak seumuran kita, atau seumuran ketos petakilan itu."
Kaena mengangguk, namun senyum senang tidak luntur dari bibirnya.
"Pas pulang nanti kita ke mall ya? Ada yang mau gue beli, sekalian nyariin kado juga buat kak arnav."
"Oke." Keduanya pun kembali melangkah ke arah kantin, yang mana saat tiba di sana mereka sudah di sambut oleh 2 orang gadis yang mereka tau adalah kakak kelas mereka.
"Oh jadi ternyata ini cewek cewek yang udah berani deketin ketos sama wakilnya, iya?. Udah ngerasa pantes hm?." Ucap gadis bernama tag Baila Vaila.
Gadis yang beberapa minggu ini absen karna ikut kegiatan di luar kota, dan setelah ia kembali. Dia malah mendapat kan kabar jika pemuda incarannya sedang di dekati oleh adik kelas yang sialnya di gadang gadang sebagai primadona baru GARDAPATI, dan itu memang baila akui namun hanya di dalam hati.
"Iya bai, mereka ini yang kemarin kemarin sering duduk bareng arnav sama varen di kantin. Mereka juga keliatan sok akarab gitu sama mereka, apa lagi yang pakai poni tipis, dia katanya juga sering godain lengkara karna satu sekolah pas SMP." Timpa gadis di sebelahnya yang di kenal sebagai dayang setia seorang baila, dia adalah mayorin gadis yang belum move on dari mantannya yang tak lain adalah ketos playboy, siapa lagi kalau bukan arnav.
Hanya saja akhir akhir ini dia lebih tertarik pada lengkara, pemuda yang terkenal karna nakal tapi juga tampan yang mampu membuat siswi siswi di GARDAPATI mulai menggeser nama arnav dan di ganti kan oleh lengkara sebagai most wanted yang baru.
"Ada apa ya kak? Kenapa kita di cegat, ini kita mau makan siang loh, keburu bel masuk bunyi!." Itu suara dikara yang tidak begitu perduli dengan ucapan baila tadi. Dan tentu hal itu semakin membuat baila merasa kesal, terutama melihat wajah tak takut dari dikara.
"Ck, kurang ajar. Lo berani sama gue ha? Punya nyali juga lo ternyata, bahkan sama kakak kelas yang seharusnya lo segani di sini."
Kaena menekan lengan dikara, tidak mau temannya itu tersulut emosi dan berakhir saling serang dengan baila. Sebab kaena sangat tau jika di GARDAPATI ada si antagonis yang selalu berdiri paling depan jika ada yang berani mendekati ketos dan juga wakilnya, ya! terutama varen pemuda yang baila sukai selama ini namun belum bisa ia dapat kan, padahal keduanya sudah terlibat perjodohan bisnis, hanya saja varen tak pernah mau mengakui hal tersebut.
Dan sialnya, baila yang harus berusaha sendiri agar varen mau mengakui itu. Dan sampai sekarang itu belum juga terjadi, padahal hubungan mereka sudah di bilang cukup dekat sebagai teman sekelas.
Saat akan kembali membalas ucapan dikara, sudut mata baila tak sengaja menangkap kedatangan arnav dan juga varen. Kedua orang itu berjalan ke arah kantin, dan sudah pasti akan melihat mereka jika masih tetap berapa di sana.
"Cabut!." Ucap baila yang langsung melengos pergi begitu saja, dan itu membuat mayorin merasa bingung untuk sesaat sebelum cepat cepat menyusul karna melihat kedatangan dua pemuda yang sedang berjalan ke arah mereka.
"Hai cantik, kalian berdua bakalan datang kan nanti malam?." Tanya arnav dengan senyum lebar ke arah adik kelasnya itu.
"Iya kak, kita datang kok." Itu kaena, menjawab dengan cepat.
"Bagus deh, karna kalau kalian ngga datang kayaknya pesta kali ini bakalan ngebosenin." Setelah mengata kan itu arnav pun berlalu, dan varen tampak tak perduli dan lebih memilih untuk mengikuti langkah temannya itu. Namun saat melewati dikara, tatapan mereka tak sengaja bertemu dan dikara dengan spontan memberi kan senyum kecilnya yang langsung di balas senyum tipis oleh pemuda itu.
"Oh my kar, itu kak varen senyumin lo?. Ya ampun, lo yang di senyumin gue yang meleleh."
"Ih apaan sih, ngga jelas.!"
Mereka pun menyusul, masuk ke dalam kantin untuk menyantap makan siang.
Sedang kan di meja lain, kini ayang dan juga lengkara tampak menikmati makanan mereka, dan sesekali akan membicara kan seputar lomba yang akan mereka ikuti.
"Kara serius mau ikut juga?." Tanya nya, karna merasa senang jika dia dan lengkara mengikuti lomba yang sama, apa lagi jika lomba nya itu di adakan di kota lain.
"Hm, tapi belum tentu lolos juga kan?. Ini kan masih tahap seleksi, dan yang penting usaha aja dulu, semoga di antara kita ada yang lolos biar bisa wakilin sekolah." Ucapnya dengan mata yang sedikit tertarik ke arah meja tempat di kara dan juga kaena berada saat ini, lebih tepatnya ke arah dua kakak kelas mereka yang terlihat akrab dengan dua gadis itu.
"Oh ya kar, emangnya kara ngga tinggal di rumahnya lagi ya?. Soalnya beberapa hari ini dia ngga pernah lagi datang ke rumah, apa lagi avel, adik kamu itu suka banget keliatan murung."
Lengkara tak langsung menjawab, pemuda itu terdiam mengingat kejadian di apartemen tempo hari di mana hubungannya dengan dikara semakin memburuk saja, bukannya malah membaik.
"Iya, dia udah pindah ke apart." Jawabnya kemudian.
☆☆☆☆
Sesuai dengan rencana, sepulang dari sekolah dikara dan juga kaena sudah berada di pusat perbelanjaan sore ini. Kedua gadis itu tampak bersenang senang dengan kantung belanjaan di masing masing tangan, bahkan beberapa juga sudah lebih dulu di bawa ke mobil oleh supir.
"Kar, nanti malam sehabis dari party gue nginep di apart lo ya?. Soalnya di rumah ngga ada siapa siapa, nyokap sama bokap gue lagi ke rumah nenek bareng kei juga, jadi gue sendiri deh di sana."
"Boleh dong, lagian kan lo belum pernah ke sana juga. Jadi boleh boleh aja kalau mau nginep, mau tinggal di sana juga boleh." Keduanya pun tertawa, lalu melanjut kan acara shoping mereka.