reeva dipaksa menikahi seorang pria dewasa penerus grup naratama, kehidupan reeva berubah 180°, entah kehidupan bagaimana yang akan reeva jalani.
dukung karya saya yah 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ewie_srt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
dua puluh
"bisa nggak sih, kalau mau menjemputku, ngabarin dulu!" reeva melirik birru yang menyetir tenang, bibirnya yang mengerucut lucu terlihat sangat imut.
"emangnya kenapa?" jawab birru tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan yang terasa padat merayap, namun matanya sempat melirik reeva.
"kamu malu karena aku?"
"bukan" geleng reeva cepat, "temanku nggak tahu kalau aku sudah menikah"
"nggak penting jugakan, temanmu harus tahu." birru melirik reeva yang cemberut kesal, wajah cantiknya terlihat sangat imut menggemaskan, birru tersenyum tipis.
"tapi dosen-dosenmu semua tahu kalau kamu sudah menikah, mereka tahu kalau kamu istriku, menantu keluarga naratama"
Reeva terperanjat kaget, mata bolanya menatap birru penuh selidik, tanya yang ada di kepalanya hanya mengendap, reeva ingin bertanya, namun birru terlihat sangat fokus dan reeva segan karenanya.
"kenapa?" tanya birru melirik reeva, keningnya berkerut heran. Biasanya gadis ini bawel, tumben ia hanya menatap penuh tanya, tapi akhirnya hadis itu bertanya juga.
"kenapa dosen harus tahu kalau aku istrimu?" reeva mengerjap-ngerjapkan mata besarnya lucu,
"emang sepenting itu, sampai dosen harus tahu kalau aku istrimu?"
"iya dong.., kamukan istri pemilik saham terbesar dari universitas tempat kamu kuliah, kalau aku tidak memberi tahu mereka, bisa-bisa mereka nanti sembarangan kepadamu" jelas birru tenang, tak ada niat sombong, walaupun ucapannya terdengar sangat sombong. Reeva melongo tak percaya, penjelasan birru sungguh membuatnya menyadari betapa luar biasanya kekayaan yang di miliki grup argatama ini, wajar saja birru terlihat begitu songong dan sombong, reeva yakin pria yang duduk di sisinya ini, yang sedang mengendarai mobilnya dengan gaya cool, tidak pernah mengalami makan hanya dengan nasi dan kerupuk. Dan mungkin saja birru adalah makhluk yang tidak mengenal kerupuk.
"birru!.." panggil reeva tiba-tiba, birru menoleh sekilas tanpa menjawab, hanya menaikkan alisnya sebelah.
"apakah kamu pernah makan kerupuk?"
"apa?" birru menatap reeva heran, terlihat wajahnya kebingungan mendengarkan pertanyaan reeva yang absurd dan tidak nyambung dengan pembicaraan mereka.
"kamu nanya apa barusan?"
"nggak jadi deh.." geleng reeva cepat, matanya kemudian menatap jalanan yang mulai terlihat temaram, cahaya matahari yang mulai meredup semakin terlihat gelap, karena azan maghrib juga sudah mulai berkumandang. Birru, pria itu semakin mengerutkan keningnya heran, heran dengan keabsurdan reeva. Bisa-bisanya gadis ini menanyakan kerupuk ditengah-tengah pembicaraan serius mereka.
Mereka sampai ke rumah tepat dengan azan maghrib yang berhenti berkumandang, dengan langkah panjang setengah berlari reeva menuju kamarnya di lantai 2. Birru mengamati gadis itu yang terlihat terburu-buru
"kenapa terburu-buru, kamu sakit perutkah?" tanya birru setengah berteriak,
reeva tidak mengurangi kecepatan langkahnya, ia hanya menyahut setengah berteriak juga
"salat.."
Birru tertegun, sebuah kata yang barusan reeva teriakkan membuat hatinya berdetak, jujur birru tidak pernah salat sejak kematian orangtuanya. Kepergian orangtuanya dengan cara yang sangat menyakitkan, meninggalkan sebuah luka yang cukup menganga di hati birru,ayah dan ibunya meninggal dengan cara yang sangat tragis, meninggal pada kecelakaan tunggal saat birru berumur 18 tahun. Kepergian kedua orangtuanya itu membuat birru tidak meyakini bahwa tuhan itu penyayang. Dan ia memutuskan semua hubungannya yang berkaitan dengan ibadah. Namun teriakan reeva barusan seakan mencubit hatinya yang rindu, yah sebenarnya birru merasakan kerinduan yang mendalam kepada ibadah yang di panggil salat itu. Birru melangkahkan kakinya ke ruang keluarga yang terasa sepi itu, saat- saat seperti ini selalu membuat hati birru terasa membiru haru. Ingin rasanya ia mengikuti langkah reeva tadi, ikut melaksanakan salat, namun rasa malu masih menyelimutinya, 15 tahun sudah ia meninggalkan ibadah itu.
Reeva duduk di samping birru yang sedang memainkan ponselnya, wajahnya terlihat polos dengan poninya yang masih basah oleh air wudhunya tadi, pakaian yang dikenakannya juga sudah berganti dengan pakaian rumah yang lebih nyaman, ia duduk bersila di atas sofa.
"kamu nggak ganti pakaian?, sepertinya nggak nyaman deh" tanya reeva santai, tangannya meraih remote tv yang terletak di atas meja,
"sebentar lagi.." sahut birru singkat, matanya melihat ke arah tv yang dinyalakan reeva, reeva sudah tergelak lucu. Gadis itu menonton sebuah acara reality show berbahasa korea, birru tersenyum simpul, bukan karena acara lucu yang sedang ditayangkan di televisi itu, namun karena gelak tawa reeva yang terdengar indah di telinganya.
"aku ganti pakaian dulu yah, sebentar lagi makan malamkan?" pamit birru meninggalkan reeva yang mengangguk dan masih tertawa lucu melihat acara di televisi itu.
"besok kita berangkat jam berapa?" tanya birru setelah mereka duduk di meja makan untuk makan malam, tangannya dengan santai menyuap makanan kemulutnya. Reeva yang masih mengunyah, terlihat mengangguk seraya menunjukkan telapak tangannya, memberi kode kepada birru untuk sabar,
"akad nikah jam 11, kita berangkat jam 10 an saja" jawab reeva setelah ia menelan kunyahannya, birru mengangguk paham,
"kita tidak perlu menginapkan?"
"nggak perlu, aku juga yakin ibu tidak menginginkannya" lirih reeva menjawab, matanya masih terpaku ke piringnya yang masih penuh.
"kan kita udah bahas ini kemarin" sahutnya lagi, dan suaranya sudah kembali riang. Birru menatap reeva lamat, namun ia hanya mengangguk tanpa menjawab lagi.
"kamu jadi ke korea?" reeva mengalihkan pertanyaannya, wajahnya terlihat sangat antusias.
"kenapa? Mau ikut?" tanya birru singkat, tangannya masih menyuap makanan yang hampir habis dipiringnya, reeva menatap serius.
"emang boleh?"
"kenapa tidak?" jawab birru balik bertanya, mata reeva membola indah, menatap birru penuh harap.
"serius?"
"he-em" jawab birru lagi sembari mengangguk, matanya terlihat meyakinkan.
"ahhh..tawaran yang menggiurkan, tapi sayang, aku ada kelas seminggu ke depan" keluh reeva dengan wajah kecewa, birru tersenyum, entah mengapa ekspresi reeva selalu mampu membuatnya tersenyum.
"kamu mau aku minta ijin ke kampusmu?"
Mata reeva berbinar indah penuh harap, senyum manis di bibirnya terlihat sangat indah, namun tidak sampai semenit, wajah itu kembali datar.
"jangan ah, nggak enak, baru juga kuliah seminggu, udah mau absen aja"
"nggak apa-apa dong, siapa juga yang berani melarang" sahut birru santai, ia mengusap bibirnya dengan tissu. Reeva menggeleng cepat.
"jangan deh, nggak enak. Kelihatan banget kalau aku istri dari seseorang yang punya super power"
"hahahhaah..." tawa birru pecah mendengar ucapan reeva barusan, kata-kata reeva selalu absurd dan lucu.
"kamu kira aku ini thor apa, mempunyai kekuatan super" gelak tawa birru masih terdengar, reeva meringis malu, namun tak urung gadis itu juga tertawa lucu.
"aku minta oleh-oleh aja, boleh?" reeva menatap suaminya penuh harap, mata besarnya itu mengerjab indah, membuat birru terpana.
"oleh-oleh apa?" tanya birru dengan suara sedikit parau, sesaat tadi hatinya gugup dengan tatapan penuh harap reeva.
"jangan yang aneh-aneh yah, jangan minta namsan tower atau sejenisnya"
"nggak.." sahut reeva cepat, namun senyumnya terlihat sedikit mencurigakan.
"aku minta di bawain min yoongi boleh?"
"apa itu?" tanya birru mengernyit curiga, senyum reeva sangat mencurigakan.
"suami aku..." sahut reeva menjerit sedikit histeris, menunjukkan foto salah satu pentolan boygrup yang sangat terkenal dari korea yang berada dalam galery ponselnya.
Birru memicingkan mata, menatap foto itu, matanya melihat reeva tersenyum bahagia memamerkan foto. Birru tertawa ngakak, dengan lembut ia menoyor kepala reeva yang nyengir lucu ke arahnya.
"nanti aku belikkan cd asli mereka yah" ucap birru menjanjikan, tangannya dengan lembut mengelus kepala reeva yang mengangguk bahagia.
Birru merasakan sesuatu yqng aneh terjadi padanya, ia merasakan perutnya mulas, namun indah, saat tangannya mengelus lembut kepala reeva.
Bersambung...