NovelToon NovelToon
Claimed By Mister Mafia

Claimed By Mister Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Anak Yatim Piatu / Romantis / Cinta Terlarang / Mafia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: tami chan

Setelah kedua orang tuanya meninggal, Amy pindah ke Bordeaux -sebuah kota Indah di Prancis, dan berteman dengan Blanche Salvator yang ternyata merupakan anak dari seorang Mafia paling di takuti bernama Lucien Beaufort.
Dengan wajah yang karismatik, mata biru dan rambut pirang tergerai panjang, Lucien tampak masih sangat muda di usia 35 tahun. Dan dia langsung tertarik pada Amy yang polos. Dia mendekati, merayu dan menggoda tanpa ampun.
Sekarang Amy di hadapkan pilihan : lari dari pria berbahaya yang bisa memberinya segalanya, atau menyerah pada rasa yang terus mengusiknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tami chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hidup pelik bersama?

“Pulang sekarang!” ucap Lucien melalui telepon pada Blanche.

Blanche menatap Amy dengan wajah kesal dan seperti hampir menangis.

Blanche, Amy dan Amanda saat ini sudah berada di Promenade Sainte-Catherine:  Sebuah pusat perbelanjaan modern yang terletak di jantung distrik bersejarah Bordeaux. 

Seperti ucapan Amanda pagi tadi, sepulang sekolah dia benar-benar mengajak Amy dan Blanche pergi ke mall untuk sekedar jalan dan mengakrabkan diri, tapi yang jadi masalah di sini adalah mendapatkan izin dari Lucien lah yang amat sangat sulit. Dia terlalu protektif pada anak perempuannya.

“Kalau kau ingin pergi ke mall, kau harus bersama Papa, atau paling tidak harus ada bodyguard yang menjagamu, Ache!" ingat Lucien. Bagi seorang mantan Mafia yang mempunyai banyak musuh, tentu saja Lucien tak mau Blanche menjadi sasaran empuk musuh-musuhnya.

“Aku bersama Amy, jadi tenang saja!” kesal Blanche, dia bicara dengan suara tinggi yang membuat Lucien makin marah.

“Memangnya kau pikir Amy itu apa? Supergirl? Dia melindungi dirinya sendiri saja belum tentu bisa, bagaimana dia bisa melindungimu!” Lucien pun menaikkan suaranya, membuat Blanche makin sedih.

“Berikan ponselnya pada Amy! Papa ingin bicara dengannya!”

Blanche mendekati Amy yang saat ini sedang duduk di bangku yang terbuat dari batu yang mengelilingi pohon-pohon kecil dan di tanam di tengah mall.

“Amy…” panggil Blanche lirih.

Amy pun menoleh, “ya? kenapa?”

“Papa ingin bicara denganmu,” ucap Blanche sambil menyerahkan ponselnya pada Amy.

Amy menerimanya dengan bingung, tapi dia tempelkan juga benda pipih itu di telinganya, “Hello monsieur Beaufort, ada yang bisa aku bantu?”

“Amy! Lain kali, tolong jangan ajak Ache pergi ke mall tanpa sepengetahuanku!”

Amy terdiam mendengar suara Lucien yang lumayan emosi. “Ma-maafkan aku Monsieur, aku akan meminta Blanche untuk segera pulang,” ucap Amy dengan cepat.

Mendengar jawaban Amy, Lucien menghela napas. “Kenapa kau begitu patuh padaku, Amy?” tanyanya dengan nada yang sama sekali berbeda dengan barusan. Kali ini Lucien bicara dengan nada yang tenang dan lembut –mungkin itu hanya perasaan Amy saja.

“Karena… aku pikir, Anda pasti lebih tau yang terbaik untuk Blanche. Apalagi kehidupan Anda yang cukup pelik… aku rasa, Blanche memang tidak boleh pergi sendirian seperti ini…”jawab Amy dengan sedikit terbata. Ya, dia tau sekali kehidupan macam apa yang dijalani Lucien. Apalagi mengingat kejadian beberapa waktu lalu, Amy juga sedikit khawatir jika orang-orang jahat itu muncul lagi dan menargetkan Blanche alih-alih papanya yang sulit ditaklukkan.

“Kehidupanku cukup pelik, ya?” gumam Lucien.

“Maafkan aku, Monsieur! Aku tidak bermaksud-“

“Bagaimana denganmu? Apa kau berani masuk ke dalam bagian ‘hidupku yang pelik’?”

“Pardon?” bingung Amy.

“Aku tau kau mengerti maksudku, Amy…” ucap Lucien dengan suara berat yang dalam.

Untunglah mereka berbicara melalui telepon, jika tidak, mungkin saat ini Lucien bisa melihat rona merah di pipi Amy.

“Baiklah, begini saja. Tunggulah di sana beberapa menit, sampai ada orang suruhanku datang menjaga Blanche dari kejauhan. Tolong jangan beritahu Blanche jika aku mengirimkan orang, cukup kau yang tau saja, ya? ma chérie?”

Amy membisu. Apa tadi dia bilang? ma chérie? (sayangku).

“Halo? Amy? Kau masih di sana?”

“Oui!” jawab Amy singkat.

“Berikan aku nomor teleponmu, aku akan mengirimkan foto orangku yang akan aku kirim ke sana untuk melindungi Ache.”

“Eh? Nomerku? Ma-maafkan aku monsieur, aku belum punya nomer Prancis… ponselku masih berisi nomor Indonesia dan saat ini tak ku bawa karena.. karena…” karena aku nggak tau bagaimana cara beli kuota di sini. Sambungnya dalam hati. Jangankan untuk registrasi nomor baru, Amy harus berhemat bukan? Toh, dia tak punya siapapun untuk di hubungi. Tante Siska atau Om Jo, tak mungkin mencarinya, bukan? Mereka malah senang jika Amy hilang di Prancis karena bisa menguasai harta almarhum Papa sesuka hati mereka.

“Astaga, baiklah. AKu akan mengirimkan fotonya di ponsel Ache, tapi setelah itu langsung kamu hapus, oke?”

“O-oke-“

Lucien langsung menutup panggilan telponnya dan mengirimi Amy foto bodyguard yang dikirimnya. Seperti perintah Lucien tadi, setelah melihat foto orang yang dikirimkan Lucien, Amy segera menghapus foto itu dan kembali duduk di samping Blanche.

“Bagaimana? Papa mengijinkan kita?” Tanya Blanche penasaran.

Amy mengangguk, “tapi kita tunggu sebentar di sini ya? aku ingin istirahat sebentar…” jawab Amy beralasan.

“Yes! Syukurlah!” pekik Blanche senang.

“Jadi? Kita lanjut jalan?” Tanya Amanda yang sejak tadi terlihat sibuk mengutak atik ponselnya.

“Jadi! Tapi tunggu sebentar, Amy ingin duduk lebih lama. Dia kelelahan,” ucap Blanche.

Amanda memutar bola matanya –jengah. “Astaga, Amy! Kau masih muda tapi sudah gampang lelah seperti orang tua!”

Amy hanya terkekeh mendengar ucapan sinis  Amanda.

“Oh iya! Aku mengundang beberapa temanku, nggak masalah, kan?” lanjut  Amanda.

“Siapa?” Tanya Blanche penasaran.

Berbeda dengan Amy. Amy sama sekali tidak penasaran karena dia tak suka dengan ulah Amanda yang suka mengajak orang lain tanpa pemberitahuan sebelumnya. Mungkin bagi orang lain bukan masalah, tapi bagi Amy itu mengesalkan. Karena dia kurang nyaman harus bersama orang yang sama sekali tidak dia kenal.

“Cowok-cowok ganteng, pokoknya! Asyik, kan!” seru Amanda girang.

Blanche terkejut, namun wajahnya terlihat bahagia. Lain dengan Amy, dia benar-benar tak suka, lebih tepatnya tak nyaman.

Saat Amy sedang menghela napas, dari kejauhan dia melihat bodyguard yang dikirimkan Lucian, lalu dia mengangguk paham. “Baiklah, ayo kita jalan-jalan!” Amy bangun dari duduknya dan mengajak Blanche dan Amanda untuk mulai berkeliling mall yang sangat besar itu.

Blanche dan Amanda begitu bersemangat berbelanja. Mereka beli apapun yang mereka mau. Baju, sepatu, cardigan, tas mahal dan banyak lagi, membuat Amy melongo tak percaya.

Ya, mungkin karena Blanche dan Amanda anak orang kaya, mereka nggak memperdulikan limit kartu kredit mereka. Berbeda dengan Amy, dia harus berhemat. Lima persen dari keuntungan perusahan mungkin hanya cukup untuk biaya sekolah dan kebutuhan Amy sehari-hari. Dia juga harus membeli buku-buku pelajaran, bukan? Jadi belanja gila-gilaan begini bukan prioritasnya.

Tapi tidak hanya sekarang saat dia sedang terpuruk, ketika kedua orang tua Amy masih ada, Amy juga bukan termasuk anak yang yang suka berfoya-foya. Kadang Papa malah selalu mengomel karena anak perempuannya ini beda dengan anak lain yang suka jalan-jalan. Amy lebih suka di rumah, membaca atau menggambar desain baju-baju. Kegiatan di luar rumah kurang menarik bagi Amy, mungkin karena itulah Amy tak memiliki  banyak teman bahkan kekasih.

“Aduuhh… lelahnya…” hela Amanda sambil duduk dan meluruskan kakinya.

“Iya! Gila! Baru kali ini aku belanja sampai kakiku pegal!” timpal Blanche.

Amanda terkekeh, lalu melirik Amy yang sama sekali tak membawa tas belanjaan. Berbeda dengan dirinya dan Blanche yang belanja begitu banyak.

“Amy kau tak-“

“kalian sudah selesai?”

Ucapan Amanda terhenti karena diinterupsi oleh suara baritone yang berat. Sontak Amanda, Blanche dan Amy menoleh. 

Di depan mereka berdiri sosok Lucien dengan penampilan yang casual dan sangat mempesona. Dan sukses membuat Amanda sampai lupa menutup mulutnya.

Lucien memakai kaos polo warna putih dan celana jeans warna hitam dilengkapi sneakers dengan warna senada kaos polonya. Jam tangan rolex yang terlihat sangat mahal, menghiasi tangannya dan sebuah cincin bertahtakan permata cukup besar menghias kelingkingnya. Kalung emas yang melingkari lehernya pun terlihat sangat berkilauan dan mahal.

“Papa! Kenapa datang ke sini? Aku malu!” desis Blanche lirih.

Lucien malah tertawa, “Papa akan mengantar kalian pulang. Kalian sudah puas belanja, kan?”

“Sudah! Kami sudah selesai. Terima kasih sudah menjemput kami, Papa Blanche.”

Lucien menoleh ke arah Amanda dan menganggukkan kepalanya.

“Sa-saya teman Blanche. Amanda… Amanda Rodriguez!” Amanda mengulurkan tangannya untuk bersalaman dan Lucien pun membalasnya.

Walaupun Amanda tampak terus memandangi Lucien dengan tatapan kagum, Lucien malah memalingkan wajah dan menatap Amy yang berdiri di sebelah Amanda.

“Kenapa hanya kamu yang tak belanja, Amy?” tanyanya karena melihat kedua tangan Amy yang tak membawa tas belanja.

“Dia pemalu! Aku sudah menawarkan dia untuk membeli apapun yang dia mau, tapi dia tak mau,” celetuk Amanda, seolah sedang mencari perhatian Lucien.

Amy hanya tersenyum, “aku tidak membutuhkan apapun. Barang-barangku masih banyak dan bagus. Untuk apa aku belanja?” jawab Amy cuek.

Lucien mengangguk paham, “baiklah, ayo kita pulang.”

Blanche, Amy dan Amanda pun bergegas mengekori Lucien.

"Eh, ketemu temen cowoknya besok lagi ya? mereka baru otw tapi kita sudah pulang, waktunya tidak tepat," bisik Amanda pada Blanche.

Blanche menjawabnya dengan senyum dan anggukan kepala.

1
sunshine wings
Nah.. Lengah kan.. 🤨🤨🤨🤨🤨
Tamie: pacaran bae jadilengah 😄
total 1 replies
sunshine wings
🤭🤭🤭🤭🤭
sunshine wings
Wah! Kembang setaman Amy.. 🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: 🤭🤭🤭...
total 1 replies
sunshine wings
hahaha . pawangnya Amy..
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: mleyot g tuh 🤭🤭
total 1 replies
sunshine wings
hubungi papanya Blanche, Amy..
sunshine wings
Jangan coba² 🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️
Tamie: belum tau siapa Lucien dia 😏😏
total 1 replies
sunshine wings
Betul apa katanya Amy.. Enak saja ngatain orang yg nggak² 😏😏😏🙄🙄
sunshine wings
Papanya toh..🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: 🤭🤭🤭.....
total 1 replies
sunshine wings
Apa mungkinkah pria yg diselamatkan Amy itu ayahnya ato kakanya Blanche?
🤔🤔🤔🤔🤔
Tamie: jàwabannya ada di bab berikutnya 😎🤭
total 1 replies
sunshine wings
Lanjutkan saja Amy.. Kalo orangnya bae sepatutnya gak masalah ya..
Tamie: bener banget, G usah dengerin gosip 😄🤭
total 1 replies
sunshine wings
Semangat Amy 💪💪💪💪💪
Semua akan indah pada waktunya..
Karma tidak akan salah tempat..
❤️❤️❤️❤️❤️
sunshine wings
Cepat Amy!!!
Jangan beri kesempatan pada lintah penghisap darah!!!
💪💪💪💪💪❤️❤️❤️❤️❤️
Tamie: pasti semua bakal kena balasan satu persatu 😎😎
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!