5 tahun bukan waktu yang lama bukan untuk membuka hati lagi setelah merasakan rasa sakit yang pernah di kecewakan dan sia siakan oleh sang kekasih yang di anggap tulus tapi tidak pada kenyataanya.
Rasa muak dan tidak akan percaya cinta di rasakan oleh wanita muda yang cantik dan mandiri bernama caramel ardiana namun dirinya mulai kembali terjebak dalam cinta yang rumit, dirinya bertemu dengan seorang pemuda yang menyakinkan bahwa masih ada cinta yang tulus tapi lagi dan lagi ucapan manis hanyalah di awal.
pria yang di temui caramel masih terperangkap dalam masalah lalunya. selalu berbicara mengenai masalalunya,selalu menyamakan caramel dengan masalalunya,dan membuat caramel merasa dirinya hanyalah bayang bayang wanita di masalalunya.
akankah caramel tetap bertahan bersama pria itu?? atau caramel memilih untuk pergi??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon karavel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BDTA 020
Alan mengemudikan mobilnya menuju kost caramel entah kenapa setan apa yang membisikkannya untuk memutar setir mobilnya ke arah kost caramel. Membelikan makanan untuk caramel dan memberikan beberapa keperluan bayi untuk cello.
Di mall alan cukup kebingungan melihat banyak baju dan beberapa perlengkapan bayi yang tidak bisa dirinya mengetahui untuk usia berapa dan cocok atau tidak untuk cello
"gw salah kayanya deh seharusnya bawa dia ke sini"kata alan menghembuskan nafasnya dan mencoba memilih milih
"permisi pak ada yang bisa saya bantu?"
"nah kebetulan banget nih ada mbaknya, mba saya mau beli baju bayi kira kira usianya 1 bulanan cowok"
"ouh buat anaknya ya pak mari ikut saya"perkata karyawan membuat alan terkejut dan mengikuti langkah kaki karyawan
"ini untuk usia anak 1 bulan pak untuk cowok"kata karyawan membuat alan mengangguk dan mencoba memilih beberapa baju dan memberikannya kepada karyawan setelah itu membayarkan semua belanjanya dan segera berangkat ke kost caramel.
Setelah cukup lama di perjalanan alan sampai di kost caramel memarkirkan mobilnya dan mengeluarkan barang belanjaannya dan mengetuk pintu kamar caramel.
Suara ketukan kamar membuat caramel yang tengah membukakan baju cello untuk menjadi terhenti dan bergegas menggendong cleo membuka pintu kamarnya.
"kamu"kata caramel terkejut menatap ke arah alan yang membawa beberapa paperbag belanjaan
"boleh saya masuk"tanya alan membuat caramel mengangguk
"ya silahkan, silahkan duduk dulu ajah pak alan aku mau mandikan cello dulu"kata caramel mempersilahkan alan duduk dan berjalan menuju ranjang membaringkan tubuh kecil cello melepas baju cello dan menuju ke kamar mandi memandikan perlahan cello alan yang tengah duduk di sofa berjalan menuju kamar mandi melihat betapa mahirnya caramel memandikan cello,padahal dirinya belom memiliki anak dan belum menikah tapi dirinya sudah telaten memandikan cello
"ternyata sudah terbiasa ya"kata alan membuat caramel menatap ke arah alan yang sudah berdiri di belakangnya.
"ehh, aku dah biasa mandiin adek adekku dulu jadi ya udah terbiasa ajah"kata caramel sambil menggosok badan cello dan menyiram badanya setelah itu mengangkat tubuh kecilnya kedalam pelukannya.
"punya adek juga?"tanya alan sambil mengikuti langkah kaki caramel
"iya aku punya ade 2 usianya cukup beda jauh mungkin 12 dan 19 tahun bedanya"jawab caramel membuat alan mengangguk.
Caramel segera memakaikan minyak telon di tubuh alan memasang baju tidur dan memasang kaos tangan dan kaki setelah selesai caramel menitipkan cello kepada alan karena dirinya ingin membuatkan minum untuk alan.
Setelah selesai caramel kembali menatap ke arah alan dan cello sedang bermain tertawa bersama caramel hanya ikut tersenyum dari kejauhan.
Berbeda halnya dengan aldo, aldo yang sudah beberapa hari ini tidak mengabari caramel bahkan di saat saat caramel kecelakaan dirinya tak bisa menemaninya merasa kesal dan benci pada dirinya aldo duduk di balkon dan menatap kosong langit mengisap rokok di tangannya sambil menatap foto caramel yang tersenyum manis.
"kamel maaf bukan aku memainkan perasaan mu tapi jujur aku benar benar mencintai mu tapi maaf aku membuatnya menjadi sulit seperti ini"kata aldo sambil mengusap foto di tangannya rasanya ingin sekali pria itu menangis memeluk dan memohon maaf kepada wanita di hadapannya namun sejak terakhir bertemu caramel bersikap terbiasa tanpa kehadirannya membuatnya merasa malu.
"kalo benar benar cinta itu di kejar bukannya malah asik jalan sama cewe yang kurang ajar"kata lily yang datang tiba tiba membuat aldo terkejut dan menatap ke arah lily
"mama"ucap aldo sambil memasukan foto caramel kedalam kantung jaketnya
"mamah udah tau semuanya,tapi hebat ya caramel meskipun udah di permainkan tapi dia masih punya seribu kata maaf buat kamu"kata lily membuat aldo mengerutkan keningnya
"kemarin caramel sempat liat kamu jalan sama caca dan dia gak mau tanya langsung sama kamu dia justru bilang sama mamah mungkin ajah kamu cuman nemenin dia jalan dan nyelesain masalah kamu padahal jelas jelas dia lihat kamu gandengan,ketawa,happy bareng dia"sambung lily membuat aldo terkejut dan tak percaya akan semua omongan lily seakan akan dirinya baru jatuh dari ketinggian.
"gak mama bohong kan"kata aldo berharap omongan lily bohong hanya menakut nakuti dirinya.
"kamu gila ngapain mamah bohong, caramel yang cerita semua sama mamah bita juga lihat lagi ya kamu udah dapet caramel yang sempurna ngapain masih ngejar cewe kurang ajar itu?"bantah lily membuat aldo mengeluarkan handphonenya dan menelepon caramel lily hanya tertawa dan menggelengkan kepalanya
"angkat kamel angkat"kata aldo sambil manju mundur panik
"ngapain juga kamel angkat telepon dari cowok yang labil kaya kamu lebih baik dia cari cowo yang lebih dewasa daripada harus hidup sama cowo labil kaya kamu"kata lily memanas manasi aldo sedangkan aldo hanya menatap marah ke arah lily sembari menelepon caramel berulang kali.
"halo sayang" kata aldo yang berhasil menelepon caramel membuat lily mengambil handphone aldo dan menyalakan speaker
"iya kenapa?"
"kamu dimana sekarang?"
"di kost kenapa emang?"
"syukur deh,aku mau tanya satu hal sama kamu boleh?"
"tanya apa tanya ajah nanti aku jawab"
"kamu beneran lihat aku sama caca jalan kemarin?? Kalo iya aku bisa jelasin itu gak seperti yang kamu
"iya aldo gak papa aku paham kok lagi juga aku ngerti kok kamu pasti ada sebabnya jadi its oke gak usah di bahas lagi"
"gak aku harus jelasin semuanya biar kamu gak salah paham, kenapa kamu gak ngomong sama aku langsung kemarin biar aku jelasin?"
"karena menurut aku gak perlu di omongin lagian aku juga its okey kok gpp aku paham jadi udah ya aku mohon jangan di bahas lagi jadi ak, ramel"
"ada siapa di sana? Kamu sama siapa kamel?"tanya aldo yang mendengar suara pria berat
"ouh itu
"aku kesana sekarang"
Setelah mematikan telepon aldo segera berlari ke motor menaiki motornya dan segera ke kost caramel.
Sedangkan caramel hanya menghembuskan nafasnya dan ya bayangan kemarin yang sudah dirinya lupakan kini kembali muncul perlahan caramel mengatur nafasnya dan memejamkan matanya menghapus airmatanya yang mulai keluar dan segera masuk kedalam kamar.
"darimana?"tanya alan sambil memberikan cello kedalam gendongan caramel
"dari depan sorry ya ngerepotin jadinya"kata caramel sambil menggendong cello
"cello ee ya iiii bauu"kata caramel sambil menoel hidung cello yang menggeliat senyum
"giliran di gendong cewe senyum senyum di gendong cowok malah di berakin"kata alan membuat caramel tertawa
Caramel meletakan cello di kasur membersikan popok cello agar lebih wangin dan bersih setelah selesai caramel mengambil susu yang sudah di buatnya dan menggendong cello untuk menidurkan cello sedangkan alan duduk di samping caramel.
Brukk brukk brukk
Sebuah pukulan berkali kali mendarat di pipi alan membuat caramel terkejut dan membantu alan tersungkur
"siapa lu berani beraninya lu masuk ke dalem kostan cewek gw"teriak aldo sambil memegang kera baju alan dan siap menghantam alan
"ALDO apa apan si kamu udah"kata caramel sambil mendorong tubuh aldo dan membantu alan bangun
"kamu belain dia?? Siapa dia?? Selingkuhan kamu iya??"bentak aldo membuat caramel mematung seumur hidupnya tak pernah sama sekali dirinya di bentak oleh ender tapi aldo pria yang baru saja ia bertemu kembali beraninya membentaknya caramel hanya tersenyum dan berkaca kaca menatap ke arah aldo
"aku gak bodoh kaya kamu aldo,jelas jelas kamu yang selingkuh di sini tapi bisa bisanya kamu malah bilang aku yang selingkuh?? Gila kamu ada gak aku bikin selingkuhan kamu babak belur kaya orang yang kamu pukulin gini?"kata caramel dengan nada yang gemetar dan badan yang gemetar menahan tangisnya sendiri
"kamu bisa dateng ke aku kamu bisa langsung tanya sama aku kenapa gak kamu lakuin itu kenapa, kenapa kamu malah selingkuh sama dia kenapa kamel kenapa"teriak aldo sambil mencengkram erat pundak caramel membuat caramel menunduk kesakitan dan menahan airmatanya
"bisa gak usah kasar sama perempuan?"kata alan sambil mendorong tubuh aldo agar melepaskan cengkraman tangannya dari bahu caramel.
"bacod lu bruk bruk bruk"kata aldo sambil memukuli wajah alan berkali kali
"STOP ALDO STOP"teriak caramel dalam isak tangisnya membuat aldo menatap ke arah caramel yang sudah menangis perlahan aldo mendekati ke arah caramel namun caramel yang ketakutan sambil memeluk erat cello yang menangis menenangkan cello namun dirinya tak bisa menenangkan dirinya sendiri.
"kamel maaf ak
"pergi aldo aku mohon pergi"kata caramel pelan membuat aldo mengepalkan tangannya dan menendang kursi hingga patah dan pergi
Caramel berjalan ke arah alan membantu alan berdiri menatap wajah alan yang sudah tak ada bentuknya luka dimana mana berdarah dimana mana caramel meneteskan airmatanya dan mencoba untuk tenang, alan yang menyadari bahwa caramel memiliki anxiety yang kambuh perlahan mengambil cello dari gendongannya dan menggenggam tangan caramel menatap lekat ke mata caramel.
"tenang gw gak papa semua baik baik ajah tenangin diri lu oke"kata alan sambil perlahan membawa caramel bangkit dan duduk di atas kasur.
"minum dulu"kata alan sambil mengambil minum dan memberikannya kepada caramel
Perlahan caramel meminum dengan badan yang masih gemetar dan menahan rasa sakit di dadanya jantung yang berdebar kencang dan gemetar hebat di rasakan nya kembali kenapa harus perasaan ini yang dirinya rasakan, kenapa dia semarah itu padahal dia belom menjelaskan siapa alan dan apa maksud tujuannya ke sini bahkan untuk menanyakan keadaan ku kemarin dia tak ada kenapa
"tenang oke atur nafas lu gw coba tidurin cello dulu"kata alan sambil mengusap punggung caramel membawa cello agak menjauh dari caramel dan menidurkannya meskipun dirinya juga tak tahu bagaimana caranya menidurkan bayi.
Setengah jam alan menggendong cello dan berhasil membuat cello tertidur perlahan alan menidurkan cello di ranjang tidur miliknya dan menatap ke arah caramel yang masih menangis dalam dia terlihat dari badan kecilnya yang gemetar menangis dalam diam
Perlahan alan duduk di samping caramel mengelus kepala caramel membuat caramel perlahan menegakan kepalannya dan menatap ke arah alan dengan wajah yang masih penuh dengan luka.
"biar aku obati lukanya sebentar"kata caramel mengambil kotak p3k di atas meja riasnya dan mengobati luka di wajah alan
"maaf"satu kata yang terucap dari mulut caramel sambil mengobati luka luka di wajah alan
Rasanya malu bagi caramel menangis di depan pria asing tapi mau bagaimana lagi terlanjur sudah caramel menjadi cengeng sedangkan alan hanya tersenyum dan menghapus airmatanya caramel dengan ibu jarinya caramel menatap mata alan dengan tatapan bingung dan semakin menangis seharusnya bukan dia tapi aldo aldo yang seharusnya menjelaskan semuanya dan seharusnya aldo yang menenangkannya.
"gak papa lu tenang ajah sekarang pelan pelan coba tenangin diri lu pelan pelan coba atur nafas lu dari tadi ku mikirin orang lain tapi lu gak mikirin diri lu"kata alan membuat caramel menangis dan menutup wajahnya
"nangis ajah buang semua rasa sakitnya"
"kenapa kenapa harus aku yang ngalami semua ini aku muak cape lagi dan lagi kaya gini"
"apa aku gak berhak bahagia?? Apa aku cuman bisa menderita terus terus seperti ini"
"sakit" kata caramel lirih sambil menangis alan yang tak kuasa mendengar perempuan menangis perlahan membawa caramel dalam pelukannya mencoba menenangkannya
"tuhan gak akan menguji kemampuan seseorang kalo dirinya tidak bisa keluar dari kesulitan, kesakitan yang di uji tuhan. Gw yakin pasti ada kebahagiaan di depan sana buat lu"kata alan sambil mengusap rambut caramel
Hening tak ada suara apapun selain suara tangisan caramel dan suara hujan yang turun alan hanya bisa diam menemani caramel menangis tak bisa berkata banyak alan tak pandai berbicara hanya bisa mendengarkan.
"araa"panggil bita yang khawatir dan berlari ke arah caramel dan alan
"hey you okey?"kata bita menatap ke arah caramel dan aldo yang berpelukan membuatnya bingung dan heran namun pertanyaan itu dirinya kubur menatap wajah alan yang babak belur dan kamar caramel yang sudah kaya kapal pecah
"bicaralah kalian berdua biar gw bersihin kayu ini"kata alan sambil perlahan melepaskan pelukan caramel dan meninggalkan