Vivian Shining seorang gadis dengan aura female lead yang sangat kuat: cantik, baik, pintar dan super positif. Dia tipe sunny girl yang mudah menyentuh hati semua orang yang melihatnya khusunya pria. Bahkan senyuman dan vibe positif nya mampu menyentuh hati sang bos, Nathanael Adrian CEO muda yang dingin dengan penampilan serta wajah yang melampaui aktor drama korea plus kaya raya. Tapi sayangnya Vivian gak sadar dengan perasaan Nathaniel karena Vivi lebih tertarik dengan Zeke Lewis seorang barista dan pemilik coffee shop yang tak jauh dari apartemen Vivi, mantan atlet rugbi dengan postur badan bak gladiator dan wajah yang menyamai dewa dewa yunani, juga suara dalam menggoda yang bisa bikin kaki Vivi lemas sekita saat memanggil namanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon whatdhupbaby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 12 Si CEO Yang Ngambek dan Perasaan Yang Membingungkan
" Kok, diam aja Vi..." Zeke berseru di tengah angin.
Di atas motor, Vivian memeluk pinggang Zeke lebih erat dari biasanya, tapi pikirannya dipenuhi rasa bersalah pada Nathanael.
"A-Aku cuma kecapekan," Bohong Vivian.
Mini-Vivi melotot: "BOHONG!. KAMU LAGI KEPIKIRAN SANG CEO YANG UDAH NGAMBEK! TAPI INGET, ZEKE JUGA UDAH NUNGGUIN KITA MALAM-MALAM!"
Iya, Zeke juga nungguin Vivian sampai kerjaan Vivian selesai.
Tapi untuk saat ini Vivian terlalu capek untuk mikir macam macam.
Malam yang dingin, jalanan sepi. Vivian yang kelelahan setelah seharian kerja tanpa sadar menempelkan pipanya di punggung Zeke, napasnya perlahan melambat.
"Vi, kita hampir sampai," Zeke berseru pelan, tapi tidak ada jawaban.
Zeke menoleh sedikit dari balik bahunya...
Vivian sudah tertidur, tangan masih mencengkeram erat pinggangnya, bibir sedikit terbuka seperti anak kecil.
Zeke menghela napas, tersenyum. "Dia benar-benar kelelahan."
Agar tubuh Vivian tidak terjatuh, Zeke dengan satu tangan menggenggam tangan Vivi yang melingkar di pinggangnya.
______
Sesampainya di depan apartemen Vivian, Zeke berhenti, mematikan mesin motornya.
"Vi, kita sudah sampai," bisiknya, menepuk lengan Vivian yang melingkar erat diperut nya dengan lembut berusaha untuk membangunkannya.
"Mmm... gak mau..." Vivian menggerutu, wajah masih terkubur di punggung Zeke. "Aku mau tidur... capek...".
Zeke terkikik. "Kamu mau aku gendong?"
"Mmm... iya..." jawab Vivian setengah sadar, tanpa menyadari apa yang baru saja dia setujui.
" Tunggu sebentar." Zeke yang berhati-hati memindahkan kedua lengan Vivi untuk melingkari bahunya, dan dengan mudahnya mengangkat tubuh mungil Vivian dari motor lalu menggendong gadis itu di punggungnya
Vivian tetap tertidur, kepalanya nyaman bersandar di bahu besar Zeke. Kedua tangan secara naluriah memeluk erat bahu Zeke.
Mini-Vivi yang tadi ikut tertidur tiba-tiba bangun: "WAIT— KENAPA KITA DI GENDONG?! VI, BANGUN! INI MIMPI ATAU REALITA?!"
Tapi Vivian hanya mendekatkan wajahnya ke leher Zeke, mendengkur pelan.
_______
Zeke berhasil membuka pintu setelah Vivian tanpa sadar mengeluarkan kunci dari tasnya setelah Zeke menanyakan dimana Vivi menaruh kunci apartemennya.
Setelah masuk ke dalam apartemen Zeke membaringkan Vivian di atas sofa, karena tidak menemukan selimut untuk menyelimuti Vivi, Zeke melepas jaket nya dan melihat Vivi yang tidur meringkuk di atas sofa." Wah, tidurmu seperti anak kucing ya," Gumam Zeke sambil menyelimuti Vivian sampai rapat dengan jaket nya.
Sebelum pergi, dia meninggalkan segelas air dan sepotong croissant di meja, plus catatan kecil:
"Jangan lupa sarapan. Kalau butuh tumpangan chat aku lagi -Z"
______
Vivian terbangun oleh sinar matahari yang menyusup masuk dari balik tirai jendela. Dengan rambut acak-acakan mata masih berkabut dan masih memakai pakaian semalam, dia melihat sekelilingnya dan menyadari dia sudah ada di apartemennya.
"Aku... bagaimana aku sampai di sini?"
Lalu ingatannya kembali...
Dia tertidur di motor.
Zeke menggendongnya.
Dia menggerutu seperti anak kecil.
"AAAA—"
Mini-Vivi berteriak sambil memegang kepala.
"KITA DI-GENDONG! KITA DI-GENDONG ZEKE SEPANJANG JALAN! VI, KAMU BAHKAN NGOMONG 'IYA' WAKTU DIA TANYA MAU DIGENDONG ATAU ENGGAK!"
Vivian meraih bantal dan menjerit ke dalamnya tapi saat sadar yang dia ambil bukan bantal tapi jaket kulit hitam besar dengan bau kopi yang samar.
" Eh?!. Ini...Ini...INI!!!"
" INI JAKET ZEKE!!!. DIA TINGGALIN JAKETNYA!!." Teriak Mini-Vivi yang langsung melompat menghilang didalam jaket itu.
Sedangkan Vivian senyum senyum sendiri kegirangan sambil meluk jaket itu dan mencium aroma khas Zeke.
Sesaat kemudian,
Ding!.
Bunyi notifikasi masuk.
DARI ZEKE!!.
Vivian buru buru membuka aplikasi chatnya.
[ZEKE]: "Udah bangun, Putri Tidur? Jangan lupa croissant di mejamu 😉"
Vivian melirik meja, wajahnya memerah lagi.
Mini-Vivi melompat-lompat di kasur, "DIA BILANG 'PUTRI TIDUR'! DIA BILANG 'PUTRI TIDUR'! INI BUKAN LAGI K-DRAMA, INI SUDAH LEVEL DONGENG!"
_____
Paginya setelah mendapat asupan drama level dongeng Vivian di lempar kembali ke kenyataan.
Kantor terasa lebih membeku dari biasanya. Vivian panik menelan ludah. Rasa bersalah yang dia lupakan semalam menyerang bagai gempuran tsunami yang datang tiba-tiba.
Nathanael memasuki ruang meeting dengan wajah seperti es, tidak sekalipun menatap Vivian yang duduk di ujung meja.
"Presentasi dimulai," ujarnya singkat, suara datar tanpa nada.
Vivian gugup setengah mati. "Dia marah. Pasti marah." Bisiknya pada Mini-Vivi.
Mini-Vivi berdiri di atas proyektor. "KALAU DIA BILANG 'KONTRAK KAMU DIBATALKAN', KITA HARUS SIAP SIAP NGELAMAR KERJAAN LAIN!!."
Sepanjang meeting berjalan, Nathanael hanya memberi kritik profesional tidak lebih kejam dari biasa, tapi tidak ada senyum tipis, tidak ada tatapan, tidak ada pujian terselubung.
"Meeting selesai," ucapnya akhirnya, lalu langsung keluar tanpa menunggu.
Vivian terdiam di kursinya, jantung terasa sakit.
Mia yang duduk di sebelahnya mendorong Vivi dengan bahunya.
"Apa yang kamu lakuin ke si Ice King sampai dia jadi lebih dingin dari biasanya?!"
"Aku... aku gak sengaja nolak tawarannya ngantar pulang malem kemarin," bisik Vivian.
Mia tersedak. "KAMU NOLAK NATHANAEL ADRIAN?! VI, KAMU CALON PENGHUNI KUBURAN TERDEKAT!"
Vivian kesal pada diri sendiri dengan rasa bersalah yang masih menggantung di hatinya. " Aku tau Mi. Tapi aku gak tau kalau dia masih ada di kantor pas aku lembur, terus Zeke datang ..." Jelas Vivi sambil menggigit bibir.
Mia yang mendengar langsung membelalakkan mata dan mendesis pada Vivian." Zeke?, Zeke si Barista?. Yang badannya seperti model majalah olahraga?. Dan kamu ngelupain Nathanael??"
" Aku gak sengaja..." Vivi udah hampir nangis. " Sekarang apa yang harus aku lakukan?. Pak Nathanael marah..."
Mia menepuk pundak Vivi. " Minta maaf." Jawab Mia mantap.
" Akan aku coba."
_______
Beberapa saat kemudian setelah menguatkan batin dan mengumpulkan keberaniannya di dalam toilet, Vivian memberanikan diri dengan jantung berdebar hebat untuk mendatangi kantor Nathanael.
Vivi mengetuk pintu ruangan Nathanael dan perlahan membuka pintu lalu pelan masuk kedalam ruangan.
Nathanael duduk dibalik meja kerjanya, matanya melihat kertas kertas dokumen yang berserakan diatas meja tidak mempedulikan Vivian.
"Pa-Pak Nathanael..." Panggil Vivian. Tetapi tatapan Nathanael tetap tidak terangkat dari dokumen yang dia pegang.
" Pak... " Sekali lagi Vivi mencoba memangil.
Kali ini Nathanael menjawab." Apa yang bisa aku bantu untuk mu Vivian?." Tanya nya dingin.
" A..aku mau minta maaf untuk semalam..."
"Tidak perlu," potong Nathanael, matanya sekarang tertuju ke laptop, masih tidak mau menatap Vivi. "Kamu punya hak memilih siapa yang mengantarmu pulang."
" Tapi...". ' Kamu marah ' tak bisa terucap.
"Meeting dengan klien Singapura jam 3. Siapkan datanya." Lanjut Nathanael yang berdiri dan berjalan menuju pintu ruangan lalu keluar meninggalkan Vivi yang masih berdiri diam.
Mini-Vivi jatuh terjengkang. "DIA NYUEKIN KITA!. DIA NINGGALIN KITA GITU AJA!!. LEVEL CEMBURUNYA LUAR BIASA!"
Dan entah sejak kapan Vivian yang terbiasa dengan sikap hangat Nathanael sekarang mendapatkan sikap dingin itu dadanya terasa sakit, rasanya hampir nangis.
______
Vivian menaruh kepalanya diatas meja dengan wajah tersembunyi dibalik rambutnya yang tergerai panjang.
" Gimana Vi?." Tanya Mia.
Vivi yang gak sanggup jawab hanya bisa menggelengkan kepala pelan.
Mia hanya mendesah pelan. " Mungkin kamu perlu berjuang lebih keras lagi untuk minta maaf demi keselamatan mentalmu di kantor ini."
"ATAU KAMU BAKAL MATI MEMBEKU SEBELUM BENAR BENAR DIPECAT NATHANAEL!!!" Celetuk Mini-Vivi yang bikin Vivian semakin down.
Kamar Vivian, malam Hari.
Vivian terjatuh di kasur, mandi malam ini sama sekali tidak membuat nya merasa segar. Matanya sayu menatap bintang-bintang di langit-langit kamarnya pantulan dari lampu proyektor, berputar seperti pikiran kacau di kepalanya.
"Tunggu!. Kenapa Pak Nathanael perhatian banget sama kita, Mini?" tiba-tiba dia bertanya pada Mini-Vivi yang sedang asik peluk jaket Zeke yang belum sempat dikembalikan.
Mini-Vivi dari balik jaket Zeke melompat ke dada Vivian sambil bawa papan tulis kecil dengan spidol hayalan menunjuk tulisan diatas papan itu seperti guru yang mengajar murid nya. "OPTION A: DIA SUKA KITA. OPTION B: KITA UDAH KENA VIRUS HALU MIA. PILIH!"
Vivian menggelengkan kepala, wajah memerah.
"Jangan lebay! Kenapa cowok sesempurna dan sekaya Nathanael suka sama kita."
Mini-Vivi mengacungkan foto Nathanael dari memori Vivian. " Mau aku ingatkan?."
- Nathanael yang selalu "kebetulan" lewat didepan meja kerja Vivi.
- Nathanael yang semalam kirim makanan mewah padahal bisa saja menyuruh sekretaris.
- Nathanael yang wajahnya dingin tapi tatapannya hangat setiap lihat Vivi.
"BUKTI NYATA, VI!." Teriak Mini-Vivi sambil mengetuk ngetukan spidolnya diatas papan tulis dengan kencang.
Vivian mengambil napas panjang sambil memeluk guling, yang telah dia pakaikan jaket Zeke, mengubur wajahnya dalam dalam menghirup aroma kopi yang samar tertinggal di jaket Zeke.
"Tapi... dia Nathanael Adrian. CEO termuda, tajir, ganteng level bintang K-drama. Kenapa dia bakal suka sama aku?"
Mini-Vivi nyodok dahi Vivian dengan telunjuk mini nya. "KAMU LUPA KALAU KAMU ITU VIVIAN 'SUNNY' YANG CERAH, PINTAR, DAN JUGA CANTIK? DIA BUKAN BUTA, VI!"
" Itu aja gak cukup buat Nathanael suka aku Mini!!. Aku bukan female lead drama Korea!!." Bantah Vivian. Tapi kemudian pipinya merona merah. " La..lagian kita udah ada Zeke..."
Mini-Vivi langsung mengibarkan dua bendera.
"ZEKE BAIK, NATHANAEL GALAK TAPI ROMANTIS. KENAPA HARUS PILIH? KITA BISA SAVE BOTH IN MY FANTASY FOLDER!"
Vivian mengelus dada, " Mini, kenapa kesannya aku jadi female lead pick me yang makin seneng kalau direbutin dua male lead..."
" Tapi kamu suka kan direbutin dua cowok cakep?. " Goda Mini-Vivi sambil goyang goyangin kedua alisnya.
Vivian terdiam sesaat. Kemudian menggelengkan kepalanya cepat. " Gak!. Gak!. Aku harus fokus kerja. Ini cuma... kelebihan interpretasi."
" Dan aku cukup dengan satu folder. Folder Zeke."
________