Marina Yuana Tia, dia menyelesaikan permainan mematikan, dan keluar sendiri dalam waktu sepuluh tahun, tetapi di dunia nyata hanya berlangsung dua minggu saja.
Marina sangat dendam dan dia harus menguak bagaimana dan siapa yang membuat permainan mematikan itu, dia harus memegang teguh janji dia dengan teman-temannya dulu yang sudah mati, tapi tak diingat keluarga mereka.
Apakah Marina bisa? Atau...
ayo baca guys
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Halo Haiyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20. Bantu ketua kelas
Bab 20
"Marina...Bangun..."
"Duh, kok tidur sih pas pelajaran? Habis ini ulangan semester lho, kamu udah siapin perlengkapan barang-barang buat karya wisata belum?"
Marina hanya menggosok tengkuk lehernya, dia jujur saja belum menyiapkan apa-apa. Yang selalu dia tunggu adalah hari demi hari, waktu demi waktu terus berganti agar ini cepat selesai.
Baginya tak ada waktu banyak lagi.
"Kau masih kenal Gevan?"
Hana tercengang, dia sampai menutup mulut kecilnya."Marina! Kamu itu ya! Udah tanyain aku itu berkali-kali! Gevan kenal gak? Masih ada Gevan gak! Dia masih di ingatanmu gak... Maksudnya apa sih Marina? Jelas dia teman kita, mana mungkin aku lupa..."
"Eung, ku kira... "
"Jangan gampang mudahnya bicara seperti itu, kan katanya Gevan lagi di rawat dirumah sakit kan?"
Marina menoleh, dia melihat kabut hitam dibelakang kepala Hana. Sontak gadis itu bertanya pada temannya,"apa kita jenguk saja?"
Hana langsung diam saja, lalu dia menjawab."Ah jangan dulu, pasti dia butuh istirahat. Kalau dijengukin mulu malah nambah sakit,"
"Kenapa tidak? Apa takut kebongkar?"
"Hipnotismu tak akan berguna untukku, sial." Tatap Marina tajam, Hana reflek berhenti tersenyum dan menatapnya, lalu tertawa renyah.
"Hahahaha! Kau hebat juga ya,"
"Mengenaliku?"
"Benar-benar seorang pemenang, apa tak bisa diajak drama dikit gitu?"
"Tak akan."
'Dia adalah sang pengendali pikiran, sebuah makhluk yang tak bisa ku jelaskan, bertugas untuk mengalihkan pembicaraan atau paling tidak membuat tipu daya untuk seseorang yang menanyakan keberadaan pemain, biasanya ini akan ditanyakan pada orang terdekat pemain, '
'Aku memanggilnya Acx'
'Dia juga kadang hampir menguasai ku saat masih menjadi pemain, mana mungkin aku lupa, '
Tangan Marina memegang kedua telinga Hana, dia berbisik kecil komat-kamit."Keluarlah... Keluarlah... Keluarlah dari kepalanya..."
"Eung, Marina? Kamu ngapain aku... Aduh jangan digenggam kepalaku..."
"Oh, maaf. Kau sudah sadar?"
"Apa maksudmu Marina? Daritadi kamu yang ngapain? Kamu tiba-tiba meluk kepala aku, aku jadi takut tau ndak..."
"Maaf." Kata Marina, dia menggosok belakang rambutnya.
Hana tersenyum, dia melingkarkan lengan di bahu sahabatnya, lalu mulai mengajaknya bercanda ssperti yang mereka lakukan biasanya.
.
.
.
"Hana, kamu udah ngerjain pr belum?"
"Yah... Belum nih, nyontek boleh gak..."
"Apa aja, buat kamu..."
"Ih cayang deh~"
Di sela telinga kanan mendengar candaan teman-teman kelasnya, di satu sisi kedua mata Marina terus melihat ke bawah.
Kelasnya berada di lantai dua, sejak menjadi pemenang. Marina selalu melihat penampakan, bisa dibilang sekarang dia adalah paranormal.
Hanya perlu membuat mereka, para roh jahat sadar akan dirinya. Gadis itu bisa hidup tenang, dia menghela nafas kecil, mengingat dulu saat melakukan misi selalu saja ada monster ataupun hantu terkutuk yang harus dikalahkan atau paling tidak dihindari.
Dan ini, malah menjadi nyata.
Umur 100 tahun, cukup panjang untuknya.
Kring~kring~ bel pulang sekolah berbunyi,Marina berberes-beres tas, dia memasukkan semua peralatan sekolah didalam tas selempangnya.
Saat berdiri, ketua kelas mengagetkan dirinya. Marina sempat terkejut, tapi dia tak menampilkan ekspresi apapun.
"Marina..."
"Apa kau bisa membantuku?"
"...."
"Marina, ayo pulang! Eh ada apa ini ketua kelas?! Marina punyanya Gevan! Gak ada hati lain untukmu kan Marina?"
Gadis itu tak menjawab, dia menoleh sebentar."Kamu pulang dulu Hana, sepertinya ketua kelas meminta bantuanku,"
"Apa???"
"Yah~pulang sendiri deh..."
Ketua kelas bahagia, ada teman yang perhatian sepertinya. Keduanya sama-sama berjalan melewati lorong panjang, ketua kelas membawa gadis itu ke gudang.
"Disini..."
"Bu Naya tadi nyuruh aku buat bersihin, tapi mungkin gak bakal selesai dalam waktu singkat,"
"Kudengar kau jago bersih-bersih, apa benar?" Bisik-bisik ketua kelas menyamping. Marina menekuk jidat ke dalam, darimana rumor itu berasal.
Dia mendengus.
"Tidak ada, aku hanya perempuan biasa."
"Nanti aku traktir, gimana?"
"Oke."
"Loh, langsung setuju nih," Ketua kelas menurunkan kotak lama yang sudah diselotip."Tadi aku denger-denger ruangan ini bakal dibuat jadi gudang penyimpanan yang baru-baru, katanya yang lama di taruh di gudang sebelah gedung olahraga,"
"Yang lama banget itu lho, tau kan Marin?"
Gadis itu tak menjawab, dia mengangkat tiga kotak berat sekaligus. Ketua kelas langsung terkejut tak main,"ka... kamu kuat sekali ya..."
Lalu Marina menaruh ke bawah.
"Jadi secara langsung ketua kelas disuruh membersihkan sekaligus menaruh semua ini ke bawah?"
"I... iya... Itu tau."
Marina berkacak pinggang, dia mengelus dagu."Sebenarnya hari ini aku mulai kerja part time."
"Apa?!"
"Memangnga sekolah memperbolehkan?"
"Kalau diam-diam dibolehin pasti." Jawab Marina, dia mengangkat kotak box yang ada di atas rak sendiri, dia turunkan dengan satu lompatan.
Ketua kelas tak berhenti tepuk tangan."Waw, kamu kayak atlit!"
"Hm."
"Kalau gitu keganggu gak kerja part time mu?"
"Apa gak bisa diliburkan dulu?"
"Tenang saja, ini masih sempat,"
"Oh benarkah?"
"Hm,"
"Bagaimana caranya coba! Ya ini butuh waktu lama lah Marina, apa gak izin aja kamu sama bos di kerjaan mu itu?"
"Sebentar aja.."
"Ya?"
Marina menoleh, dia mengangguk. Menekan layar handphonenya lalu dia beritahu ke ketua kelas.
"Kata bos ku iya,"
"Kamu janji datang pukul 03.00 sore?! Ini sudah setengah tiga Marina!!"
"Kalau begitu harus cepat,"
Brugh!
Ketua kelas terkejut, dia berteriak tak menyangka tadi.
Dengan tumpukan lima box kotak cokelat, dari lantai dua, dari jendela gudang gadis itu melompat turun bahkan dengan pijakan sempurna.
"Gila... Gadis itu... Punya kekuatan super..."
Ketua kelas melamun sendiri, tak sadar kalau Marina terus meneriakinya,"cepat lemparkan padaku!"
"Apa?! Nanti rusak!!"
"Cepat!!"
"Aish, maafkan aku bu Naya, ini aku disuruh sama Marina, aku gak punya pilihan... Maaf bu..."
Brug!
Brugh!
Brugh!
Brugh...
Enam tumpukan ditangkap sampai menjulang ke atas, ketua kelas sampai menatap tak percaya, wajahnya seperti ikan tongkol yang mulutnya kebuka terus.
"Tidak mungkin,"
Marina berlari ke gudang dekat gedung olahraga dengan sangat cepat, larinya hanya terhitung 10 detik lalu kembali lagi.
"Apa masih ada lagi?"
"Tidak! Ini terakhir!!!"
Ketua kelas membuat kesempatan ini agar jadi lebih cepat, dia juga tak mau pulang sore-sore. Setelah melempar semua box ke bawah, dan ditangkap secara sempurna oleh Marina.
Laki-laki itu langsung beranjak turun, memutari sekolah, menghampiri gadis itu.
Marina mengelus keringat, dia menaruh box terakhir. Aksi yang dilakukannya ini hanya memakan waktu sepuluh menit. Dia berjongkok, paha nya terlihat di antara rok yang sedikit terbuka.
Tiba-tiba pintu gudang lama tertutup begitu saja.
Gadis itu langsung berdiri, dia merasakan ada hal aneh di gudang ini.
Kotak-kotak yang dia susun berjatuhan, isinya berceceran keluar. Saat ia melihat tulisan buku-buku tebal lama dari dalam kotak itu, matanya membulat.
"Album 2012?"
Setelah dibuka, mata Marina tak bisa mempercayai semua ini. Dia, mengelus salah satu foto seseorang yang perlahan menghilang.
"Nea..."
Bersambung...
