NovelToon NovelToon
Arsellysa

Arsellysa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Obsesi / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Kekasih misterius
Popularitas:825
Nilai: 5
Nama Author: __bbbunga

Katanya, Arsel pembunuh bayaran. Katanya, Arselyno monster yang tak berperasaan. Katanya, segala hal yang menyangkut Arselyno itu membahayakan.
Seorang Berlysa Kanantasya menjadi penasaran karena terlalu banyak mendengar desas desus mengenai cowok bernama lengkap Arselyno M Arxell. Semua murid sekolah mengatakan bahwa Arsel 'berbahaya', menantang gadis yang bernama Lysa untuk membuktikan sendiri bahwa yang 'katanya' belum tentu benar 'faktanya'.
Penasaran kecil yang berhasil membuat Lysa mengenal Arsel lebih dalam. Penasaran kecil yang sukses menjebaknya semakin menjorok ke dalam jurang penasaran.
Pada akhirnya, Lysa mengerti; ternyata mencintai Arsel, memang seberbahaya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon __bbbunga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab XX :// Tutor Untuk Lysa

Cowok dengan tangan di saku celana itu memperhatikan Lysa dari luar kelasnya. Tidak memedulikan tatapan aneh orang-orang kepadanya, yang tentu saja selalu menilai buruk tentang dirinya. Pikiran Arsel kembali melayang pada percakapannya dengan Arfin tadi malam.

"Geri itu berbahaya, men. Lo harus hati-hati muali sekarang."

Entah kenapa Arsel jadi takut Lysa ikut terkena masalah dengannya karena itu. Ditambah lagi mengetahui fakta bahwa Geri berbahaya itu, bahkan lebih berbahaya dari dirinya. Takutnya sewaktu-waktu, Geri malah melibatkan Lysa untuk pembalasan dendamnya. Tidak, itu tidak boleh terjadi.

Lysa hanya gadis polos yang tidak tahu apa-apa. Lysa seharusnya tidak menerima konsekuensi apa pun atas apa yang bahkan tidak pernah ia lakukan sekalipun, kan? Sepertinya, Arsel harus lebih menjaga gadis itu dari sekarang.

Bisa Arsel lihat dari jauh bagaimana gadis itu terlihat sedang kesulitan. Terus memijat pelipis, dengan raut wajah tidak mengerti, mencebik lantas membanting bulpennya di atas buku.

Ya, Lysa ada ulangan fisika hari ini. Meski sudah sebisa mungkin ia mempelajari tiap rumus yang ada, nyatanya tidak ada satu pun rumus yang berhasil melekat di otaknya. Padahal ia sudah rela menggunakan jam istirahat hanya untuk belajar fisika.

"Gue ini memang bego, atau pintar yang datang terlambat, sih?"

Lysa menaikkan dagunya, refleks memicing kala mendapati Arsel sedang berdiri tak jauh dari pintu kelasnya. Lysa menarik sudut bibir, lantas bangkit dari bangku menghampiri cowok itu. "Arsel?"

Arsel mengedarkan pandangan ke sekeliling, kalau-kalau ada yang mendapati mereka berdua sedang mengobrol. Arsel tidak mau Lysa jadi bahan pembicaraan masyarakat sekolah karena dirinya. "Enggak, kebetulan lewat aja"

Setelahnya, Arsel berlalu. Dengan langkah santai menyusuri koridor.

"Lo ngerti fisika, nggak?"

Arsel menoleh ke samping. Gadis itu ternyata mengikutinya. "Lumayan"

"Ajarin gue, dong! Atau bagi gue soal ulangan kemarin. Kalian udah ulangan duluan kan?" pinta Lysa memelas, memamerkan senyum andalannya.

Arsel Muali merasa orang-orang di sekitarnya memperhatikan mereka berdua. Cowok itu lantas menghentikan langkah, menghadap Lysa kemudian .

"Biar gue ajarin lo fisika. Tapi di belakang toilet aja. Mau?"

...*****...

"Kenapa di sini? Kenapa nggak di kelas gue aja?" tanya Lysa penasaran. Saat ini mereka berdua sedang berada di belakang toilet sekolah, duduk di bangku panjang yang diletakkan di sana.

"Di sini sepi"

Lysa melotot, menutup mulutnya tidak percaya. "Jangan bilang... Biar Lo bisa modusin gue, ya?"

Arsel tergelak mendengar tundingan polos Lysa barusan. Namun bukannya menjawab, cowok itu justru memberikan contoh soal dan pembahasannya. Arsel mengetuk pulpen, meminta Lysa memperhatikan ke arah kertas, mendengarkan penjelasannya.

Lysa meneguk salivanya melihat bagaimana cowok itu menjelaskan. "Panjang banget, sih, caranya? Nggak bisa di peringkat gitu?" Kekeh Lysa memelas.

Arsel terkekeh. "Bisa aja, tergantung. Kayak soal yang nomor dua ini"

Lysa hanya manggut-manggut sekenanya.

"Sebenarnya, kunci utamanya itu memahami. Kalau lo paham aja kata kuncinya, untuk jabarin rumus atau tentuin rumusnya pasti lebih mudah"

Arsel menyondorkan kertas yang sudah ia tuliskan beberapa soal untuk Lysa kerjakan. "Sekarang coba lo kerjain"

Lysa mencoba mengerjakan. Namun baru mengerjakan beberapa soal setelahnya ia menatap Arsel nelangsa lagi. "Tetap aja susah. Males, ah!"

Arsel berdecak, menyentil jidat Lysa pelan. "Coba kerjain lagi. Yang nggak lo ngerti, biar gue ajarin lagi"

"Nggak bisa, ih. kayaknya gue memang bego beginian." Lysa pasrah seraya meletakkan penannya di tengah buku.

"Gini nih... Gimana mu berkembang kalu baru mencoba aja udah patah semangat duluan?"

Lysa hanya menyengir kuda

Arsel mengambil pena di atas buku, lali memberikan kembali ke tangan cewek itu "Kalau lo ragu sama diri lo sendiri, ingat aja bahwa ada gue di samping lo, yang nggak bakalan nyerah ajarin lo dan bakal terus dukung lo"

Lysa menatap Arsel intens. Arsel turut melihat ke arahnya sembari tersenyum. "Serius? Paling lo ngomong gitu biar gue semangat aja"

Arsel terkekeh, tersenyum tipis. mengangguk pelan. "Gue siap jadi katrol majemuk buat lo, yang bakalan bantu lo mengurangi beban kesulitan yang lo alami, Sa. Jadi, lo jangan menyerah. Coba lagi"

Kalimat Arsel masuk ke dalam uluh hatinya, meresap dengan sempurna ke dalam benaknya. Cowok itu benar, Lysa harus mencoba. Setidaknya bukan untuk orang lain, tapi untuk dirinya sendiri, bukan?

"Oke, deh! Gue nggak menyerah." Lysa mengepalkan tangannya di udara "Lysa akan dengan semangat empat lima belajar lagi dan lagi!"

Arsel tertawa melihat tingkah menggemaskan cewek itu. Tanpa sadar mengacak poninya gemas. Lysa mengerjap, menatap Arsel tanpa suara yang kini tengah memeriksa sebagian hasil pekerjaannya.

Diam-diam, keduanya saling menarik sudut bibir, tersenyum. Tanpa diketahui satu sama lainnya.

Ting!

Sebuah pesan masuk di ponsel Lysa, membaca pesan dari Aufa yang dikirimkan kepadanya barusan.

Aufa

Sa, kembaran lo main basket nih di lapangan!

Lo nggak mau ikutan nonton?

Dalam sekejap, Lysa membulatkan bola matanya kaget. Saudara kembarnya bermain bola basket. Astaga, apa Arga ingin cari mati?

"Gue harus pergi sekarang, Arsel! Ini sangat penting!" ucap Lysa sembari tergesa-gesa membereskan bukunya lalu berlari menuju lapangan basket.

...*****...

1
__bbbunga
👍
Avalee
Kak, muali atau mulai kak? ☺️
Avalee
Bikin aja udah, kpn lagi mengabadikan orang cakep 🤭🤭
Avalee
Lysa blackpink gak tuh 🤣
Zea
tetap semangat thor😊
sjulerjn29
lisa blackpink gk tuh🤭
thor mampir juga dong ke ceritaku..
Nurqaireen Zayani
Aduh, cliffhanger-nya bikin saya gak tahan nunggu, ayo lanjutkan thor!
Theros
Gemesin banget nih!
Hairunisa Sabila
Nggak bisa move on.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!